Authentication
248x Tipe PDF Ukuran file 0.05 MB
Seri Fisika Kesehatan__Bioakustik 02: Tuli Materi ini adalah lanjutan dari Seri Fisika Kesehatan__Bioakustik 01. Kajian yang tercakup adalah tentang Berkurangnya Kepekaan Pendengaran dan Ketulian, penyebab serta penanganannya; Pemeriksaan serta alat yang digunakan. Semoga bermanfaat !! DEFINISI Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat. PENYEBAB Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh: Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif) Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak (penurunan fungsi pendengaran sensorineural). Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi: - Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam) - Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak). Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh: - Trauma akustik (suara yang sangat keras) - Infeksi virus pada telinga dalam - Obat-obatan tertentu - Penyakit Meniere. Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh: - Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak - Infeksi - Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) – Beberapa penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum). Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat: - Gondongan - Campak Jerman (rubella) - Meningitis - Infeksi telinga dalam. Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat penyakit demielinasi (penyakit yang menyebabkan kerusakan pda selubung saraf). GEJALA Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut: - kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik - terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus) - tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal - kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar - pusing atau gangguan keseimbangan. DIAGNOSA Pemeriksaan Dengan Garputala Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai dengan menempatkan garputala yang telah digetarkan di dekat telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke telinga. Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran subnormal bisa menunjukkan adanya kelainan pada saluran telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak. Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai dengan menempatkan ujung pegangan garputala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga). Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak, termasuk tulang koklea di telinga dalam. Koklea mengandung sel-sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran. Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran dan jalur saraf pendengaran di otak. Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran melalui hantaran tulang normal, dikatakan terjadi tuli konduktif. Jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural. Kadang pada seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan. Audiometri Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi pendengaran secara tepat, yaitu dengan menggunakan suatu alat elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan ketinggian dan volume tertentu. Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi volume dari setiap nada sehingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya. Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah. Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus.
no reviews yet
Please Login to review.