Authentication
243x Tipe PDF Ukuran file 0.72 MB Source: repository.ump.ac.id
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sabun Sabun adalah suatu sediaan yang digunakan oleh masyarakat sebagai pencuci pakaian dan pembersih kulit. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran dalam bentuk yang bervariasi, mulai dari sabun cuci, sabun mandi, sabun tangan, sabun pembersih peralatan rumah tangga dalam bentuk krim, padatan atau batangan, bubuk dan bentuk cair (Arif dan Budiyono, 2004). Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C dan C , namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat 16 18 dengan bobot atom lebih rendah. Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non-polar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung, tetapi tetap tersuspensi (Fessenden & Fessenden, 1986). Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit semakin menjadi trend dan beragam. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang modern saat ini, telah banyak pula sabun-sabun dibuat untuk maksud pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit-penyakit kulit yang dikenal sebagai sabun untuk obat (Tranggono & Latifah, 2007). Sabun obat adalah garam yang berasal dari suatu asam lemak tinggi yang bereaksikan dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia, bahan obat yang berguna untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembukan penyakit dan atau gejala penyakit pada kulit (Tranggono & Latifah, 2007). Proses pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan atau saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak/gliserida dengan basa seperti berikut: Formulasi Sabun Cair..., Nanda Firdaus Prasetya, Fakultas Farmasi UMP, 2015 4 Gambar 1. Reaksi pembentukan sabun Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling campur (immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat autokatalitik, dimana pada akhirnya kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak sudah berkurang (Alexander, 1964 dalam Perdana dan Hakim, 2008). Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk menghasilkan sabun cair. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata maka pengadukan harus lebih baik. Sabun cair yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepas asam lemaknya (Levenspiel, 1972 dalam Perdana dan Hakim, 2008). Menurut Arif dan Budoyono (2004) berdasarkan dari bahan dasarnya, sabun dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Sabun yang dibuat dari asam lemak dan logam yang digaramkan. Logam yang digunakan biasanya dari jenis logam alkali, misalnya natrium dan kalium. Jenis sabun yang dihasilkan di antaranya adalah sabun mandi padat dan krim. 2. Sabun yang dibuat dari bahan dasar zat aktif permukaan (ZAP). Jenis ZAP yang digunakan biasanya terdiri dari jenis anionik dan menghasilkan sabun dalam bentuk cair. Formulasi Sabun Cair..., Nanda Firdaus Prasetya, Fakultas Farmasi UMP, 2015 5 B. Uraian Bahan 1. Ekstrak Etanol Ketepeng Cina Ketepeng cina mengandung senyawa seperti fenol, tanin, saponin, alkaloid, steroid, flavonoid, antrakuinon dan karbohidrat yang berpotensi memiliki aktivitas antimikroba (Sule et al, 2010). 2. Asam Stearat Asam stearat berbentuk kasar, putih atau kuning pucat, agak mengkilat, kristal atau serbuk putih kekuningan. Kelarutan sangat mudah larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter; mudah larut dalam etanol (95%), heksana, dan propilen glikol; praktis tidak larut dalam air. Gambar 2. Stuktur asam stearat Asam stearat berfungsi sebagai emulgator (Rowe, 2009). 3. Minyak Kelapa Minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L. Minyak kelapa berwujud jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, dan tidak tengik. Kelarutan larut dalam 2 bagian etanol (96%) pada suhu 60ºC, sangat mudah larut dalam kloroform dan dalam eter. Minyak kelapa memiliki suhu lebur antara 23º sampai 26ºC (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Berfungsi sebagai basis sabun cair. 4. Kalium Hidroksida Kalium hidroksida berwarna putih atau hampir putih, higroskopis berbentuk bulat kecil, serpihan atau memanjang. Kelarutan larut dalam 1 bagian air, 3 bagian etanol 96%, sangat mudah larut dalam etanol mutlak P mendidih. Berfungsi sebagai agen pembasa (Rowe, 2009). 5. Ethylenediaminetetraacetic Acid (EDTA) EDTA berwujud hablur padat, putih, dan berbau khas. Kelarutan praktis larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut dalam etanol (95%), dalam Formulasi Sabun Cair..., Nanda Firdaus Prasetya, Fakultas Farmasi UMP, 2015 6 kloroform dan dalam eter. EDTA berfungsi sebagai antioksidan, mengcegah bau tengik. Gambar 3. Struktur EDTA 6. Gliserin Gliserin berwujud cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis, higroskopik. Kelarutan praktis tidak larut dalam benzen, kloroform, minyak lemak; sedikit larut dalam aseton; larut dalam 11 bagian etil asetat dan 500 bagian eter; mudah larut dalam etanol (95%), metanol, air. Gambar 4. Struktur gliserin Gliserin berfungsi sebagai kosolven, emolien, solven, humektan, agen antimikroba (Rowe, 2009). C. Ketepeng Cina Ketepeng cina merupakan perdu yang tingginya sampai 3 m, tumbuh ditempat lembab sampai dengan 1400 m di atas permukaan laut. Tanaman ini mempunyai bunga berwarna kuning, dalam tandan panjang, dipucuk. Daunnya bersirip, terbentuk dari 8-14 pasang anak daun, pasang pertama paling kecil, panjang 5-15 cm, kaku seperti kulit, membundar lebar, pada pangkal miring, ujung tumpul dengan pucuk tajam dari ibu tulang (Sastroamidjojo, 1997). 1. Sistematika tanaman ketepeng cina: Kingdom : Plantae Formulasi Sabun Cair..., Nanda Firdaus Prasetya, Fakultas Farmasi UMP, 2015
no reviews yet
Please Login to review.