jagomart
digital resources
picture1_Bab I Item Download 2022-08-25 00-16-03


 168x       Tipe PDF       Ukuran file 0.03 MB       Source: repository.poltekkes-kdi.ac.id


Bab I Item Download 2022-08-25 00-16-03

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 25 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                         BAB I 
                       PENDAHULUAN 
          A. Latar Belakang 
              Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu 
           pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang 
           belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit 
           tidak  menular  (PTM)  yang  banyak  disebabkan  oleh  gaya  hidup  karena 
           urbanisasi,  modernisasi,  dan  globalisasi.  Gastritis  merupakan  salah  satu 
           masalah  kesehatan  saluran    pencernaan    yang  paling  sering  terjadi 
           (Soemoharjo, 2016). 
              Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2015-2017 
           mengadakan tinjauan  terhadap  beberapa  Negara  di  dunia  dan  mendapatkan 
           hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, 
           China  31%,  Jepang  14,5%,  Kanada  35%,  dan  Perancis  29,5%.  Di  dunia, 
           insiden gastritis sekitar  1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden 
           terjadinya  gastritis  di  Asia  Tenggara  sekitar  583.635  dari  jumlah  penduduk 
           setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada 
           populasi  di  Shanghai  sekitar  17,2%  yang  secara  substantial  lebih  tinggi 
           daripada  populasi  di  barat  yang  berkisar  4,1%  dan  bersifat  asimptomatik. 
           Gastritis  biasanya  dianggap  sebagai  suatu  hal  yang  remeh  namun  gastritis 
           merupakan  awal  dari  sebuah  penyakit  yang  dapat  menyusahkan  kita 
           (Zhaoshen,2017). 
                          1 
           
              Berdasarkan data dari profil Kementrian Kesehatan  Pada tahun 2015 
           panyakit  gastritis  menempati  urutan  ke-4  dari  50  peringkat  utama  penyakit 
           dirumah sakit seluruh indonesia dengan jumlah kasus sebesar 218.500 kasus. 
           Pada tahun 2016 meningkat menjadi 274.396 kasus, dan tahun 2017 sebesar 
           304.793 kasus di seluruh Rumah Sakit Indonesia (Kemenkes RI, 2015-2017). 
              Data  dari  Dinas  Kesehatan  Provinsi  Sulawesi  Tenggara  tahun  2015 
           tercatat 22.785 kasus gastritis, sedangkan tahun 2016 tercatat sebanyak 29.292 
           kasus  gastritis,  dan  tahun  2017  sebanyak  35.890  kasus  gastritis  di  seluruh 
           puskesmas  dan  Rumah  Sakit  yang  berada  di  Sulawesi  tenggara  (Dinkes 
           Provinsi Sultra, 2015-2017). 
              Laporan  data  kesakitan  Dinas  Kesehatan  Kota  Baubau  tahun  2015,  
           menunjukkan jumlah kasus gastritis mencapai 1296 jumlah kunjungan, pada 
           tahun 2016 tercatat sebanyak 2.258 jumlah kunjungan , dan pada tahun 2017 
           tercatat sebanyak 1.311 jumlah kunjungan  (Dinkes Kota Baubau, 2015-2017). 
              Berdasarkan  data  yang  diperoleh  dari  Puskesmas  Sorawolio  Kota 
           Baubau pada tahun 2016, menunjukkan jumlah gastritis mencapai 307 jumlah 
           kunjungan, pada tahun 2017 tercatat sebanyak 404 jumlah kunjungan,  dan 
           pada  tahun  2018  tercatat  sebanyak  111  jumlah  kunjungan  (Puskesmas 
           Sorawolio Kota Baubau, 2016-2018). 
              Berdasarkan data yang diperoleh dari Ruangan Perawatan Puskesmas 
           Sorawolio Kota Baubau pada tiga bulan terakhir, menunjukan jumlah kasus 
           gastritis  pada  bulan  Desember  2018  berjumlah  3  kasus,  pada  bulan  Januari 
                          2 
           
           2019  berjumlah  4  kasus  dan  pada  bulan  februari  2019  berjumlah  6  kasus 
           (Puskesmas Sorawolio Kota Baubau, 2016-2019). 
              Masalah keperawatan yang akan muncul pada klien dengan gastritis 
           adalah  nyeri  karena  adanya  mukosa  lambung  yang  teriritasi,  kekurangan 
           volume cairan, ansietas, kurang pengetahuan tentang penyakit, oleh karena itu 
           perlu dilakukan tindakan asuhan keperawatan (Doenges M, 2014). 
              Tindakan keperawatan pada klien gastritis akut atau kronis, dilakukan 
           dengan pertimbangan faktor resiko penyebab salah satunya diet, pola makan, 
           serta  penggunaan  resep  dan  obat-obatan  bebas,  juga  gaya  hidup,  termasuk 
           konsumsi alkohol dan merokok. Keluhan utama yang sering dirasakan klien 
           dengan gastritis  yaitu  nyeri  dan  fokus  utama intervensi  keperawatan adalah 
           untuk  mengurangi  nyeri  yang  dirasakan,  fokuslah  pada  pengajaran  tentang 
           penyebab gastritis dan makanan yang mungkin memperburuk penyakit. Bantu 
           untuk  mengkaji  faktor-faktor  yang  dapat  memicu  peningkatan  manfestasi, 
           seperti stres atau kelelahan, meminum obat-obatan tertentu saat perut kosong, 
           konsumsi  makanan  dan  minuman,  konsumsi  alkohol,  serta  merokok. 
           Alumunium hidroksida dengan magnesium karbonat adalah antasida terbaik 
           untuk gastritis. Reseptor H2 antagonis, penghambat pompa proton, dan obat 
           antisekresi juga dapat menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan. Jika terjadi 
           mual dan muntah parah, maka batasi asupan per oral  klien sampai masalah 
           keperawatan menurun. Tirah baring diperlukan jika nyeri belum juga mereda. 
           Ketika nyeri dan mual yang berhubungan dengan gastritis telah mereda, klien 
           dapat  diinstruksikan  untuk  mengonsumsi  diet  seimbang  dan  menghindari 
                          3 
           
           makanan  dan  minuman  yang  menyebabkan  iritasi  pada  mukosa  lambung 
           (Black J, 2014). 
              Penyakit  gastritis  jika  dibiarkan,  akan  berakibat  semakin  parah  dan 
           akhirnya asam lambung akan membuat luka -luka (ulkus) yang dikenal dengan 
           tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah. Menurut penelitian 
           Surya dan Marshall pada tahun 2016 mengatakan gastritis yang tidak ditangani 
           dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan 
           yaitu kanker lambung dan peptic ulcer (Surya dan Marshall, 2016). 
              Berdasarkan  uraian  diatas  maka  penulis  tertarik  untuk  melakukan 
           asuhan keperawatan kepada klien dengan penyakit gastritis di ruang perawatan 
           Puskesmas  Sorawolio  Kota  Tahun  2019.  Maka  dari  itu  penulis  akan 
           memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan harapan asuhan 
           keperawatan yang akan diberikan dapat mengurangi/membantu klien dengan 
           masalah-masalah keperawatan pada penyakit gastritis. 
          B. Tujuan 
           1. Tujuan Umum 
               Mahasiswa  mampu  menerapkan  asuhan  keperawatan  dengan 
            menggunakan pendekatan proses keperawatan yang kompherensif pada Ny. 
            H  dengan  gangguan  sistem  pencernaan  :  gastritis  di  ruang  perawatan 
            Puskesmas Sorawolio Kota Baubau. 
                
                
                
                          4 
           
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab i pendahuluan a latar belakang pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah di satu pihak penyakit penular masih merupakan masyarakat yang belum banyak tertangani lain telah terjadi peningkatan kasus tidak menular ptm disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi modernisasi dan globalisasi gastritis salah saluran pencernaan paling sering soemoharjo berdasarkan data dari badan dunia tahun mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara mendapatkan hasil persentase angka kejadian diantaranya inggris china jepang kanada perancis insiden sekitar juta jumlah penduduk setiap terjadinya asia tenggara tahunnya prevalensi dikonfirmasi melalui endoskopi populasi shanghai secara substantial lebih tinggi daripada barat berkisar bersifat asimptomatik biasanya dianggap sebagai suatu hal remeh namun awal sebuah dapat menyusahkan kita zhaoshen profil kementrian panyakit menempati urutan ke peringkat utama dirumah sakit seluruh indonesia dengan sebesar meningkat menjadi rumah kemenkes ri...

no reviews yet
Please Login to review.