Authentication
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan bebas hambatan yang difungsikan sebagai penghubung dan juga mengurangi kepadatan di jalan raya. Pembangunan tol di Indonesia semakin ditingkatkan untuk mempersingkat perjalanan dari satu kota ke kota yang lain ditinjau dari jarak dan waktu tempuh yang ditempuh. Beberapa jalan tol yang diterapkan pemerintah saat ini ialah menjalankan program pembangunan jalan tol pulau – pulau besar di Indonesia. Jalan tol Mojokerto – Kertosono dirancang karena merupakan salah satu program pemerintah untuk jalan tol dipulau Jawa. Secara geografis, jalan tol ini berada pada koordinat antara 112º20’01” BT s/d 112º52’30” BT dan 7º25’18” LS s/d 7º30’0” LS. Jalan tol ini memiliki panjang ±40,5 km dan dibagi empat seksi, antara lain seksi pertama (SS. Bandar ke SS. Jombang) 14,70 km, seksi dua (SS. Jombang ke SS. Mojokerto Barat) 19,9 km, seksi tiga (SS. Mojokerto Barat ke SS. Awal Proyek) 5 km, dan seksi empat (SS. Bandar ke Tepi Barat Sungai Konto) 0,9 km.(https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Tol_Kertosono%E2%80%93Mojokerto) Pembangunan jalan tol ini juga direncanakan untuk mengurangi volume kendaraan di jalan utama yaitu kurang lebih 18.570 kendaraan/hari dari hasil analisa Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Mojokerto, serta banyaknya kondisi jalan yang mengalami kerusakan jalan (retak dan bergelombang) pada beberapa perkerasaan di ruas jalan utama. Overloading atau beban berlebihan pada muatan kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan batas beban yang telah ditetapkan pemerintah merupakan salah satu masalah utama yang mengakibatkan kerusakan jalan utama. Seiring berkembangnya peningkatan perdagangan dan industri di kota – kota sekitaran kota Mojokerto dan Kertosono yang membuat jalan tol ini menjadi salah satu pilihan jalan penghubung alternatif untuk memenuhi pelayanan dari distribusi 1 2 berbagai barang maupun jasa agar terpenuhinya pertumbuhan dari ekonomi industri disekitarnya. Demi kelancaran arus lalu lintas maka keberadaan jalan tol sangatlah penting bagi pengguna jalan raya. Perkerasan lentur dengan metode Bina Marga sebagai pilihan dalam pembangunan jalan tol ini. Perkerasan lentur dapat menghasilkan struktur perkerasan yang optimal untuk kenyamanan dan kekuatan struktur, sehingga mampu melayani semua pengguna jalan hingga mencapai umur rencananya. Perencanaan perkerasan jalan ini direncanakan untuk lapisan lentur, tebal perkerasannya direncanakan dengan metode Bina Marga yang dimodifikasi dari metode AASHTO. Penyesuaian jenis lapis perkerasan, lingkungan, kondisi alam serta sifat tanah dasar yang berbeda, maka di Indonesia dilakukan modifikasi pada metode tersebut. Seperti yang diketahui bersama bahwa dalam merencanakan sarana transportasi memerlukan biaya sangat besar. Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada perencaan ini juga dihitung dangan meninjau Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) yang digunakan saat ini. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan Tebal Perkerasan Lentur pada ruas jalan tol Mojokerto – Kertosono seksi 2 (STA 5+000 – 24+900) dengan menggunakan metode Bina Marga dan Rencana Anggaran Biaya. Sebagai alternatif perencanaan pada eksisting. 1.2 Rumusan Masalah Beberapa perumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang diatas, diantaranya : 1. Berapakah tebal perkerasan lentur (flexible pavement) pada jalan tol Mojokerto – Kertosono seksi 2 menggunakan metode Bina Marga? 2. Berapakah rencana anggaran biaya yang diperoleh dari perencanaan tebal perkerasan lentur (flexibel pavement) pada jalan tol tersebut? 3 1.3 Tujuan Perencanaan Tujuan utama yang lebih spesifik dari perencanaan ini, ialah : 1. Dapat mengetahui tebal perkerasan lentur (flexsible pavement) yang direncanakan pada jalan tol Mojokerto – Kertosono seksi 2. 2. Dapat mengatahui total rencana anggaran biaya yang akan digunakan pada perencanaan jalan tol tersebut. 1.4 Manfaat Perencanaan Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan ini, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat yang diperoleh dari perencanaan ini dapat menjadi tambahan ilmu akademik yang akan dijadikan dasar perkembangan dalam ilmu pendidikan khususnya dalam ilmu teknik sipil. 2. Manfaat Praktis Secara praktis manfaat yang diperoleh dari perencanaan ini dapat menjadi rujukan ataupun literatur agar dapat pula memberikan konstribusi bagi seluruh enginner di Indonesia dengan ilmu teknik sipil. 1.5 Batasan Masalah Mengidentifikasi persoalan yang akan dilakukan, perencanaan berikut akan yang lebih khusus dibatasi beberapa masalah pada pembahasan tentang : 1. Agar terhindar dari penyimpangan data maka, tidak menghitung nilai CBR dan pilihan bahan material. 2. Bangunan pelengkap (saluran, kreb) dan bahu jalan tidak direncanakan. 3. Gambar jalan dan alinyemen tidak diubah. 4. Bahan dan tebal struktur perkerasan yang sesuai harga satuan upah pada perhitungan anggaran biaya saat ini tidak termasuk mobilisasi alat dan pembebasan lahan.
no reviews yet
Please Login to review.