jagomart
digital resources
picture1_Presentasi Usaha 9640 | Pengobatan Benur Udang Windu Pl 13 Yang Terinfeksi Bakteri Vibrio Harveyi Dengan Bioaktif Alami Halimeda Opuntia Secara In Vivo  Abstrak | Pertanian Dan Peternakan


 279x       Tipe DOC       Ukuran file 0.03 MB    


File: Presentasi Usaha 9640 | Pengobatan Benur Udang Windu Pl 13 Yang Terinfeksi Bakteri Vibrio Harveyi Dengan Bioaktif Alami Halimeda Opuntia Secara In Vivo Abstrak | Pertanian Dan Peternakan
ringkasan udang windu merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah untuk menggaet devisa negara sehingga pengembangan ekspornya menjadi perhatian utama dipilihnya udang sebagai andalan utama penggaet devisa tentu memiliki alasan alasan pertama ...

icon picture DOC Word DOC | Diposting 29 Jun 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                                      RINGKASAN
                             Udang windu     merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah untuk
                     menggaet devisa negara sehingga pengembangan ekspornya menjadi perhatian utama.
                     Dipilihnya udang sebagai andalan utama penggaet devisa tentu memiliki alasan. Alasan
                     pertama, Indonesia memiliki luas lahan budidaya yang potensial untuk udang. Alasan
                     kedua, secara umum Indonesia memiliki peluang yang sangat baik untuk memposisikan
                     diri sebagai salah satu produsen dan eksportir utama produk perikanan, terutama udang.
                     Kenyataan ini bertitik tolak dari besarnya permintaan produk udang, baik di pasar
                     domestik maupun pasar ekspor. Besarnya permintaan terhadap produk perikanan ini
                     disebabkan oleh geseran selera konsumen dari daging merah menjadi white meat (daging
                     udang atau ikan), terutama setelah merebaknya berbagai penyakit ternak (Amri, 2004).
                             Dalam pengembangan budidaya udang windu ketergantungan terhadap benih
                     dari hatchery sangat besar. Hal ini disebabkan karena potensi benih alam hanya
                     mencapai 20 % dari tambak yang ada sekarang. Selain itu, dalam usaha pembenihan
                     adanya serangan penyakit masih merupakan kendala teknis yang utama. Serangan
                     penyakit terhadap udang sebenarnya merupakan hasil interaksi antara faktor abiotik dan
                     biotik (Nurdjana, Djunaidah dan Sumartono, 1989).
                             Salah satu hambatan yang menyebabkan rendahnya tingkat kelulushidupan
                     udang adalah timbulnya penyakit. Menurut Prajitno (2005), penyakit yang menimbulkan
                     masalah pada pembenihan udang adalah disebabkan jasad yang tergolong dalam alga,
                     protozoa, jamur, bakteri dan virus yang bersifat opertunis. Permasalahan yang paling
           serius dalam penyediaan benih udang windu adalah kematian masal yang disebabkan
           oleh serangan penyakit terutama bakteri menyala (luminescent vibriosis) atau yang
           dikenal dengan penyakit kunang – kunang.
              Analisa terhadap sumber penyakit bakterial yang terjadi pada kelompok
           pembenihan udang menunjukkan bahwa perubahan dalam pemeliharaan dan pemberian
           pakan menyebabkan ketidakseimbangan ekologi dalam sistem budidaya. Vibrio harveyi
           biasanya ditemukan di dekat pantai atau air laut dan memungkinkan menginfeksi
           kelompok crustacea ketika kesehatan inang membahayakan. Pengaruhnya terhadap telut
           dan larva adalah dimana infeksi mengakibatkan kematian populasi mendekati 100%
           (Anonymous, 2001a).
              Kesehatan udang merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Oleh karena
           itu perlu dilakukan upaya pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit yang
           menyerang. Penggunaan obat-obatan seperti antibiotik, pestisida atau senyawa kimia
           buatan yang lain untuk penanggulangan penyakit dianggap lebih praktis, efektif dan
           murah tetapi penggunaan obat-obatan tersebut belum menjamin keberhasilan 100%
           (Kordi, 2004). Penggunaan obat-obatan juga mempunyai efek samping dan kelemahan
           antara lain dapat menimbulkan strain bakteri yang resisten dan menimbulkan
           pencemaran lingkungan (Kabata, 1985).
              Alternatif pengobatan selain dengan obat-obatan yang mengandung bahan kimia
           buatan adalah dengan pemanfaatan bahan alam untuk menghindari efek samping yang
           lebih berbahaya. Bahan-bahan alam yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
           bakteri diantaranya adalah rumput laut dari golongan alga hijau yaitu Halimeda opuntia.
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Ringkasan udang windu merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah untuk menggaet devisa negara sehingga pengembangan ekspornya menjadi perhatian utama dipilihnya sebagai penggaet tentu memiliki alasan pertama indonesia luas lahan budidaya yang potensial kedua secara umum peluang sangat baik memposisikan diri salah satu produsen dan eksportir produk perikanan terutama kenyataan ini bertitik tolak dari besarnya permintaan di pasar domestik maupun terhadap disebabkan oleh geseran selera konsumen daging merah white meat atau ikan setelah merebaknya berbagai penyakit ternak amri dalam ketergantungan benih hatchery besar hal karena potensi alam hanya mencapai tambak ada sekarang selain itu usaha pembenihan adanya serangan masih kendala teknis sebenarnya hasil interaksi antara faktor abiotik biotik nurdjana djunaidah sumartono hambatan menyebabkan rendahnya tingkat kelulushidupan adalah timbulnya menurut prajitno menimbulkan masalah pada jasad tergolong alga protozoa jamur bakteri virus ber...

no reviews yet
Please Login to review.