jagomart
digital resources
picture1_Pendidikan Karakter 21994 | Makalah Pengaruh Dan Keterkaitan Bahasa Terhadap Pendidikan Karakter1


 265x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.08 MB       Source: b3npani.files.wordpress.com


Pendidikan Karakter 21994 | Makalah Pengaruh Dan Keterkaitan Bahasa Terhadap Pendidikan Karakter1
makalah dipresentasikan pada kuliah desain instructional dosen pembimbing dr  iskandar  m pd oleh   benpani konsentrasi kurikulum pendidikan islam program pasca sarjana institut agama islam negeri sulthan thaha  ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 28 Jul 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
               Pengaruh dan Keterkaitan Bahasa Inggris
               Terhadap Pendidikan Karakter di SMK 4
                          Sarolangun
                          MAKALAH
                   DIPRESENTASIKAN PADA KULIAH 
                      DESAIN INSTRUCTIONAL
                        DOSEN PEMBIMBING
                        DR. ISKANDAR, M.Pd
                            OLEH :
                           BENPANI
                KONSENTRASI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
                      PROGRAM PASCA SARJANA
                    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI 
                    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
                           TAHUN 2011
                         BAB I
                       PENDAHULUAN
          1. LATAR BELAKANG
             Dalam berkomunikasi bahasa merupakan suatu keharusan dan modal yang
          mampu menunjukkan identitas diri. Baik dari situasi formal maupun non formal.
          Bahkan bahasa yang dianggap sebagai budaya berpengaruh besar terhadap
          pembentukan karakter anak anak usia dini. Seseorang mulai mengenal bahasa
          sejak di lingkungan keluarga, kemudian berlanjut ke lingkungan sekolah, dan
          masyarakat.   Ini   semua   yang   disebut   lingkungan   pendidikan.   Lingkungan
          pendidikan memiliki pengaruh yang besar dalam pendidikan anak, karena proses
          pendidikan selalu berlangsung dalam lingkungan tertentu yang berhubungan
          dengan ruang dan waktu, karena hal tersebut lingkungan pendidikan harus
          diciptakan efektif dan semenarik mungkin terlebih mampu memberikan kontribusi
          lebih terhadap siswa, lalu bagaimana proses pendidikan yang berlangsung diluar
          sekolah, tentu saja besar pengaruhnya, lingkungan masyarakat terutama, selain di
          keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam
          proses   pembentukan   kepribadian   seseorang   sesuai   keberadaannya.  Namun
          pendidikan yang ada di lingkungan kita belum mampu memberikan nilai lebih
          sehingga mampu membuat seseorang menjadi mudah menghadapi masa depannya
          dengan baik. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan
          mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. 
             Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki
          peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang
          Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan
          nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
          peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
          bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
          didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
          Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
          negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan salah satu untuk
            mendapatkan pendidikan dengan nilai nilai mulia, berakhlak, kreatif dan memiliki
            karakter sesuai budaya bangsa dapat diperoleh melalui penggunaan bahasa yang
            baik. Seperti yang ditekankan pada pernyataan diatas, bahasa ternyata memiliki
            peranan dalam pengelolahan dan menciptakan generasi penerus yang memiliki
            nilai lebih. Dengan alasan itulah perlunya menganalisa lebih jauh bagaimana
            peran bahasa dalam pendidikan karakter.1
                Bahasa selalu ada bersama dengan manusia. Ungkapan itu, bukan sekedar
            ungkapan tanpa dasar. Dasar yang sering disebutkan ialah bahwa bahasa
            merupakan sarana komunikasi antar-manusia. Bahkan dapat pula dikatakan tanpa
            ada manusia lain pun seseorang dapat berbahasa. Manusia dapat berpikir dalam
            lamunannya dan dalam mimpinya sehingga dasar yang paling utama sebenarnya
            adalah bahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap anak manusia
            yang normal pertumbuhan pikirannya akan belajar bahasa pertama atau bahasa ibu
            dalam tahun-tahun pertama dalam hidupnya, dan proses ini terjadi hingga kira-
            kira umur 5 tahun. Sesudah itu, pada masa pubertas atau kira-kira 12- 14 tahun
            hingga menginjak dewasa atau kira-kira umur 18- 20 tahun.
                Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak
            dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-
            beda. Dilihat dari segi neurologi bahasa, proses dan perilaku berbahasa lebih
            bersifat dua arah, yaitu antara penutur dan pendengar yang semua dikendalikan
            oleh otak yang merupakan alat pengatur dan pengendali gerak semua aktivitas
            manusia. Pada otak manusia ada bagian-bagian yang sifatnya disebut manusiawi,
            seperti   bagian-bagian   yang   berkenaan   dengan   pendengaran,   ujaran,   dan
            pengontrolan alat ujaran (Chaer, 2003: 116).
                Anak-anak dalam menguasai bahasa tentu lebih mudah memahami dan
            membuat kalimat dalam bahasa ibu dibandingkan dengan menguasai bahasa
            kedua (bahasa Inggris, misalnya). Hal pertama yang dikuasai oleh anak-anak
            dalam berbahasa adalah komponen tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat yang
            merupakan proses pemerolehan berbahasa (Chaer, 2003). Dalam memeroleh
            1    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. 2005 tentang Sistem        
                Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) . Bandung: CV Nuansa Mulia.
            bahasa anak tidak saja melalui fitur-fitur natural (alamiah), tetapi juga ditentukan
            oleh perkembangan kognitif. 
                Pemerolehan bahasa kedua khususnya bahasa asing yang dilakukan di
            kelas tentunya lebih banyak dilakukan dengan sistem pembelajaran. Pembelajaran
            bahasa Inggris mulai jenjang sekolah dasar (SD) memberikan kesempatan kepada
            peserta didik sejak dini untuk belajar bahasa Inggris2. Pemerintah secara khusus
            memberikan perhatian pada pembelajaran bahasa Inggris dengan memberlakukan
            kurikulum 2004 melalui kurikulum muatan lokal, tertuang dalam Peraturan
            Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
            Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan
            Menteri   Nomor   23   Tahun   2006   tentang   Standar   Kompentensi   Kelulusan
            (Chodidjah, 2007: 5). 
                Aktivitas pembelajaran berbasis bahasa secara mendasar akan bergantung
            pada pemahaman siswa terhadap kosakata. Para siswa harus mempunyai akses
            pada   makna   kata   yang   digunakan   oleh   guru   dan   lingkungan   sekitarnya.
            Keterbatasan   pemahaman   kosakata   siswa   mengakibatkan   terhambatnya
            pencapaian kompetensi berbahasa. Mengacu pada penguasaan bahasa kedua pada
            pendidikan  formal,  yaitu melalui pendidikan di sekolah, menurut Ellis (dalam
            Chaer. 2003: 243), ada dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe naturalistik dan
            tipe formal di dalam kelas. Tipe naturalistik bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa
            sengaja. Pembelajaran berlangsung dalam kehidupan keluarga dan kehidupan
            masyarakat.  Tipe   kedua   bersifat   formal   dalam   kelas,   namun   kenyataannya
            hasilnya   masih   belum   memuaskan.   Penyebabnya   banyak   faktor   yang
            memengaruhi meskipun telah diadakan berbagai penataran dan pelatihan yang
            diberikan pada tenaga pendidik. Rivers (dalam Nunan, 1991: 117) menyatakan
            bahwa kosakata merupakan hal yang penting agar dapat menguasai bahasa kedua
            (second   language).   Tanpa   kosakata   yang   luas,   seseorang   tidak   dapat
            menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara komprehensif.
            Tarigan (1986: 2) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas berbahasa seseorang
            2 Kosasih, E. 1998. Kapan Anak Belajar Bahasa Inggris. http ://www. 
             Indomedia.Com/intisari/1998/September/bing.htm – 18k.
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Pengaruh dan keterkaitan bahasa inggris terhadap pendidikan karakter di smk sarolangun makalah dipresentasikan pada kuliah desain instructional dosen pembimbing dr iskandar m pd oleh benpani konsentrasi kurikulum islam program pasca sarjana institut agama negeri sulthan thaha saifuddin jambi tahun bab i pendahuluan latar belakang dalam berkomunikasi merupakan suatu keharusan modal yang mampu menunjukkan identitas diri baik dari situasi formal maupun non bahkan dianggap sebagai budaya berpengaruh besar pembentukan anak usia dini seseorang mulai mengenal sejak lingkungan keluarga kemudian berlanjut ke sekolah masyarakat ini semua disebut memiliki karena proses selalu berlangsung tertentu berhubungan dengan ruang waktu hal tersebut harus diciptakan efektif semenarik mungkin terlebih memberikan kontribusi lebih siswa lalu bagaimana diluar tentu saja pengaruhnya terutama selain ketiga kepribadian sesuai keberadaannya namun ada kita belum nilai sehingga membuat menjadi mudah menghadapi masa ...

no reviews yet
Please Login to review.