Authentication
261x Tipe PDF Ukuran file 0.32 MB Source: digilib.esaunggul.ac.id
Peran Pr Menerapkan Manajemen Krisis Dalam Memulihkan Citra PT.Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 Di Yogyakarta PERAN PR MENERAPKAN MANAJEMEN KRISIS DALAM MEMULIHKAN CITRA PT.GARUDA INDONESIA PASCA KECELAKAAN PESAWAT BOEING G.737/400 DI YOGYAKARTA Kiki Handayani1, Erman Anom1 1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510 handayanie22@gmail.com Abstrak Krisis adalah sesuatu yang paling ditakuti oleh perusahaan, karena bisa menghancurkan reputasi perusahaan. krisis ini datangnya tidak dapat diketahui, melainkan secara tiba-tiba. Tetapi krisis tidak semuanya mendatangkan bahaya, sebaliknya mendatangkan peluang untuk memajukan perusahaan. Ini semua tergantung dengan bagaimana cara menanganainya. Dengan melakukan pengelolaan manajemen krisis yang tepat, maka krisis bisa dijadikan peluang untuk lebih baik. Seperti penanganan yang dilakukan humas Garuda Indonesia dengan sangat maksimal. Dalam mengelola krisis ini humas Garuda Indonesia melakukan jenis krisis bersifat segera, dan tahapan yang digunakan terkait dengan tipe krisis tersebut adalah masuk kedalam tahap akut. Tahap ini merupakan sudah cukup berat, karena dalam kecelakaaan tersebut memakan jumlah korban yang meninggal cukup banyak. Selanjutnya barulah dimulai tahap mengelola krisis. Terlebih dahulu mengidentifikasi serta menganalisisnya sampai pada pemulihan citra. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Manajemen Krisis di PT Garuda Idonesia, selain itu juga untuk mengetahui Strategi manajemen krisis , serta untuk mengetahui Peran Humas dalam mengelola krisis manajemen tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Pengelolaan PR dalam melakukan penanganan krisis tersebut sangat baik. Walaupun langkahlangkah strategi yang terdapat dalam teori tidak sepenuhnya dilakukan oleh humas Garuda. Dengan hasil penanganan yang maksimal humas Garuda sudah menjalankan perannya dengan baik, yaitu dapat membantu perusahaan untuk menciptakan kondisi perusahaan yang sedang mengalami krisis menjadi kembali sedia kala. Kata kunci: manajemen krisis, citra, kecelakaan pesawat Pendahuluan PT. Garuda Indonesia selalu memberikan Garuda Indonesia merupakan maskapai citra yang positif di mata khalayaknya, terutama untuk pener-bangan pertama di Indonesia dan berhasil memuaskan pelanggan yang selalu setia terbang menguasai pangsa penerbangan hingga go Internasional. menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia Berbeda dengan banyak perusahaan penerbangan dalam menomersatukan pelayanan. Contohnya PT. lainnya, Garuda Indonesia dilahirkan di tengah kancah Garuda Indonesia selalu memberikan produk per-juangan bangsanya. Lahir pada masa mengenai layanan terbaru untuk menambah mempertahankan untuk mengisi kemerdekaan. kenyamanan bagi pelanggan Garuda. Selain itu juga Bermula dari sebuah pesawat Dakota di tahun 1948, Garuda Indonesia Dalam mempertahankan Citranya Garuda Indonesia kini memiliki 73 armada pesawat yang baik, PT. Garuda Indonesia selalu menciptakan terbang, membuatnya terbesar di Asia Tenggara. hubungan yang baik antara pihak internal, diantaranya Menghubungkan setiap Ibu kota propinsi dan selalu melakukan komunikasi yang baik antara melayani penerbangan teratur kelima benua di dunia. karyawan dengan pimpinan, serta saling mendukung Sehingga Dalam waktu yang cukup lama, hingga antara unit yang satu dengan yang lainnya dalam sampai detik sekarang ini, Garuda Indonesia berhasil membangun Citra Garuda Indonesia. Sedangkan mempertahankan visi dan misinya, sehingga dapat eksternalnya Garuda Indonesia selalu menjalin menjadi pilihan utama bagi penumpang di kelas affluent hubungan baik dengan pihak luar dan stakeholdersnya, dan high networth, yaitu melayani segmen pasar diantaranya Humas Garuda Indonesia selalu masyarakat kelas menengah keatas dengan mengadakan kerja sama dengan perusahaan lain. mengutamakan layanan yang prima dan unik. Selain itu juga pihak humas Garuda Indonesia selalu menjaga hubungan baik dengan pers dan juga kepada Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 1, Maret 2010 21 Peran Pr Menerapkan Manajemen Krisis Dalam Memulihkan Citra PT.Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 Di Yogyakarta publik,terutama pelanggan. Misi Inilah yang dijalankan menyentuh landasan dan menimbulkan percikan api. PT. Garuda Indonesia guna terciptanya citra yang Pesawat kemudian kehilanggan keseimbangan dan positif dimata khalayaknya, Sebagai Penerbangan no terperosok ke sawah di sekitar bandara, mesin kanan satu di Indonesia yang berdaya saing Internasional. pesawat terlepas. Seketika itu pun api berkobar Kondisi pada saat sebelum terjadinya krisis di dahsyat dalam hitungan menit dan para penumpang Garuda Indonesia,terutama di ruang lingkup Hu- panik luar biasa. Sebagian besar penumpang lolos dari masnya,pada setiap harinya kondisi suasananya sangat maut setelah berhasil keluar dari pintu darurat didekat harmonis, melainkan biasa-biasa saja, karena masing- sayap pesawat. Namun puluhan orang yang hendak masing bagian sudah mempunyai tugasnya sendiri, lewat pintu depan pesawat justru terjebak sehingga melainkan tidak ada tanda-tanda apapun ketika akan tewas terbakar. Penyebab terjadinya kecelakaaan GA mengalami krisis. Tapi serentak Garuda Indonesia, 200 itu kemungkinan kece-patan pesawat yang teru-tama pihak humasnya sangat terkejut, ketika menjadi faktor kecelakaan itu. Menurut “Profesor diberitahukan kabar yang sangat menyedihkan pada Heat dari Universitas South Australia, pesawat tanggal 7 Maret 2007, Tragedi Accident pesawat mendarat tanpa kerusakan dan kemungkinan Garuda Indonesia kembali terjadi, suasana diruangan kelebihan kecepatan menjadi penyebab-nya. humas yang tadinya sangat tenang, ketika dikabarkan Mengenai kecelakaan (accident) yang dialami berita Accident tersebut, suasanapun langsung berubah PT. Garuda Indonesia tersebut menaruh luka yang seketika menjadi hiruk pikuk, melainkan semua pihak sangat mendalam bagi masyarakat Indonesia garuda dibikin sibuk, terutama humasnya tingkat seluruhnya, terutama bagi keluarga korban, dari kesibukan menjadi meningkat dalam menghadapi Accident tersebut masyarakat banyak bertanya-tanya, krisis tersebut, dalam mencari informasi yang akurat Mengapa accident ini bisa terjadi kepada Garuda mengenai accident tersebut. kini PT. Garuda Indonesia yang sebelumnya terkenal dengan image Indonesiapun kembali berduka. Pesawat Garuda sebagai maskapai penerbangan yang paling aman dan Indonesia berjenis Boeing 737/400 jurusan Jakarta – no satu di Indonesia. Kini kepercayaan Masyarakat Jogya dengan nomor penerbangan GA-200 bergistrasi Indonesia terhadap Garuda telah luntur, melainkan PK-GZC, yang diterbangkan oleh Capt. M. Marwoto masyarakat Indonesia menjadi sedikit trauma untuk Komar tersebut, Terbakar di Bandara Adi Sucipto menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia. Jogyakarta dengan membawa 133 penumpang dan 7 Menurut berita dari surat kabar Investor Daily”.... awak kabin. Diantaranya penumpang yang tewas Garuda Indonesia dicitrakan sebagai perusahaan berjumlah 22 penumpang, dan 4 zenazah diantaranya penerbangan paling aman. Meski tarif diatas rata-rata warga Asing (WNA), sedangkan penumpang yang penerbangan swasta, Garuda tetap menjadi prioritas lainnya mengalami cedera dan luka-luka, hingga penumpang berduit karena citra ‘best safety’ itu. diantaranya ada yang dirawat di Rumah Sakit Kecelakaan kemarin pagi di Yogyakarta itu boleh jadi Bethesda, RS Panti Rapih, dan RS dr Sardjito. Dari memupuskan semua kesan positif tentang Garuda kecelakaan yang menimpa Garuda tersebut, banyak sebagai maskapai penerbangan paling aman, munculnya spekulasi, diantaranya banyak mengatakan melainkan kini tidak ada lagi maskapai penerbangan bahwa penyebab kecelakaan tersebut adalah campur nasional yang menyandang citra Aman....” ( Daily, tanggan manusia yang tidak bertanggung jawab 8/03/07 : 4 ). Kini masyarakat Indonesia semakin (Human Eror), melainkan dugaan sabotase adanya dibuat bingung oleh maskapai penerbangan, karena unsur terorisme. Dugaan sabotase mun-cul, karena di penerbangan yang terbilang paling amanpun seperti dalam pesawat ada 8 warga Australia yang hendak Garuda Indonesia bisa mengalami nasib tragis seperti mengikuti kunjungan Alexander Downer ke ini. Citra Garuda Indonesia kini buruk dimata Jogyakarta. masyarakat, lalu langkah apa yang akan di lakukan Adanya dugaan sabotase tersebut langsung Garuda Indonesia selanjutnya. Akankah Garuda dibantah oleh ketua Federasi Pilot Indonesia (FPI) Indonesia berhasil memulihkan Citra yang dinilai Manotar Napitupuluh, yang mengatakan, bahwa ke- buruk menjadi baik lagi di mata khalayaknya ? mungkinan adanya dugaan sabotase atau aksi terorisme Musibah GA-200 tersebut memunculkan sangat kecil. Sebab, sistem pengamanan di bandara dugaan tentang kondisi pesawat yang tidak sangat ketat bahkan berlapis-lapis. Mulai dari pintu bagus.Pujobroto, selaku Kepala Komunikasi Garuda keberangkatan, gerbang boarding, maupun saat masuk Indonesia menjamin bahwa GA-200 itu dalam kondisi ke gate menuju pesawat.”Demikian pula untuk masuk laik terbang serta sudah menjalani perawatan sesuai ke area bandara, termasuk apron, sangat ketat. Jadi regulasi dan standarinternasional. Selain menjalani kemungkinan adanya sabotase sangat kecil. Ketika perawatan rutin, pesawat GA-200 juga menjalani kecelakaan Pesawat GA 200 terjadi, ada salah satu perawatan jam terbang. Pesawat GA-200 yang saksi mata yang melihat munculnya asap sebelum bergabung dengan Garuda sejak 10 oktober 2002 itu (bouncing) tiga kali, sehingga mesin kanan pesawat telah menjalani semua cek. Kepala Komunikasi 22 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 1, Maret 2010 Peran Pr Menerapkan Manajemen Krisis Dalam Memulihkan Citra PT.Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 Di Yogyakarta Garuda Indonesia mengatakan, perawatan A Check Fokus Penelitian terakhir dilakukan pada 7 Februari 2007 di Denpasar Dengan adanya musibah terjadinya accident dengan jam terbang 3.960. Berdasarkan data terakhir Pesawat Boeing 737/400 di Jogyakarta itu, PT. pada 31 Oktober 2006, pesawat GA200 telah Garuda indonesia mengalami krisis Manajemen yang menempuh 34.112 jam penerbangan atau setiap tahun dapat menjatuhkan Citra Garuda Indonesia dimata rata-rata menempuh 2.441 jam terbang. Pesawat ini publik. Sebelum accident naas ini terjadi Garuda pertama kali digunakan oleh Aloha Airlines di Hawaii Indonesia dicitrakan sebagai perusahaan penerbangan pada November 1992. pesawat kemudian digunakan paling aman. Meski tarif jauh lebih mahal oleh Star Europe pada 23 April 1996. kurang dari satu dibandingkan dengan penerbangan swasta lainnya, tahun, pada 28 November 1997, pesawat ini kemudian Garuda Indonesia tetap menjadi prioritas pilihan dikembalikan ke pusat pemeliharaan General Electric utama penumpang berkelas. Setelah terjadinya di AS. Selanjutnya pesawat dioperasikan oleh Jet kecelakaan tersebut citra Garuda Indonesia tercoreng. Airways (India) hingga 21 Oktober 1999 dengan Banyak publik yang kecewa dan merasa prihatin atas nomor seri VT-JAP, sebelum dibeli oleh perusahaan musibah yang menimpa Garuda Indonesia. sebelum penjualan pesawat Aircraft Finance Trust. Pesawat ini terjadinya accident tersebut masyarakat menilai citra kemudian dipakai kembali oleh Jet Airways hingga 9 Garuda Indonesia yang paling baik dalam soal mei 2002. pelayanannya bila dibandingkan dengan maskapai Pasca terjadinya accident tersebut secara tidak penerbangan yang ada di Indonesia. Dan setelah langsung Citra Garuda Indonesia tercoreng dimata Accident itu terjadi kepercayaan masyarakat terhadap khalayaknya, untuk itu upaya-upaya yang dilakukan citra Garuda Indonesia telah hilang sebagai maskapai Humas Garuda Indonesia dalam menangani acident penerbangan yang paling aman. Sehingga masyarakat tersebut adalah ketika krisis itu muncul, tentunya merasa takut untuk menggunakan pesawat terbang. banyak ketidakpastian muncul atau spekulasi, untuk itu pihak humas harus mengklarifikasinya, melainkan Tujuan Penelitian kondisi seperti itu harus segera ditritmen/ditangani Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka secara bertahap, setelah melakukan tritmen baru tujuan penulis meneliti studi kasus ini, yaitu : muncul penjelasan, misalnya dari sumber data yang 1. Untuk mengetahui Manajemen Krisis di PT. dikumpulkan humas memastikan data tersebut akurat Garuda Indonesia atau tidak. Dan tiap hari setelah accident tersebut 2. Untuk mengetahui Stategi Manajemen Krisis apa humas mengeluarkan berita pers, mengenai data yang digunakan PT. Garuda Indonesia terbaru dari accident tersebut. Dan yang paling 3. Untuk mengetahui Peran Humas dalam mendasar ketika accident itu terjadi adalah pihak Manajemen Krisisi di PT.Garuda Indonesia humas harus benar-benar mencari sumber data yang akurat, yang benar-benar informasi yang didapat bisa dipertanggungjawabkan, selain itu pihak humas juga Manajemen Krisis mencari tahu kenapa terjadinya accident tersebut, Pada hakeketnya PR dan public Affairs adalah gimana terjadinya, apakah ada korban jiwa, ada berapa kegiatan mengantisipasi, berusaha melihat kejadian korban jiwa yang selamat atau tidak. Garuda apa yang akan terjadi di masa mendatang. Juga untuk Indonesia merasa bersalah, untuk itu pihak Garuda melihat kecenderungan dan isu yang bisa berkembang Indonesia memberikan uang simpati kepada semua sehingga merusak hubungan yang penting. Krisis penumpang Garuda Indonesia yang selamat 25 juta menciptakan perusahaan dalam posisi menjadi rupah, sedangkan bagi korban meninggal dunia, untuk perhatian masyarakat sehingga mempertanyakan keluarga korban diserahkan uang sebesar 600 juta kompetensi manajemen perusahaan. Oleh karena itu rupiah. perusahaan harus berkomunikasi dengan cepat, akurat Sedangkan Upaya yang dilakukan Humas dan terampil dengan beberapa kelompok penting Dalam Pemulihan citra Garuda Indonesia dalam seperti karyawan, media dan pemegang saham. menerapkan manajemen krisis terhadap accident GA Definisi krisis menurut Linke (1999: 84) adalah : 200 tersebut, Pihak humas termasuk sangat siap sekali Merupakan suatu ketidak normalan dari konsekuensi ketika menghadapi accident itu tertjadi, sehingga negative yang mengganggu operasi sehari-hari sebuah penanganannya pun terbilang sangat cepat. Dan untuk organisasi yang mungkin berakibat adanya kematian, memulihkan citra tersebut, tentunya pihak humas menurunnya kualitas kehidupan, berkurangnya tingkat berupaya untuk menggunakan pilihan Strategi yang kesejahteraan dan menurunnya reputasi perusahaan. tepat dan mantap dalam menangani krisis manajemen, Dari definisi tersebut, penulis memahami bahwa krisis guna mengembalikan citranya yang positif di mata perusahaan bisa dilihat dari ketidaknormalan dari khalayaknya. konsekuensi negative yang mengganggu operasi sehari-hari sebuah organisasi. Penulis juga memahami Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 1, Maret 2010 23 Peran Pr Menerapkan Manajemen Krisis Dalam Memulihkan Citra PT.Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 Di Yogyakarta bahwa krisis itu juga bisa dikatakan sebagai suatu perusahaan, yang semestinya harus dikarantina keadaan yang genting, yang datangnya secara tiba-tiba terlebih dahulu. Krisis juga bisa dikatakan sebagai atau tidak pernah diduga sama sekali. Krisis bisa juga keadaan yang genting, yang datangnya tiba-tiba atau dikatakan sebagai penyakit menular, yang kalau tidak tidak pernah diduga sebelumnya. Krisis bisa juga segera diatasi bisa fatal akibatnya. Untuk itu, krisis mendatangkan bahaya atau peluang bagi perusahaan perlu dikarantina sebelum tindakan serius diambil. yang mengalaminya. Oleh karena itu krisis jangan Ketika krisis muncul, tindakan yang harus dilakukan dianggap remeh oleh perusahaan, karena bila tidak praktisi PR adalah harus cepat memberi respon dalam langsung diatasi atau diambil tindakan yang serius, memberikan konfirmasi yang akurat pada media, serta maka bisa berakibat fatal. Bisa-bisa bagi perusahaan dalam mengambil keputusan praktisi PR harus bekerja yang mengalaminya bukan peluang yang didapat, dengan cepat dalam menanggulangi krisis tersebut. melainkan nama baik perusahaan tersebut Sementara menurut Kasali (1994 : 222 ) Krisis adalah dipertaruhkan. “ Suatu waktu yang krusial, atau momen yang Setelah memaparkan definisi krisis, penulis menentukan (decisive moment). Krisis merupakan suatu juga paparkan manajemen krisis dalam perusahaan. turning point yang diselesaikan dengan baik akan Iriantara (2004: 116), mengatakan “manajemen krisis melahirkan kemenagan (for better). Dan bila gagal akan ialah salah satu bentuk saja dari ketiga bentuk respon menimbulkan korban (for worse). Oleh karena itu perlu manajemen terhadap perubahan yang terjadi di diketahui bahwa krisis tidak timbul begitu saja, lingkungan eksternal organisasi”. Respon tersebut sebelum ia mencapai suatu turning point, ia pasti akan antara lain dilakukan dalam konteks mengelola memberi tanda-tanda.” Dari definisi tersebut, penulis perubahan. Pada sisi lain, perubahan lingkungan yang memahami bahwa krisis merupakan suatu turning point tidak terduga memang sering terjadi di dunia ini, siapa for better or worse (titik balik untuk makin baik atau yang membayangkan bahwa desas-desus bisa makin buruk). Bila suatu perusahaan mengalami menghancurkan nama baik suatu perusahaan atau situasi krisis yang termasuk jenis krisis akut dan merek dagang sedemikian besar. Dalam hal kegiatan ditangani langsung oleh pihak perusahaan, maka public Relations, manajemen krisis merupakan salah keadaan terburuk tidak akan dialami oleh perusahaan, satu aspek yang mendapatkan perhatian. Manajemen melainkan melahirkan kemenangan bagi perusahaan krisis ini boleh dikatakan sebagai “bantalan” yang tersebut. Karena kemenangan tersebut dapat dipersiapkan oleh organisasi untuk menghadapi krisis dimanfaatkan menjadi peluang untuk memulihkan yang sifatnya tidak terduga dan mendadak. (Iriantara, kembali citra yang tadinya buruk menjadi baik lagi. 2004: 116) Sedangkan definisi manajemen krisis Begitu juga dengan PT. Garuda Indonesia menurut sumber dari http://www.dephan.go.id. yang merupakan salah satu maskapai penerbangan Adalah : “upaya untuk menekan faktor ketidakpastian yang mengalami krisis manajemen ketika Accident dan faktor resiko hingga tingkat serendah mungkin, pesawat GA-200 di Yogyakarta pada 7 Maret 2007. dengan demikian akan lebih mampu menampilkan Pasca Accident tersebut Garuda Indonesia mengalami sebanyak mungkin faktor kepastiannya”. Sebenarnya penurunan citra di mata masyarakat. Untuk itu, pihak yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan humas Garuda Indonesia langsung merespon cepat langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi dalam penanganan krisis tersebut. Ada definisi lain mengenai alternatif-alternatif, maupun mengenai yang sangat menarik yang berasal dari Cina. probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai langkah- Masyarakat cina menggunakan symbol wei-ji. Wei-ji langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat merupakan kombinasi dari dua kata dalam bahasa lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan Cina yang berarti “bahaya” dan “peluang”. Memang selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin benar, krisis bisa menjadi bahaya atau bisa pula informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang keberuntungan ; peluang. (Kasali,1994: 222) Dari dapat diandalkan (reliable), sedangkan materilnya juga pendapat tersebut, penulis memahami bahwa arti menyandang bobot nalar yang cukup. krisis dalam bahasa Cina bisa berarti menjadi bahaya (http://www.dephan.go.id.) Dari kedua pernyataan dan bisa juga jadi peluang. Maksudnya, bila suatu definisi tersebut, penulis memahami bahwa perusahaan mengalami krisis dan tidak cepat langsung manajemen krisis memiliki perbedaan. Perbedaan ditangani, maka sangat bahaya sekali bagi perusahaan tersebut antara lain yang dikatakan Iriantara bahwa tersebut, bisa-bisa hidup matinya perusahaan itu manajemen krisis sebagai bentuk dari ketiga bentuk dipertaruhkan. Sedangkan bagi perusahaan yang bisa respon manajemen terhadap perubahan yang terjadi mengatasi krisis dengan baik, maka perusahaan dilingkungan eksternal, sedangkan menurut situs tersebut akan memanfaatkan keberhasilan itu menjadi www.dephan.go.id penjelasan manajemen krisis lebih peluang yang baik, untuk memulihkan citra positifnya pada faktor ketidakpastian dan menampilkan sebanyak kembali. Jadi kesimpulan penulis mengenai krisis mungkin faktor kepastian dalam mengambil suatu adalah penyakit menular yang sangat merugikan langkah atau keputusan dalam menghadapi suatu 24 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 1, Maret 2010
no reviews yet
Please Login to review.