jagomart
digital resources
picture1_Demam Pdf 59527 | Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Dengan Penyulit


 163x       Tipe PDF       Ukuran file 0.71 MB       Source: soroylardo.com


Demam Pdf 59527 | Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Dengan Penyulit

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 23 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                   TINJAUAN PUSTAKA
                                 Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue 
                                                                             dengan Penyulit
                                                                                            Soroy Lardo 
                                                                   Sub SMF / Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
                                             Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Indonesia
                                                                                                ABSTRAK
                    Dalam beberapa tahun ini, terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) komorbid dengan penyakit lain, seperti kelainan hati, 
                    kelainan ginjal, diabetes, usia lanjut, koinfeksi, dan kehamilan. Kondisi ini membutuhkan kemampuan dan kapasitas keilmuan untuk perspektif 
                    yang lebih luas dan pendekatan komprehensif; bahwa DBD merupakan infeksi virus dengan berbagai problematik yang menuntut pemahaman 
                    imunopatogenesis dan perjalanan klinis, agar penatalaksanaan menjadi optimal.
                    Kata kunci: dengue
                                            , penyakit komorbid, penatalaksanaan
                                                                                               ABSTRACT
                    There is an increase of dengue hemorrhagic fever (DHF) cases with comorbid diseases such as liver disorders, kidney disorders, diabet
                                                                                                                                                                                 es, old 
                    age, coinfection and pregnancy. These conditions require better understanding and comprehensive approach; that dengue is a viral infection 
                    with a variety of problems that demand more thorough understanding on immunopathogenesis and clinical course, so that its management 
                    being optimal. Management of Dengue Hemorrhagic Fever with Comorbid.
                    Key words: dengue
                                           , comorbid diseases, management
                 PENDAHULUAN                                                perdarahan yang dapat menyebabkan  awal virus dengue akan menyerang sel-
                 Demam dengue (DD) endemik pertama                          kematian. Gejala klinik di antaranya demam                sel makrofag dan bereplikasi dalam sel 
                 dilaporkan di Batavia/Jakarta oleh David                   tinggi, nyeri kepala berat (retroorbital),                Langerhans dan makrofag di limpa. Se-
                 Bylon pada tahun 1770, sedangkan demam                     kemerahan pada wajah, nyeri otot, nyeri sendi,            lanjutnya, akan menstimulasi pengaturan sel 
                 berdarah dengue (DBD) pertama kali  mual dan muntah, nafsu makan menurun dan                                         T, reaksi silang sel T aviditas rendah dan reaksi 
                 diketahui di Surabaya dan Jakarta pada                     nyeri abdomen akut. Manifestasi perdarahan                silang sel T spesifi k, yang akan meningkatkan 
                                                                            yang serius dapat berupa epistaksis, perdarah-                                                               4
                 tahun 1968, sementara konfi rmasi virologi                                                                           produksi spesifi k dan reaksi silang antibodi.
                                                           1                an gusi, petekie, ekimosis, hematemesis, 
                 mulai diperoleh pada tahun 1970.  Demam 
                 Berdarah Dengue sampai saat ini merupakan                  melena, dan perdarahan vagina.2                           Pada tahap berikutnya terjadi secara 
                 problem kesehatan di negara tropis termasuk                                                                          simultan reaksi silang antibodi dengan 
                 di Indonesia. DBD dapat terjadi melalui infeksi            Karakteristik DBD utama adalah kebocoran                  trombosit, reaksi silang antibodi dengan 
                 primer dengue, lebih sering melalui infeksi                plasma yang ditandai dengan gangguan                      plasmin dan produk spesifi k. Proses ini 
                 sekunder. Peningkatan infeksi sekunder  sirkulasi berupa hipotensi, takikardi,  kemudian akan meningkatkan peran 
                 ini  disebabkan adanya antibody-dependent                  sempitnya tekanan nadi dan tertundanya                    antibodi dalam meningkatkan titer virus dan 
                 enhancement, yaitu antibodi serotipe pertama               pengisian kembali kapiler. Dapat terjadi                  di sisi lain antibodi bereaksi silang dengan 
                 meningkat dengan adanya infeksi serotipe                   efusi pleura dan asites. Komplikasi yang                  endotheliocytes. Pada tahap berikutnya terjadi 
                         2
                 kedua.  Demam Berdarah Dengue dapat                        jarang adalah ensefalopati, ensefalitis, gagal            efek replikasi sel mononuclear. Di dalam sel 
                 mengancam jiwa terutama anak-anak di                       hati,  miokarditis, dan DIC (disseminated                 endotel, terjadi infeksi dan replikasi selektif 
                 bawah 16 tahun di daerah endemik dengue                    intravascular coagulation).2,3                            dalam  endotheliocytes sehingga terjadi 
                                                                                                             
                 fl avivirus.                                                                                                         apoptosis yang menyebabkan disfungsi 
                                                                            PATOGENESIS                                               endotel. Di sisi lain, akan terjadi stimulasi 
                 DBD memiliki manifestasi klinis yang sama                  Pendekatan patogenesis DBD dengan  mediator yang dapat larut (soluble), yaitu TNF 
                 dengan demam dengue, tetapi ditambah                       penyulit bertitik tolak dari perjalanan  α, INF γ, IL-1, IL-2, IL-6, IL-8, IL-10, IL-13, IL-18, 
                 dengan tanda kegagalan sirkulasi dan  imunopatogenesis DBD. Pada tahap  TGF β, C3a, C4b, C5a, MCP-1,CCL-2, VEGF, dan 
                 Alamat korespondensi      email: soroylardo_jkt@yahoo.co.id
              656                                                                                                                                      CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
                                                                                                                                                       TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                                                                            DBD DENGAN PENYULIT
                                                                                                                                            Penatalaksanaan DBD dengan penyulit 
                                                                                                                                            memerlukan perhatian optimal. Penyebab 
                                                                                                                                            kematian DBD dengan penyulit di Departemen 
                                                                                                                                            Penyakit Dalam FK UNAIR tahun 1999 adalah 
                                                                                                                                            dengue shock syndrome (DSS) yang disertai 
                                                                                                                                            distres pernafasan akut, DSS dengan syok 
                                                                                                                                            refrakter dan perdarahan otak.1
                                                                                                                                            DBD pada Kelainan Ginjal
                                                                                                                                            Kelainan ginjal pada DBD tidak mudah 
                                                                                                                                            didiagnosis. Saat outbreak Demam Dengue 
                                                                                                                                            tahun 2002 di Taiwan terjadi kematian 
                                                                                                                                            beberapa pasien dengan penyakit ginjal 
                                                                                                                                            kronik (chronic kydney disease, CKD). Laporan 
                                                                                                                                            tersebut mengungkapkan tiga kasus DBD 
                                                                                                                                            dan DSS meninggal dunia meskipun dirawat 
                                                                                                                                            intensif. Kesulitan diagnosis dan pengobatan 
                                                                                                                                            merupakan dilema pada CKD dengan DD 
                                                                                                                                            sehingga diagnosis terlambat, meningkatkan 
                                                                                                                                            risiko mortalitas. Sempitnya jendela toleransi 
                                                                                                                                            pemberian cairan pada pasien CKD lebih 
                                                                                                                                            lanjut menghambat keberhasilan resusitasi 
                                                                                                                                            pada DBD dan DSS. CVVD (continuous venous 
                                                                                                                                            to venous hemodialysis) sangat membantu 
                                                                                                                                            menstabilkan hemodinamik. Untuk me-
                                                                                                                                            nurunkan angka kematian, perhatian utama 
                                                                                                                                            harus diberikan pada kewaspadaan dini dan 
                                                                                                                                            upaya pengobatan agresif infeksi virus dengue 
                                                                                                                                            pada pasien dengan CKD. Laporan tersebut 
                                                                                                                                            juga mengkaji kesulitan diagnosis dan dilema 
                                                                                                                                            pengobatan pada tiga kasus kematian DBD/
                                                                                                                                            DSS. Dalam populasi umum, mortalitas 
                                                                                                                                            DBD berkisar 1-5 %. Kesulitan diagnosis dan 
                                                                                                                                            pengobatan pasien CKD menyebabkan risiko 
                      Gambar 1 Model patogenesis demam dengue (DD), DBD, dan DSS dalam perspektif integrasi. Garis panah hitam              tinggi kematian karena kemiripan gejala dan 
                      menunjukkan proses yang terjadi pada organ atau endotel. Kotak berwarna menunjukkan terjadinya kondisi patologi.      tanda yang di antara DD dan CKD. Dugaan 
                      Sedangkan panah merah menunjukkan pengaruh pada endotel dan sistem hemostasis.4                                       klinis untuk membuat diagnosis antara 
                                                                                                                                            lain adanya riwayat perjalanan dari daerah 
                      NO yang menyebabkan ketidakseimbangan                      MCP-1, CCL-2, VEGF, dan NO, berakibat                      endemik, riwayat paparan vektor pasien 
                      profi l sitokin dan mediator lain; pada tahap              ketidakseimbangan profi l terhadap sitokin                 CKD.5
                      berikutnya terjadi gangguan koaguasi dan                   dan mediator lain sehingga terjadi gangguan 
                      disfungsi endotel.4                                        endotel dan koagulasi.4                                    Kelainan ginjal pada penderita DBD yang 
                                                                                                                                            mengalami syok disebabkan karena 
                      Pada hati, akan terjadi replikasi dalam                    Pada sumsum tulang, terjadi replikasi  hipoperfusi ginjal, azotemia pre renal dan 
                      hepatosit dan sel Kuppfer. Terjadi nekrosis dan            dalam sel stroma sehingga terjadi supresi                  nekrosis tubuler akut. Gagal ginjal akut pada 
                      atau apoptosis yang menurunkan fungsi hati,                hemopoietik yang berkembang ke arah                        umumnya terjadi pada fase terminal syok 
                      melepaskan produk toksik ke dalam darah,                                            4                                 yang tidak teratasi. 
                                                                                 gangguan koagulasi.  
                      meningkatkan fungsi koagulasi, meningkatkan 
                      konsumsi trombosit, aktivasi sistem fi brinolitik,         Sedangkan stimulasi terhadap sistem  Untuk mempertahankan keseimbangan 
                                                                     4
                      dan menyebabkan gangguan koagulasi.                        komplemen dan sel imunitas didapat akan                    cairan, pemasangan kateter vena sentral 
                                                                                 meningkatkan koagulasi, menurunkan menjadi alternatif untuk pedoman pemberian 
                                                                                                                                                    1
                                                                                                                                            cairan.
                      Pada makrofag di jaringan, terjadi apoptosis               mediator larut (soluble), terjadi                                    Bila penggantian cairan telah 
                      sehingga mediator larut (soluble) akan  ketidakseimbangan profi l sitokin sehingga                                    terpenuhi atau sesuai kebutuhan, syok telah 
                      meningkatkan TNF α, INF γ, IL-1, IL-2, IL-6,               berkembang menjadi gangguan koagulasi.                     teratasi, tetapi produksi urine masih tetap 
                      IL-8, IL-10, IL-13, IL-18, TGF β, C3a, C4b, C5a,           (Gambar 1)                                                 belum ada, dipertimbangkan pemberian 
                      CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
                                                                                                                                                                                               657
                         TINJAUAN PUSTAKA
                       furosemid 1 mg/kgBB setelah yakin tidak ada                                 kristaloid lebih baik berupa cairan Ringer-                                  kejang.
                       faktor post renal yang menghambat aliran                                    Asetat karena dimetabolisme di otot sehingga                                 13.  Transfusi darah yang dianjurkan 
                       urine. Dopamin dapat dipertimbangkan  tidak memberatkan gangguan hepar yang                                                                              adalah dengan packed red cells (PRC). 
                       untuk membuka aliran darah ginjal yang                                      sudah ada.1                                                                  Transfusi trombosit, fresh frozen plasma 
                       sebelumnya terganggu. Faktor lain yang perlu                                                                                                             dapat menyebabkan overload cairan dan 
                       diperhatikan adalah gangguan elektrolit dan                                 Ensefalopati Dengue                                                          meningkatkan TIK.
                       gangguan asam basa. Asidosis metabolik                                      Ensefalopati dengue merupakan komplikasi                                     14. Terapi empiris antibiotik dapat diberikan 
                       harus segera dikoreksi karena akan memicu                                   DBD yang perawatannya lebih rumit.  jika ada dugaan infeksi bakteri.
                       DIC. Diuresis, kadar ureum dan kreatinin,                                   Penelitian di Vietnam atas 378 pasien (228                                   15.  H2-blockers atau proton pump inhibitor 
                       kadar elektrolit, tanda vital, kadar hematokrit                             dewasa dan 150 anak) dengan gangguan                                         dapat diberikan untuk mencegah perdarahan 
                       harus dipantau dan dievaluasi secara teratur                                neurologi, 16 pasien (4,2%) disebabkan oleh                                  gastrointestinal.
                       untuk menilai hasil pengobatan, termasuk                                    virus dengue. Penelitian lain terhadap 1.675                                 16. Hindari pemberian obat yang 
                       memantau kemungkinan timbulnya edema                                        pasien (1.405 anak) dengan gejala neurologi                                  dimetabolisme di hati.
                                                           1                                                                                                                    17. Pertimbangkan plasmaferesis dan 
                       paru dan gagal jantung.                                                     didapatkan 296 (18%) menderita DSS dan 10 
                                                                                                                                                7                               hemodialisis jika mengalami perburukan.1,8
                                                                                                   (0,6%) dengan DBD derajat IV . 
                       DBD pada Kelainan Hati 
                       Salah satu kasus adalah kejadian hepatitis                                  Penatalaksanaan ensefalopati dengue DBD dengan Syok dan Perdarahan 
                       fulminan pada pasien DBD imigran yang                                       terutama untuk mencegah peningkatan  Spontan
                       kembali ke Bangladesh. Imigran tersebut yang                                tekanan intrakranial (TIK); beberapa hal yang                                DBD dengan syok dan perdarahan spontan 
                       sudah menetap di Inggris datang dengan                                      perlu diperhatikan:                                                          (DSS) merupakan komplikasi DBD yang 
                       demam non spesifi k setelah mengunjungi                                     1. Cairan tidak diberikan dalam dosis  sangat penting diwaspadai, karena angka 
                       kampungnya dan berkembang menjadi  penuh, cukup 3/4-4/5 dosis untuk mencegah                                                                             kematiannya sepuluh kali lipat dibandingkan 
                       suatu gagal hati fulminan bersamaan  terjadinya atau memberatnya edema otak                                                                              pada DBD tanpa syok. 
                       dengan hipotensi, asites, koagulopati dan                                   selama fase pemulihan dari syok.
                       trombositopenia; merupakan kasus import                                     2.  Menggunakan cairan kristaloid Ringer                                     Keadaan syok dapat diperhatikan dari keadaan 
                       dengue ke daerah nonendemik. Para  Asetat untuk menghindari metabolisme laktat                                                                           umum, kesadaran, tekanan sistolik <100 
                       pelancong ke daerah nonendemik dengue,                                      oleh hepar, jika ada gangguan hepar.                                         mmHg, tekanan nadi <20 mmHg, frekuensi 
                       jika terinfeksi umumnya berupa infeksi primer                               3.  Kortikosteroid diberikan untuk 
                                                                                                                                                                                nadi lebih dari 100 x/menit, akral dingin dan 
                       tidak berkomplikasi. Dengue dengan gagal                                    mengurangi edema otak tetapi merupakan                                       kulit pucat serta diuresis kurang dari 0,5 mL/
                       hati dan ensefalopati merupakan kejadian                                    kontraindikasi pada DSS dengan perdarahan                                    kgBB/jam. Pemeriksaan laboratorium yang 
                       jarang, umumnya oleh infeksi sekunder.                                      masif. Deksametason dapat diberikan 0,15 mg                                  perlu adalah darah fosfat lengkap, hemostasis, 
                       Reaksi silang dan antibodi non netralisasi dari                             /kgBB IV setiap 6-8 jam.                                                     analisis gas darah, kadar elektrolit (natrium, 
                       infeksi sebelumnya yang mengikat serotipe                                   4.   Jika terdapat peningkatan hematokrit dan                                kalium, klorida) serta ureum dan kreatinin.3 
                       infeksi baru dan memfasilitasi masuknya                                     kebocoran plasma berat dapat diberi cairan 
                       virus ke dalam sel, meningkatkan titer virus                                koloid.                                                                      Di fase awal DSS, dapat diberikan Ringer 
                       (viremia) menyebabkan penyakit makin berat.                                 5.  Pemberian diuretik jika terdapat gejala                                  Laktat 20 mL/kgBB/jam, dievaluasi dalam 
                       Hal tersebut terjadi karena adanya enhanced                                 overload.                                                                    30-120 menit. Syok diharapkan dapat diatasi 
                       activation terhadap kaskade sitokin dan                                     6.   Posisi pasien dengan kepala 30 derajat.                                 dalam 30 menit pertama. Jika syok sudah 
                       sistem komplemen dan juga meningkatkan                                      7.  Intubasi dini untuk menghindari  dapat diatasi, Ringer Laktat selanjutnya 
                       disfungsi endotel. Kewaspadaan terhadap                                     hiperkarbia dan melindungi saluran napas.                                    dapat diberikan 10 mL/kgBB/jam dan 
                       pola outbreak infeksi sangat penting. Gagal                                 8.  Menurunkan produksi amonia melalui                                       dievaluasi setelah 60-120 menit sesudahnya. 
                       hati jarang pada DBD, tetapi harus menjadi                                  tindakan berikut:                                                            Jika stabil, dapat diberikan 500 mL setiap 4 
                       salah satu diagnosis banding infeksi hepatitis                              a.    Berikan laktulosa 5-10 ml setiap enam jam                              jam. Pengawasan dini terhadap risiko syok 
                       pada individu yang baru kembali dari                                        untuk induksi diare osmotik                                                  berulang dalam 48 jam pertama mutlak 
                                                               6
                       daerah endemik dengue.  Deteksi serotipe                                    b.  Antibiotik lokal untuk fl ora usus tidak                                 karena proses penyakit masih berlangsung. 
                       dengan PCR dapat menetapkan diagnosis                                       perlu jika telah diberi antibiotik sistemik.                                 Jika syok belum teratasi, diberikan cairan 
                       postmortem gagal hati sekunder disebabkan                                   9.  Mempertahankan gula darah pada kadar                                     koloid 10-20 mL/kgBB/jam, maksimal 1.000-
                       oleh DBD.                                                                   80-100 mg/dL. Infus glukosa direkomendasikan                                 1.500 mL dalam 24 jam; jenis cairan yang 
                                                                                                   4-6 mg/kg/jam.                                                               tidak memengaruhi mekanisme pembekuan 
                       DBD dengan Sirosis Hati                                                     10.  Koreksi ketidakseimbangan asam basa                                     darah. Saat ini, terdapat tiga golongan cairan 
                       Pada kasus DBD dengan sirosis hati perlu                                    dan elektrolit (hipo/hipernatremia, hipo/                                    koloid, yaitu dextran, gelatin, dan hydroxyethyl 
                                                                                                   hiperkalemia, hipokalsemia, dan asidosis).                                                      9
                       diperhatikan pemberian cairan, terutama                                                                                                                  starch (HES).
                       pada sirosis hepatitis C. Cairan yang berlebih                              11.  Vitamin K1 intravena 3 mg untuk <1 tahun, 
                       akan menambah beratnya asites yang  5 mg <5 tahun, dan 10 mg untuk >5 tahun.                                                                             DBD dengan Koinfeksi Lain
                       sudah ada, sebaliknya bila kurang dapat                                     12. Dapat diberikan fenobarbital, fenitoin,                                  Kejadian DBD bersama infeksi lain perlu 
                       mencetuskan sindrom hepatorenal. Cairan                                     dan diazepam intravena untuk mengontrol                                      menjadi perhatian. Kejadian superinfeksi 
                  658                                                                                                                                                                                  CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
                                                                                                                                               TINJAUAN PUSTAKA
                     bakteri atau koinfeksi pasien dengue berasal            infeksi (organ yang terlibat), penentuan                dengue 4 sampai 8 hari sebelum inpartu. Satu 
                     dari laporan catatan medis. Penelitian di               penskoran infeksi, misalnya SOFA Score, dan—            ibu mengalami pre-eklampsia berat disertai 
                     Brazil mengungkapkan data klinis dan                    jika terdapat sepsis—parameter laboratorium             sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver 
                     patologik pasien infeksi dengue yang  berupa leukositosis, hitung jenis, gambaran                               enzymes and low platelets) dan memerlukan 
                     meninggal karena MOF (multiorgan failure)               darah tepi, dan prokalsitonin menjadi langkah           transfusi darah lengkap, konsentrat trombosit, 
                     disebabkan oleh infeksi Staphylococcus                  awal analisis beratnya infeksi. Setelah itu, dapat      serta plasma beku segar. Bayi laki-lakinya saat 
                     aureus. Pemeriksaan patologi menunjukkan                diberikan antibiotik berdasarkan spektrum               lahir menderita gangguan pernapasan dan 
                     adanya koinfeksi stafilokokus dan infeksi               kuman atau secara empirik sambil menunggu               perdarahan intraserebral kiri yang besar dan 
                     virus. Autopsi mendapatkan adanya S.                    hasil kultur.10                                         tidak terkontrol. Bayi meninggal pada hari 
                                                                                                                                                                            14
                     aureus, emboli septik multisistemik dan                                                                         ke-6 karena kegagalan multiorgan.  Laporan 
                     kolonisasi masif di jantung, otak, dan                  DBD dengan Kehamilan                                    di Thailand tentang seorang perempuan yang 
                     ginjal, disertai perikarditis bakterial akut            Kehamilan umumnya tidak meningkatkan                    demam dua hari sebelum menjalani sectio 
                     fibrin purulen dengan 550 mL cairan                     komplikasi pada DBD jika kondisi kesehatan              caesaria, serologinya mengarah infeksi dengue, 
                     perikardial akibat nekrosis perkijuan fokal             ibu baik.  Gejala klinis pada kehamilan                 tidak dilakukan pemantauan hemostasis. 
                     dengan formasi abses dan koloni bakteri                 meliputi demam, nyeri kepala, nyeri ulu hati,           Pasien mengalami perdarahan masif selama 
                     di miokardium dan endokardium, terutama                 muntah, petekie, tanda-tanda dehidrasi,  8 hari, memerlukan transfusi darah segar, 
                     di ventrikel kiri. Terdapat acute multifocal            hemokonsentrasi, trombositopenia dan  trombosit, dan plasma beku segar. Bayi yang 
                     necrotizing dan meningoensefalitis purulen              pada tes serologi dijumpai antibodi IgM dan             baru lahir mengalami demam dalam enam 
                     dengan aneurisma mikotik pada cabang                    IgG terhadap virus dengue.11 Pada trimester             hari kehidupannya dan trombositopenia 
                     arteri kecil leptomenigeal, terdapat abses                                                          13          dengan serologi dengue tipe 2, namun tidak 
                                                                             pertama, dapat terjadi aborsi dan sepsis.
                     di otak tengah, pons, dan serebelum dan                                                                         mengalami komplikasi. Hal ini menunjukkan 
                     perdarahan masif intraventrikuler dengan                Tampilan klinis DBD dengan kehamilan                    pentingnya perhatian preoperatif pada pasien 
                     edema serebral berat difus. Terdapat juga                                                                                                   15
                                                                             umumnya tidak spesifi k; dikaitkan dengan               hamil yang dicurigai DBD.
                     pielonefritis akut dan mikroabses kortikal              perubahan fi siologis selama kehamilan, 
                     khususnya dengan emboli septik. Emboli                                                         12
                                                                             sering terlambat didiagnosis .               Tidak      PENATALAKSANAAN ANTEPARTUM 
                     septik didapatkan di beberapa organ seperti             ada bukti virus dengue teratogen, dapat                 Setiap penderita DBD sebaiknya dirawat di 
                     hati, limpa, saluran cerna, dan tiroid. Pada            menyebabkan aborsi, ataupun pertumbuhan                 t
                                                                                                                                      empat terpisah di kamar yang bebas nyamuk 
                     pemeriksaan paru terdapat kerusakan difus               janin terhambat pada ibu hamil yang  (berkelambu). Penatalaksanaan antepartum 
                     alveolar dengan edema parenkim pulmonal                 menderita DBD.10 Waduge dkk. dari Srilangka             tanpa penyulit biasanya konservatif, meliputi 
                     dan perdarahan subpleura. Terdapat  menemukan bahwa kewaspadaan terhadap                                        (1) tirah baring, (2) diet lunak dengan minum 
                     hidrotoraks bilateral. Analisis histokimia              manifestasi klinik dan laboratorium DBD                 1,5-2 liter/24 jam, (3) medikamentosa 
                     mendapatkan virus dengue positif kuat di                sangat penting. Penelitian terhadap 26                  simtomatis demam, yaitu asetaminofen 
                     limpa, hati, dan otak. Hasil swab dari cairan           pasien DBD dengan kehamilan terdiri dari                dan dipiron. Pemakaian asetosal dihindari 
                     serosa meningen sensitif terhadap oksasiklin.           1 pasien (3,8%) trimester pertama, 2 pasien             karena dapat menyebabkan perdarahan, 
                     Kasus penulis (2009) seorang prajurit  (7,7%) trimester kedua, 20 pasien (77%)                                  (4) glukokortikoid menjadi pilihan untuk 
                     dengan gejala klasik demam berdarah                     trimester ketiga, dan 3 pasien (11,5%) post             menaikkan trombosit, namun hasilnya 
                     dengue, jumlah trombosit turun sampai                   partum. Baik infeksi primer maupun sekunder             belum bermakna, (5) antibiotik diberikan 
                                  3
                     40.000/mm . Setelah lima hari perawatan,                manifestasi klinisnya bervariasi yaitu sesak            jika terdapat infeksi sekunder, (6) transfusi 
                     trombosit mencapai 90.000/mm3. Namun,                   nafas, batuk, bradikardi, aritmi jantung,               trombosit atas indikasi. Umumnya tidak perlu 
                                                                                                                                                                                       3
                     pada hari keenam, demam kembali tinggi,                 perdarahan vagina dan emboli paru. Tujuh                jika jumlah trombosit di atas 20.000/mm  
                     diduga koinfeksi dengan demam tifoid.                   (26,9%) pasien menjalani perawatan ICU.                 atau bila tidak terjadi perdarahan spontan. 
                     IgM dan IgG antidengue positif. Jumlah                  Menurut penelitian ini perlu suatu petunjuk             Pemantauan kehamilan dengan pengawasan 
                                                                3            dan arahan yang kuat dalam menangani 
                     leukosit darah mencapai 20.000/mm . Hasil                                                                       ketat tanda-tanda vital, Hb (hemoglobin), dan 
                                                                                                                13
                     pemeriksaan Ig M Anti-Salmonella (-) dan                pasien DBD dengan kehamilan.                            Ht (hematokrit) dan tanda gawat janin setiap 
                     kultur darah menghasilkan Pseudomonas                                                                           4-6 jam pada hari-hari pertama pengamatan, 
                     aeruginosa. Pasien mengalami perbaikan                  Adanya transmisi vertikal dari ibu ke fetus             selanjutnya setiap 24 jam. Periode kritis 
                     setelah mendapat levofloksasin dan  menyebabkan bayi baru lahir mudah menderita                                 timbulnya syok umumnya setelah 24-48 
                     seftazidim.                                             demam berdarah dengue atau sindrom syok                 jam.10, 16 
                                                                             dengue jika terinfeksi virus dengue. Pada bayi 
                     Berdasarkan dua kasus di atas, para klinisi             yang lahir tanpa kelainan bawaan, kehamilan,            PENATALAKSANAAN INTRAPARTUM 
                     harus waspada t                                         skor APGAR, berat badan janin dan plasenta 
                                         erhadap manifestasi tidak                                                                   Penatalaksanaan ibu hamil aterm dengan 
                     biasa demam dengue akibat infeksi bersama               normal, dijumpai antibodi IgG serum yang                DBD sama seperti antepartum, terhadap 
                     mikroorganisme lain terutama bakteri. Jika              progresif turun dan hilang setelah 8 bulan              kehamilannya sebagai berikut: 
                     terdapat koinfeksi bakterial dengan DBD,                (Figueiredo L.T. dkk), atau setelah 10-12 bulan         1.  Obat-obat tokolitik dapat dipergunakan 
                     identifi kasi dan pemeriksaan infeksi menjadi           (Marchette N.J. dkk). Chye dkk. melaporkan              hingga lewat periode kritis atau trombosit 
                     acuan utama. Selain klinis mencari sumber               dua ibu hamil mengalami demam berdarah                  kembali normal. Obat-obat tokolitik 
                     CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
                                                                                                                                                                                     659
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Tinjauan pustaka penatalaksanaan demam berdarah dengue dengan penyulit soroy lardo sub smf divisi penyakit tropik dan infeksi departemen dalam rspad gatot soebroto jakarta indonesia abstrak beberapa tahun ini terjadi peningkatan kasus dbd komorbid lain seperti kelainan hati ginjal diabetes usia lanjut koinfeksi kehamilan kondisi membutuhkan kemampuan kapasitas keilmuan untuk perspektif yang lebih luas pendekatan komprehensif bahwa merupakan virus berbagai problematik menuntut pemahaman imunopatogenesis perjalanan klinis agar menjadi optimal kata kunci abstract there is an increase of hemorrhagic fever dhf cases with comorbid diseases such as liver disorders kidney diabet es old age coinfection and pregnancy these conditions require better understanding comprehensive approach that a viral infection variety problems demand more thorough on immunopathogenesis clinical course so its management being key words pendahuluan perdarahan dapat menyebabkan awal akan menyerang sel dd endemik perta...

no reviews yet
Please Login to review.