Authentication
248x Tipe PDF Ukuran file 0.07 MB Source: media.neliti.com
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN. 2442-9163 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLUN PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 PANDANHARUM KEC. BAGUS KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan E-mail: Pitoyoteguh88@gmail.com ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah Permaianan Kasti adalah salah satu permaianan yang digemari anak SD, akan tetapi ada beberapa kendala dalam pelaksanaan permaianan kasti yaitu siswa masih ada yang belum bisa memukul bola dan siswa masih banyak yang takut terkena lemparan bola kasti yang lumayan keras sehingga pelaksanaan pembelajaran bola kasti masih kurang maksimal dan masih banyak siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran bola kasti dengan KKM 75. Untuk itu peneliti mencoba memodifikasi alat permainan Bola Kasti yaitu pemukul dibuat lebar dan bola yang digunakan adalah bola lunak. Hal ini dikemas dalam suatu permainan modifikasi Kasbolun yaitu modifikasi bola kasti menggunakan pemukul lebar dan bola lunak. Rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut : Bagaimana melalui permaianan Kasbolun dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar bola kasti pada siswa kelas V Semester II SD Negeri 1 Pandanharum Kec.Gabus Kab. Grobogan tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: peningkatan Motivasi dan hasil belajar bola kasti pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pandanharum Tahun Pelajaran 2015 / 2016 melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus mempunyai 4 langkah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pandanharum Tahun Pelajaran 2015 / 2016 berjumlah 25 siswa, terdiri atas 10 siswa putra dan 15 siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan observasi, tes kemampuan, dan penelitian hasil belajar Bermain Tenis Meja. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara statistic deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Pembelajaran melalui penerapan modifikasi alat pembelajaran, dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar bola kasti pada siswa kelas V SD Negeri 1 Pandanharum. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil belajar pada pra siklus yang tuntas 20% siklus I dalam kategori tuntas adalah 72% dan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 92%. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bola kasti melalui permaianan kasbolun dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Pandanharum Kec. Gabus Kabupaten Grobogan. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Beberapa saran, khususnya pada guru SD Negeri 1 Pandanharum sebagai berikut : Guru hendaknya lebih inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru hendaknya memberikan pembelajaran kepada siswa dengan permainan yang sederhana tetapi mengandung unsur materi, agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Guru hendaknya memberikan modifikasi alat pembelajaran yang sederhana, efisien, efektif, dan tidak memerlukan 78 http://ojs.unpkediri.ac.id Jurnal PINUS Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN. 2442-9163 biaya mahal untuk membuatnya yang dapat dilihat atau dipegang langsung oleh siswa, karena dapat memotivasi siswa untuk selalu mencoba dan mengulangi secara terus. Kata Kunci : Motivasi, Hasil belajar Bola Kasti, Permainan Kasbolun. PENDAHULUAN menggunakan permainan kasbolun Pada Pendidikan Jasmani merupakan bagian Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 integral dari sistem pendidikan secara Pandanharum Kec. Gabus Kab Grobogan keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan Tahun Pelajaran 2015/2016. Permainan kasti pendidikan jasmani harus diarahkan pada dengan menggunakan bola lunak (kasbolun) pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Jumlah pemain kasbolun setiap regu dapat Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas terdiri dari 12 orang (dengan 5 orang sebagai jasmani itu sendiri, tetapi untuk cadangan). Tiap pemain diberi nomor dada mengembangkan potensi siswa melalui dari 1 sampai 12. Salah seorang bertindak aktivitas jasmani sebagai kapten regu. Ada beberapa peraturan Dengan menggunakan metode, model dan dalam permainan Kasbol yaitu Kasbol pendekatan yang sesuai dengan kondisi dimainkan oleh 2 regu berjumlah 12 orang. sekolah, maka tujuan pembelajaran Regu yang main disebut regu pemukul regu penjasorkes akan dapat dicapai. Akan tetapi yang jaga disebut regu penjaga. Tiang yang menjadi masalah adalah sarana yang pertolongan terbuat dari bahan yang tidak digunakan dalam materi penjasorkes itu mudah patah, seperti kayu. Tiang pertolongan sendiri kurang sesuai dengan kondisi siswa ditancapkan di tengah lingkaran dengan jari- yang ada disekolah, sehingga akan menjadi jari 1 meter dan tinggi tiang pertolongan dari kendala terhadap keberhasilan proses tanah ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan pembelajaranya. Dengan demikian maka dengan garis pemukul adalah 5 meter dan tujuan dari pembelajaran tersebut tidak akan jarak dari garis samping 5 meter. dapat terwujud dengan baik. Didalam pembelajaran penjasorkes SD Negeri Daerah bebas dalam permainan kasbol ada 1 1 Pandanharum salah satu materinya (satu), ruang bebas berada di ujung lapangan pembelajarannya adalah permainan bola kasti. permainan dengan lebar 5m, Pemain yang Akan tetapi proses pembelajarannya belum sudah berada di tiang bebas aman dari incaran dapat dilaksanakan secara optimal karena pemain penjaga yang memegang bola, terbentur dengan permasalahan alat dan Permainan berlangsung dalam dua babak. peraturan yang digunakan dalam permainan Tiap babak berlangsung selama 20 menit. tersebut sehingga dipandang perlu untuk Tiap babak deselingi istirahat 10 menit. memodifikasi sebagai upaya untuk Seorang pemain dari regu pemukul meningkatkan hasil belajar dengan dinyatakan mati apabila reru penjaga berhasil memodifikasi alat yang ada dalam permainan melemparkan bola pada lawan yang berada bola kasti. Alat pemukul dalam permainan ditengah lapangan permainan selama bola kasti yang digunakan untuk memukul perjalanan pelari, Bola mati adalah bola yang bola, pada prakteknya tidak bisa digunakan sudah tidak bisa dimainkan kembali di dalam secara maksimal oleh siswa sekolah dasar. permainan atau lapangan. Adapun beberapa Selain itu salah satu peraturan permainannya bola yang dianggap mati antara lain: Bola yaitu dalam mematikan lawan dengan cara dipegang pelambung dan pelambung berdiri melemparkan bola ke badan, membuat siswa pada tempatnya, apabila pada pukulan salah merasa takut karena lemparan yang keras atau tidak kena dan apabila bola hilang pada tubuh akan terasa sakit dan membuat sehingga dicari tidak ketemu serta terjadi siswa kurang antusias dalam mengikuti pergantian bebas. pembelajaran bola kasti.Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terinspirasi untuk Penjaga berhasil menangkap bola pukulan mengadakan penelitian pembelajaran bola dari lawan tanpa terjatuh terlebih dahulu kasti dengan judul ”Upaya Meningkatkan ketanah mendapatkan point satu, apabila regu motivasi dan hasil belajar bola kasti dengan penjaga sudah mengumpulkan 3 point hasil http://ojs.unpkediri.ac.id 79 Jurnal PINUS Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN. 2442-9163 dari mematikan lawan ataupun tangkapan dari garis samping bagian pangkal lapangan bola hasil pukulan lawan. terdapat ruangan atau petak pemukul juga 5 x Setiap pemain berhak satu kali memukul, 5 Meter dari garis samping. Sedangkan tiang kecuali pemain teakhir berhak memukul hinggap sebanyak tiga kali pukulan, Sesudah pemukul. Apabila alat itu berada diluar, pemain tersebut tidak mendapat nilai, kecuali ia segera membetulkannya kembali, Pukulan dinyatakan benar apabila Bola setalah dipukul lewat garis pemukul dan jatuh atau mengenai benda yang berada didalam lapangan permainan, Bola setelah di pukul melewati garis pemukul dan jatuh atau mengenai di luar Gambar.1 Lapangan Kasti ukuran 60 x 30 lapangan setelah melewati bendera atau meter pembatas lapangan permainan. Keterangan : Regu penjaga bertugas Mematikan lawan, P1 : Tempat Pelempar (pelambung) Menangkap langsung bola yang dipukul, P2 : Tempat Pemukul Memasukan bola kedalam keranjang ditengah B1 : Tiang Pertolongan pertama lapangan permainan, Membakar ruang bebas, B2 : Tiang bebas jika ruang bebas kosong, Pelambung bertugas Home : Ruang bebas Melambungkan bola secara wajar sesuai dengan permintaan pemukul, Jika bola yang Peralatan Kasbolun: dilambungkan tidak terpukul, si pelambung harus mengulang lagi, Jika sampai tiga kali berturut-turut bola tidak terpukul, si pemukul dapat lari bebas ke tiang perhentian Perhitungan Nilai, Pemain pemukul berhasil berlari ketempat tiang pertolongan, tiang bebas dan kembali masuk home/ruang bebas secara bertahap, Pukulan dilakukan dengan Gambar.2 Pemukul Kasti modifikasi dan bola benar dan dapat kembali masuk home/ruang lunak bebas tanpa berhenti pada tiang pertolongan dan daerah bebas, mendapatkan nilai dua, Alat pemukul adalah kayu (bukan logam) Regu penjaga berhasil menangkap langsung yang bentuknya persegi panjang yang panjang bola yang dipukul (bola tangkap), nya 70 Cm dengan lebar bidang untuk mendapatkan poin satu, Pemenang adalah memukul bola adalah 10 Cm sedangkan tebal regu yang berhasil mengumpulkan angka atau kayu pegangan 2 Cm. Bola yang digunakan nilai terbanyak. adalah bola lunak (bola tonnis). Lapangan permainan Kasti berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luas nya METODE adalah lebih kurang panjang 60 dan lebar 30 Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Meter (tidak mutlak). 5 Meter dari panjang Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan lapangan dipergunakan untuk ruangan tempat sebanyak 2 siklus dimana dalam satu siklus penjaga belakang, tempat pemukul, tempat terdapat 2 (dua) pertemuan. Subjek penelitian pelambung, dan tempat pemain pemukul. ini adalah siswa kelas V Semester II SD Lapangan dilengkapi dengan tiang Negeri 1 Pandanharum Kec. Gabus Tahun pertolongan yang diletakan dengan jaraknya 5 Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa Meter dari garis pemukul dan 5 Meter dari terdiri darim 10 siswa laki-laki dan 15 siswa garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada 2 perempuan. Sumber data yang dipergunakan buah yang masing-masing nya diletakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah berjarak 10 Meter dari tiang yang lainnya, 10 sebagai berikut: Meter dari garis belakang dan juga 5 meter 80 http://ojs.unpkediri.ac.id Jurnal PINUS Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN. 2442-9163 Data Primer, yaitu data yang diperoleh melaui 4. Refleksi (reflection) observasi langsung di lokasi penelitian Refleksi merupakan suatu kegiatan mengenai proses pembelajaran kasti di SD perenungan secara kritis apa yang terjadi Negeri 1 Pandanharum Kec.Gabus Kab. selama pelaksanaan pembelajaran di kelas. Grobogan. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari HASIL DAN PEMBAHASAN dokumen, refrensi dan literature, serta arsip Hasil prestasi belajar yang diraih siswa ini yang ada pada SD Negeri 1 Pandanharum berdasar temuan yang dilakukan peneliti saat Kec. Gabus Kab. Grobogan. melaksanakan tindakan perbaikan terhadap 25 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 1 Pandanharum meliputi informasi tentang keadaan siswa pada mata pelajaran Penjasorkes. Pernyataan dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. tersebut mengandung makna bahwa Aspek kuantitatif yakni hasil pengukuran pembelajaran tidak terlepas dari evaluasi kemampuan penguasaaan bermain kasti pada untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dan siswa kelas V SD Negeri 1 Pandanharum dalam pembelajaran kasti menggunakan tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan permainan kasbolun yang telah peneliti aspek kualitatif didasarkan atas hasil laksanakan, berdasar temuan dan refleksi pengamatan dan catatan pembelajaran selama dapat dikemukakan beberapa perubahan yang penelitian berlangsung. Data penelitian terjadi. dikumpulkan dari berbagai sumber, Berdasarkan hasil tindakan siklus I dan diantaranya : diskusi dengan teman sejawat menyatakan Info mitra kolaboratif dan siswa kelas V SD bahwa pembelajaran yang sudah dilaksanakan Negeri 1 Pandanharum. sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini Tempat peristiwa dan berlangsungnya ditunjukkan dengan adanya keberhasilan aktifitas pembelajaran. siswa yang dapat menguasai materi pelajaran Dokumentasi atau arsip yang antara lain penjasorkes lebih dari 85%. Hal ini berupa kurikulum, sekenario pembelajaran, didasarkan dari siswa yang memenuhi kriteria silabus, buku penelitian dan buku refrensi ketuntasan minimal dengan mendapatkan mengajar. Penelitian tindakan kelas terdiri nilai minimal 75. Siswa yang semula tidak atas empat tahap yaitu perencanaan bisa memukul bola dengan akurasi yang baik, (planning), tindakan (action), pengamatan setelah memukul dengan alat modifikasi (observing), refleksi (reflection), (Agus menjadi lebih terarah dan tepat sasaran. Siswa Kristiyanto, 2010:55).Adapun langkah yang yang sebelumnya takut pada bola kasti dilakukan oleh guru dalam penelitian tindakan sehingga tidak bersemangat menjadi dapat kelas ini sebagai berikut: bermain kasti dengan nyaman dan konsentrasi 1. Perencanaan (planning) lebih baik karena tidak sakit apabila nantinya Dalam tahap perencanaan ini meliputi terkena lemparan bola lunak . Prestasi belajar pengenalan pembelajaran dengan metode ini dapat terlihat dari ketuntasan hasil belajar discovery serta menyiapkan permainan dan dari Pra siklus ke siklus I kemudian siklus II alat yang diperlukan dalam proses yaitu dari 20 % menjadi 72% pada siklus I pembelajaran yang akan dilaksanakan. kemudian menjadi 92% dari KKM 75. 2. Pelaksanaan Tindakan (action) Dalam proses belajar mengajar siswa terlihat Pelaksanaan tindakan merupakan suatu semangat, mendengarkan, atau kegiatan dilaksanakannya skenario memperhatikan penjelasan guru, melakukan pembelajaran yang telah direncanakan. kegiatan dengan sungguh-sungguh. Jadi dapat 3. Pengamatan (observing) dikatakan bahwa aktifitas siswa sangat aktif Observer mengamati pelaksanaan tindakan mengikuti pembelajaran dengan media. untuk mengetahui sejauh mana efek Minat merupakan sumber motivasi yang pembelajaran dalam meningkatkan mendorong orang untuk melakukan sesuatu, pembelajaran yang dapat dilihat dari motivasi bila mereka melihat bahwa sesuatu itu dan keaktifan siswa dalam proses menguntungkan, mereka juga berminat. Ini pembelajaran. kemudian mendatangkan kepuasan. Bila http://ojs.unpkediri.ac.id 81
no reviews yet
Please Login to review.