jagomart
digital resources
picture1_Ekologi Pdf 62156 | 231501 Bio Ekologi Tumbuhan Obat Kedawung Parki 560a3ad7


 241x       Tipe PDF       Ukuran file 0.19 MB       Source: media.neliti.com


File: Ekologi Pdf 62156 | 231501 Bio Ekologi Tumbuhan Obat Kedawung Parki 560a3ad7
bio ekologi tumbuhan obat kedawung parkia timoriana dc merr di hutan alam taman nasional meru betiri bioecological of kedawung parkia timoriana dc merr medicinal plant in natural forest meru betiri ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 24 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                   BIO-EKOLOGI  TUMBUHAN OBAT KEDAWUNG (Parkia timoriana (DC) 
                                                  Merr.)  DI HUTAN ALAM TAMAN NASIONAL MERU BETIRI 
                                    (Bioecological of  kedawung  (Parkia timoriana (DC) Merr.) medicinal plant  
                                                                    in natural forest Meru Betiri National Park) 
                                                                                  ERVIZAL AM ZUHUD  
                                    Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan, Departemen Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, 
                                    Fakultas Kehutanan IPB, Kampus IPB Darmaga PO Box 168, email : ervizal_amzu@yahoo.com  
                                                                                                     
                                                         Diterima  20 September 2007/Disetujui November 2007 
                                                                                                     
                                                                                             ABSTRACT 
                                              
                                             The article was describe some aspect of bioecological Parkia timoriana DC Merr in Meru Betiri 
                                   National  Park    i.e.  ecological  characteristis,  population  dan  regenration  status,    seed  production,  seed 
                                   dispersal  dan  seed  distributor,  spatial  distribution  of  parkia,  and  relation  of  parkia  abundance  and 
                                   community interaction and distance of village to  the forest (parkia habitat).  In Meru Betiri National Park,  
                                   tke parkia was found at 0 -500 m upper sea, topographyi 0-125 % (general 40 %), land pH  5 – 7.  Total 
                                   population   of parkia in natural forest only 200 individu and naturally regeration process was 
                                   very low. As a intolerant species, parkia was needed most sun radiation to sprout the seed and 
                                   growth of parkia. The pattern of spatial  distribution and abundance of parkia were relating to the 
                                   interaction intensity of  people to parkia  and the distance of communities village to the  parkia 
                                   habitat in natural forest. In this case, the parkia abundance  were found in natural forest where 
                                   people who has  highest interaction with parkia and nearest distance of communities village to the 
                                   natural forest as parkia habitat. Peoples as parkia harvester was actor in parkia distribution  and 
                                   parkia seed dispersal  in Meru Betiri National Park. 
                                   Keywords : bioecological, kedawung, regeneration, conservation, community.   
                                                                                               
                                                  PENDAHULUAN                                       bahwa  secara  alami  proses  regenerasi  
                                                                                                    kedawung        berlangsung       sangat      lambat 
                                             Tumbuhan            obat        kedawung               apabila  tidak  ada  campur  tangan  manusia. 
                                   merupakan  tumbuhan  obat  yang  strategis                       Kedawung memerlukan cahaya yang cukup 
                                   dan  penting  bagi  pembangunan  kesehatan                       untuk proses perkecambahannya, dan dalam 
                                   masyarakat  dan  bangsa.  Sekaligus  sebagai                     hal ini manusia memainkan peranan penting 
                                   pohon  penyehat  ekosistem  hutan  dan                           dalam proses penyebaran biji.  Wiriadinata 
                                   lingkungan,  karena  pohon  ini  termasuk                        (1992)  menyatakan  bahwa  secara  alami 
                                   kelompok tumbuhan polong-polongan yang                           proses regenerasi kedawung dapat dipastikan 
                                   memelihara  kesuburan  tanah  hutan.  Biji                       sangat      lambat,       sehingga       diperlukan  
                                   pohon      kedawung            berkhasiat      untuk             intervensi    manusia  upaya  konservasi  dan 
                                   memelihara kesehatan pencernaan manusia,                         pengembang-biakannya. 
                                   berarti  juga  dapat  membantu  manusia  atau                               Di  Taman  Nasional  Meru  Betiri 
                                   masyarakat         yang        mengkonsumsinya                   (TNBM),  kedawung  merupakan  salah  satu 
                                   terhindar     dari    penyakit      lain.    Karena              dari 292 spesies tumbuhan obat yang pernah 
                                   sebagaimana  diketahui  bahwa    timbulnya                       diinventarisasi,  dan  diidentifikasi  sebagai 
                                   penyakit  pada  manusia    bermula  dari                         salah  satu  spesies  penting  baik  secara 
                                   terganggungnya proses pencernaan.                                ekologis,  ekonomi  maupun  sosial.  Studi 
                                             Kedawung  termasuk  satu  diantara                     tentang      bioekologi        kedawung         telah 
                                   30 spesies tumbuhan obat langka Indonesia                        dilakukan  oleh  banyak  peneliti,  dan  telah 
                                   yang  populasinya  terus  menurun,  bahkan                       berlangsung  selama  lebih  12  tahun  sejak 
                                   mulai  jarang  dijumpai  di  habitat  aslinya.                   tahun 1994.  Tulisan ini dimaksudkan untuk 
                                   Salah     satu     faktor     penyebab        adalah             menguraikan  gambaran  umum  tentang 
                                   rendahnya      tingkat     perkecambahan  dan                    perkembangan  hasil  penelitian  bioekologi 
                                   proses regenerasinya secara alam. Diketahui                      kedawung yang pernah dilakukan.  
                                                                                                                                                        1 
                                    
                                   KARAKTERISTIK EKOLOGI                            bulan September-Oktober  (Soejono 1993).  
                                                                                    Kedawung  yang  sedang  berbunga  banyak 
                                      Kedawung adalah termasuk spesies              didatangi   lebah,   sehingga    spesies   ini 
                             pohon  hutan  yang  besar  dengan  tajuk               merupakan sumber pakan lebah madu untuk 
                             (canopy)  strata  A  (strata  tajuk  tertinggi),       memproduksi  madu  (Quedraogo  1995).  
                             bersifat  intoleran  (tidak  suka  naungan),           Dilaporkan  juga  bahwa  musim  berbuah 
                             sehingga  regenerasinya  secara  alami  di             terjadi  bulan  Juli-Agustus  dan  buah  siap 
                             hutan tropika primer sangat sulit terjadi.  Hal        dipanen  pada  bulan  September  (Mujenah 
                             ini  ditunjukkan dengan sulitnya menjumpai             1993; Rinekso 2000).  Kedawung saat tidak 
                             individu pohon remaja di habitat hutan alam.           berbuah  memiliki  daun  yang  lebat  dan 
                             Kedawung hidup soliter dengan sesamanya,               berwarna  hijau  tua,  jika  buah  sudah  mulai 
                             tetapi  hidup  berdampingan  dan  menaungi             ada  maka  warna  daun  sedikit  berubah 
                             berbagai spesies tumbuhan lain yang terdiri            menjadi  hijau  muda  dan  anak  daun  mulai 
                             beraneka bentuk habitus pohon, liana, perdu            rontok satu persatu.  Akhirnya jika buahnya 
                             maupun  tumbuhan  bawah  (Mirwan  1994;                sudah masak pohon ini akan menggugurkan 
                             Dewi 1999; Soekmadi 2000; Winara 2001;                 daun.  Batang pohon kedawung yang telah 
                             Zuhud et al. 2003; Subastian 2007).  Diduga            berbuah lebih dari satu kali umumnya pada 
                             kedawung merupakan spesies yang menjadi                batang tersebut ada bekas “pantekan” orang 
                             konstruksi utama di ekosistem hutan, karena            yang      memanen        buah      kedawung. 
                             spesies ini merupakan pohon hutan raksasa              Berdasarkan pengamatan  secara langsung di 
                             yang  menduduki  strata  teratas  dari  tajuk          lapang maupun informasi masyarakat, pohon 
                             spesies-spesies  pohon  lainnya  dan  tersebar         kedawung  menggugurkan  daun  secara 
                             mengelompok  di  habitatnya  (Zuhud  et  al.           serempak setiap tahun sebanyak satu sampai 
                             2003).                                                 2 kali. Sifat ini berdampak positif terhadap 
                                      Diantara  ciri  kedawung  adalah              kesuburan tanah melalui daur hara.  
                             tumbuh  liar  di  hutan  dataran  kering,    di         
                             daerah  dataran  rendah  sampai  ketinggian                       KONDISI POPULASI 
                             500 m dpl (umumnya pada kelas ketinggian                                       
                             100-200 m dpl), di daerah yang panas dan                         Hasil  penelitian  tentang  kondisi 
                             mempunyai  musim  kemarau  yang  nyata,                populasi kedawung di TNMB lebih dari 10 
                             pinggir  sungai  dan  puncak  perbukitan.              tahun    (1993-2006)  menunjukkan  bahwa 
                             Tanah  tempat  tumbuh  pohon  kedawung                 secara  alami  proses  regenerasinya  berjalan 
                             memiliki  pH  5  –  7  dan  biasanya  di  tanah        sangat lambat. Selama 10 tahun pengamatan 
                             yang  kurang  subur.    Suhu  udara  tempat            hanya dijumpai 3 individu anakan dan 136 
                             tumbuh  kedawung    pada  musim  panas                 individu pohon dewasa, sedangkan individu 
                             berkisar 23 - 34 0C.  Umumnya kedawung                 tingkat  pancang  dan  tingkat  tiang  sama 
                             tersebar      berjauhan      dengan       pola         sekali tidak ada.  Kondisi ini sangat berbeda 
                             mengelompok  di  daerah-daerah  tertentu.              dengan pohon bendo (Artocarpus elasticus 
                             Topografi  tempat  tumbuh  mulai  dari  0  %           Rein ex. Bl.)) yang ditemukan melimpah di 
                             sampai 125 % (mayoritas  kelerengan 40 %)              TNMB pada berbagai tingkat anakan sampai 
                             dengan arah lereng timur laut, dengan posisi           pohon.    Dewasa ini jumlah populasi pohon 
                             pohon  berada di atas lereng (Zuhud et al.             kedawung  di  kawasan  hutan  alam  taman 
                             2003).    Vegetesi  tumbuhan  bawah  banyak            nasional  tidak  lebih  dari  200  individu  dan 
                             didominasi      oleh     bangban      (Donax           sebagian besar terdiri dari individu-individu 
                             cannaeformis  L.),  bambu  (Bambusa  sp.),             pohon  yang  sudah  berumur  tua.    Hasil 
                             rayutan  (Famili  Vitaceae),  rotan  (Calamus          pengamatan tahun 2006 di TNMB ternyata  
                             sp.),  jejerukan  (Citrus  sp.)  dan  Famili           diketahui  92  individu  pohon  kedawung  
                             Zingiberaceae (Rinekso 2000; Winara 2001;              hidup  soliter.    Dari  92  individu  tersebut, 
                             Iskandar 2003 ).                                       ternyata      hanya  3  individu  anakan, 
                                      Tinggi  pohon  kedawung  yang                 sedangkan  89  individu  lainnya  merupakan 
                             berumur 36 tahun di Kebun Raya Purwodadi               kategori pohon. Jarak terdekat antar pohon 
                             umumnya  lebih  dari  20  m,  dengan  lebar            kedawung adalah 30 meter  (dijumpai hanya 
                             mahkota daun 15 m – 20 m, diameter pohon               satu  kasus)  sedangkan  secara  umum  jarak 
                             50 cm – 70 cm, berbanir 6 – 9 buah, tinggi             antar individu pohon kedawung di lapangan 
                             banir  0,5  m  –  1  m.  Musim  bunga                  adalah  lebih  dari  100  meter  bahkan 
                             berlangsung  pada  buan  April-Mei,  buah              mencapai  beberapa  kilometer  (Subastian, 
                             muda pada bulan Juni-Juli dan buah tua pada            2007). 
                                                                                                                                
                              
                                                  Berdasarkan            hasil       penelitian               rendah  (umur  1  –  5  tahun)    lebih  rendah 
                                      tentang kondisi populasi kedawung di hutan                              dibandingkan dengan jumlah individu pada 
                                      alam  taman  nasional  (Rinekso,  2000;                                 kelas  umur  tua  (Gambar  1).    Kondisi 
                                      Winara, 2001; Iskandar, 2003; Zuhud et al.,                             populasi seperti ini memiliki peluang tinggi 
                                      2003;  dan  Subastian  (2006),  ternyata                                terhadap ancaman kepunahan, karena proses 
                                      menunjukkan  bahwa  pola  tidak  normal,                                regenrasi tidak berjalan dengan baik.   
                                      karena  jumlah  individu  pada  kelas  umur 
                                                                                                              menjadi  pancang    (Tabel  1).  Fakta    ini  
                                                                                                              memberikan  gambaran  bahwa  karakter 
                                                                                                              hidup  pohon  kedawung    bersifat  intoleran, 
                                                                                                              dimana  anakan  kedawung  memerlukan 
                                                                                                              cahaya penuh untuk bisa tumbuh pada ruang 
                                                                                                              lantai  hutan  yang  terbuka,  yang  berjauhan 
                                                                                                              dari pohon induknya.   
                                                                                                               
                                                                                                               
                                                                                                              Tabel  1.    Jumlah  anakan  kedawung  yang 
                                                                                                                             tumbuh          di     bawah         pohon 
                                                                                                                             induknya    tahun 2000 dan 2003 
                                      Keterangan : Kelas diameter : 1 (< 10 cm), 2 (11-20                      
                                      cm),  3  (21-30  cm),  4  (31-40  cm),  5  (41-50  cm),                   Nomor          Tahun 2000             Tahun   2003 
                                      6  (51-60 cm), 7 (61-70 cm), 8 (71-80 cm), 9 (81-90                         Plot        (kondisi baru          (kondisi sudah 
                                      cm), 10 (91-100 cm), 11 (101-110 cm),   12 (111-120                                    berkecambah)                 besar) 
                                      cm), 13 (121-130 cm), 14 (131-140 cm), 15 (> 141 cm)                                                                      
                                                                                                                    3                10                   0 (nihil) 
                                      Gambar  1.    Histogram  kondisi  populasi 
                                                     kedawung          berdasarkan         kelas                   12                 9                   0 (nihil) 
                                                     diameter.                                                     14                11                   0 (nihil) 
                                                                                                                   26                15                   0 (nihil) 
                                                                                                                   42                14                   0 (nihil) 
                                                KONDISI REGENERASI                                                 49                11                   0 (nihil) 
                                                                                                                   52                 7                   0 (nihil) 
                                                  Hasil  peneitian  selama    10  tahun 
                                      terakhir       menunjukkan           bahwa        kondisi                    55                 8                   0 (nihil) 
                                      regenerasi  kedawung    dapat  dipastikan                                    57                 1                   0 (nihil) 
                                      sangat sulit atau sangat jarang terjadi, karena 
                                      ternyata hampir tidak ditemukan   kedaqung                                          Selain    faktor  karakter  kedawung 
                                      pada  tingkat  anakan  maupun  pancang                                  yang           intoleran,            ketidakberhasilan 
                                      (Ahmadi  1994;  Konsiliwati1994;  Baihaki                               perkembangan  anakan  kedawung  tumbuh 
                                      1995;       Mirwan  1995;  Sihotang  1996;                              menjadi  pancang  juga  diakibatkan  oleh 
                                      Nugroho 1998; Bahrun 2000; Rinekso 2000;                                gangguan  satwa  yang  menadjikan  anakan 
                                      Adhiyanto  2001;  Winara  2001;  Iskandar                               kedawung  sebagai  pakan,  sebagaimana 
                                      2003; Subastian 2007).    Gambar 1 di atas                              ditunjukkan  oleh  adanya  bekas  renggutan 
                                      juga  dapat  menunjukkan  bahwa    proses                               dari satwa herbivora pada anakan kedawung 
                                      regenerasi       kedawung  secara  alami  di                            di  plot-plot  pengamatan.          Faktor  lain 
                                      kawasan  taman  nasional  tidak  berjalan                               adalah  ketidak  berhasilan  buah  polong 
                                      dengan berkesinambungan. Pola penyebaran                                berkecambah karena dimakan serangga dan 
                                      kelas  diameter tidak  normal, bahkan untuk                             ulat.    
                                      kelas diameter yang kecil jumlahnya sangat                                          Terkait              dengan               lama 
                                      sedikit.  Artinya selama periode 10-20 tahun                            perkecambahan,             hasil       penelitian         di 
                                      terakhir  ini  peluang  terjadinya  regenerasi                          laboratorium  menunjukkan  bahwa  lama 
                                      kedawung sangat kecil. Secara spesifik hasil                            perkecambahan berkisar  4 – 27 hari dengan 
                                      observasi tentang jumlah anakan kedawung                                persentase tumbuh biji sangat rendah (6 – 30 
                                      pada  beberapa  plot  permanen  pada  tahun                             %) (Soejono 1993; Ardiani 2001). Faktor ini 
                                      2000  dan  20003  ternyata  menunjukkan                                 pula  yang  menjadi  kendala  kedawung 
                                      bahwa        biji     kedawung         yang       berhasil              menjadi langka.   
                                      berkecambah  dan  tumbuh  menjadi  anakan                                           Untuk  meningkatkan  persentase 
                                      hampir  semuanya  tidak  berhasil  tumbuh                               dan  mempercepat  perkecambahan,  hasil 
                                                                                                                                                                        
                                       
                                   percobaan    yang  dilakukan  dengan  cara                       atau pohon yang tidak dipanen masyarakat.  
                                   pemotongan  kulit  biji  pada  bagian  ujung                     Seperti  diketahui  buah  kedawung  oleh 
                                   menggunakan gunting kuku, ternyata sangat                        masyarakat secara reguler dipanen sehingga 
                                   efektif  untuk  meningkatkan  viabilitas  biji                   diduga rendahnya proses regenerasi di hutan 
                                   sampai lebih  dari  50  %.  Ini  berarti  bahwa                  alam  juga  diakibatkan  oleh  pemanenan, 
                                   diperlukan       intervensi      manusia       untuk             sehingga biji kedawung tidak tersedia secara 
                                   meningkat          perkembangan             populasi             alami     di     lokasi     tempat      tumbuhnya. 
                                   seklaigus     upaya      mengatasi      kelangkaan               Gambaran  hubungan  parameter-parameter 
                                   kedawung di alam.                                                tersebut  di  atas  Hasil  penelitian  Rinekso 
                                             Perkembangan  populasi  kedawung                       (2000) seperti ditunjukkan pada tabel 2   
                                   di  alam,  juga  diduga  berhubungan  dengan                      
                                   berhubungan         dengan       kondisi      pohon 
                                   kedawung,  kondisi  tanah  dan  tumbuhan 
                                   bawah tempat tumbuh, dugaan jumlah biji                           
                                   yang dihasilkan,  serta  pohon  yang dipanen 
                                                                                               
                                   Tabel 2.   Kondisi diameter batang, tinggi, diameter tajuk, dugaan jumlah biji, tanah,  tumbuhan 
                                                bawah dan dipanen atau tidak (dipantek atau tidak)  
                                    
                                    No.           Dia-                        D.                                          Tumbuhan 
                                    Pohon         meter        Tinggi     tajuk      Jml biji      Kondisi tanah          bawah              Dipanen 
                                                                                                                          semak, 
                                    Pohon 3           88          35       15.5       23700        dalam, subur           bambu, rotan       ya 
                                    Pohon 12          71          29        10        11100        dangkal, bebatu        -                  tidak 
                                                                                                                          bambu, 
                                    Pohon 14         120          34       12.5       19500        dalam, subur           jejerukan          tidak 
                                    Pohon 26         120          37        15        45470        dalam, subur           semak, aren        ya 
                                    Pohon 42          87          27       14,5        3910        dalam, subur           bambu, semak       tidak 
                                    Pohon 49         110          30        21        25000        dalam, subur           jejerukan          ya 
                                                                                                   dalam, kering, 
                                    Pohon 52         113          30        35        16900        sedikit berbatu,       bambu              ya 
                                    Pohon 55          65          30        15        14900        dalam, kering          semak, rotan       tidak 
                                                                                                   dangkal, berbatu, 
                                    Pohon 57         116          37       20.5       42400        dekat sungai           semak              tidak 
                                              
                                                                                                    tangan  manusia  manusia  untuk  membantu 
                                             Data Tabel 2 di atas menunjukkan                       menyemaikan biji kedawung di habitat  yang 
                                   bahwa  walaupun  pohon  kedawung  yang                           sesuai.  Selain  itu  untuk  mempertinggi  dan 
                                   berbuah  tidak  dipanen  masyarakat  seperti                     mempercepat            peluang         keberhasilan 
                                   contoh Pohon 12, 14, 42, 55 dan 57 tetap                         perkecambahan,  maka  biji  yang  akan 
                                   saja    tidak    ditemukan  anakan,  tingkat                     disemaikan        terlebih     dahulu           harus 
                                   pancang dan tiang di sekitar  pohon  induk.                      diperlakukan dengan cara menggunting atau 
                                   Hal  ini  menguatkan  teori  bahwa  biji                         memotong        ujung      pinggir      kulit    biji, 
                                   kedawung  tidak  bisa  tumbuh  di  sekitar                       kemudian direndam dalam air panas selama 
                                   pohon induknya, karena spesies ini bersifat                      5 menit, dan selanjutnya direndam dalam air 
                                   soliter  dan  sangat  memerlukan  bantuan                        dingin  selama  satu  malam  (Sumarto  dan 
                                   penyebaran ke lokasi yang jauh dari pohon                        Wahyuni, 1993).  Cara memperlakukan biji 
                                   induknya.  Jadi dugaan bahwa pemungutan                          kedawung  tersebut  di  lapang  terbukti 
                                   semua  buah  kedawung    tanpa  menyisakan                       mampu    mempercepat  dan  mempertinggi 
                                   buahnya  di  pohon  telah  menyebabkan                           persentase keberhasilan perkecambahan biji 
                                   kelangkaan  dan  terputusnya  regenerasi                         kedawung. 
                                   kedawung  di  hutan  tidaklah  tepat.  Alasan                                
                                   lebih  tepat  adalah  tidak  adanya  agen                                                    
                                   penyebar  biji  yang  pasti,  selain  manusia,                         PRODUKSI BIJI KEDAWUNG 
                                   sehingga      secara      alami     perkembangan                            Berdasarkan data hasil pengamatan 
                                   populasi  kedawung  di  hutan  alam  sangat                      Rinekso (2000) dapat diketahui bahwa dari 
                                   lambat.  Dengan demikian untuk menjamin                          101  pohon  kedawung  yang  dijumpai  di 
                                   kelestarian  kedawung  diperlukan  campur 
                                                                                                                                                        
                                    
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bio ekologi tumbuhan obat kedawung parkia timoriana dc merr di hutan alam taman nasional meru betiri bioecological of medicinal plant in natural forest national park ervizal am zuhud bagian konservasi keanekaragaman departemen sumberdaya dan ekowisata fakultas kehutanan ipb kampus darmaga po box email amzu yahoo com diterima september disetujui november abstract the article was describe some aspect i e ecological characteristis population regenration status seed production dispersal distributor spatial distribution and relation abundance community interaction distance village to habitat tke found at m upper sea topographyi general land ph total only individu naturally regeration process very low as a intolerant species needed most sun radiation sprout growth pattern were relating intensity people communities this case where who has highest with nearest peoples harvester actor keywords regeneration conservation pendahuluan bahwa secara alami proses regenerasi berlangsung sangat lambat a...

no reviews yet
Please Login to review.