jagomart
digital resources
picture1_Fur Elise Pdf 90877 | Bab V Simpulan Dan Saran


 206x       Filetype PDF       File size 0.64 MB       Source: eprints.kwikkiangie.ac.id


File: Fur Elise Pdf 90877 | Bab V Simpulan Dan Saran
bab v penutup a simpulan setelah melakukan penelitian secara mendalam terhadap komposisi fur elise karya ludwig van beethoven mengenai bagaimana melalui komposisi ini beethoven berhasil menyampaikan pesan komunikasi terhadap kalangan ...

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 16 Sep 2022 | 3 years ago
Partial capture of text on file.
                                                          BAB V 
                                                               
                                                           PENUTUP 
                                                               
               A.     Simpulan 
                      Setelah  melakukan  penelitian  secara  mendalam  terhadap  komposisi  Für  Elise  karya 
               Ludwig  Van  Beethoven,  mengenai  bagaimana  melalui  komposisi  ini  Beethoven  berhasil 
               menyampaikan pesan komunikasi terhadap kalangan luas. maka peneliti menarik kesimpulan 
               sebagai berikut: 
                      1.        Pada bagian sign (trikotomi 1) dalam teori semiotika Chales Sanders Peirce, yang 
                          terdiri  dari  tiga  aspek  yaitu  legisign,  sinsign,  qualisign.  Jawaban  untuk  tujuan 
                          penelitian  pertama  adalah  yaitu  secara  keseluruhan  trikotomi  pertama  bahwa 
                          komposisi  Für  Elise  karya  Beethoven  ini,  memiliki  bentuk  karya  musik  yang 
                          sederhana  yaitu  rondo  dengan  skema  A-B-A-C-A  dan  dalam  format  atau  gaya 
                          Bagatelle.  Merupakan  sebuah  format  yang  terdapat  unsur  kebebasan  dalam 
                          pembuatan komposisi namun dengan materi sederhana agar dapat dimainkan dan di 
                          dengarkan oleh masyarakat secara mudah, intinya adalah karya popular yang pendek, 
                          menggunakan dasar tangga nada  a  minor.  Komposisi  Für  Elise  memiliki  banyak 
                          repetisi/pengulangan terutama pada bagian motif yang sekaligus merupakan “tema 
                          bunyi”  pada  komposisi  ini.  Dengan  tempo  utama  poco  moto  mengarahkan 
                          “kecepatan” dari komposisi ini menjadi sebuah permainan yang sedikit demi sedikit 
                          semakin  cepat.  Berikut  juga  dengan  dinamikanya  dalam  komposisi  ini,  terdapat 
                          keberagaman dinamika dari yang paling lembut (pp) hingga paling keras (f) serta 
                            lainnya dinamika lainnya sebagai salah satu petunjuk cara bermain. Tidak lupa akan 
                            pergerakan akord serta tanda kunci, pedal point, dan tanda kromatis semuanya adalah 
                            bagian dari pelengkap komposisi Für Elise ini. Melihat dari komposisi ini, memang 
                            merupakan materi pembelajaran musik klasik khususnya piano mudah dan populer 
                            untuk dipelajari, sehingga menurut peneliti, Beethoven berhasil dalam membentuk 
                            ide dan konsep dari komposisi ini. 
                             
                        2.        Pada  bagian  object  (trikotomi 2) dalam teori semiotika Chales Sanders Peirce, 
                            yang terdiri dari tiga aspek yaitu icon, index, symbol. Peneliti mendapati kesimpulan 
                            secara keseluruhan trikotomi kedua bahwa komposisi Für Elise karya Beethoven ini, 
                            berhasil    menyampaikan        pesan    dan     makna     dari    lagu    yaitu    melalui 
                            mengkomunikasikannya  secara  bunyi  terutama  pada  bagian  motif  yang  repetitif. 
                            Sama  halnya  seperti  kita  secara  terus-menerus  menyampaikan  pesan  kepada 
                            seseorang sehingga orang tersebut ingat akan pesan kita. Begitu juga halnya dengan 
                            motif pada komposisi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam komposisi Für 
                            Elise  terjadi  pengulangan  motif  sehingga  mudah  melekat  pada  benak  orang  yang 
                            sekaligus merupakan  icon dari komposisi ini. Maka apabila kita dengar dan rasakan 
                            bunyi dari motif ini, Beethoven seperti sedang mengkomunikasikan sebuah harapan 
                            sekaligus  kepedihan  pada  kisah  cintanya  berdasarkan  bunyi  dari  nada  lagu  yang 
                            keluar  ini  yang  diekspresikan  melalui  bentuk  komposisi.  Karena  Beethoven 
                            merupakan seorang komposer sekaligus musisi sehingga dengan cara membuat karya 
                            komposisilah yang ia jadikan untuk melampiaskan segala emosinya, merupakan salah 
                            satu bentuk berekspresi.   
             Tidak  hanya  itu,  namun  peneliti  juga  berkesimpulan  bahwa  melalui  dinamika 
           dalam  komposisi  ini  Beethoven  mencoba  untuk  mengkomunikasikan  rasa  hatinya 
           dalam bentuk nuansa. Sehingga lebih jelas penekanan yang sesuai akan nada dari 
           notasinya. Supaya pesan yang ingin disampaikan tidak hanya datar dan orang-orang 
           dapat mengerti sekaligus merasakan “nyawa” yang terkandung pada komposisi ini. 
           Sama  halnya  dengan  cara  kita  berkomunikasi,  apabila  kita  berkomunikasi  tanpa 
           adanya  intonasi  yang  jelas  maka  orang  tidak  akan  paham  apakah  kita  sedang 
           bertanya,  marah,  sedih,  senang,  atau  hal  emosi  lainnya.  Tidak  hanya  itu,  namun 
           apabila  kita  bernada  komunikasi  dengan  datar,  orang  tidak  akan  tertarik  dan 
           “terpengaruhi”  akan  pesan  yang  ingin  kita  sampaikan.  Maka  itulah  dinamika 
           merupakan salah satu hal yang menjadi icon pada komposisi ini karena merupakan 
           karakteristik atau identitas dari Für Elise ini. 
             Lalu peneliti juga berkesimpulan bahwa Rondo dan Bagatelle yaitu bentuk dan 
           format  dari  komposisi  ini  merupakan  hal  yang  menjadi  index  karena  Beethoven 
           berusaha untuk mengkomunikasikan pesan dari komposisi ini dengan singkat dan 
           semudah mungkin sehingga orang-orang akan dapat dengan mudah memahami serta 
           merasakan komposisi ini secara jelas  
             Namun  apabila  kita  juga  melihat  unsur  musik  lainnya  yang  terdapat  pada 
           komposisi ini yaitu tangga nada, artikulasi, pedal point, arpeggio, chromatics, semua 
           unsur tersebut pada dasarnya berfungsi sebagai pelengkap untuk membangun nuansa 
           yang sesuai pada setiap segmen pada komposisi ini. Kita dapat lihat bahwa dari segi 
           tangga nada dasar yang pertama dimulai dengan minor lalu pada segmen berikutnya 
           berubah menjadi mayor lalu kembali lagi pada segmen berikutnya menjadi minor 
           hingga klimaks dan akhir lagu. Maka pada komposisi ini secara alur dimulai dengan 
           nuansa  yang  sendu,  tenang,  lalu  beranjak  pada  keriangan  da  nada  semangat  lalu 
           kembali  lagi  pada  sendu  dan  ketika  mencapai  klimaks  terdapat  ketegangan  yang 
           diciptakan  dari  adanya  pedal  point  namun  tetap  dalam  tangga  nada  minor  ketika 
           sudah  pada  klimaks  dimainkan  dengan  notasi  arpeggio  dan  dilanjutnya  dengan 
           chromatics sehingga nuansa lebih dramatis dan terasa alur yang memuncak sekaligus 
           meluncur menurun dengan adanya chromatics yang mengarah kebawah secara oktaf. 
           hingga pada akhirnya kembali lagi pada tema utama komposisi yang terdiri dari motif 
           utama sampai menuju akhiran komposisi.    
             Terakhir  pada  trikotomi  kedua  adalah  symbol,  pada  menganalisa  sebuah 
           komposisi  klasik  yang  dianalisa  bukanlah  berupa  kalimat  atau  kata  lebih  kepada 
           notasi serta istilah. Maka symbol kurang dapat diaplikasikan pada sebuah komposisi 
           klasik. Karena bahasa disini merupakan bahasa musik yang berupa notasi serta unsur 
           musik  lainnya.  Bukanlah  bahasa  yang  berupa  kalimat,  kata-kata,  paragraf,  atau 
           bahkan lirik lagu. 
            
          3.     Pada bagian interpretant (trikotomi 3) dalam teori semiotika Chales Sanders Peirce, 
           yang  terdiri  dari  tiga  aspek  yaitu  rheme,  decisign,  argument.  Peneliti  mengambil 
           kesimpulan secara keseluruhan trikotomi ketiga bahwa komposisi Für Elise karya 
           Beethoven ini, telah berhasil menyampaikan pesan yang menceritakan kisah cinta 
           Beethoven yang berujung pada sebuah patah hati. Pada rheme dan decisign dengan 
           cara mengkomunikasikannya pada sebuah komposisi klasik sebagai sarana ekspresi 
           Beethoven.  Melalui  segala  unsur  dalam  sebuah  komposisi  klasik  semua  saling 
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Bab v penutup a simpulan setelah melakukan penelitian secara mendalam terhadap komposisi fur elise karya ludwig van beethoven mengenai bagaimana melalui ini berhasil menyampaikan pesan komunikasi kalangan luas maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut pada bagian sign trikotomi dalam teori semiotika chales sanders peirce yang terdiri dari tiga aspek yaitu legisign sinsign qualisign jawaban untuk tujuan pertama adalah keseluruhan bahwa memiliki bentuk musik sederhana rondo dengan skema b c dan format atau gaya bagatelle merupakan sebuah terdapat unsur kebebasan pembuatan namun materi agar dapat dimainkan di dengarkan oleh masyarakat mudah intinya popular pendek menggunakan dasar tangga nada minor banyak repetisi pengulangan terutama motif sekaligus tema bunyi tempo utama poco moto mengarahkan kecepatan menjadi permainan sedikit demi semakin cepat juga dinamikanya keberagaman dinamika paling lembut pp hingga keras f serta lainnya salah satu petunjuk cara bermain tidak lupa akan pe...

no reviews yet
Please Login to review.