Authentication
269x Tipe DOCX Ukuran file 0.02 MB
LAPORAN KEGIATAN MODEL PENYELENGGARAN PENINGKATAN KESEHATAN DIKAWASAN KUMUH MISKIN PERKOTAAN Hotel Gino Feruci Bandung 28 – 30 Oktober 2015 Kesimpulan Kegiatan : 1. Kegiatan merupakan kegaiatan Evaluasi dari kegaiatan peningkatan Kumuh miskin yang sudah berlangsung sejak tahun 2012. 2. Cakupan Wilayah yang menjadi model peningkatan kesehatan di kawasan kumuh miskin perkotaan sejak 2012 hanya 5 kota dan dalam kurun waktu 2013-2015 bertambah menjadi 10 kota. 3. Wilayah Kumuh Miskin dengan capaian cukup signifikan adalah kota Bandung, Surabaya, output capaian berupa adanya Perda Kota tentang penanganan kesehatan diwilayah kumuh, sehingga kerjasama lintas sektor antar stakeholder dapat terselenggara dengan baik. 4. Produk-produk penyelenggaran peningkatan kesehatandikawasan kumuh miskin perkotaan di 9 wilayah lainya berupa : a. Bandung : Pengembangan daerah kumuh menjadi taman kota (TAMAN SARI) terbitnya Perda kota Bandung tentang penataan Kesehatan daerah kumuh b. Lampung : Adanya SK Walikota tentang Wilayah Kumuh Miskin, terselengaranya Posyandu dengan gedung posyandu yang dana diperoleh secara swadaya. c. Makasar : terbentuknya forum kota dengan SK Walikota dan munculnya program Lorong Sehat, kegiatan jumat bersih dengan operasional anggkutan sampah , adanya Renstra DINKES KOTA tentang penangganan daerah kumuh d. Surabaya : Adanya Septik tank dan IPAL Komunal, terwujudnya kampung bebas rokok, adanya program Pedestarian Bersih (Pejalan kaki pungut sampah) e. Jakarta : Adanya Pasar Sehat (Layak Sanitasi), Rusun Sehat ( pada rusun ditempatkan tenaga Honorer Dokter, Perawat Bidan dan Sanitasi KesLing), Alih Fungsi Puskesmas rawatan menjadi rumah sakit tipr D. 5. Pemodelan penyelenggaraan peningkatan kesehatan dikawasan kumuh miskin perkotaan untuk wilayah kota medan mengalami stagnansi sejak tahun 2012 sampai dengan 2015, dibandingkan dengan progres 9 kota lainya. Bahkan masih berada dibawah Kota Pontianak yang baru menyelenggaran pemodelan Sejak tahun 2014. 6. Permasalahan utama daerah Kumuh Miskin Belawan adalah akses masyarakat terhadap Fasilitas Sanitasi (jamban & Air Bersih), Pengelolaan Sampah, serta pemukinan tidak sehat. 7. Upaya Pemodelan peningkatan Kesehatan dikawasan Kumuh Kota Medan sudah dilakukan oleh dinas kesehatan kota Medan melalui pendekatan non fisik yakni kegiatan Pemicuan STBM, Pemaksimalan layanan Kesehatan Kedaerah sasaran (Bagan Deli), Penyuluhan, maupun penempatan Mahasiswa Belajar Lapangan (FKM, Kedokteran) untuk melakukan pembinaan masyarakat 8. Dari 11 Indikator Upaya Pemodelan peningkatan Kesehatan dikawasan Kumuh Kota Medan 9 diantaranya sudah memenuhi kriteria capaian, hanya dua indakator yakni Akses sanitasi dan Gizi belum memenuhi kriteria. 9. Kelemahan pemodelan wilayah kumuh miskin kota Medan karena tidak adanya Forum Kota khusus untuk menangani wilayah ini, pembentukan forum kota diwujudkan dengan adanya SK Walikota tentang penanganan daerah Kumuh miskin. Forum ini membahas kerjasama lintas sektor dalam pengembangan daerah kumuh baik dalam bentuk intervensi Fisik maupun Non Fisik 10. Forum kota juga berperan dalam hal penyusunan hingga keluarnya PERDA/PERWALtentang penaganan daerah kumuh. 11. Lemahnya Advokasi dengan Lintas Sektor merupakan salah satu penyebab capain pengembangan daerah kumuh miskin kota medan belum signifikan. Saran : 1. Segera lakukan upaya Advokasi dalam pembentukan forum Kota untuk menangani daerah kumuh Miskin 2. Output Advokasi diharapkan berupa terbitnya Perda/Perwal tentang penanganan daerah kumuh miskin perkotaan, serta SK Walikota tentang Forum Kota serta Stake Holder yang terlibat didalamya. 3. Adanya Renstra Dinkes Kota tentang penangananan kumuh miskin perkotaan 4. Diadakanya rapat koordinasi lintas sektor yang terencana dengan outuput Master Plan pengembangan daerah kumuh miskin perkotaan, sehingga peningkatan capain dapat maksimal Bandung, 30 Oktober 2015 Hormat Kami Dr. Adi Raja Brando Lubis Nip.19711126 200312 1003
no reviews yet
Please Login to review.