jagomart
digital resources
picture1_Limbah Pdf 59755 | C12penanganan Limbah Laboratorium Kimiaregina Tutikuny


 209x       Tipe PDF       Ukuran file 0.20 MB       Source: staffnew.uny.ac.id


Limbah Pdf 59755 | C12penanganan Limbah Laboratorium Kimiaregina Tutikuny

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 23 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                              PENANGANAN  LIMBAH LABORATORIUM 
                                                                      KIMIA 
                                                                       Oleh: 
                                                          Regina Tutik Padmaningrum 
                                                   Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA UNY                                         
                                                             regina_tutikp@uny.ac.id 
                         
                         
                                Laboratorium kimia merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum, 
                        eksperimen,  penelitian,  dan  pembelajaran.  Praktikan  dan  peneliti  di  dalam 
                        menjalankan pekerjaan mereka, kontak dengan bahan kimia baik  langsung maupun 
                        tidak langsung akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung  secara rutin. Kita 
                        ketahui  bahwa  bahan  kimia  secara  umum  memiliki  potensi  untuk  menimbulkan 
                        bahaya terhadap kesehatan  pelaku maupun dapat menimbulkan bahaya  kecelakaan 
                        seperti kebakaran. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia tertentu dapat memiliki 
                        tipe reaktivitas tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. Untuk  dapat 
                        mendukung  jaminan  kesehatan  dan  keselamatan  kerja  maka  para  pelaksana  yang 
                        bekerja dan menggunakan bahan kimia harus mengetahui dan memiliki pengetahuan 
                        serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya 
                        yang mungkin ditimbulkan (Crisp, 1996). Limbah laboratorium kimia sebagian besar 
                        merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3). 
                                 
                        Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 
                         
                                Definisi  limbah  B3  berdasarkan  BAPEDAL  (1995) ialah setiap bahan sisa 
                        (limbah)  suatu  kegiatan  proses  produksi  yang  mengandung  bahan  berbahaya  dan 
                        beracun  (B3)  karena  sifat  (toxicity,  flammability,  reactivity,  dan  corrosivity)  serta 
                        konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat 
                        merusak,  mencemarkan  lingkungan,  atau  membahayakan  kesehatan  manusia.  B3 
                        adalah bahan buangan bentuk (padat, cair dan gas) yang dihasilkan baik dari proses 
                        produksi maupun dari proses pemanfaatan produksi industri tersebut yang mempunyai 
                        sifat berbahaya dan sifat beracun terhadap ekosistem karena dapat bersifat korosif, 
                        eksplosif, toksik, reaktif, mudah terbakar, menghasilkan bau, radioaktif dan bersifat 
                        karsinogenik maupun mutagenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (PP No. 
                        12/1995) 
                        Makalah ini disajikan pada Pendalaman Materi bagi Guru Kimia SMA pada tanggal 20 Februari       1 
                        2010 di SMA Negeri 1 Pleret Bantul yang diselenggarakan oleh Pengurus MGMP Kimia 
                        Kabupaten Bantul. 
                        Sumber Limbah 
                                Merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 12/1995, tentang sumber penghasil 
                        Limbah B3didefinisikan sebagai setiap orang atau Badan Usaha yang menghasilkan 
                        Limbah B3 dan menyimpannya untuk sementara waktu di dalam lokasi atau area 
                        kegiatan     sebelum     Limbah  B3  tersebut  diserahkan  kepada  pihak  yang 
                        bertanggungjawab  untuk  dikumpulkan  dan  diolah.  Sumber  penghasil  Limbah  B3 
                        lainnya cukup beragam diantaranya berasal dari rumah sakit, PLTN, Laboratorium 
                        Pengujian dan Laboratorium Penelitian. 
                         
                        Klasifikasi Limbah 
                                Menurut PP No. 12/1995, limbah B3 berdasarkan sumbernya dikelompokkan 
                        menjadi 3 kelompok, yaitu : 
                            1.  Limbah dari sumber spesifik. Limbah B3 ini merupakan sisa proses suatu 
                                industri kegiatan tertentu. 
                            2.  Limbah dari sumber yang tidak spesifik. Untuk limbah B3 ini berasal bukan 
                                dari  proes  utamanya,  misalnya  dari  kegiatan  pemeliharaan  alat,  pencucian, 
                                inhibitor, korosi, pelarut perak, pengemasan dan lain-lain. 
                            3.  Limbah B3 dari bahan kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau buangan 
                                produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Limbah jenis ini tidak memenuhi 
                                spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, sehingga 
                                memerlukan pengelolaan seperti limbah B3 lainnya (Kenneth P. Fivizzani, 
                                2009). 
                         
                                Selain berdasarkan sumber, limbah B3 dibedakan atas jenis buangan yaitu : 
                            1.  Buangan  radioaktif,  buangan  yang  mengemisikan  radioaktif  berbahaya, 
                                persisten untuk periode waktu yang lama. 
                            2.  Buangan bahan kimia, umumnya digolongkan lagi menjadi: (a) synthetic 
                                organics; b) anorganic logam, garam-garam, asam dan basa; (c) flamable dan 
                                (d) explosive. 
                            3.  Buangan biological, dengan sumber utama: rumah sakit, penelitian biologi. 
                                Sifat  terpenting  sumber  ini  menyebabkan  sakit  pada  mahluk  hidup  dan 
                                menghasilkan toxin. 
                        Makalah ini disajikan pada Pendalaman Materi bagi Guru Kimia SMA pada tanggal 20 Februari       2 
                        2010 di SMA Negeri 1 Pleret Bantul yang diselenggarakan oleh Pengurus MGMP Kimia 
                        Kabupaten Bantul. 
                            4.  Buangan  mudah  terbakar  (flamable),  dengan  bentuk  bahan  kimia  padat, 
                                cair, gas dan paling umum berbentuk cairan. Tingkat bahaya jenis ini selama 
                                penyimpanan, pengumpulan dan pembuangan akhir. 
                            5.  Buangan mudah meledak (Explosive),  yang  dihasilkan  dari  pabrik  bahan 
                                peledak.  Bahan  ini  berbahaya  pada  waktu  penyimpanan,  pengumpulan  dan 
                                pembuangan akhir. 
                                Pengelompokan limbah B3 yang lain dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, 
                        yaitu: 
                        1. Mudah terbakar (Flamable). Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber api, 
                        percikan,  gesekan  mudah  menyala  dalam  waktu  yang  lama  baik  selama 
                        pengangkutan, penyimpanan atau pembuangan. Contoh jenis ini buangan BBM atau 
                        buangan pelarut (benzena, toluen, aseton). 
                        2.  Mudah  meledak  (Explosive),  yaitu  buangan  yang  melalui  reaksi  kimia 
                        menghasilkan  ledakan  dengan  cepat,  suhu,  tekanan  tinggi  mampu  merusak 
                        lingkungan. Penanganan secara khusus selama pengumpulan, penyimpanan, maupun 
                        pengangkutan. 
                        3. Menimbulkan karat (Corrosive), yaitu buangan yang pH nya sangat rendah (pH < 
                        3) atau sangat tinggi pH > 12,5) karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat 
                        menyebabkan  karat  besi  dengan  adanya  buangan  lain,  dapat  menyebabkan  karat 
                        baja/besi. Contoh: sisa asam terutama asam sulfat, limbah asam dan baterei. 
                        4. Buangan pengoksidasi (Oxidizing waste), yaitu buangan yang dapat menyebabkan 
                        kebakaran karena melepaskan oksigen atau buangan peroksida (organik) yang tidak 
                        stabil  dalam  suhu  tinggi.  Contoh  :  magnesium,  perklorat  dan  metil  etil  keton 
                        peroksida 
                        5.  Buangan  yang  menimbulkan  penyakit  (Infectious  Waste),  yaitu  dapat 
                        menularkan penyakit. Contoh : tubuh manusia, cairan tubuh manusia yang terinfeksi, 
                        limbah laboratorium yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. 
                        6.  Buangan  beracun  (Toxic  waste),  yaitu  buangan  berkemampuan  meracuni, 
                        menjadikan cacat sampai membunuh mahluk hidup dalam jangka panjang ataupun 
                        jangka  pendek.  Sebagai  contoh  logam  berat  (seperti  Hg,  Cr),  pestisida,  pelarut,  
                        halogenida. 
                         
                        Makalah ini disajikan pada Pendalaman Materi bagi Guru Kimia SMA pada tanggal 20 Februari       3 
                        2010 di SMA Negeri 1 Pleret Bantul yang diselenggarakan oleh Pengurus MGMP Kimia 
                        Kabupaten Bantul. 
                         
                        Prinsip Pengelolaan Limbah 
                        Waste Reduction (4R): Reduce, Reuse, Recycle and Replace 
                         
                                Pengolahan  limbah  pada  dasarnya  merupakan  upaya  mengurangi  volume, 
                        konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses 
                        fisika,  kimia  atau  biologi.  Upaya  pertama  yang  harus  dilakukan  adalah  upaya 
                        preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkan ke lingkungan 
                        yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya pemanfaatan 
                        limbah. 
                        Reduce  
                                Reduce berarti mengurangi sumber limbah dan mencegah timbulnya limbah 
                        (teknik  minimalisasi  limbah).  Contoh:  industri  ramah  lingkungan,  perkampungan 
                        peternakan sapi. Teknik minimalisasi limbah B3 adalah suatu cara dalam penanganan 
                        yang  ditujukan  pada  sumber  masalah  pencemaran  sebelum  dampak  terhadap 
                        lingkungan terjadi. Tehnik ini bersifat pencegahan (polution prevention) bukan suatu 
                        penanganan  pencemaran  lingkungan  (pollution  control).  Teknik  minimisasi 
                        melindungi  lingkungan  dari  bahaya  pencemaran,  memberikan  keuntungan 
                        penghematan biaya produksi industri dan dapat diterapkan untuk industri lama/baru. 
                        Perbedaan  prinsip  dalam  penanganan  antara  pollution  control  dan  pollution 
                        prevention antara lain : 
                        a) Pollution control membutuhkan biaya (investasi, operasional) untuk 
                        pengendalian pencemaran. Untuk pollution prevention tidak membutuhkan biaya 
                        untuk pengedalian pencemaran. 
                        b) Pollution control perlu ketersediaan lahan, sedangkan pollution prevention tidak 
                        membutuhkan ketersediaan lahan. 
                        c) Pollution Control tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah karena bersifat 
                        memindahkan masalah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Pollution prevention mampu 
                        menyelesaikan masalah dan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. 
                        Teknik minimalisasi limbah dapat berbentuk: Pengelolaan Bahan Baku dan Produk, 
                        Modifikasi Proses, Reduksi dan Daur Ulang 
                         
                        Makalah ini disajikan pada Pendalaman Materi bagi Guru Kimia SMA pada tanggal 20 Februari       4 
                        2010 di SMA Negeri 1 Pleret Bantul yang diselenggarakan oleh Pengurus MGMP Kimia 
                        Kabupaten Bantul. 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Penanganan limbah laboratorium kimia oleh regina tutik padmaningrum jurusan pendidikan fmipa uny tutikp ac id merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum eksperimen penelitian dan pembelajaran praktikan peneliti di dalam menjalankan pekerjaan mereka kontak dengan bahan baik langsung maupun tidak akan sering terjadi bahkan mungkin berlangsung secara rutin kita ketahui bahwa umum memiliki potensi menimbulkan bahaya terhadap kesehatan pelaku dapat kecelakaan seperti kebakaran hal ini dipahami karena tertentu tipe reaktivitas juga sifat mudah terbakar mendukung jaminan keselamatan kerja maka para pelaksana yang bekerja menggunakan harus mengetahui pengetahuan serta keterampilan menangani khususnya dari segi ditimbulkan crisp sebagian besar berbahaya beracun b pengertian definisi berdasarkan bapedal ialah setiap sisa suatu proses produksi mengandung toxicity flammability reactivity corrosivity konsentrasi atau jumlahnya merusak mencemarkan lingkungan membahayakan manusia adalah buan...

no reviews yet
Please Login to review.