Authentication
237x Tipe PDF Ukuran file 0.76 MB Source: repository.ump.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Mental Organik 1. Definisi Gangguan mental organik (GMO) adalah suatu gangguan mental yang secara patologi bisa dijelaskan, misalnya : tumor otak, penyakit serebrovaskuler, atau intoksikasi obat. (Prabowo, E. 2014). Gangguan mental organik merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. (Maramis, W.F., & Albert, A.M. 2014). Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas, maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu dari pada pembagian akut dan menahun. 2. Etiologi Etiologi primer berasal dari suatu penyakit di otak dan suatu cedera atau rudapaksa otak atau dapat dikatakan disfungsi otak. Sedangkan 12 GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018 13 etiologi sekunder berasal dari penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh. Istilah organik merupakan sindrom yang diklasifikasikan dapat berkaitan dengan gangguan/penyakit sistemik/ otak yang secara bebas dapat didiagnosis sedangkan istilah simtomatik untuk gangguan mental organik yang pengaruhnya terhadap otak merupakan akibat sekunder dari gangguan/ penyakit ekstra serebral sistemik seperti zat toksik berpengaruh pada otak bisa bersifat sesaat/ jangka panjang. (Anisa, I. 2017). 3. Jenis-jenis Gangguan Mental Organik a. Delirium Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif. Delirium merupakan sindrom klinis akut dan sejenak dengan ciri penurunan taraf kesadaran, gangguan kognitif, gangguan persepsi, termasuk halusinasi dan ilusi, khas adalah visual juga di pancaindera lain, dan gangguan perilaku, seperti agitasi. Gangguan ini berlangsung pendek dan berjam-jam hingga berhari, taraf hebatnya berfluktuasi, hebat dimalam hari, kegelapan membuat halusinasi visual dan gangguan perilaku meningkat. Biasanya reversibel. Penyebabnya termasuk penyakit fisik, intoxikasi obat (zat). Diagnosis biasanya klinis dengan laboratorium dan pemeriksaan GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018 14 pencitraan (imaging) untuk menemukan penyebabnya. Terapinya ialah memperbaiki penyebabnya dan tindakan supportif. Delirium bisa timbul pada segala umur, tetapi sering pada usia lanjut. Sedikitnya 10% dari pasien lanjut usia yang di rawat inap menderita delirium 15-50% mengalami delirium sesaat pada masa perawatan rumah sakit. Delirium juga sering dijumpai pada panti asuhan. Bila delirium terjadi pada orang muda biasanya karena penggunaan obat atau penyakit yang berbahaya mengancam jiwanya. 1) Etiologi delirium Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab utama dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti (sebagai contoh epilepsi), penyakit sistemik, dan intoksikasi atau reaksi putus obat maupun zat toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak diluar sistem pusat, misalnya gagal ginjal, dan hati. Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat area yang terutama terkena adalah formasio retukalaris. Penyebab delirium dibagi menjadi : a) Penyebab Intrakranial yaitu epilepsi atau keadaan pasca kejang, trauma otak (terutama gegar otak), infeksi (meningitis, ensetalitis), neoplasma, gangguan vaskuler. GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018 15 b) Penyebab Ekstrakranial (1). Obat-obatan (ditelan atau diputus) seperti (1) obat antikolinergik, (antikonvulsan, obat antihipertensi, obat antiparkinson, obat antipsikotik, cimetidine, klonidine, disulfiram, insulin, opiat, fensiklidine, fenitoin, ranitidine, sedatif (termasuk alkohol), dan hipnotik, steroid). (2) Racun, Karbon monoksida, logam berat, dan racun industri lain. (3) Disfungsi endokrin atau hipofungsi atau hiperfungsi (hipofisis, pankreas, adrenal, paratiroid, dan tiroid). (4) Penyakit organ non endokrin yaitu hati (ensefalopati hepatik), ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik), paru-paru (narkosis karbondioksida, hipoksia), sistem kardiovaskuler (gagal jantung, aritmia, hipotensi). (5) Penyakit defisiensi diantaranya defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asam folat. (6) Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis yaitu ketidakseimbangan elektrolit dengan penyebab apapun keadaan pasca operatif. (7) Trauma (kepala atau seluruh tubuh). (8) Karbohidrat : hiperglikemi. 2) Patogenesis Delirium Walaupun patogenesis delirium belum diketahui secara pasti, beberapa teori yang diungkapkan oleh beberapa pakar tetap penting untuk diperhatikan. Perubahan Electro Encephalo Graphic (EEG) (-8 kali per detik, lebih lambat dari sistem saraf pusat normal) GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
no reviews yet
Please Login to review.