jagomart
digital resources
picture1_Pdf Pembukuan Sederhana 252 | Pemanfaatan Media Sosial Dan Pelatihan Manajemen Usaha


 442x       Tipe PDF       Ukuran file 0.40 MB    


File: Pdf Pembukuan Sederhana 252 | Pemanfaatan Media Sosial Dan Pelatihan Manajemen Usaha
dharmakarya jurnal aplikasi ipteks untuk masyarakat vol 7 no 3 september 2018 216 220 issn 1410 5675 pemanfaatan media sosial dan pelatihan manajemen usaha bagi pengrajin tenun tradisional di desa ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 08 Dec 2021 | 4 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                 Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat                                            Vol. 7, No. 3, September  2018: 216 - 220
                 ISSN 1410 - 5675
                     PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DAN PELATIHAN MANAJEMEN USAHA BAGI PENGRAJIN 
                                                  TENUN TRADISIONAL DI DESA WABULA BUTON
                                               Ansar Suherman, Sry Mayunita, dan Mahyudin Mahyudin
                                          Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
                                                              E-mail: ansar.suherman@yahoo.co.id
                 ABSTRAK. Usaha kecil menengah termasuk industri rumah tangga yang terdapat di daerah-daerah di Indonesia mengalami permasalahn 
                 yang hampir sama yakni rendahnya produktifitas yang salah satunya disebabkan oleh manajemen usaha yang masih sangat tradisional 
                 dan belum adanya pemanfaatan atau penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan promosi barang atau 
                 jasa yang dihasilkan. Permasalahan yang ditemui di pada UKM yang menjadi mitra dalam program ini adalah Manajemen usaha yang 
                 dijalankan masih sangat sederhana, belum memiliki sistem pembukuan yang baik dan rapi, sehingga keuntungan maupun kerugian tidak 
                 dapat terdeteksi dengan baik, dan jaringan pemasaran yang dimiliki sangat terbatas, serta belum memiliki kemampuan penggunaan 
                 Teknologi  Informasi  sebagai  media  promosi  dan  pemasaran.  Pelatihan  manajemen  usaha  dan  pelatihan  pemanfaatan  tekonologi 
                 informasi  dan  komunikasi  berupa  pemanfaatan  media  sosial  dengan  memaksimalkan  jejaring-jejaring  sosial  diharapkan  mampu 
                 meningkatkan omset atau tingkat produktifitas para mitra. Dengan tujuan kegiatan ini, dapat memberikan solusi berupa kemampuan 
                 membuat pembukuan, kemampuan teknis mendapatkan bantuan usaha dari pihak lain, dan adanya motivasi berusaha.
                 Kata kunci: Media Sosial; Manajemen Usaha; Kain Tenun Tradisional.
                 ABSTRACT. Small and medium enterprises, including home industries in regions in Indonesia, experience almost the same problems, 
                 namely low productivity, one of which is caused by business management that is still very traditional and the absence of use or use 
                 of information and communication technology to support goods promotion activities or services produced. The problem encountered 
                 by partners in this program is that the business management carried out is still very simple, not having a good and neat bookkeeping 
                 system, so that profits and losses cannot be detected properly.Their marketing network owned is very limited, and they do not have 
                 the ability to use technology Information as a media for promotion and marketing. Business management training and training in 
                 the use of information and communication technology in the form of using social media by maximizing social networks is expected to 
                 increase turnover or productivity levels of partners. With the aim of this activity, can provide solutions in the form of the ability to make 
                 bookkeeping, technical ability to get business assistance from other parties, and the motivation.
                 Key word: Social Media; Business Management; Traditional Woven.
                                      PENDAHULUAN                                       sederhana, biasa dipakai oleh perempuan kebanyakan. Ada 
                                                                                        pula motif Colo Makbahu atau korek basah, motif Delima 
                        Kabupaten Buton adalah wilayah bekas Kerajaan/                  Bongko (delima busuk), motif Delima Sapuua, dan masih 
                 Kesultanan Buton yang memiliki banyak sekali warisan-                  banyak lagi motif lainnya. Motif yang lebih rumit biasa 
                 warisan budaya dari leluhur. Dulunya Kabupaten Buton                   disebut Kumbaea. Sementara itu, motif Kumbaea yang 
                 adalah pemilik benteng terluas di dunia, yang kemudian                 didominasi warna perak biasanya dipakai oleh perempuan 
                 beralih ke Kota Buton karena terjadi pemekaran daerah                  dari golongan bangsawan dengan gelar Wa Ode.
                 otonomi baru. Daerah ini juga menawarkan begitu banyak                        Kain Tenun Buton digunakan dalam setiap upacara 
                 potensi  wisata  budaya  diantaranya  adalah  Kerajinan                adat dan ritual keagamaan. Menurut masyarakat Buton, 
                 Kain  tenun  tradisional  Buton.  Dulunya  ada  banyak                 jika  kain  tenun  tersebut  tidak  disertakan  dalam  setiap 
                 pengrajin  kain  tenun  tradisional  Buton,  namun  seiring            upacara adat dan ritual maka hakikat dan nilai dari upacara 
                 dengan  perkembangan  jaman,  karena  ketidakmampuan                   dan ritual tersebut dinilai kurang sakral.
                 bersaing  dengan  gempuran  produksi  massal  jenis-jenis                     Selain  sebagai  perekat  sosial,  tenun  Buton  juga 
                 kain  yang  lebih  modern  serta  ketidakmampuan  dalam                dianggap  mampu  menjadi  identitas  diri,  karena  bagi 
                 melakukan  promosi  yang  lebih  efektif,  maka  perlahan              orang  Buton,  pakaian  tidak  hanya  sebagai  pelindung 
                 demi perlahan para pengrajin kain tenun tradisional Buton              tubuh  dari  terik  matahari  dan  dinginnya  angin  malam, 
                 mulai meninggalkan pekerjaannya tersebut karena tidak                  tetapi juga sebagai identitas diri. Dengan melihat pakaian 
                 dapat  lagi  dijadikan  sebagai  sumber  dalam  memenuhi               yang  dikenakan  oleh  wanita  Buton  misalnya,  kita  bisa 
                 kebutuhan ekonomi sehari-hari.                                         mengetahui apakah dia telah menikah atau belum. Selain 
                        Makna dan fungsi budaya masyarakat buton mele-                  itu, dari pakaian mereka juga bisa menandakan perempuan 
                 kat pada karya indah kain tenunannya. Salah satunya                    tersebut berasal dari golongan awam atau bangsawan 
                 dapat anda lihat dalam motif Betano Walona Koncuapa, 
                 terinspirasi dari warna abu halus yang melayang-layang                 Peranan Tenun Buton dalam Pembangunan Daerah
                 hasil  pembakaran  semak  saat  membuka  ladang.  Ada                         Karena pentingnya peranan kain tenun dalam 
                 juga  yang  fungsinya  sebagai  penunjuk  strata  sosial               kehidupan  masyarakat  Buton,  sekaligus  juga  untuk 
                 dalam masyarakat Buton seperti pada motif Kasopa yang                  melestarikannya  maka  sedari  kecil  (usia  10  tahun) 
                              Pemanfaatan Media Sosial dan Pelatihan Manajemen Usaha Bagi Pengrajin Tenun Tradisional di Desa Wabula Buton               217
                         para wanita Buton sudah diajari untuk menenun. Tidak                 UKM tersebut saling bekerja sama, terutama apabila salah 
                         hanya masyarakat biasa saja yang trampil menenun,                    satu UKM tidak dapat memenuhi jumlah pesanan, maka 
                         bahkan konon anak dan istri Sultan Buton juga mahir                  sebagian  pesanan  akan  diberikan  kepada  UKM  yang 
                         mengerakkan tangan mereka untuk menenun.                             lain.  UKM  I  memiliki  tenaga  kerja  sebanyak  3  orang 
                                Dahulu kain tenun Buton dipakai sebagai pelengkap             sedangkan  UKM II  memiliki  tenaga  kerja  sebanyak  4 
                         aktivitas budaya dan ritual adat serta agama. Akan tetapi,           orang yang merupakan warga desa Wabula tempat UKM 
                         kini kain tenun khas Buton sudah dapat dijumpai dalam                tersebut berada.
                         berbagai bentuk dan kegunaan misalnya pada tas, sarung,                    Usaha yang dijalankan kedua UKM ini merupakan 
                         selendang, tirai, taplak meja, sarung bantal, dan sebagai            usaha keluarga dan kepemilikan modal adalah modal 
                         hiasan dinding. Kain tenun Buton dapat ditemukan dengan              pribadi, sehingga manajemen yang dijalankan juga masih 
                         mudah di Kabupaten Buton, yang menjadi pusat kerajinan               sangat sederhana. Kedua UKM belum memiliki struktur 
                         di Pulau Buton.                                                      organisasi yang baik, sehingga posisi pemilik disamping 
                                Terkait  dengan  keberadaan  para  pengrajin  kain            sebagai  pimpinan  juga  merangkap  sebagai  manajer. 
                         tenun  tradisional  Buton  ini,  berdasarkan  hasil  obsersi         Kedua UKM belum memiliki sistem pembukuan yang 
                         awal yang dilakukan, bahwa pada tahun 2000 masih ada                 baik dan rapi, sehingga tidak tampak jelas keuntungan atau 
                         sekitar  21  kelompok  pengrajin  kain  tenun  tradisional           kerugian yang mereka dapatkan. Selain itu, pemanfaatan 
                         Buton, namun pada tahun 2016 hanya tersisa 8 kelom-                  media massa sebagai instrumen dalam melakukan pro-
                         pok saja (Disperindagkop Buton, 2016). Padahal keber-                mosi  dan  pemasaran  belum  dilakukan.  Pemanfaatan 
                         adaan  kelompok-kelompok  pengrajin  tersebut  yang                  kain tenun tradisional Buton ini digunakan untuk banyak 
                         dikategorikan sebagai kelompok Usaha Kecil & Mene-                   hal,  diantaranya:  sarung,  baju,  topi,  selendang,  tas,  dan 
                         ngah  (UKM)  mempunyai  peran  yang  strategis  dalam                sebagainya. Harga kain tradisional Buton berkisar antara 
                         pembangunan  ekonomi  nasional,  oleh  karena  selain                Rp. 100,000.- sampai dengan Rp. 250,000.-. perbedaan 
                         berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan                    harga tersebut berdasarkan motif dan bahan baku yang 
                         tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-              digunakan.  Setiap  bulan  masing-masing  UKM  mampu 
                         hasil pembangunan.                                                   membuat 10 helai kain tradisional dengan ukuran 2 meter. 
                                Lapangan  kerja  di  Indonesia  30%  berada  di               Pemasaran  produk  dilakukan  belum  dengan  maksimal 
                         sektor formal dan 70% di sektor non formal. Jika dilihat             sebab  hanya  mengandalkan  pesanan  orang,  mengikuti 
                         dari  unsur  sumbangan  antar  pelaku  usaha,  lapangan              pameran, dan dititipkan ke pengepul.
                         kerja  sektor  formal  terdiri  dari  0,55%  disediakan  oleh              Kegiatan ini diusulkan oleh tim pelaksana Pengabdian 
                         usaha  besar,  usaha  menengah  11,01%  dan  usaha  kecil            kepada Masyarakat dari Program Studi Ilmu Komunikasi 
                         menyumbang 18,44% dari seluruh lapangan kerja formal.                dan Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu 
                         Lapangan kerja non formal sebesar 70% disediakan oleh                Sosial  dan  Ilmu  Politik  Universitas  Muhammadiyah 
                         usaha kecil yang tergolong dalam usaha mikro dan gurem.              Buton.  Tim  pelaksana  ini  terdiri  dari  3  orang  dosen. 
                         Hal ini berarti usaha kecil dan menengah telah mengisi               Masing-masing personil tim ini memiliki bidang keahlian 
                         sekitar  85% dari lapangan kerja yang ada di Indonesia               yang berbeda-beda yaitu Ilmu Komunikasi, Manajemen, 
                         (BPS, 2011).                                                         dan Administrasi  Pembangunan.  Salahsatu  prestasi  ter-
                                Ada beberapa kegiatan ekonomi produktif di Kabu-              baru  dari  Lembaga  Penelitian  dan  Pengabdian  pada 
                         paten Buton yang secara umum terus bertahan, khususnya               Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah (UM) 
                         kegiatan  usaha  kecil  menengah  yaitu  berbagai  industri          Buton adalah berhasil menaikkan status lembaganya dari 
                         kerajinan. Industri kerajinan yang ada di wilayah Buton              Status BINAAN menjadi MADYA. LPPM UM. Buton 
                         diantaranya kerajinan kain tenun Buton, kerajinan gerabah,           sebagai  lembaga  yang  menangani  kegiatan  penelitian 
                         kerajinan berbahan kayu, dan berbagai industri makanan               dan  pengabdian  kepada  masyarakat  menjadi  tempat 
                         tradisional. Salah satu produk unggulan dari daerah Buton            beranaungnya  kegiatan  ini  dalam  rangka  suksesnya 
                         adalah produk kerajinan Kain Tradisional Buton. Dalam                kegiatan nantinya. 
                         pelaskanaan upacara-upacara tradisional yang dilakukan                     Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat 
                         oleh masyarakat Buton, keberadaan kain khas tradisional              Universitas  Muhammadiyah  Buton  dapat  meningkatkan 
                         Buton  adalah  sesuatu  yang  wajib  hukumnya,  sehingga             sumber daya manusia dengan tujuan untuk membentuk atau 
                         keberadaan para pengrajin kain tenun Buton tetap masih               mengembangkan  sekelompok  masyarakat  yang  mandiri 
                         dibutuhkan oleh masyarakat.                                          secara  ekonomi;  membantu  menciptakan  ketentraman, 
                                Industri  kecil  Kain  Tenun  Buton  yang  menjadi            dan  kenyamanan  dalam  kehidupan  bermasyarakat;  serta 
                         mitra dalam kegiatan PKM ini adalah UKM “Kumaha                      meningkatkan keterampilan berpikir, membaca dan menulis 
                         Mandiri”  dan  UKM  “Wabula  Permai”  yang  keduanya                 atau keterampilan lain yang dibutuhkan.
                         berada  di  Desa Wabula Kecamatan Wabula Kabupaten                         Kinerja Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada 
                         Buton. Kedua UKM yang menjadi mitra adalah UKM                       Masyarakat  Universitas  Muhammadiyah  Buton  dalam 
                         kerajinan kain tenun tradisional Buton yang dimiliki oleh            bidang  kegiatan  Pengabdian  pada  Masyarakat  adalah 
                         Ibu Hariani (UKM I) dan Ibu Wa Nuu (UKM II). Kedua                   sangat baik. Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian 
                  218                                            Ansar Suherman, Sry Mayunita, dan Mahyudin Mahyudin
                  pada Masyarakat senantiasa memberikan semangat dan                      3.  Jaringan pemasaran yang dimiliki sangat terbatas.
                  motivasi  kepada  seluruh  dosen  untuk  melaksanakan                   4.  Belum       memiliki       kemampuan          penggunaan 
                  program  pengabdian  kepada  masyarakat  dalam  bentuk                     Teknologi Informasi sebagai media promosi dan 
                  apapun. Hal ini diwujudkan setiap tahun pihak Lembaga                      pemasaran.
                  Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas 
                  Muhammadiyah Buton menawarkan hibah  pengabdian                                Melihat  betapa  kompleksnya  permasalahan  yang 
                  kepada seluruh dosen dengan nama program Pengabdian                     dihadapi UKM mitra dan keterbatasan dari tim pelaksana 
                  pada  Masyarakat  Internal  yang  mencakup  Pengabdian                  PKM, maka perlu prioritas terhadap permasalahan yang 
                  pada Masyarakat unggulan, Pengabdian pada Masyarakat                    akan diatasi melalui kegiatan Ipteks ini. 
                  reguler,  Pengabdian pada Masyarakat prioritas fakultas,                       Berdasarkan      analisis    kebutuhan      yang    telah 
                  Pengabdian  pada  Masyarakat  prioritas  kewirausahaan,                 dilakukan  dengan  berdiskusi  dengan  kedua  UKM  dan 
                  dengan dana yang cukup memadai.                                         mempertimbangkan  kemampuan  tim  pelaksana  PKM, 
                         Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdian              maka permasalahan yang diprioritaskan untuk diatasi 
                  mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM                         melalui kegiatan PKM ini adalah:
                  telah berupaya menitipkan barang hasil produski mereka                  1. Penggunaan  teknologi  informasi  sebagai  media 
                  ke pengepul dan mengikuti pameran-pameran periodik                         promosi dan pemasaran produk;
                  diluar  Kabupaten  Buton  sebagai  bagian  dari  usaha                  2. Perbaikan sistem manajemen.
                  promosi kepada masyarakat luar namun tingkat penjualan 
                  mereka  tersebut  masih  sangat  kecil  peminat,  sehingga                     Informasi     mengenai       beberapa      permasalahan 
                  hal ini berakibat pada tidak maksimalnya produksi kain                  yang dihadapi oleh kedua UKM tersebut tentunya harus 
                  tenun.  Masalah  lain  yang  masih  dihadapi  pengrajin                 sesegera mungkin untuk diatasi sebagai salah satu solusi 
                  adalah kendala informasi pemasaran yang terbatas. Saat                  pengembangan usaha kecil dan menengah. Tim pengusul 
                  mengikuti pameran, hanya pesanan-pesanan kecil dari                     pengabdian sebagai bagian dari masyarakat yang kebetulan 
                  daerah lokal-lah yang langsung ke pengrajin, dan bila ada               berkecimpung dalam dunia pendidikan, merasa terpanggil 
                  pesanan dari luar daerah dan luar negeri, itupun melewati               untuk  ikut  membantu  memberikan  solusi  terhadap  per-
                  pedagang besar atau eksportir dari Jakarta, sehingga omset              masalahan yang dihadapi kedua UKM tersebut.
                  yang diterima oleh pengrajin tidak maksimal. Meskipun                          Melalui  program  usulan  kegiatan  PKM  ini  dan 
                  demikian, kedua UKM ini tidak mudah putus asa, mereka                   berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan, 
                  terus melakukan berbagai upaya untuk lebih mamajukan                    tim    pengabdianmenentukan           tujuan     utama      dari 
                  usaha kerajinannya.                                                     permasalahan  tersebut  dengan  sentuhan  Ipteks,  yaitu 
                         Seiring dengan berkembangnya usaha ini, dengan                   melalui kegiatan pokok:
                  kemampuan  seadanya  mereka  terus  berusaha  untuk                     1. Memperluas jaringan Promosi dan pemasaran 
                  dapat  selalu  berproduksi.  Kedua  UKM  terus  berusaha                   mitra;
                  membangun  hubungan  baik  dengan  berbagai  pihak                      2. Peningkatan kemampuan manajerial mitra.
                  dalam  rangka  untuk  pemasaran  produk  kerajinan  yang 
                  dihasilkan.  Selama  ini  mereka  telah  berhubungan  baik                     Diharapkan  manfaat  yang  nantinya  diperoleh 
                  dengan dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi                    mitra dari pelaksanaan ketiga kegiatan pokok tersebut, 
                  Kabupaten  Buton.  Namun  hubungan  tersebut  sebatas                   diantaranya:
                  memberikan  informasi  kepada  pengrajin  bilamana  ada                 1. Mempunyai media promosi yang efektif dan efisien 
                  kegiatan-kegiatan pameran. Kedua UKM sangat berharap                       serta memiliki jaringan pemasaran yang lebih luas 
                  untuk  dapat  menjalin  hubungan  kerjasama  dengan                        dengan teknik pemasaran yang murah dan cepat.
                  pihak perguruan tinggi agar dapat memberikan bantuan                    2. Menguasai  kompetensi  manajemen  usaha  untuk 
                  baik  berupa  pelatihan,  penerapan  teknologi,  perbaikan                 menjalankan  bisnisnya,  sehingga  bisa  membuat 
                  manajemen, sistem pemasaran yang efektif sehingga dapat                    strategy marketing sendiri.
                  meningkatkan produktivitas usaha yang mereka jalankan.                  3.  Kedua  UKM akan memiliki kemandirian dalam hal 
                                                                                             proses produksi, promosi, pemasaran dan menjalankan 
                  Permasalahan Mitra                                                         usahanya.
                         Berdasarkan  analisis  situasi  di  atas,  kedua                 4. Mengurangi ketergantungan kedua UKM kepada 
                  UKM pengrajin ini, dalam perkembangannya masih                             pihak lain.
                  mengalami  berbagai  permasalahan.  Permasalahan                        5. Meningkatkan omzet pendapatan kedua UKM.
                  tersebut yaitu:
                  1.  Manajemen usaha yang dijalankan masih sangat                               Adapun rencana kegiatan yang diusulkan untuk 
                     sederhana.                                                           mencapai tujuan di atas adalah sebagai berikut:
                  2.  Belum memiliki sistem pembukuan yang baik dan                       1.  Pelatihan penggunaan media online dan media offline 
                     rapi, sehingga keuntungan maupun kerugian tidak                         untuk mendukung promosi dan pemasaran produk 
                     dapat terdeteksi dengan baik.                                           kerajinan.
                              Pemanfaatan Media Sosial dan Pelatihan Manajemen Usaha Bagi Pengrajin Tenun Tradisional di Desa Wabula Buton               219
                         2. Pelatihan  manajemen  usaha  untuk  memperbaiki                   Kedua UKM belum memiliki sistem pembukuan yang 
                            sistem manajemen usaha yang dijalankan.                           baik dan rapi, sehingga tidak tampak jelas keuntungan atau 
                                                                                              kerugian yang mereka dapatkan. Selain itu, pemanfaatan 
                                                  METODE                                      media  massa  sebagai  instrumen  dalam  melakukan 
                                                                                              promosi dan pemasaran belum dilakukan. Pemanfaatan 
                                Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiat-                kain tenun tradisional Buton ini digunakan untuk banyak 
                         an  ini  berupa  pelatihan  dan  pendampingan  tentang               hal,  diantaranya:  sarung,  baju,  topi,  selendang,  tas,  dan 
                         penggunaan media online sebagai instrumen promosi dan                sebagainya. Harga kain tradisional Buton berkisar antara 
                         pemasaran  serta  platihan  manajemen  usaha.  Kreatifitas           Rp. 100,000.- sampai dengan Rp. 250,000.-. perbedaan 
                         dan model penggunaan media online tersebut merupakan                 harga tersebut berdasarkan motif dan bahan baku yang 
                         hasil  penggalian  dan  kreasi  dari  tim  PKM  yang                 digunakan.  Setiap  bulan  masing-masing  UKM  mampu 
                         kemudian dilatihkan  kepada  kedua  perajin  mitra.  Total           membuat 10 helai kain tradisional dengan ukuran 2 meter. 
                         waktu  kegiatan  pelatihan  yang  disertai  pendampingan             Pemasaran  produk  dilakukan  belum  dengan  maksimal 
                         dilaksanakan selama enam bulan.                                      sebab  hanya  mengandalkan  pesanan  orang,  mengikuti 
                                Rencana kegiatan dalam rangka melaksanakan                    pameran, dan dititipkan ke pengepul.
                         solusi  yang  ditawarkan  tersebut,  secara  rinci  dapat 
                         dijelaskan  sebagai  berikut:  Pelatihan  yang  diberikan 
                         kepada mitra mempunyai tujuan untuk memberikan tam-
                         bahan  pengetahuan  dan  keterampilan  dalam  rangka 
                         meningkatkan produktivitas  pengrajin  kain  tenun  tradi-
                         sional. Pelatihan yang dimaksud sesuai dengan apa yang 
                         dibutuhkan oleh mitra yaitu pemanfaatan media sosial dan 
                         media offline, dan manajemen usaha. 
                                      HASIL DAN PEMBAHASAN
                                Industri kecil Kain Tenun Buton yang menjadi mitra 
                         dalam kegiatan PKM ini adalah Usaha Kecil Menengah 
                         (UKM )“Kumaha Mandiri” dan UKM “Wabula Permai” 
                         yang keduanya berada di Desa Wabula Kecamatan Wabula                                                   Sumber: Dokumentasi Peneliti
                         Kabupaten  Buton.  Kedua  UKM  yang  menjadi  mitra                  Gambar 3. Jenis Kain Tradisional Buton
                         adalah UKM kerajinan kain tenun tradisional Buton yang                     Langkah-langkah dalam pelaksanaan pelatihan 
                         dimiliki oleh Ibu Hariani (UKM I) dan Ibu Wa Nuu (UKM                ini adalah: 
                         II). Kedua UKM tersebut saling bekerja sama, terutama                a) Merumuskan materi pelatihan yang relevan; 
                         apabila salah satu UKM tidak dapat memenuhi jumlah                   b) Membuat jadwal pelatihan; 
                         pesanan, maka sebagian pesanan akan diberikan kepada                 c) Menyiapkan alat dan bahan pelatihan; 
                         UKM yang lain. UKM I memiliki tenaga kerja sebanyak 3                d) Pembagian tugas Instruktur; 
                         orang sedangkan UKM II memiliki tenaga kerja sebanyak                e) Pelaksanaan pelatihan; dan 
                         4 orang yang merupakan warga desa Wabula tempat UKM                  f) Melaksanakan evaluasi.
                         tersebut berada.
                                                                                                    Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini telah 
                                                                                              dilaksanakan dengan sasaran dua mitra kelompok usaha 
                                                                                              pengrajin tenun tradisional yang berlokasi di Desa Wabula 
                                                                                              Kecamatan Wabula Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi 
                                                                                              Tenggara. Adapun tahapan-tahapan kegiatan yang telah 
                                                                                              dilakukan adalah sebagai berikut:
                                                                                              1.  Survey    lokasi   kegiatan    yang  bertujuan  untuk 
                                                                                                 memastikan kelayakan lokasi sesuai dengan yang telah 
                                                           Sumber: Dokumentasi Peneliti          ditetapkan oleh tim PKM;
                         Gambar 1. Aktifitas menenun kain tradisional Buton                   2.  Sosialisasi kepada kelompok mitra sasaran kegiatan 
                                Usaha yang dijalankan kedua UKM ini merupakan                    PKM terkait teknis pelaksanaan kegiatan tersebut;
                         usaha keluarga dan kepemilikan modal adalah modal                    3.  Peninjauan  tempat  pelaksanaan  kegiatan  pelatihan 
                         pribadi, sehingga manajemen yang dijalankan juga masih                  dengan memastikan kelayakan tempat pelatihan agar 
                         sangat sederhana. Kedua UKM belum memiliki struktur                     berjalan dengan lancar;
                         organisasi yang baik, sehingga posisi pemilik disamping              4.  Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan peralatan 
                         sebagai  pimpinan  juga  merangkap  sebagai  manajer.                   yang dibutuhkan selama kegiatan PKM berlangsung;
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Dharmakarya jurnal aplikasi ipteks untuk masyarakat vol no september issn pemanfaatan media sosial dan pelatihan manajemen usaha bagi pengrajin tenun tradisional di desa wabula buton ansar suherman sry mayunita mahyudin program studi ilmu komunikasi fakultas politik e mail yahoo co id abstrak kecil menengah termasuk industri rumah tangga yang terdapat daerah indonesia mengalami permasalahn hampir sama yakni rendahnya produktifitas salah satunya disebabkan oleh masih sangat belum adanya atau penggunaan teknologi informasi mendukung kegiatan promosi barang jasa dihasilkan permasalahan ditemui pada ukm menjadi mitra dalam ini adalah dijalankan sederhana memiliki sistem pembukuan baik rapi sehingga keuntungan maupun kerugian tidak dapat terdeteksi dengan jaringan pemasaran dimiliki terbatas serta kemampuan sebagai tekonologi berupa memaksimalkan jejaring diharapkan mampu meningkatkan omset tingkat para tujuan memberikan solusi membuat teknis mendapatkan bantuan dari pihak lain motivasi ber...

no reviews yet
Please Login to review.