135x Filetype PDF File size 0.58 MB Source: perpustakaanrsmcicendo.com
PENGARUH MICROPERIMETRIC BIOFEEDBACK TRAINING TERHADAP KUALITAS PENGLIHATAN PADA PASIEN AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION 1,2 1,2 1,2 Sri Hudaya Widihastha , Erwin Iskandar ,Karmelita Satari 1Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia 2 Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, Indonesia Email: widihastha@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang : Age-related macular degeneration (AMD) merupakan degenerasi makula yang menyebabkan gangguan penglihatan sentral dan mengganggu fiksasi foveal. Microperimetric Biofeedback Training (MBFT) merupakan rehabilitasi visual yang dilakukan untuk melatih pasien yang kehilangan fiksasi foveal, untuk merelokasi lokus ke area retina dengan sensitivitas yang lebih baik. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh MBFT terhadap kualitas penglihatan pada pasien dengan AMD. Metode : Penelitian ini adalah penelitian uji klinis acak buta ganda dengan subjek penelitian pasien dengan diagnosis AMD di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. Pembagian kelompok intervensi dan non intervensi dilakukan secara acak menggunakan balance block randomisation, dengan kelompok intervensi dilakukan pelatihan MBFT 6 kali dengan masing- masing durasi latihan 10 menit. Hasil : Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 36 orang dengan pembagian 18 pasien intervensi dan 18 pasien non intervensi. Perbandingan hasil pemeriksaan best corrected visual acuity (BCVA) sebelum dan sesudah intervensi menunjukan perbaikan dari 1.24 ±0.416 logMar menjadi 0.83±0.242 (P<0,001). Untuk near vision acuity sebelum dan sesudah intervensi menunjukan perbaikan dari 1.02±0.307 logMar menjadi 0.69±0.278 logMar (P<0,001). Laju membaca sebelum dan sesudah intervensi menunjukan peningkatan dari 40,83 ±30.411 kata/menit menjadi 65.06±31.598 kata/menit (P<0,001). Untuk stabilitas fiksasi, tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah MBFT baik untuk fiksasi pada 2° (P = 0,571), fiksasi pada 4° (P=0,641), bivariat contour ellipse area (BCEA) 68.2% (P=0,499), BCEA 95.4% (P=0,472), dan BCEA 99,6% (P=0,472). Perbandingan perubahan BCVA, NVA, dan laju baca pada kelompok intervensi dan non intervensi juga menunjukan perbedaan yang signifikan (P<0,001). Simpulan : Microperimetric biofeedback training berpengaruh positif terhadap tajam penglihatan, tajam penglihatan dekat, dan laju membaca pada pasien dengan AMD. Kata Kunci : microperimetric biofeedback training, age-related macular degeneration, rehabilitasi visual PENDAHULUAN related macular degeneration Degenerasi makula terkait usia atau menyumbang 8,7% dari total kebutaan di age-related macular degeneration seluruh dunia dan merupakan penyebab (AMD) adalah kondisi degenerasi kebutaan yang paling umum di negara makula yang dapat menyebabkan maju pada usia lebih dari dari 60 tahun. gangguan penglihatan sentral yang AMD juga menyumbang prevalensi timbul pada usia lebih dari 50 tahun. Age- sebesar 5,64% dari keseluruhan orang 1 2 dengan moderate to severe visual corrected visual acuity (BCVA), impairment. World Report on Vision stabilitas fiksasi, laju membaca, dan 11-14 melaporkan estimasi populasi pasien sensitivitas retina. Untuk penelitian AMD di seluruh dunia pada tahun 2020 mikroperimetri di Indonesia masih belum mencapai 196 juta orang. Angka ini banyak dilaporkan. Selain itu, diperkirakan akan terus meningkat mikroperimetri MP-3 (Nidek Co, dengan proyeksi jumlah prevalensi AMD Jepang) merupakan seri baru dan pada tahun 2040 akan mencapai 288 juta. penelitian menggunakan alat ini masih Total penduduk Asia yang mencakup terbatas. Selain itu, sampai saat masih lebih dari 60% populasi dunia, akan belum ada konsensus mengenai standar mengalami proyeksi jumlah kasus AMD praktik terkait frekuensi dan jumlah sesi terbesar dengan perkiraan sepertiga dari yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan kasus secara global, meskipun untuk saat melihat pengaruh microperimetric ini Eropa memiliki prevalensi tertinggi biofeedback training terhadap tajam AMD, yaitu 11%.1-5 penglihatan, tajam penglihatan dekat, Seseorang dengan gangguan lapang stabilitas fiksasi, dan laju baca pada pandang sentral cenderung untuk pasien dengan AMD. mengalami mekanisme adaptif untuk meningkatkan kinerja visual dengan cara METODE PENELITIAN membuat lokus retina baru atau Penelitian ini merupakan uji klinis "pseudofovea" yang disebut preferred acak buta ganda atau double blind retinal locus (PRL). Mikroperimetri randomized clinical trial (RCT) dengan merupakan alat pemeriksaan yang melakukan pengamatan sebelum dan digunakan untuk menilai sensitivitas sesudah intervensi. Subjek pada retina secara non invasif dan penelitian ini adalah pasien dengan terkomputerisasi, menilai stabilitas diagnosis AMD yang datang ke fiksasi dan fotografi fundus digital dalam poliklinik Retina Pusat Mata Nasional satu instrumen. Pemeriksaan (PMN) Rumah Sakit Mata Cicendo. mikroperimetri ini dapat digunakan Subjek kemudian akan dibagi menjadi untuk menilai pergeseran preferred dua kelompok, yaitu kelompok retinal locus pada pasien dengan intervensi dan kelompok non intervensi. gangguan makula. Mikroperimetri Penelitian dilaksanakan selama bulan memiliki modul Microperimetric Maret – Juni 2022. Penelitian berjalan Biofeedback Training (MBFT) yang setelah mendapatkan persetujuan dari dapat digunakan untuk melatih pasien bagian Ilmu Kesehatan Mata dan Komite yang kehilangan fiksasi foveal untuk Etik PMN RS Mata Cicendo. merelokasi lokus ke area dengan Pengambilan sampel dilakukan 6-10 sensitivitas yang lebih baik. dengan cara consecutive sampling, yaitu Beberapa studi telah melakukan semua pasien yang memenuhi kriteria penelitian mengenai manfaat MBFT dan penerimaan dimasukkan dalam menunjukkan hasil yang menjanjikan. penelitian sampai besar sampel yang Training ini menunjukkan adanya diperlukan terpenuhi dan kemudian peningkatan signifikan pada best diundi dengan menggunakan balance 3 block randomisation. Kelompok perburukan AMD yang dikonfirmasi intervensi kemudian dilakukan MBFT dengan pemeriksaan OCT makula. sebanyak 6 kali dengan interval 1 minggu Analisis data meliputi analisis selama 10 menit setiap sesi dan deskriptif dan uji hipotesis. Analisis kelompok non intervensi akan dilakukan statistik diawali dengan melakukan uji pemeriksaan mikroperimetri 2 kali homogenitas karakteristik pada kedua dengan jarak 1 bulan. kelompok melihat kelayakan kedua Kriteria Inklusi pada penelitian ini kelompok untuk dibandingkan. Analisis adalah: (1) Pasien lama dan baru dengan statistik untuk data kategorik diuji diagnosis AMD AREDS IV yang dengan uji Chi-square. Uji ini untuk ditegakan berdasarkan pemeriksaan mengetahui apakah kedua kelompok oftalmologi lengkap dan pemeriksaan homogen sehingga layak untuk Ocular Coherence Tomography (OCT) dibandingkan dan dianalisis statistika makula, dengan tajam penglihatan lebih serta diuji hipotesis lebih lanjut. Sebelum dari 1/60 dan kurang dari 0.3 LogMAR. dilakukan uji statistika pada data Bila pasien memiliki bilateral AMD, numerik, terlebih dahulu dinilai dengan maka dipilih mata dengan tajam uji normalitas dengan menggunakan tes penglihatan yang lebih buruk; (2) Tidak Shapiro-Wilk. Uji kemaknaan untuk ada indikasi pemberian terapi anti membandingkan karakteristik dua vascular endothelial growth factor kelompok penelitian digunakan uji t (VEGF) berdasarkan melihat hasil OCT tidak berpasangan untuk data terbaru; dan (3) Pasien setuju untuk berdistribusi normal dan uji Mann dilakukan training. Untuk kriteria Whitney sebagai alternatifnya jika data eksklusi diantaranya adalah (1) Pasien tidak berdistribusi normal. Selanjutnya yang memiliki gangguan fungsi untuk menganalisis perbandingan rerata pendengaran, keterbatasan fisik, dan sebelum dan sesudah perlakuan gangguan kognitif sehingga tidak dapat digunakan uji t-berpasangan jika data mengikuti arahan instruksi; (2) Pasien berdistribusi normal atau uji Wilcoxon yang memiliki penyakit mata lain seperti jika data tidak berdistribusi normal. glaukoma, gangguan nervus optikus, dan Kemaknaan hasil uji statistik ditentukan riwayat operasi intraokular selain berdasarkan nilai p<0,05. Data yang katarak; (3) Pasien memiliki gangguan diperoleh dicatat dalam formulir khusus kekeruhan media refraksi yang signifikan kemudian diolah dengan program SPSS seperti kekeruhan kornea, katarak versi 26.0 for Windows. dengan kriteria Lens Opacity Classification System (LOCS) III, HASIL ataupun gangguan vitreus yang akan Sejumlah 36 mata (36 orang) pasien mengganggu training. Kriteria drop out dengan diagnosis AMD diikutsertakan adalah : (1) tidak melakukan latihan 2 dalam penelitian ini. Tidak ada drop out kali berturut-turut selama pelatihan; (2) dari seluruh subjek. Perbandingan Tidak bersedia melanjutkan latihan; dan karakteristik demografis dan klinis (3) Terdapat perubahan fungsi subjek penelitian pada kedua kelompok penglihatan yang signifikan karena tercantum dalam Tabel 1. 4 Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Demografis dan Klinis Subjek Penelitian pada Kelompok Intervensi dan Non Intervensi Sebelum MBFT Kelompok Nilai Variabel Intervensi Non intervensi P N=18 N=18 Usia (tahun) 0.776 Mean±Std 63.00±7.252 63.67±6.651 Median 62.50 63.00 Range (min-max) 53.00-77.00 51.00-77.00 Jenis Kelamin 1.000 Laki-laki 8(44.4%) 8(44.4%) Perempuan 10(55.6%) 10(55.6%) Status Pendidikan 0.924 SD 8(44.4%) 10(55.6%) SMP 4(22.2%) 3(16.7%) SMA 5(27.8%) 4(22.2%) Perguruan Tinggi 1(5.6%) 1(5.6%) Lateralitas 0.635 Bilateral 8(44.4%) 7(38.9%) Unilateral 10(55.6%) 11(61.1%) Thickness central subfield macula 0.826 µ ( m) Mean±Std 243.39±63.329 247.56±48.734 Median 232.00 243.50 Range (min-max) 153.00-370.00 147.00-376.00 Status lensa 0.603 Phakia 17(94.4%) 15(83.3%) Pseudophakia 1(5.6%) 3(16.7%) BCVA (logMar) 0.719 Mean±Std 1.24±0.416 1.19±0.569 Median 1.00 1.45 Range (min-max) 0.60-1.80 0.30-1.80 NVA (logMar) 0.696 Mean±Std 1.02±0.307 0.93±0.397 Median 1.10 1.10 Range (min-max) 0.50-1.50 0.30-1.30 Laju Baca (kata/menit) 0.743 Mean±Std 40.83±30.411 41.00±40.400 Median 40.00 21.50 Range (min-max) 2.00-94.00 2.00-110.00 Keterangan : Untuk data numerik nilai p diuji dengan uji T tidak berpasangan apabila data berdistribusi normal dengan alternatif uji Mann Whitney apabila data tidak berdistribusi normal. Data kategorik nilai p dihitung berdasarkan uji Chi-Square dengan alternative uji Kolmogorov Smirnov dan Exact Fisher apabila syarat dari Chi- Square tidak terpenuhi. Nilai kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05. MBFT : Microperimetric Biofeedback Training; BCVA : Best Corrected Visual Acuity; NVA : Near Vision Acuity; SD : sekolah dasar; SMP : sekolah menengah pertama; SMA : sekolah menengah atas.
no reviews yet
Please Login to review.