161x Filetype PDF File size 0.45 MB Source: dewey.petra.ac.id
2. LANDASAN TEORI 2.1 Fashion 2.1.1 Pengertian Fashion dan Retail Menurut Wikipedia, fashion (par. 1) adalah “a general term for a currently popular style or practice, especially in clothing, foot wear, or accessories. Fashion references to anything that is the current trend in look and dress up of a person.” Artinya fashion adalah istilah umum untuk gaya yang sedang populer saat ini atau praktek, khususnya dalam pakaian, pakai kaki, atau aksesori. Merupakam referensi untuk sesuatu yang tren saat ini dalam cara berpenampilan dan berpakaian seseorang. Menurut Oxford Dictionaries Online (2011), “fashion is a popular or the latest style of clothing, hair, decoration, or behavior. “ Artinya fashion adalah gaya terpopuler atau terbaru dari pakaian, rambut, dekorasi, atau perilaku. Menurut Wikipedia, “Retail consists of the sale of physical goods or merchandise from a fixed location, such as a department store, boutique or kiosk, or by mail, in small or individual lots for direct consumption by the purchaser.” Yang artinya, Ritel terdiri dari penjualan barang fisik atau barang dagangan dari lokasi yang tetap, seperti department store, butik atau kios, atau melalui pos, dalam jumlah banyak atau kecil oleh individu untuk konsumsi langsung oleh pembeli. 2.1.2 Fashion Life Cycle Menurut Jie (2010) fashion biasanya memiliki sebuah siklus yang lebih besar. Artinya barang-barang fashion yang sudah lama turun dan tidak diminati mungkin suatu saat akan menjadi nge-trend lagi. Atau bahkan ada juga barang fashion yang timeless dan dianggap tidak akan pernah out of fashion. Menurut Jie (2010) Fashion life-cycle dibagi menjadi lima bagian: 1. Fashion Leadership Fashion leadership ini adalah masa-masanya sebuah trend fashion dibentuk, biasanya untuk seluruh dunia kiblatnya adalah di Eropa sana 6 Universitas Kristen Petra dimana banyak sekali rumah-rumah mode yang rutin menyelengarakan fashion show baik untuk koleksi Spring / Summer atau Fall / Winter setiap tahunya. Disinilah biasanya sebuah fashion trend diciptakan dan dari sinilah nantinya fashion itu akan menjalar ke seluruh dunia. 2. Increasing Social Visibility Sebagai early adopter (pengadopsi awal) dari fashion di dunia, biasanya orang-orang ini adalah orang-orang yang memiliki status ekonomi tinggi. Merekalah early adopter dan trendsetter bagi orang-orang yang lainnya di seluruh dunia. Orang-orang ini biasanya disebut juga fashion change agents dan terdiri dari fashionista, celebrities, pemimpin kelas- kelas sosial tertentu dan anggota sosial elite. 3. Conformity Within and Across Social Group Pada masa ini, akhirnya seluruh kelas sosial akan mengikuti trend yang memang sudah diset oleh orang-orang kelas atas. 4. Social Saturation Inilah masa jayanya sebuah trend fashion, dimana karena semua orang sudah mengikuti trend fashion yang ada, semua kelas sosial akan mencari-cari barang-barang yang fashionable dan trendy itu. Dan biasanya disinilah fashion-fashion brand yang kelas menegah kebawah juga mengeluarkan koleksi fashion yang mirip / menyerupai barang- barang aslinya (yang tadinya hanya tersedia bagi kalangan elite / kelas sosial atas). 5. Decline and Obsolence Sama halnya seperti sebuah product, pada akhirnya trend fashion tersebut pun akan menurun dan akhirnya menjadi obsolete, alias tidak diminati lagi. Sedangkan menurut Cornell University (2006) pakaian dan produk konsumen lainnya dapat diklasifikasikan berdasarkan panjang dari siklus hidup mereka. Produk dasar (basic product) seperti T-shirt dan celana jins yang dijual selama bertahun-tahun memiliki sedikit perubahan gaya. Produk fashion memiliki siklus hidup yang lebih pendek jika dibandingkan dengan basic product. Untuk produk fashion sejumlah besar orang akan 7 Universitas Kristen Petra mengadopsi gaya (style) pada waktu tertentu, dan ketika gaya tersebut tidak lagi diadopsi oleh banyak orang maka itu adalah akhir dari siklus hidup style tersebut. Produk – produk fashion akan mengalami penurunan tajam setelah mereka mencapai penjualan tertinggi. Sedangkan produk fad memiliki siklus hidup yang terpendek. Produk fad ini biasanya adalah gaya yang diadopsi oleh sub-budaya tertentu atau grup demografis yang lebih muda untuk jangka waktu yang singkat. Siklus hidup produk – produk tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 The life cycle curves of basic, fashion, and fad products 2.1.3 Jenis konsumen pada Setiap Tahap Siklus Hidup Menurut Cornell University (2006) ada lima jenis konsumen yang muncul pada setiap tahap siklus hidup. lima jenis konsumen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Fashion Adoption Consumer Types 8 Universitas Kristen Petra Lima jenis konsumen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fashion Innovators Seorang fashion innovators adalah orang pertama yang mengadopsi produk baru. Mereka tertarik pada fitur – fitur yang inofatif dan unik. 2. Opinion Leaders Seorang opinion leaders (selebriti, majalah, pengadopsi awal) adalah pengadopsi berikutnya yang paling mungkin dari semua produk fashion.Mereka meniru fashion innovators dan mengubah produk tersebut menjadi gaya populer. Akhirnya produk ini diproduksi oleh banyak perusahaan dan dijual di banyak toko retail. 3. Masses Pada puncak popularitasnya, produk fashion tersebut diadopsi oleh masa. 4. Late Adopters and Laggards Seiring dengan memudarnya popularitas, produk fashion tersebut sering kali ditandai untuk pembersihan (cuci gudang) untuk mengundang pemburu tawar – menawar seperti late adopters dan laggards. Orang yang lambat dalam mengenali dan mengadopsi trend fashion. 2.1.4 Mass Customization Fashion Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada masa masses, produk fashion tersebut akan diadobsi oleh masa. Tidak semua produk fashion akan dapat mencapai fase ini, hanya produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang dapat mencapai fase ini dan produk tersebutlah yang nantinya akan diproduksi secara masa. Pine (1999) dalam Park dan Lee (2008) mendefinisikan mass customization sebagai “the use of mass production techniques to assemble goods and services quickly that are also uniquely tailored to the demands of individual customers at prices comparable to mass-produced goods and services.” Yang artinya, penggunaan teknik produksi masal untuk merakit barang dan jasa dengan cepat yang juga disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan pada harga yang sebanding dengan barang dan jasa yang diproduksi secara masal. Yang dan Lee (2007) dalam Park dan Lee (2008) 9 Universitas Kristen Petra
no reviews yet
Please Login to review.