Authentication
237x Tipe PDF Ukuran file 1.34 MB Source: repository.ump.ac.id
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tanaman Sayuran Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Istilah "sayuran" tidak bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutama daunjuga beserta tangkainya, tetapi dapat pula batang yang masih muda, misalnya rebung atau bonggol umbi. Beberapa sayuran adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif seperti bunga, misalnya kecombrang dan turi, buah, misalnya terong, tomat, dan kapri, dan biji, misalnya buncis dan kacang merah. Bagian tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol jagung. Meskipun bukan tumbuhan, bagian jamur yang dapat dimakan juga digolongkan sebagai sayuran. Walaupun berkadar air tinggi, buah-buahan tidak dianggap sebagai sayur-sayuran karena biasanya dikonsumsi karena rasanya yang manis dan tidak cocok untuk disayur. Beberapa sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu masak, atau rempah-rempah. Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun. Namun, seringkali sayuran juga mengandung racun dan antinutrients seperti α-solanin, α-chaconine, enzim inhibitor dari cholinesterase, protease, amilase, sianida dan sianida prekursor, asam oksalat, dan banyak lagi. Tergantung pada konsentrasi, senyawa tersebut dapat mengurangi sifat dapat dimakan, nilai gizi, dan manfaat kesehatan dari diet sayuran. Cooking andor other processing may be necessary to eliminate or reduce them. Memasak dan atau pengolahan lainnya mungkin diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi mereka. Perlindungan tanaman meliputi segala kegiatan perlindungan tanaman terhadap kerusakan mulai dari tanam sampai produk mencapai konsumen. Begitu pentingnya serangga hama sebagai faktor pembatas produksi pertanian sehingga merupakan keharusan untuk menekan serangan tersebut bukan untuk menghilangkan keberadaan serangga pada agroekosistem yang merupakan suatu yang tidak mungkin. Di Negara maju yang telah menerapkan perlindungan tanaman secara intensif masih kehilangan hasil panen sampai 10% dan Negara berkembang masih mengalami kehilangan hasil panen 40-60% dan bahkan bisa mencapai 100% bila tidak dilakukan pengendalian (Triharso,1994). Namun merubah pola kebiasaan petani di Indonesia yang telah mengadopsi pertanian konvensional selama lebih kurang 25 tahun tidaklah mudah, untuk itu harus dilakukan pembinaan secara bertahap dan berkesinambungan melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi teknologi Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 pertanian. Untuk tahap awal penekanan ke petani lebih kepada eliminasi penggunaan pestisida pada kegiatan LEISA (Low Exsternal Input Sustainable Agriculture), karena dampak yang ditimbulkannya jauh lebih luas dan lebih berbahaya dibandingkan pupuk kimia yang dampaknya tidak secara langsung kepada pemakai. Sehingga diharapkan bahan pangan yang dihasilkan oleh petani secara pelan-pelan akan mulai bebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi serta memiliki nilai tambah. Sekarang banyak konsumen menginginkan buah dan sayuran yang bebas sama sekali dari serangga (zero tolerance) dan tidak akan mentoleransi adanya kontaminasi atau kerusakan sedikitpun karena serangga. Produsen telah ditekan oleh konsumen untuk menerapkan praktek pengendalian hama yang lebih keras sehingga dihasilkan komoditas yang diinginkannya. Konsumen tidak menyadari jika penggunaan pestisida yang intensif akan diikuti oleh resurgensi hama dan perkembangan hama sekunder karena tidak ada lagi musuh alaminya, serta munculnya hama resisten terhadap insektisida.Hal ini yang menjadi salah satu kendala utama dalam implemetasi pengelolaan hama terpadu (PHT). Produsen (petani) dan konsumen telah dirasuki penyakit yang disebut ENTOMOFOBIA (ketakutan yang berlebihan terhadap serangga). Berikut ini contoh penyakit tanaman tanaman sayuran: 1. Akar Gada Penyakit akar gada adalah penyakit jamur yang menyerang tanaman kubis,sawi dan merupakan penyakit yang umum di Indonesia yang menyebabkan kerugian signifikan terhadap hasil dan panen. Penyakitini Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014 disebabkan oleh patogen Plasmodiophora brassicae. Dengan olah tanah yang baik dengan cara pemakaian Pupuk Organik Nasa dan penggunaanAgensi Hayati Nasa yang berupaNatural Gliodan Corrin dari awal tanam telah banyak di buktikan oleh para petani mampu menekan angka pertumbuah patogen Plasmodiophora brassicaeyang merupakan peyebab dari penyakit akar gada tersebut. Gambar 1. Akar Gada 2. Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa termasuk salah satu jenis penyakit penting yang menyerang tanaman cabe. Daya rusak penyakit ini sangat tinggi dan penularanya juga sangat cepat sehingga sangat merugikan petani/pengusaha agribisnis apabila tidak dikenali dan dikendalikan dengan tepat dan cepat. Bahkan yang paling ekstrem bisa menggagalkan usaha agribisnis ini. Penyebab penyakit antraknosa yang menyerang tanaman cabe ini adalah cendawan terutama cendawan Colletotrichum capsici Butl dan Gloesporium piperatum Ell.et Ev. Penyakit antraknosa ini biasanya Sistem Pendukung Keputusan..., Maulida Afiana, Fakultas Teknik UMP, 2014
no reviews yet
Please Login to review.