jagomart
digital resources
picture1_Biofeedback Pdf 108024 | Bab V Item Download 2022-09-26 23-13-02


 208x       Filetype PDF       File size 0.36 MB       Source: digilib.uns.ac.id


File: Biofeedback Pdf 108024 | Bab V Item Download 2022-09-26 23-13-02
perpustakaan uns ac id digilib uns ac id bab v pembahasan a pembahasan terapi biofeedback merupakan metode terapi yang menampilkan informasi tentang proses target fisiologis sehingga individu dapat mengontrol proses ...

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 26 Sep 2022 | 3 years ago
Partial capture of text on file.
                perpustakaan.uns.ac.id                                                            digilib.uns.ac.id 
                
                
                
                
                
                
                                                                   BAB V  
                
                
                                                              PEMBAHASAN 
                
                
                                                                        
                
                
                             A.  Pembahasan  
                
                                         Terapi  biofeedback  merupakan  metode  terapi  yang  menampilkan 
                
                                 informasi tentang proses target fisiologis sehingga individu dapat mengontrol 
                                 proses  melalui  aktifitas  mentalnya.  Biofeedback  menyediakan  petunjuk 
                                 stimulus  sebagai  penanda  fisiologis  relaksasi  dan  dapat  meningkatkan 
                                 kesadaran  diri.  Biofeedback  didasarkan  pada  gagasan  bahwa  sistem  saraf 
                                 otonom bisa berada di bawah kontrol volunter melalui pengkondisian operan  
                                 (Sadock, et al., 2015). 
                                         Pada  penelitian  ini  subjek  penelitian  dalam  kelompok  perlakuan 
                                 berpartisipasi dalam protokol biofeedback HRV 5 sesi yang dilakukan selama 
                                 5 minggu. Pada sesi pertama, subjek diminta untuk bernapas secara abdomen 
                                                                                                  
                                 selama 2 menit untuk menentukan frekuensi resonansi individu. Disediakan 
                
                                 stimulus dalam layar komputer yang menunjukkan target tingkat pernapasan. 
                
                                 Subjek diminta untuk bernapas pada tingkat yang ditunjukkan oleh stimulus. 
                
                
                                 Pada  sesi  berikutnya  subjek  secara  langsung  diberi  biofeedback  untuk 
                
                
                                 variabilitas  denyut  jantung  (HRV)  dan  diintruksikan  untuk  meningkatkan 
                
                
                                 amplitudo fluktuasi denyut jantung. Peserta diinstruksikan untuk bernapas kira-
                
                
                                 kira dalam fase dengan perubahan detak jantung dan membuat detak jantung 
                
                                 naik sejauh mungkin dan turun sejauh mungkin dengan tujuan memaksimalkan 
                
                
                
                                                             commit to user 
                perpustakaan.uns.ac.id                                                       digilib.uns.ac.id 
                
                
                
                
                
                
                                amplitudo HRV secara maksimal. Selama sesi, subjek diinstruksikan berlatih 
                
                
                                pernapasan pada frekuensi resonansinya sendiri dilanjutkan dengan latihan di 
                
                
                                rumah selama 20 menit dua kali dalam sehari. 
                
                
                                        Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan 
                
                                terapi  biofeedback terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien hipertensi 
                
                                resisten di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Hal ini dapat dilihat pada 
                                tabel 4.3 diatas yang menjelaskan bahwa T-MAS pre mempunyai nilai mean 
                                sebesar  32,00  ±7,165  dan  T-MAS  Post  mempunyai  nilai  mean  sebesar 
                                22,75±10.504 dengan nilai p=0.001 <0.05 yang berarti ada perbedaan yang 
                                bermakna antara pre-post kelompok biofeedback pada nilai T-MAS. Adapun 
                                nilai rerata pada T-MAS pre kelompok kontrol sebesar 26.63±5,464 dan T-
                                MAS post kelompok kontrol sebesar 26,69±5,582 dengan nilai p=0.876>0.05 
                                yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara pre-post kelompok 
                                kontrol pada nilai T-MAS. Pada tabel 4.5 juga menjelaskan tentang perubahan 
                                                                                             
                                kecemasan (∆ Kecemasan) 29,06±23.64 untuk kelompok perlakuan, adapun 
                
                                kelompok kontrol sebesar 0,225±6,44 dengan nilai p=0.000<0.05 yang berarti  
                
                                ada perubahan  penurunan yang bermakna pada tingkat kecemasan setelah 
                
                
                                adanya perlakuan dengan biofeedback. 
                
                
                                        Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Beckham et al., 2013 yang 
                
                
                                menyatakan bahwa terapi biofeedback efektif secara klinis dalam berbagai 
                
                
                                gangguan  kejiwaan,  termasuk  kecemasan  seperti  gangguan  panik  dan 
                
                                Generalized Anxiety Disorder (GAD) (Beckham, et al., 2013). Hasil penelitian 
                
                
                
                                                           commit to user 
                perpustakaan.uns.ac.id                                                          digilib.uns.ac.id 
                
                
                
                
                
                
                                 ini  juga  sesuai  dengan  review  sistematik  dari  Schoenberg  &  David.,  2014 
                
                
                                 menunjukkan  bahwa  kecemasan  merupakan  gangguan  yang  paling  sering 
                
                
                                 diobati  (68,3%)  dengan  biofeedback  daripada  gangguan  psikiatri  lainnya. 
                
                
                                 Selain itu ada sekitar 80,9% artikel/penelitian menunjukkan perbaikan klinis 
                
                                 dengan biofeedback dan sekitar 65,0% penelitian secara statistik signifikan 
                
                                 menunjukkan pengurangan level gejala (Schoenberg & David, 2014). 
                                        Pengaruh  biofeedback  terhadap  penurunan  tekanan  darah  melalui 
                                 mekanisme biofeedback Heart RateVariability (HRV-BF) juga dikenal sebagai 
                                 respirasi  sinus  aritmia  (RSA),  melibatkan  penurunan  laju  pernapasan  ke 
                                 frekuensi  di  mana  amplitudo  HRV  dimaksimalkan.  Frekuensi  ini  disebut 
                                 frekuensi resonansi (RF). Vaschillo et al telah menemukan bahwa bernapas 
                                 pada RF seseorang menstimulasi baroreseptor, menghasilkan amplitudo HR 
                                 yang tinggi karena karakteristik resonansi dari sistem kardiovaskular. Metode 
                                 ini  menjanjikan  untuk  mengobati  berbagai  kelainan  yang  ditandai  oleh 
                                                                                               
                                 disfungsi sistem saraf otonom, termasuk asma, gangguan stres pasca trauma, 
                
                                 fibromyalgia, gagal jantung, dan depresi (Vaschillo, et al., 2006).  
                
                                        Beberapa  penelitian  telah  membuktikan  bahwa  pasien  dengan 
                
                
                                 hipertensi esensial, bahkan pada tahap awal, menunjukkan penurunan HRV, 
                
                
                                 peningkatan aktivitas simpatetik, dan penurunan aktivitas parasimpatis sistem 
                
                
                                 saraf  otonom.  Penelitian  Zingerman  menyarankan  bahwa  HRV-BF  dapat 
                
                
                                 meningkatkan  HRV  dan  menurunkan  tekanan  darah  pada  pasien  dengan 
                
                                 hipertensi.  Penelitian  lain  pada  tahun  2003  menunjukkan  bahwa,  3  bulan 
                
                
                
                                                            commit to user 
                perpustakaan.uns.ac.id                                                            digilib.uns.ac.id 
                
                
                
                
                
                
                                  setelah HRV-BF, kelompok perlakuan menunjukkan penurunan rata-rata yang 
                
                
                                  disesuaikan sebesar 10.6mm Hg pada tekanan darah sistolik dan 6.3mm Hg 
                
                
                                  pada tekanan darah diastolik (Guiping, et al., 2012). 
                
                
                                          Pengaruh biofeedback pada tekanan darah dapat dilihat pada tabel 4.4 
                
                                  diperoleh  nilai  rerata  TDS  pretest  pada  kelompok  perlakuan  sebesar 
                
                                  166.05±16,527 dan nilai rerata TDS posttest  sebesar 153,94±13.041 dengan 
                                  nilai  p=0.000<0.05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara pretest 
                                  dengan posttest pada kelompok biofeedback. Untuk nilai rerata TDS pretest 
                                  kelompok kontrol sebesar 164,13±15.227 dan nilai rerata TDS posttest sebesar 
                                  167.69±16.692 dengan nilai p=0.039<0.05 yang berarti ada perbedaan yang 
                                  bermakna antara TDS pretest dengan posttest pada kelompok kontrol.  
                                          Pada kelompok biofeedback  TDD pretest diperoleh nilai rerata sebesar 
                                  97,75±16.511  dan  TDD  posttest  sebesar  90,13±13.672  dengan  nilai 
                                  p=0,007<0.05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan 
                                                                                                  
                                  posttest pada kelompok perlakuan (biofeedback). Adapun kelompok kontrol 
                
                                  diperoleh nilai rerata pretest sebesar 111.25±29,454 dan nilai rerata posttest 
                
                                  sebesar  100.00±6,325  dengan  nilai  p=0.121>0.05  yang  berarti  tidak  ada 
                
                
                                  perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest pada TDD kelompok 
                
                
                                  kontrol.  
                
                
                                          Biofeedback  sebagai  salah  satu  pelatihan  relaksasi,  merupakan  metode 
                
                                  yang efektif karena subjek dapat memvisualisasikan sendiri respon fisiologis tubuh 
                
                
                                  mereka sehingga dapat mengembangkan kesadaran diri dari tegang menjadi santai, 
                
                
                
                                                              commit to user 
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Perpustakaan uns ac id digilib bab v pembahasan a terapi biofeedback merupakan metode yang menampilkan informasi tentang proses target fisiologis sehingga individu dapat mengontrol melalui aktifitas mentalnya menyediakan petunjuk stimulus sebagai penanda relaksasi dan meningkatkan kesadaran diri didasarkan pada gagasan bahwa sistem saraf otonom bisa berada di bawah kontrol volunter pengkondisian operan sadock et al penelitian ini subjek dalam kelompok perlakuan berpartisipasi protokol hrv sesi dilakukan selama minggu pertama diminta untuk bernapas secara abdomen menit menentukan frekuensi resonansi disediakan layar komputer menunjukkan tingkat pernapasan ditunjukkan oleh berikutnya langsung diberi variabilitas denyut jantung diintruksikan amplitudo fluktuasi peserta diinstruksikan kira fase dengan perubahan detak membuat naik sejauh mungkin turun tujuan memaksimalkan commit to user maksimal berlatih resonansinya sendiri dilanjutkan latihan rumah dua kali sehari hasil terdapat pengaruh ...

no reviews yet
Please Login to review.