Authentication
167x Tipe PDF Ukuran file 0.28 MB Source: media.neliti.com
e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 43-49 PERBANDINGAN HASIL JADI TAPESTRIMENGGUNAKANKAIN TULLE DENGAN TEKNIK PILIN DAN NON PILINPADA PEMBUATANROMPI Estu Setyo Purwantiningsih Mahasiswa S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya estusetyo.es@gmail.com Inty Nahari Dosen Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya inty_n@yahoo.com Abstrak Tapestri adalah teknik menenun yang dikerjakan secara manual dengan tangan pada proses penyilangan pakan dan lungsi. Penelitian ini menggunakan tapestri dengan teknik pilin dan non pilin. Rompi adalah busana tanpa lengan yang panjangnya sampai sebatas pinggang dan dipakai menjadi busana luar untuk menutupi blous atau kemeja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil jadi tapestri menggunakan kain tulle dengan teknik pilin dan non pilin pada pembuatan rompi ditinjau dari aspek pakan, pilinan, daya pakai, ukuran dan keserasian dengan desain. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan metode pengumpulan data menggunakan metode observasi yang dilakukan pada 30 orang observer. Variabel Bebas : teknik pilin dan non pilin, variabel Terikat: hasil jadi rompi. Analisis data menggunakan independent sample t-test dengan program SPSS 21 dengan signifikansi 5% (p<0,05). Hasil jadi dilihat dari hasil analisis data tersebut menunjukan perbedaan yang signifikan antara hasil jadi tapestri pada pembuatan rompi dari kain tulle dengan teknik pilin dan non pilin dilihat dari aspek pakan, aspek pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan aspek keserasian dengan desain. Hasil jadi yang terbaik tapestri pada pembuatan rompi dari kain tulle dengan teknik pilin dan non pilin di tinjau dari aspek pakan, aspek pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan aspek keserasian dengan desain dilihat dari mean dan analisis data adalah hasil jadi tapestri pada pembuatan rompi dari kain tulle dengan teknik pilin. Kata kunci: tapestry, rompi, pilin, non pilin, tulle Abstract Tapestry is weaving technique that is done manually by hand in the process of crossing the weft and warp. This study uses a technique tapestry with twist and non-twist. Vest is a sleeveless dress that reaches to the waist and wear as outside clothing to cover blous or shirt.The purpose of this study was to determine the differences of the tapestry results using tulle with twist and non- twist technique to produce vest in terms of material aspects, wrench, power use, size and aptitude with the design. This research belongs of experiments with methods of collecting data using observation methods to made 30 observers. The independent variables: the independent variables: tapestry twist and non-twist technique, the dependent variable: results so vest. Data analysis using independent sample t-test with SPSS 21 with a 5% significance (p <0.05). The results viewed by data analysis that showed a significant difference between the results of tapestry in the manufacture of tulle vest with twist and non-twist techniques by seen from the material , chirality, power use, size, and aptitude with the design aspect. The best results for tapestry in the manufacture of tulle vest with twist and non-twist technical can be reviewed of material, chirality, durability, size, and aptitude with the design aspect can viewed by mean and data analysis are the results. So, tapestry is suitable for vest making of tulle with twist techniques. Keywords:tapestry, twist, non twist, vest, tulle. 43 e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 43-49 tapestri. Jika ada yang menggunakan tapestri juga PENDAHULUAN biasanya hanya dibuat sebagai hiasan. Busana merupakan kebutuhan setiap Rumusan masalah dalam penelitian ini manusia. Pada awalnya busana berfungsi sebagai adalah 1) Bagaimana hasil jadi tapestri penutup tubuh, namun seiring perkembangan menggunakan kain tulle dengan teknik pilin dan teknologi fungsi busana mulai berubah. Fungsi non pilin pada pembuatan rompi ditinjau dari aspek busana tidak hanya untuk menutup tubuh saja tetapi pakan, aspek pilinan, aspek daya pakai, aspek juga untuk memberikan keindahan pada ukuran, dan aspek keserasian dengan desain? 2) pemakainya. Pembuatan busana dengan berbagai Adakah pengaruh jenis teknik pilin dan non pilin teknik pembuatan semakin dikresiasikan apa lagi terhadap hasil jadi tapestri menggunakan kain tulle jika teknik tersebut dilakukan dengan tangan atau pada pembuatan rompi ditinjau dari aspek pakan, handmade, teknik tersebut seperti menenun atau aspek pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan menganyam. Pada teknik menenun ada berbagai aspek keserasian dengan desain? 3) Manakah hasil teknik yang menarik, seperti teknik tapestri, karena jadi tapestri menggunakan kain tulle pada pada tapestri benang atau kain tersebut di tenenun pembuatan rompi yang terbaik antara teknik pilin menggunakan frame yang sederhana. dan non pilin ditinjau dari aspek pakan, aspek Peneliti dengan tapestri didahului dengan pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan aspek pra-eksperimen supaya peneliti dapat gambaran keserasian dengan desain?. bahan apa yang baik untuk digunakan dalam Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk penelitian selanjutnya. Pada pra-eksperimen mengetahui hasil jadi tapestri menggunakan kain pertama dilakukan berbagai macam kain yaitu kain tulle dengan teknik pilin dan non pilin pada tulle french net, kain sifon dan kain organdi karena pembuatan rompi ditinjau dari aspek pakan, aspek kain-kain tersebut memiliki ciri yang sama yaitu pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan aspek bertekstur terawang dan tipis. Proses penenunan kesesuaian dengan desain. 2) Untuk mengetahui tepestri dengan menggunakan tenunan soumak pengaruh jenis teknik pilin dan non pilin terhadap dengan teknik non pilin. Dari pra-eksperimen hasil jadi tapestri menggunakan kain tulle pada pertama tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa pembuatan rompi ditinjau dari aspek pakan, aspek kain sifon dan kain organdi hasil yang diperoleh pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan aspek kurang baik, berserabut atau bertiras serta terlalu kesesuaian dengan desain. 3) Untuk mengetahui tebal. Sedangkan pada kain tulle french net hasil hasil jadi tapestri menggunakan kain tulle pada yang diperoleh baik, tidak berserabut atau bertiras, pembuatan rompi yang terbaik antara teknik pilin rapi. Selanjutanya peneliti melakukan pra- dan non pilin ditinjau dari aspek pakan, aspek eksperimen kedua dilakuakan menggunakan 2 kain pilinan, aspek daya pakai, aspek ukuran, dan aspek yaitu kain tulle french net dan kain tulle illusion. kesesuaian dengan desain. Proses penenuan sama seperti yang dilakukan pada Batasan masalah penelitian ini adalah 1) pra-eksperimen sebelumnya. Dari pra-eksperimen Teknik tapestri yang digunakan adalah teknik pilin kedua tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa dan non pilin pada bagian pakan 2) Tenuan tapestri kain tulle french net dan kain tulle illusion hasil yang digunakan adalah tenunan soumak 3) Kain yang diperoleh baik, tidak berserabut atau bertiras, yang diguanakan adalah kain tulle french net dari rapi tetapi pada tulle illusion hasil terlalu tebal. Dari hasil pra-eksperimen 4) Desain rompi yang kedua pra-eksperimen tersebut dapat diambil digunakan adalah desain yang mempunyai garis kesimpulan bahwa dengan menenun menggunakan leher bulat dan variasi pada bagian dada kiri. tapestri kain yang baik digunakan adalah kain tulle Tapestri berasal dari kata bahasa Perancis karena hasil tapestrinya lebih rapi dari pada kain “Tapiesserie” yang artinya tapis yang hampir sama lain dan tidak bertiras. Berdasarkan pra-eksperimen dengan penutup lantai. Bahasa Yunani tersebut memberika gambaran pada peneliti tentang menyebutkan permadani, arti umumnya dari penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. tapestri ialah tenunan yang dibuat dari benang- Pengembangan ide penenunan dengan benang berwarna yang dipergunakan untuk penutup tapestri meningkatkan nilai lebih dari suatau lantai, kemudian dipergunakan pula untuk penutup busana, sehingga penelitian memilih untuk dinding atau hiasan dinding, atau permadani membuat busana yaitu rompi. Rompi adalah dinding (Badriah,2003:9). Menurut Spilsbury pakaian yang panjangya sampai pinggang atau di (2009:6) ” tapestries are woven picture. Weaving is bawah yang mirip dengan jaket tanpa lengan. a ancient skill that people developed as long ago as Biasanya dikenakan di atas blus atau kemeja. 6000 BC”.Tapestri adalah salah satu dari teknik Rompi merupakan busana yang diminati setiap menenun yang merupakan ketrampilan yang kalangan karena bisa dipakai dalam segala dikembangkan pada abad 6000 sebelum masehi kesempatan seperti casual hingga resmi. Rompi yang ditemukan dari orang-orang mesir. sekarang sangat berbagai macam desain serta Penerapan tapestri semakin hari semakin bahannya, tetapi jarang sekali menggunakan berkembang dan beragam tidak hanya digunakan 44 e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 43-49 sebagai permadani atau penutup lantai seperti yang juga dengan bahan tulle yang memiliki sifat elastik terdapat di Yunani tetapi penerapannya sekarang dan porous (rongga kecil yang terdapat pada kain bisa dilihat pada tas,taplak meja, hiasan dinding, tulle) serta mempunyai lubang bersudut enam. ikat pinggang dan bantal. Bahkan sekarang bisa Menurut Balai Penelitian Tekstil Jakarta (1978:5). sebagai busana seperti blus, dress, syal, dan rok. Jenis tulle adalah moch englis net, nylon net, Teknik tapestri dibedakan menjadi dua yaitu cancan net, moline, rassion velling, illusion, point teknik tapestri berdasarkan tenunannya dan teknik d’esprit, french net. tapestri berdasakan cara sambungannya (Badriyah, French net adalah merupakan kain poliester 2003:10). Teknik tapestri berdasarkan tenunannya yang berupa jaring atau kasa dengan lubang kecil- dibagi menjadi 5 yaitu tenunan polos, tenunan kecil yang saling silang, berbentuk segienam soumak, tenunan twining, tenunan simpul giorde, dengan ukuran segi 0,5 mm serta terdapat bentuk tenunan ikal. Teknik tapestri berdasakan cara garis pada lebar kainnya. French net cukup kuat, sambungannya dibagi menjadi dua yaitu masih belum halus atau agak kasar dan tipis. sambungan kait dan sambungan kilim. Alat yang French net juga memiliki tingkat kemuluran sedang diperluakan dalam pembuatan tapestri adalah yaitu 86,35% serta memiliki kelenturan yang tapestri loom, tape measure, comb beater, bobbins, terdapat pada arah serat melebarnya. dan tapestry needle. Rompi adalah pakaian yang panjangya Menurut Jumaeri teknik pilin atau antihan sampai pinggang atau di bawah yang mirip dengan adalah pemuntiran pada serat dengan maksud agar jaket tanpa lengan. Biasanya dikenakan di atas blus serat-serat menjadi suatu massa yang kompak atau kemeja dan kadang-kadang di bawah jas (M.H. sehingga memberikan kekuatan pada benang Wancik, 1992:25). Macam-macam rompi adalah (Jumaeri,1977:94). Sedangkan untuk teknik non afganistan vest, electric vest, electric vest, electric pilin adalah cara membuat bentuk atau menyatukan vest, potholder vest, sweater vest, white vest. dua atau lebih bahan tanpa adanya sambungan (puntiran) atau proses tertentu. Kriteria hasil jadi tapestri yang baik adalah METODE PENELITIAN 1) Kesesuaian teknik yang diterapkan dengan Jenis penelitian ini termasuk penelitian produk yang dibuat agar tercipta tapestri yang eksperimen. Variabel penelitian ini adalah Variabel sesuai dengan desain dan tekstur yang diinginkan, terikat: hasil jadi rompi ditinjau dari aspek pakan, karena teknik dalam pembuatan tapestri pilinan, daya pakai, ukuran dan keserasian dengan berpengaruh pada tekstur tapestri. 2) Kesesuaian desain. Variabel bebas : tapestri dengan teknik pilin dengan desain. Maksudnya adalah pembuatan dan non pilin. Variabel kontrol: tenunan yang tapestri harus tepat bentuk dan garisnya sesuai dipakai pembuatan tapestri, warna kain tulle, desain dengan desain yang direncanakan. 3) Kerapian rompi, ukuran standart m, teknik menjahit, orang antar jarak benang lungsi sama, adanya kereaturan yang mengerjakan. Desain penelitian menggunakan dalam anyaman benang pakan sehingga membentuk desain eksperimen t-test. tekstur rata. 4) Keindahan secara keseluruhan Metode Pengumpulan Data merupakan keindahan tapestri secara utuh ketika Metode pengumpulan data yang digunakan dibuat sebagai rompi (Ratyaningrum, 2015). dalam penelitian adalah metode observasi. Menurut Kain tulle merupakan salah satu jenis kain Suharsimi Arikunto (2006: 156). Observasi yang jala atau net fabrics. Kain tulle dibuat dengan akan dilakukan adalah data perbandingan hasil jadi proses netting dimana benang pakan dipintal tapestri menggunakan kain tulle dengan teknik mengelilingi benang secara bergantian dengan arah pilin dan non pilin pada pembuatan rompi. diagonal. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Observer dalam penelitian ini sebanyak 30 orang Corbman (1983:146) bahwa “The yarn (on the terdiri atas 5 observer ahli (Dosen Tata Busana) dan brass bobbin)is twister aroundeach of the warp 25 observer semi ahli ( mahasiswa Tata busana thread in turn. Increase the number of such bobbins yang telah menempuh mata kuliah desain tekstil). so that there is one for every second and the warp Instrumen Penelitian (left to right diagonal) and add a second set that Instrumen yang digunakan dalam penelitian moves across the other (right to left) diagonal. A ini adalah lembar observasi yang berupa chek list regular net of hexagonal form is created.” Artinya (√) (Arikunto,1998). dan menggunakan skala benang pakan (pada bobbin) yang melilit benang penilaian adalah Skala Likert. Dengan skor tertinggi lungsin pada gilirannya. Menambah jumlah lilitan 4 dan terendah 1 dengan ketentuan sebagai berikut: benang pakan pada benang lungsin (kiri ke kanan a) Sangat baik: nilai 4 bila hasil jadi strapless diagonal) dan menambahkan anyaman kedua yang memenuhi 4 kriteria. b) Baik: nilai 3 bila hasil jadi bergerak kebalikannya (kanan ke kiri). Jaring biasa strapless memenuhi 3 kriteria. c) Cukup: nilai 2 bila dibuat berbentuk segi enam. hasil jadi strapless memenuhi 2 kriteria. d) Kurang: Setiap kain yang ada selalu memiliki sifat – nilai 1 bila hasil jadi strapless memenuhi 1 kriteria. sifat yang sesuai dengan tekstur, dan serat, begitu 45 e-Journal. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Mei 2015, Hal 43-49 Adapun aspek yang diamati adalah sebagai Metode Analisis Data berikut : 1) aspek pakan a) jarak tenunan pakan rata Metode analisis data yang digunakan adalah (sama), b) tenunan pakan rapat sehingga bagian t-test yang diperoleh dari data responden dengan lungsi tidak kelihatan, c) tenunan pakan rapi tidak bantuan komputer program SPSS 21 dengan nilai bergelombang, d) tenunan pakan mengkuti bentuk signifikan 5 %. tubuh. 2) aspek pilinan a) warna pada hasil jadi rompi lebih merata, b) warna terlihat tajam dan terlihat cerah, c) hasil jadi rompi pada pilinan HASIL DAN PEMBAHASAN terlihat rapi, d) tekstur tenunan pakan rata (tidak Hasil analisis selengkapnya akan bergelombang) dan tidak bertiras. 3) aspek daya dideskripsikan berdasarkan setiap asprk yaitu: a) pakai a) permukaan rompi pada bagian lingkar aspek pakan, b) aspek pilinan, c) aspek daya pakai, badan rata tidak bergelombang, b) permukaan d) aspek ukuran, e) aspek keserasian dengan desain. rompi pada bagian pinggang badan rata tidak bergelombang, c) permukaan rompi pada bagian lingkar leher rata tidak berkerut atau tidak bergelombang, d) permukaan rompi pada bagian lingkar lengan rata tidak berkerut. 4) aspek ukuran a) tapestri pada bagian lingkar badan pas (tidak longgar), b) tapestri pada lingkar pinggang pas (tidak longgar), c) tapestri pada kerung leher pas (tidak longgar), d) tapestri pada kerung lengan pas Gambar 1. Diagram Batang mean semua aspek (tidak longgar). 5) aspek keserasian dengan desain a) bentuk pada garis leher sesuai dengan desain, b) Jadi dilihat dari aspek-aspek yang diteliti bentuk pada kerung lengan sesuai dengan desain, c) seperti aspek pakan, aspek pilinan, aspek daya letak pinggang tepat pada garis pinggang (sesuai pakai, aspek ukuran, dan aspek keserasian dengan dengan desain), d) bentuk pada rompi bagian desain yang memiliki mean terbaik adalah teknik bawah sesuai dengan desain. pilin. Selanjutnya data di analisis statistik dengan Prosedur Pelaksanaan Penelitian uji t- tes SPSS 21, hal ini untuk mengetahui aspek Prosedur pelaksanaan penelitian yang yang mana yang paling baik ditinjau dari aspek dilakukan oleh peneliti untuk tapestri dari kain tulle pakan, aspek pilinan, aspek daya pakai, aspek dengan 2 teknik yaitu teknik pilin dan non pilin ukuran, aspek keserasian dengan desain. untuk adalah sebagai berikut : perhitungan masing-masing kreteria dijelaskan 1. Persiapan dibawah ini: Dalam proses persiapan terdiri dari Pembuatan pra-eksperimen, Pembuatan Tabel 1. Analisis Uji-t Aspek Pakan eksperimen, Instrumen dan validasi, Pengumpulan data, dan Analisis data 2. Proses pembuatan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap eksperimen adalah sebagai berikut: a. Desain rompi b. Pola dengan ukuran standar M 1) Membuat pola dasar badan 2) Membuat pecah pola c. Alat dan bahan d. Proses pembuatan tapestri Sesuai dengan tabel diatas dijelaskan T hitung 1) Meletakkan pola dan benang kasur pada 6,64 > T 2,04 dengan taraf signifikan p = 0,01 tabel tapestri loom (p < 0,05). Berarti Ha diterima yang artinya 2) Menenun terdapat perbedaan hasil jadi tapestri pada 3) Memindahkan Tanda Pola pembuatan rompi dari kain tulle dengan teknik pilin 4) Melepaskan tapestri dari loom dan non pilin dilihat dari aspek pakan. Berdasarkan 5) Melekatkan furing aspek pakan hasil jadi tapestri pada pembuatan 6) Menjahit bagian badan depan dan rompi dari kain tulle dengan teknik pilin lebih rapat belakang dan rata dibandingkan dengan rompi tapestri dari 7) Penyelesaian ( Finishing ) tulle dengan teknik non pilin. 8) Pengepasan ( Fitting ) 46
no reviews yet
Please Login to review.