jagomart
digital resources
picture1_Pertanian Pdf 9458 | Respons Imun Non Spesifik Resistensi Dan Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Melalui Pemberian Pakan Nukleotida | Pertanian Dan Peternakan


 289x       Tipe PDF       Ukuran file 0.21 MB       Source: Peningkatan


File: Pertanian Pdf 9458 | Respons Imun Non Spesifik Resistensi Dan Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus Vannamei Melalui Pemberian Pakan Nukleotida | Pertanian Dan Peternakan
henky manoppo et al jurnal akuakultur indonesia 10 1 1 7 2011 1 jurnal akuakultur indonesia 10 1 1 7 2011 available http journal ipb ac id index php jai ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 29 Jun 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                       Henky Manoppo et al. / Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 1–7 (2011)                     1 
                                                   Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 1–7 (2011) 
                                               Available  : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 
                                                            http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 
                   Peningkatan respons imun non-spesifik, resistensi, dan pertumbuhan udang 
                        vaname (Litopenaeus vannamei) melalui pemberian pakan nukleotida 
                                                                           
                      Enhancement of non-specific immune response, resistance and growth of 
                               (Litopenaeus vannamei) by oral administration of nucleotide 
                                                                           
                                                              1,2           3                             3
                                         Henky Manoppo , Sukenda , Daniel Djokosetiyanto ,  
                                               Mochamad Fatuchri Sukadi4, Enang Harris3 
                                                                           
                         1
                             Program Doktoral Ilmu Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, FPIK, Institut Pertanian Bogor 
                        2
                          Program Studi Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado 
                              3
                                 Departemen Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor 
                                                 4
                                                    Pusat Riset Perikanan Budidaya KKP RI, Jakarta 
                                                                           
                                                                  ABSTRACT 
                                                                           
                  This research evaluated the nonspecific immune responsse, resistance, and growth of Litopenaeus vannamei 
                  fed nucleotide diet. Shrimp juveniles (mean weight 5.39±0.56 g) were reared in two groups of glass aquaria, 
                  each with three replications. Shrimps in group one and group two were fed nucleotide diet and basal diet each 
                  for four weeks. Total haemocyte count (THC) and PO activity were evaluated at the end of feeding while 
                  growth was measured at two weeks interval. At the end of feeding trial, the shrimps were intramuscularly 
                                                       6            -1
                  injected with Vibrio harveyi 0.1x10  cfu.shrimp . THC of shrimp fed nucleotide diet significantly increased 
                  (P<0.01) up to 87% higher than shrimps fed basal diet. PO activity also different significantly as compared to 
                  shrimp fed basal diet (P<0.02) 14 days post-challenge, shrimp fed nucleotide diet showed higher resistance 
                  (P<0.01). After 4 weeks of feeding, weight gain achieved 65.38% greater than shrimp fed basal diet (P<0.01). 
                  As  conclusion,  oral  administration  of  nucleotide  at  400  mg.kg-1  diet  showed  positive  effect  on  the 
                  enhancement of nonspecific immune responsse, resistance, and growth of L. vannamei.   
                   
                  Key words: Litopenaeus vannamei, nucleotide, THC, PO activity, resistance 
                   
                                                                   ABSTRAK 
                                                                           
                  Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi respons imun non-spesifik dan resistensi udang vaname (Litopenaeus 
                  vannamei) yang diberi pakan nukleotida.  Juvenil (5,39±0,56 g) dipelihara dalam dua kelompok akuarium kaca 
                  masing-masing dengan 3 ulangan.  Udang dalam dalam kelompok pertama diberi pakan nukleotida sedangkan 
                  udang dalam kelompok kedua diberi pakan standar selama 4 minggu. Total haemocyte count (THC) dan 
                  aktivitas phenoloxidase (PO) diukur pada akhir pemberian pakan sedangkan pertumbuhan udang diukur setiap 
                  dua minggu. Pada akhir periode pemberian pakan perlakuan, udang diuji tantang secara injeksi intramuskular 
                                                        6          -1
                  dengan bakteri Vibrio harveyi 0,1x10  cfu.udang . THC udang yang diberi pakan nukleotida meningkat secara 
                  signifikan (P<0,01) mencapai 87% lebih tinggi dari udang yang diberi pakan standar.  Aktivitas PO udang 
                  yang diberi pakan nukleotida juga berbeda nyata dibandingkan dengan udang yang hanya diberi pakan standar 
                  (P<0,02). Empat belas  hari setelah uji tantang, udang yang diberi pakan nukleotida memiliki resistensi yang 
                  lebih  tinggi  (P<0,01).  Setelah  4  minggu  pemberian  pakan,  perolehan  berat  mencapai  65,38%  lebih  besar 
                  (P<0,01) dibandingkan dengan udang yang hanya diberi pakan standar. Sebagai kesimpulan, pemberian secara 
                  oral  nukleotida  pada  level  400  mg.kg-1  pakan  selama  4  minggu  memberi  pengaruh  positif  terhadap 
                  peningkatan respons imun non-spesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname.  
                   
                  Kata kunci: Litopenaeus vannamei, nukleotida, THC, aktivitas PO, resistensi 
                                                                           
                                 PENDAHULUAN                                  produsen      dihadapkan       dengan      masalah 
                                                                              munculnya  penyakit  secara  berulang  yang 
                     Budidaya udang telah mendapat perhatian                  mempengaruhi spesies yang dipelihara, dan 
                  dunia sebab secara nyata berkontribusi dalam                karenanya  menekan  kesinambungan  akua-
                  perkembangan  ekonomi  banyak  negara.                      kultur.  Perkembangan penyakit bukan hanya 
                  Sekalipun  demikian,  banyak  negara-negara                 disebabkan  oleh  adanya  intensifikasi  pro-
                   
                 2                    Henky Manoppo et al. / Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 1–7 (2011) 
                  
                 duksi tetapi juga oleh kerusakan lingkungan,               duksi bahan-bahan penghambat atau melalui 
                 polusi,    dan     ketidakseimbangan         nutrisi       stimulasi  sistim  imune  udang  yang  dibudi-
                 (Bachere, 2003).  Dalam dua dekade terakhir,               dayakan (Bachere, 2003).  Udang SPR hanya 
                 banyak petani atau industri budidaya udang                 resisten terhadap patogen tertentu dan dengan 
                 yang  mengalami  kerugian  ekonomi  yang                   adanya  mutasi  genetik,  udang  SPR  yang 
                 signifikan terutama disebabkan oleh penyakit               awalnya     resisten    menjadi      suseptibilitas 
                 virus (Moss et al.,  2006).                                terhadap  patogen  yang  baru.  Resistensi 
                     Udang  vaname  pertama  kali  diimpor  ke              udang  terhadap  patogen  juga  berbeda-beda 
                 Indonesia pada tahun 2000 untuk mengganti                  berdasarkan siklus hidup udang.  Meskipun 
                 udang windu (P. monodon)  yang terserang                   strategi   biosekuriti    seperti    pengurangan 
                 WSSV (DKP, 2007). Pada akhir 2007, udang                   pergantian  air,  penyaringan,  pengeringan 
                 ini  telah  dibudidayakan  di  lebih  dari  17             kolam, screening (penapisan) postlarva untuk 
                 provinsi di Indonesia (Taukhid dan Nur’aini,               membatasi       masuknya       patogen      dalam 
                 2008).  Masalah utama yang dihadapi dalam                  lingkungan  budidaya,  dan  bahkan  dikom-
                 pengembangan         udang      vaname      adalah         binasikan  dengan  udang  SPR  secara  nyata 
                 penyakit  terutama  yang  disebabkan  oleh                 meningkatkan  produksi,  namun  penyakit 
                 virus.  WSSV dan TSV merupakan penyakit                    terus  saja  terjadi  dalam  usaha  budidaya 
                 yang paling banyak mengakibatkan kerugian                  (Moss et al., 2006). Penggunaan nutrisi yang 
                 pada  industri  budidaya  udang  vaname  di                seimbang  kini  sedang  diteliti  untuk  me-
                 Amerika       maupun      Asia,     termasuk      di       ningkatkan respons terhadap stres dan infeksi 
                 Indonesia (Lightner, 2003). Sementara kedua                patogen  misalnya  suplementasi  UFA,  sterol 
                 virus    ini   belum  teratasi,  kini  muncul              dan vitamin dalam pakan.  Pendekatan lain 
                 infectious     myonecrosis       virus    (IMNV)           adalah  penggunaan  imunostimulan  dalam 
                 sebagai  penyakit  baru.  IMNV  pertama  kali              mencegah penyakit infeksius.  
                 ditemukan  pada  tahun  2004  di  Brazil,  dan                Sumber  imunostimulan  bagi  akuakultur 
                 pada tahun 2006 virus ini telah terdeteksi di              dapat  diproduksi  secara  kimia  atau  biologi. 
                 Indonesia (Taukhid dan Nur’aini, 2008). Saat               Bahan-bahan imunostimulator tersebut dapat 
                 ini, IMNV telah menginfeksi budidaya udang                 dikelompokkan  berdasarkan  fungsi  maupun 
                 vaname di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara                  sumbernya       dan    terdiri    atas    beragam 
                 dan  Sumatera.  IMNV  menyerang  udang                     kelompok yakni berupa bakteri dan produk 
                 terutama  pada  juvenil  dan  udang  muda                  bakteri, yeast, kompleks karbohidrat,  faktor 
                 dengan  host  utama  adalah  udang  vaname.                nutrisi,  ekstrak  hewan,  ekstrak  tumbuhan, 
                 Penyakit  ini  berkembang  secara  perlahan-               dan obat-obatan sintetik (Sakai 1999;  Sealey 
                 lahan dengan mortalitas kumulatif mencapai                 dan Gatlin III 2001;  Cook et al., 2003).    
                 40-70%  (Lightner,  2009).  Dalam  mana-                      Penelitian  ini  menggunakan  nukleotida 
                 jemen  kesehatan  budidaya  udang,  strategi               sebagai  imunostimulan  dalam  mengontrol 
                 pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui                penyakit  pada  budidaya  udang  vaname.  
                 berbagai  cara  seperti  penggunaan  bahan-                Nukleotida  memiliki  fungsi  penting  dalam 
                 bahan kimia dan antibiotik, vaksinasi, bakteri             fisiologi  dan  biokimia  seperti  penandaan 
                 probiotik,  SPF  (specific  pathogen  free)  dan           (encoding) dan penerusan informasi genetik, 
                 SPR  (specific  pathogen  resistance),  sistim             memediasi  energi  metabolisme  dan  cell 
                 produksi  biosekuriti,  dan  imunostimulan.                signalling     maupun       sebagai      koensim, 
                 Penggunaan  antibiotik  memiliki  dampak                   allosteric  effectors,  dan  cellular  agonist 
                 negatif yaitu akumulasi residu dalam jaringan              (Galtin III dan Li,  2007).   
                 ikan     dan     munculnya        drug-resistance             Nukleotida      merupakan  nutrien         semi 
                 pathogen. Vaksinasi meskipun sangat efektif                esensial  yang  mulai  mendapat  perhatian 
                 namun  membutuhkan  waktu,  tenaga  dan                    serius  untuk  dikembangkan  penggunaannya 
                 biaya  yang  mahal  serta  proteksi  yang                  sebagai imunostimulan dalam budidaya ikan 
                 dihasilkan  bersifat  spesifik  (Cook  et  al.,            dan krustasea dalam beberapa tahun terakhir 
                 2003).  Probiotik berguna dalam mengontrol                 ini.  Publikasi  ilmiah  tentang  penggunaan 
                 infeksi  mikroba  melalui  kompetisi  dengan               nukleotida pada ikan memperlihatkan bahwa 
                 mikroorganisme  berbahaya/patogen,             pro-        bahan ini dapat meningkatkan respons imun 
                  
                                       Henky Manoppo et al. / Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 1–7 (2011)                     3 
                   
                  dan  resistensi      ikan    terhadap     sejumlah          dengan tingkat pemberian 3% bobot badan/ 
                  patogen  secara  simultan  (Burrels  et  al.,               hari  dan  diberikan  pukul  09.00,  13.00,  dan 
                  2001).  Selain itu, pemberian nukleotida juga               17.00 setiap hari. Kualitas air dipertahankan 
                  dapat    meningkatkan  pertumbuhan  serta                   stabil dan penggantian air dilakukan setiap 3-
                  meningkatkan  toleransi  terhadap  stress.                  4 hari sekali tergantung pada kondisi air yang 
                  Pada     udang,     laporan-laporan      penelitian         ada.  
                  tentang penggunaan nukleotida masih belum                      Udang  (berat  rata-rata  5,39±0,56  g) 
                  tersedia    atau     masih      sangat     terbatas.        selanjutnya  dipindahkan  ke  dalam  6  buah 
                  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi                 akuarium  kaca  (60x30x30cm)  yang  dileng-
                  respons  imun  non-spesifik,  resistensi,  dan              kapi  aerator  dengan  airlift  system,  serta 
                  performa pertumbuhan udang vaname yang                      menggunakan         resirkulasi     air.   Keenam 
                  diberi pakan nukleotida.                                    akuarium tersebut dibagi atas dua kelompok 
                                                                              masing-masing dengan 3 ulangan. Setiap unit 
                             BAHAN DAN METODE                                 akuarium  berisi  50  L  air  dengan  15  ekor 
                                                                              udang.  Udang  dalam  kelompok  pertama 
                  Hewan uji                                                   diberi  pakan  nukleotida  sedangkan  udang 
                     Juvenil  udang  vaname  diperoleh  dari                  dalam kelompok kedua diberi pakan standar 
                  fasilitas  pembesaraan  udang  di  Bakauheni                tanpa  suplementasi  nukleotida.  Pemberian 
                  Lampung  Selatan.  Udang  yang  diambil                     pakan dilakukan selama 4 minggu. 
                  dimasukkan  dalam  kotak  styrofoam  yang                      Selama      masa      percobaan,      parameter 
                  dilengkapi dengan aerator baterai, kemudian                 kualitas  air  dimonitor  setiap  hari  untuk 
                  diangkut melalui jalan darat ke Laboratorium                menjamin  agar  parameter  lingkungan  tetap 
                  Kesehatan Ikan Institut Pertanian Bogor.                    berada  dalam  kondisi  stabil.    Kotoran  dan 
                                                                              sisa    pakan     yang     terakumulasi       dalam 
                  Bahan uji                                                   akuarium  dikeluarkan  melalui  penyiponan. 
                     Bahan  uji  adalah  nukleotida  murni                    Penggantian  air  juga  dilakukan  setiap  3-4 
                  (Sigma-Aldrich) yang terdiri atas uridine-5’-               hari sekali tergantung pada kondisi air yang 
                  monophosphate  disodium  salt,  cytidine-5’-                ada. 
                  monophosphate disodium salt, guanosine-5’-                     Sampel  haemolymph  untuk  pengukuran 
                  monophosphate disodium salt, adenosine-5’-                  parameter  imun  diambil  dari  3  ekor  udang 
                  monophosphate sodium salt, dan inosine-5’-                  per unit akuarium dan dikerjakan pada akhir 
                  monophosphate disodium salt.                                periode pemberian pakan perlakuan (minggu 
                                                                              ke-4).  Pengambilan  sampel  haemolymph 
                  Persiapan pakan                                             dikerjakan      berdasarkan      prosedur      yang 
                     Kelima  jenis  nukleotida  dalam  jumlah                 dikemukakan  oleh  (Liu  dan  Chen,  2004).  
                  yang sama dicampur terlebih dahulu secara                   Secara  singkat,  sekitar  0,1  ml  haemolymph 
                  homogen  kemudian  ditimbang  sesuai  dosis                 diambil dari ventral sinus pada pangkal ruas 
                  yang     dibutuhkan       yakni     400      mg/kg.         tubuh  pertama  dengan  menggunakan  alat 
                  Nukleotida  dicampurkan  ke  dalam  pakan                   suntik 1 ml setelah sebelumnya dimasukkan 
                  standar  dengan  cara  melarutkannya  terlebih              0,9 ml antikoagulan (30 mM trisodium sitrat, 
                  dahulu dalam sedikit air, kemudian dikering-                0,34 M natrium klorida, 10 mM EDTA, pH 
                  anginkan  dalam  temperatur  ruang.  Setelah                7,55, osmolaritas 780 mOsm/kg).  
                  kering, pakan dilapisi dengan albumin (putih                    
                  telur)  dan  dikering-anginkan  kembali.  Pelet             Parameter imun 
                  yang  sudah  kering  selanjutnya  dimasukkan                   Parameter  imunitas  udang  yang  diukur 
                  dalam  kantong  plastik,  disimpan  dalam                   terdiri atas total haemocyte count (THC), dan 
                  lemari pendingin  dan siap untuk digunakan.                 Aktivitas    phenoloxidase  (PO).  Prosedur 
                                                                              penghitungan parameter imun adalah sebagai 
                  Prosedur penelitian dan pengambilan data                    berikut: 
                     Juvenil udang vaname dipelihara selama 2                  
                  minggu dalam bak fibreglass (kapasitas 1000                 Penghitungan THC  
                  L) untuk proses aklimatisasi. Selama proses                    Sebanyak 50 µl campuran haemolymph-
                  aklimatisasi,  udang  diberi  pakan  standar                antikoagulan  dimasukkan  dalam  neutral 
                   
               4                  Henky Manoppo et al. / Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 1–7 (2011) 
                
               buffered  formalin  (10%)  selama  30  menit.        tubuh ke tiga. Selanjutnya udang dimasukkan 
               Selanjutnya,  THC  dihitung  dengan  meng-           kembali ke dalam akuarium.  Selama periode 
               gunakan      haemacytometer       di    bawah        uji  tantang,  udang  diberi  pakan  standar.  
               mikroskop cahaya dengan pembesaran 40x.              Kualitas  air  dimonitor  agar  berada  dalam 
                                                                    kondisi stabil dan penggantian air dilakukan 
               Aktivitas PO                                         setiap 3-4 hari sekali tergantung pada kondisi 
                  Aktivitas     PO      haemocyte      diukur       air. Udang mati dikeluarkan setiap hari guna 
               berdasarkan  formasi  dopachrome  yang  di-          mengkonfirmasi  bahwa  penyebab  kematian 
               hasilkan oleh L-DOPA. Pengukuran aktivitas           adalah  V.  harveyi.  Pengamatan  terhadap 
               PO  dikerjakan  berdasarkan  prosedur  yang          mortalitas  dilakukan  setiap  hari  selama  14 
               dikemukakan  oleh  Liu  dan  Chen,  2004.            hari  setelah  uji-tantang.  Resistensi  udang 
               Pertama-tama,  1  ml  campuran  hemolymph-           diukur  berdasarkan  tingkat  kelangsungan 
               anticoagulan disentrifuse pada 700 g selama          hidup  (SR) yang dicapai sampai pada akhir 
                                o
               20 menit pada 4 C.  Supernatan dikeluarkan           periode  pengamatan,  SR  dihitung  dengan 
               dan  pelet  disuspensikan  kembali  secara           formula  (Effendie,  2002),  SR  (%)=  Nt/No 
               perlahan-lahan ke dalam larutan cacodylate-          x100, Nt=jumlah udang hidup pada waktu t 
               citrate  buffer  (0.01  M  sodium  cacodylate,       (ekor), No=jumlah udang hidup waktu tebar 
               0,45 M sodium chloride, 0.10 M trisodium             (ekor). 
               citrate, pH 7) dan disentrifuse kembali. Pelet               
               kemudian diambil dan disuspensikan dalam             Pertumbuhan 
               200  µl  cacodylate  buffer  (0,01  M  sodium           Pertumbuhan  udang  diukur  setiap  dua 
               cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,01 M           minggu sekali yakni pada hari ke 14 dan 28.  
               calcium  chloride,     0,26   M  magnesium           Pertumbuhan  dinyatakan  sebagai  selisih 
               chloride, pH 7).                                     antara  berat  udang  yang  diukur  pada  akhir 
                  Aliquot  sebanyak  100  µl  diinkubasi            percobaan  dengan  berat  udang  pada  awal 
               dengan 50 µl trypsin (1 mg.ml-1 cacodylate           percobaan  (Effendie,  2002):  G=  Wt–Wo, 
               buffer)  sebagai  aktivator  selama  10  menit       G=pertumbuhan,  Wt=berat  udang  pada 
                                           o
               pada    temperatur    25-26 C.     Selanjutnya       waktu  t  (g),  Wo=berat  udang  pada      awal 
                                                            -1
               tambahkan  50  µl    L-DOPA  (3  mg.ml               percobaan (g).   
               cacodylate    buffer),   setelah    5   menit,        
               ditambahkan  800  µl  cacodylate  buffer.            Analisis data 
               Optical density (OD) 490 nm diukur dengan               Evaluasi  perbedaan  responss  imunitas 
               menggunakan Spektrofotometer  (Hitachi  U,           udang  (THC,  aktivitas  PO),  resistensi  dan 
               2000).                                               pertumbuhan     akibat   adanya     perlakuan 
                  Larutan  standar  mengandung  100  µl             dilakukan melalui analisis ragam (Anova) 
               suspensi haemocyte, 50 µl cacodylate buffer                                  
               (pengganti  trypsin),  dan  50  µl  L-DOPA                 HASIL DAN PEMBAHASAN 
               digunakan  untuk  mengukur  background                                       
               aktivitas   PO  pada  semua  larutan  uji.           Total haemocyte count (THC) 
               Densitas optikal  (OD) dari aktivitas PO pada           Suplementasi  nukleotida  dalam  pakan 
               semua kondisi uji dinyatakan sebagai formasi         dapat   meningkatkan  jumlah  haemocyte 
               dopachrome dalam 50 µl haemolymph.                   udang.  Hasil analisis memperlihatkan bahwa 
                                                                    THC  udang  yang  diberi  pakan  nukleotida 
               Resistensi                                           berbeda    sangat    nyata    (P<0,01)    jika 
               Setelah    4    minggu     pemberian    pakan        dibandingkan  dengan  udang  yang  hanya 
               perlakuan,  udang  (8  ekor/akuarium)  diuji-        diberi pakan standar (Gambar 1).   
               tantang  dengan  bakteri  Vibrio  harveyi.              Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa 
               Sebelum  dilakukan  uji  tantang,  aerator           apabila  udang  diberi  pakan  nukleotida  400 
                                                                          -1
               dimatikan  terlebih  dahulu  selama  kurang          mg.kg   pakan  selama  4  minggu  berturut-
               lebih 30 menit, kemudian udang diuji tantang         turut, maka THC dapat meningkat mencapai 
               melalui injeksi intramuskular 0,1 mL larutan         87% lebih tinggi dibandingkan dengan udang 
               bakteri  V.  harveyi  1x106  cfu/mL  pada  ruas      yang diberi pakan standar (Gambar 1). Hasil 
                                                                    yang  sama  juga  ditemukan  pada  penelitian 
                
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Henky manoppo et al jurnal akuakultur indonesia available http journal ipb ac id index php jai jurnalakuakulturindonesia peningkatan respons imun non spesifik resistensi dan pertumbuhan udang vaname litopenaeus vannamei melalui pemberian pakan nukleotida enhancement of specific immune response resistance and growth by oral administration nucleotide sukenda daniel djokosetiyanto mochamad fatuchri sukadi enang harris program doktoral ilmu departemen budidaya perairan fpik institut pertanian bogor studi fakultas perikanan kelautan universitas sam ratulangi manado pusat riset kkp ri jakarta abstract this research evaluated the nonspecific responsse fed diet shrimp juveniles mean weight g were reared in two groups glass aquaria each with three replications shrimps group one basal for four weeks total haemocyte count thc po activity at end feeding while was measured interval trial intramuscularly injected vibrio harveyi x cfu significantly increased p...

no reviews yet
Please Login to review.