jagomart
digital resources
picture1_Pengertian Pendidikan Karakter 1133 | Makalah Pengembangan Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter


 477x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.05 MB    


File: Pengertian Pendidikan Karakter 1133 | Makalah Pengembangan Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter
1 pengembangan kurikulum berbasis pendidikan karakter oleh muhammad hamdi a pendahuluan kata karakter sesungguhnya berasal dari bahasa latin kharakter kharassein kharax dalam bahasa inggris character dalam bahasa indonesia karakter dan ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 22 Dec 2021 | 4 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                                              1
               PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN
                                  KARAKTER
                               Oleh : Muhammad Hamdi
               A. PENDAHULUAN
                    Kata karakter sesungguhnya berasal dari bahasa Latin: “kharakter”,
                 “kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris:  character,  dalam bahasa
                 Indonesia: “karakter”, dan dalam bahasa Yunani: character, dari charassein
                 yang   berarti   membuat   tajam,   membuat   dalam.1  Hendro   Darmawan
                 mengartikan karakter sebagai watak, tabiat, pembawaan, dan kebiasaan.2
                 Pengertian yang tidak berbeda juga dikemukakan Dharna Kesuma yang
                 mengatakan bahwa arti kata karakter adalah budi pekerti, akhlak, moral,
                 afeksi, susila, tabiat, dan watak.3
                    Karakter   dipengaruhi   oleh   faktor   genetis   dan   faktor   lingkungan
                 seseorang. Pada sisi faktor lingkungan maka karakter seseorang banyak
                 dibentuk oleh orang lain yang sering berada di dekatnya atau yang sering
                 mempengaruhinya, kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya.
                    Misalnya,   seorang   siswa   Madrasah   Ibtidaiyah   yang   masih   polos
                 seringkali mengikuti tingkah laku orang tuanya atau teman mainnya, bahkan
                 pengasuhnya. Karena karakter terbentuk dari proses meniru yaitu melalui
                 proses melihat, mendengar dan mengikuti, maka karakter sesungguhnya
                 dapat   diajarkan   atau   diinternalisasi   secara   sengaja   melalui   aktivitas
                 pendidikan dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis pendidikan
                 karakter”. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa karakter adalah
                 merupakan   hadiah   Tuhan   yang   di   bawa   sejak   lahir   dan   kemudian
                 berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya melalui aktivitas belajar.4
               1    Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (PT. Remaja 
                   Rosdakarya, 2011), hlm.  11
               2    Hendro Darmawan, dkk., Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Yogyakarta: Bintang 
                   Cemerlang, 2010), hlm. 277
               3    Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, 
                   (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 24.
                                                   2
                 Strategi pengembangan kurikulum berbasis pendidikan karakter dapat
              dilakukan melalui tiga (3) hal, yaitu: 1) mengintegrasikan butir-butir nilai
              karakter ke dalam   seluruh mata pelajaran, muatan lokal dan kegiatan
              pengembangan diri, 2) pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah
              (pelayanan, pengelolaan dan pengajaran), dan 3) meningkatkan kerjasama
              antara   sekolah,   orang   tua   peserta   didik,   dan   masyarakat   dalam   hal
              membudayakan/membiasakan nilai-nilai karakter di lingkungan sekolah,
              lingkungan rumah tangga dan lingkungan masyarakat.
                 Dasar   pelaksanaan   pendidikan   karakter   sesungguhnya   adalah
              berlandasakan   kepada   tujuan   pendidikan   nasional   dan   pesan   dari   UU
              Sisdiknas tahun 2003 yang mengharapkan agar pendidikan tidak hanya
              membentuk manusia yang pintar namun juga berkepribadian (berkarakter),
              sehingga nantinya akan lahir generasi muda yang tumbuh dan berkembang
              dengan kepribadian yang bernafaskan nilai-nilai luhur Agama dan Pancasila.
              Demikian pula halnya di dalam Standar Kelulusan (SKL) Madrasah
              Ibtidaiyah ditemukan bahwa sebagian besar hasil belajar adalah merupakan
              pembentukan nilai-nilai karakter yang baik di dalam diri peserta didik,
              seperti: karakter beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, bertanggungjawab,
              jujur, dan disiplin. 
                 Rasulullah Saw. Bersabda di dalam sebuah potongan hadis :
                  ََ  َ   ُ
                  اهلعأ يف هل ينب ةَقلخ نسح نمو 
                 َْ  َََََُُُُِِّْ
                 (Artinya:   Barangsiapa   memperbaiki  akhlaknya  maka  baginya  akan
              dibangunkan istana di surga yang paling tinggi (HR. Ibn Majah: No. 50).
                 Namun, strategi penerapan pendidikan karakter tersebut ternyata belum
              terlaksana dengan baik di beberapa sekolah dan Madrasah. Sebab, fokus
              sebagian lembaga pendidikan dewasa ini masih pada pembekalan ilmu
              pengetahuan dan skill untuk bekerja sehingga siswa mampu bersaing dan
              mempertahankan hidupnya. Sedangkan pembentukan watak, karakter atau
              ahlak nyaris hampir tidak diperhatikan dan inilah pendidikan yang selama ini
            4   Admin, 2012, Kurikulum Pendidikan Karakter, http://www.pendidikankarakter.com,  
               dikutip pada tanggal 16 Nopember 2013.
                                                                                                                 3
                               terlupakan, padahal karakter inilah yang menentukan pada arah masa depan
                               yang lebih cerah. Suatu bangsa akan mengalami keterpurukan disebabkan
                               karena tidak memiliki karakter yang baik. hal itulah yang mengakibatkan
                               bangsa ini terpuruk dan tidak keluar dari krisis multi dimensi.
                                    Atas dasar inilah, pendidikan kita harus dikelola dengan baik dan benar
                               agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi
                               “dunia” masa depan yang penuh dengan problema dan tantangan serta dapat
                               menghasilkan   lulusan   yang   memiliki   karakter   mulia,   yakni:   memiliki
                               kepandaian sekaligus kecerdasan, memiliki kreativitas tinggi sekaligus sopan
                               dan santun dalam berkomunikasi, serta memiliki kejujuran dan kedisiplinan
                               sekaligus   memiliki   tanggung   jawab   yang   tinggi.   Dengan   kata   lain,
                               pendidikan harus mampu mengemban misi pembentukan karakter (character
                               building)   sehingga   para   peserta   didik   dan   para   lulusannya   dapat
                               berpartisipasi dalam mengisi pembangunan dengan baik dan berhasil tanpa
                               meninggalkan nilai-nilai karakter mulia. 
                          B. PEMBAHASAN
                               1.  Pengertian Pengembangan Kurikulum Berbasis Karakter
                                        Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi
                                   bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga
                                   menjadi   pengembangan   yang   artinya   proses,   cara   atau   perbuatan
                                   mengembangkan.5 Jadi pengembangan di sini adalah usaha sadar yang
                                   dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna
                                   dari pada sebelumnya.
                                        Menurut Iskandar dan Usman Mulyadi, kurikulum adalah program
                                   pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa, melalui program
                                   yang direncanakan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar
                                   sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan
                                   pendidikan yang telah ditentukan.6
                          5       Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989) hlm.414
                          6       Dr. Iskandar W dan Drs. Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, 
                                 (Jakarta: Bina Aksara, 1988) hlm. 6
                                                   4
                  Sedangkan karakter menurut Wynne di dalam buku yang berjudul
                “pendidikan karakter solusi yang tepat untuk membangun bangsa”,
                mengambil istilah karakter dari bahasa yunani “charassein” yang artinya
                “to mark” (menandai atau mengukir), yang lebih berfokus pada melihat
                tindakan atau tingkah laku.
                  Wynne mengatakan bahwa ada dua pengertian karakter. Pertama,
                istilah   karakter   menunjukkan   bagaimana   bertingkah   laku,apabila
                seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, maka orang tersebut
                memanifestasikan karakter jelek, sebaliknya apabila seseoran berprilaku
                jujur, suka menolong, maka orang tersebut mamanifestasikan karakter
                yang mulia.Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan “personality”.
                Seseorang bisa disebut “orang berkarakter” kalau tingkah lakunya sesuai
                dengan kaidah moral.7
                  Sedangkan menurut Ratna megawati karakter ini mirip dengan ahlak
                yang berasal dari kata Khuluk, yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan
                hal-hal yang baik. Imam al-Gazali menggambarkan bahwa karakter
                (akhlak) adalah tingkah laku seseorang yang berasal dari hati yang baik.8
                Al-Gazali juga berpandangan bahwa karakter (akhlak) adalah sesuatu
                yang bersemayam dalam jiwa, yang dengannya timbul perbuatan-
                perbuatan dengan mudan tanpa dipikirkan.9
                  Jadi pengembangan kurikulum berbasis pendidikan karkater adalah
                sebagai kegiatan yang berupaya untuk menyusun/ merancang (desain)
                kurikulum   baru,   mengubah   dan   menyempur-nakan/memperbaiki
                kurikulum,   implementasi   kurikulum,   serta   pengendalian   kurikulum
                pendidikan Dasar. 
                  Pengendalian ini  meliputi monitoring dan evaluasi kurikulum, serta
                penyempurnaan kurikulum berdasarkan masukan dari hasil monitoring
                dan   evaluasi   terhadap   kurikulum   pendidikan   dasar   yang     telah
            7 Ratna Megawati, Character Parenting Space (Bansdung: Read 2007), 9.
            8   Ratna Megawati, Pendidikan Karakter Solusi yang tepat Untuk Membangun Bangsa 
               (Jakarta:Indonesia Heritage Foundation), 23.
            9 Abū Hamid al-Gazali, Ihya Ulumuddin (Mesir: Daar al-Taqwa jld 2), 94
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Pengembangan kurikulum berbasis pendidikan karakter oleh muhammad hamdi a pendahuluan kata sesungguhnya berasal dari bahasa latin kharakter kharassein kharax dalam inggris character indonesia dan yunani charassein yang berarti membuat tajam hendro darmawan mengartikan sebagai watak tabiat pembawaan kebiasaan pengertian tidak berbeda juga dikemukakan dharna kesuma mengatakan bahwa arti adalah budi pekerti akhlak moral afeksi susila dipengaruhi faktor genetis lingkungan seseorang pada sisi maka banyak dibentuk orang lain sering berada di dekatnya atau mempengaruhinya kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya misalnya seorang siswa madrasah ibtidaiyah masih polos seringkali mengikuti tingkah laku tuanya teman mainnya bahkan pengasuhnya karena terbentuk proses yaitu melalui melihat mendengar dapat diajarkan diinternalisasi secara sengaja aktivitas dengan mengembangkan demikian disimpulkan merupakan hadiah tuhan bawa sejak lahir berinteraksi sekitarnya belajar abdul majid dian andayani pe...

no reviews yet
Please Login to review.