Authentication
252x Tipe PDF Ukuran file 0.75 MB Source: mip.umy.ac.id
Manajemen Pelayanan Publik Achmad Nurmandi prosedur: negosiasi dan kesepakatan antar pihak yang BAB I berkepentingan, atau intervensi pemerintah melalui PUBLIK DALAM PELAYANAN PUBLIK penarikan pajak dan pemberian subsidi. Sebagai contoh eksternalitas negatif yang muncul dari adanya pabrik mendorong pemerintah untuk membuat regulasi tentang pengelolaan limbah, dengan menjatuhkan sanksi kepada A. Perkembangan Teori tentang Publik perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Pemahaman makna publik dalam pelayanan publik perlu dipahami, baik dalam perkembangan histories atau latar Negara yang diwakili oleh pemerintah mengemban belakang munculnya dan aplikasinya di dalam manajemen mandat publik untuk mememenuhi kebutuhan publik, publik. Dalam perkembangan ilmu administrasi publik, termasuk menciptakan barang publik. Pemerintah memiliki konsep “publik” bermakna luas daripada hanya kekuatan pemaksa yang syah (otoritas) untuk “government” (pemerintah saja), seperti keluarga, rukun mempengaruhi perilaku dan pembuatan keputusan oleh tetangga, organisasi non- pemerintah, asosiasi, pers, dan individu di masyarakat. Pemerintah juga menguasai bahkan organisasi sektor swasta. Sebagai akibatnya konsep sumberdaya untuk memproduksi barang publik pada skala publik yang luas ini, nilai-nilai keadilan, kewarganegaraan yang mencukupi kebutuhan masyarakat. Dan pemerintah (citizenship), etika, patriotisme, dan reponsiveness menjadi memikiki mekanisme akuntabilitas untuk menjamin kajian penting disamping nilai-nilai efisiensi dan terpenuhinya kebutuhan barang publik. Namun demikian efektivitas. otoritas yang dimiliki oleh pemerintah acapkali menciptakan barang publik dalam iklim monopolis Lebih mendalam lagi Frederickson (1997, hh. 31-52) sehingga tidak ada tekanan untuk mengoptimalkan mutu membedakan berbagai perspektif dalam mendefinisikan barang. Mekanisme akuntabilitas acapkali tidak berjalan publik, yaitu: karena praktek KKN dan lemahnya responsibilitas aparat. 1. Publik sebagai kelompok kepentingan (perspektif Birokrasi publik yang mekanis dan kaku memiliki pluralis); responsivitas yang rendah untuk merespon tuntutan publik. 2. Publik sebagai pemilih rasional (perspektif pilihan Sebaliknya sektor swasta memiliki fleksibilitas lebih besar publik); dalam mengelola sumberdaya, sehingga mampu 3. Publik sebagai pihak yang diwakili (perspektif menanggapi dengan cepat perubahan permintaan pasar. perwakilan); Persaingan antar penyedia pelayanan mendorong 4. Publik sebagai pelanggan (perspektif penerima peningkatan efisiensi dan mutu pelayanan dengan harga pelayanan publik); lebih murah.. 5. Publik sebagai warganegara 28 1 Manajemen Pelayanan Publik Achmad Nurmandi Dalam perspektif pluralis, publik dipahami sebagai kelompok kepentingan sebagaimana yang dikembangkan Tabel 1.2. Kategori Barang dan Alternatif Pembiayaan oleh ilmuwan politik. Kepentingan (interest) publik Excludability Rendah Excludability Tinggi Rivalry Rendah Barang publik (biaya Barang tol (campuran disalurkan sedemikian rupa oleh kelompok kepentingan, sektor publik) biaya publik dan swasta baik dalam bentuk artikulasi kepentingan maupun agregasi Contoh: Hankam, Contoh: jalan tol, taman prasarana pisik wisata dg retribusi kepentingan. Dalam demokrasi majemuk, sebuah atau beberapa kelompok kepentingan melakukan aliansi Salah satu aspek penting dari mekanisme pasar dalam dengan partai politik untuk mengartikulasikan penyesiaan barang dan jasa privat adalah eskternalitas. kepentingannya. Eksternalitas adalah nilai (manfaat atau ongkos) yang diterima masyarakat yang tidak diperhitungkan dalam Pemahaman publik dalam perspektif pemilih rasional transaksi barang privat. Terdapat dua jenis ekternalitas, dikembangkan oleh Buchanan dan Tullock (1962). Mereka yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. mengembangkan model ekonomi untuk meformulasikan Eksternalitas positif adalah manfaat yang diterima perilaku individu dalam system politik. Salah satu karya masyarakat (social benefit) yang tidak diperhitungkan yang menerapkan model Buchanan dan Tullock adalah dalam transaksi barang privat, seperti pendidikan, Down (dalam Frederickson, 1997, hh. 34-5) pada perilaku kesehatan. Eksternalitas negatif adalah ongkos yang birokrat didalam mengkalkulasi preferensi pribadinya. ditanggung masyarakat (social cost) yang tidak Teori Down tentang instansi pemerintah adalah : diperhitungkan dalam transaksi barang privat, seperti 1. Menekankan benefit positif pada kegiatan instansi pembuangan limbah oleh pabrik, produksi dan konsumsi rokok. pemerintah dan mengurangi biaya; 2. Menunjukkan bahwa perluasaan pelayanan instansi Eksternalitas dari barang publik bersifat inklusif, yang akan lebih memenuhi harapan dan pengiritan akan menunjukkan bahwa semua orang menikmati eksternalitas kurang memenuhi harapan; positif atau menderita dari adanya eksternalitas negative. 3. Instansi lebih memberikan pelayanan pada Eksternalitas positif dari barang publik menyebabkan tidak kepentingan masyarakat dalam arti luas daripada adanya kemauan membayar atau willingness to pay kepentingan yang spesifik; eksternalitas positif, dan sebaliknya tidak ada orang yang 4. Menekankan pada efisisensi pada isntansi tingkat mau menanggung biaya dari adanya eksternalitas negatif. atas; Hal disadari memang bahwa eksternalitas merupakan milik 5. Menekankan pada prestasi dan kemampuan dan bersama atau dialami bersama oleh masyarakat. Dalam mengabaikan kegagalan dan ketidakmampuan. kondisi ini, maka ada kebutuhan bagi negara untuk melakukan internalisasi eksternalitas. Internalisasi terhadap eksternalitas dapat dilakukan melalui sejumlah alternatif 2 27 Manajemen Pelayanan Publik Achmad Nurmandi dilakukanoleh pasar. Namun demikian harus disadari Ideologi birokrasi publik lebih ditandai dengan loyalitas bahwa mekanisme pasar yang dimaksud adalah yang lebih pada organisasi dan keamanan jobnya daripada mekanisme pasar kompetitif dan bukan monopoli atau melayani publik. Perspektif ini memperoleh banyak kritik oligopoli. Peran pemerintah dalam menegakkan karena dua alasan, yaitu (1) pandangan bahwa proses mekanisme pasar adalah membuat peraturan tentang publik sebagai sebuah perjuangan kelompok adalah persaingan bebas dan melakukan monitoring secara kurang akurat dan parsial, padahal perilaku birokrat kontinyu mekanisme pasar yang ada. Pada saat ini di seringkali tidak rasional; (2) pandangan bahwa birokrat Indonesia, lembaga pengawas persaingan usaha adalah selalu mengedepankan kepentingannya, mengabaikan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). bahwa ada birokrat yang etis dan melakukan tugasnya dengan baik untuk kepentingan umum. Dari aspek pemanfaatan atau penggunaan barang, barang publik dan barang privat memiliki perbedaan. Perspektif ketiga adalah perspektif legislative, yang melihat Pemanfaatan barang publik oleh konsumen dapat dinilai publik sebagai pihak yang diwakili oleh elected officials secara berbeda, tergantung pada kondisi pasar dan tingkat (politisi). Dalam perspektif ini, kepentingan publik teknologi. Sebagai contoh, pelayanan kesehatan oleh diasumsikan telah diwakili oleh wakilnya yang duduk di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dapat lembaga-lembaga perwakilan. Kelemahan utama perspektif dipersepsikan sebagai pelayanan yang baik, bilamana ini adalah pada kenyataannya politisi tidak menyuarakan tingkat persaingan pelayanan kesehatan di suatu daerah kepentingan publik, dan politisi pun tidak pernah tidak kompetitif. Artinya pelayanan kesehatan oleh pihak melibatkan masyarakat didalam perumusan kebijakan. swasta tidak ada. Masyarakat sangat tergantung kepada pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah, Perspektif keempat melihat publik sebagai pelanggan karena tidak memiliki alternatif lain. Sebaliknya bilamana (customer) pelayanan publik yang diselenggarakan oleh terdapat banyak pelayanan kesehatan swasta seperti rumah birokrasi publik. Lipsky mengembangkan konsep street- sakit atau klinik, maka masyarakat memiliki pilihan yang level bureaucracy, untuk menunjukan interaksi yang erat luas dan beragam. antara aparat pelayanan publik dengan masyarakat yang dilayani. Namun, iapun mensinyalir bahwa birokrasi lebih Pasar pelayanan kesehatan yang kompetitif akan melayani kepentingannya daripada kepentingan menimbulkan persaingan pelayanan antar lembaga masyarakat, dan street-level bureaucracy lebih kesehatan, baik antar rumah sakit pemerintah dengan memfungsikan dirinya sebagai kelompok kepentingan. swasta atau antar rumah sakit swasta. Persaingan tersebut Walaupun perspektif ini mempunyai kelemahan, terutama akan menjangkau aspek penyediaan tenaga medis, fasilitas aktualisasi kepentingan publik, namun didalam kesehatan, teknilogi kesehatan, manajemen pelayanan, pembahasan manajemen pelayanan publik, definisi publik keamanan pelayanan dan lain sebagainya. lebih menggunakan perspektif ini. Dalam 26 3 Manajemen Pelayanan Publik Achmad Nurmandi perkembangannya yang akan diuraikan lebih lanjut, para Karakteristik Barang Publik pakar pelayanan publik berusaha mengatasi kelemahan tersebut dengan muncul field baru ‘public services Barang yang mempunyai dua karakteristik yakni management’. penggunaan yang tidak bersaingan (non-rivalry) dan tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability). Perspektif terakhir melihat publik sebagai warganegara. Keikutsertaan seseorang untuk mendapatkan manfaat tidak Sebagai warganegara, seseorang tidak hanya mewakili akan mengurangi manfaat yang tersedia bagi lainnya, kepentingan individu namun juga kepentingan publik. sehingga menimbulkan keengganan konsumen untuk Model-model partisipasi publik dalam pengambilan membayar (free rider). Kondisi ini menyebabkan keputusan lebih banyak menerapkan perspektif ini. penentuan harga sulit dilakukan. Sementara itu, sifat non- excludability barang publik menyebabkan penggunaan Perkembangan teoritis di atas menunjukkan bahwa barang secara bersama-sama tanpa mengurangi hak orang penggunaan istilah “publik” telah muncul dari studi lain. Dengan kata lain konsumsi terhadap barang tidak bisa tentang sistem politik pada tahun 1960-an yang melihat bersifat khusus atau eksklusif, sehingga semua orang dapat publik sebagai kepentingan yang merupakan input. menggunakan dan memperoleh manfaat dari barang Kepentingan ini dibedakan dalam bagian input ini tersebut tanpa kecuali; tak ada jual beli atau pasar. Sifat ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tuntutan dan secara potensial menimbulkan tragedi kebersamaan dukungan. Sedangkan dalam studi pelayanan publik, isu (tragedy of the commons): penggunaan secara berlebih- publik menjadi semakin penting sejak tahun 1980-an, lebihan, atau tidak menimbulkan rasa tanggungjawab pada saat mana nilai-nilai keadilan, pemerataan, non- untuk merawat, sehingga cepat rusak. Sebagai contoh, kita diskriminasi menjadi nilai-nilai penting didalam public sering melihat kerusakan fasilitas umum, seperti selokan, policy. Sedangkan di Inggris, dan negara-enegara taman umum, toilet, lapangan olahraga dan sebagainya. bawahannya di Eropa, isu ini relatif baru memperoleh perhatian penting pada tahun 1990-an. Chris Skelcher Sebaliknya barang privat atau barang swasta merupakan menyebutkannya sebagai service revolution (revolusi barang yang memiliki excludability dan daya saing tinggi. pelayanan publik). Revolusi ini sebenarnya didorong dari Konsumen atau orang yang memanfaatkan jelas, sehingga pola hubungan penjual dan pembeli di sector komersial mudah dikenakan biaya (masalah ‘penumpang gratis’ yang merubah cara berpikir terutama hubungan antara mudah dihindari). Peruntukannya dibatasi hanya kepada pemerintah daerah dan masyarakat (yang lebih lanjut konsumen yang dapat diidentifikasi. Produksi dan disebut pelanggan). Walaupun ada perbedaan besar konsumsi barang swasta bersifat kompetitif, sehingga harga pelanggan di sector swasta dan pengertian publik di sektor pasar mudah ditentukan oleh produsen dan konsumen. publik, namun pengaruh pola hubungan antara pelanggan Adanya mekanisme pasar dalam penyediaan barang privat menyebabkan persediaan secara efisien dapat 4 25
no reviews yet
Please Login to review.