Authentication
193x Tipe PDF Ukuran file 0.51 MB Source: repository.teknokrat.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bakteri adalah kelompok organisme mikroskopis yang pada umumnya bersel tunggal, tidak memiliki membran inti sel, dan berdiameter 0,5-5 µm. Pada umumnya organisme ini memiliki dinding sel namun tidak berklorofil. Pada tahun 1828 istilah bacteria baru diperkenalkan oleh Ehrenberg, namun bakteri itu sendiri sudah ditemukan terlebih dahuluh oleh seorang ilmuan dari Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhock pada tahun 1674 (Irnaningtyas, 2016) Menurut (Irnaningtyas, 2016)walaupun berukuran kecil bakteri berperan penting dalam kehidupan di Bumi, beberapa kelompok bakteri dikenal merugikan, antara lain bakteri yang membusukkan bahan-bahan makanan, menghasilkan racun, bersifat parasit dan bahkan menyebabkan infeksi dan penyakit bagi manusia. Namun tidak hanya berperan negatif bagi kehidupan, bakteri juga ada yang berperan penting dan menguntungkan untuk kehidupan, antara lain bakteri telah digunakan dalam sektor industri pangan, bakteri juga dapat digunakan untuk membunuh serangga hama di pertanian, bakteri juga ada yang bermanfaat bagi tubuh manusia untuk membantu pencernaan. Pada dasarnya bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok dan besar(kingdom) yaitu Archaebacteria dan Eubacteria, namun dalam implementasinya kita dapat mengklasifikasikan bakteri dengan banyak cara, bakteri diidentifikasi berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri sel tubuh, yang menunjukkan adanya hubungan filogenetik dan evolusiner. Contohnya bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk tubuhnya, jumlah flagela(alat gerak), 2 pewarnaan gram, cara mendapatkan makanan, cara bernafas, cara bereproduksi, serta ketahanan pada lingkungan hidupnya. Dengan berbagai macam peranan bakteri baik yang positif maupun negatif dan berbagai macam jenis bakteri yang ada, menjadikan kita perlu untuk mempelajari hal-hal mengenai organisme kecil ini, dalam dunia Pendidikan sendiri materi yang membahas tentang bakteri ini tertuang di Kurikulum Pendidikan Kurikulum 2013 Revisi, materi di semester ke 2, kelas X(sepuluh), Sekolah Menengah Atas di Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut (Saputra and Febriyanto, 2019) Belajar adalah kegiatan yang dilakukan dengan oleh siswa untuk mengembangkan pengetahuan. SMA Negeri 1 Gadingrejo merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang berakreditasi A di Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Lampung. SMA Negeri 1 Gadingrejo sendiri sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 Revisi, Berdasarkan hasil pra penelitian yaitu dengan wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2020 dengan narasumber bapak Yuzar Lutfi, S.Pd. di SMA Negeri 1 Gadingrejo diketahui bahwa proses pembelajaran saat ini guru biologi yang menyampaikan materi tentang bakteri di kelas menyampaikan materi dengan metode konvensional(ceramah) namun dengan disertai dengan selingan candaan agar tidak bosan yang tetap fokus dengan materi yang disampaikan serta diberikan media pembelajaran lain seperti alat peraga charta dari karton, penyampaian materi juga dilakukan dengan cara praktikum yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik dan sudah cukup membuat siswa menjadi fokus belajar mengenai bakteri, namun guru masih sulit untuk menjelaskan secara 3 nyata bentuk bakteri-bakteri tersebut karena alat peraga charta dari karton tersebut hanya berupa gambar objek 2 Dimensi serta gambar yang terlihat di Mikroskop itu hanya menunjukkan gambar fisis saja dan tidak disertai dengan penjelasan- penjelasan tentang objek yang ada di mikroskop tersebut Menurut (Rusliyawati et al., 2020) Kemajuan di bidang teknologi dan informasi yang positif dengan cepat mempengaruhi perubahan serta munculnya alat-teknologi pendukung yang dapat digunakan di berbagai elemen kehidupan, misalnya, sekolah, hiburan, wisata dan bisnis. Namun teknologi juga dapat berpengaruh buruk apabila salah penggunaanya. Menurut (Ridwan et al., 2020) untuk menghindari dampak buruk tersebut perlu dilakukan pendekatan yang dapat membuat siswa untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi dalam hal ini gadged. Salah satunya adalah media pembelajaran digital yang dapat merangsang kecerdasan anak. Dalam (Sahertian and Helilintar, 2017)Arsyad mengemukakan bahwa kemajuan teknologi saat ini membuat perkembangan di dunia Pendidikan juga semakin maju, terutama pada media pembelajaran, berdasarkan perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini membuat media pembelajaran dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu Media hasil teknologi cetak, Media hasil teknologi audio-visual, Media hasil teknologi berbasis komputer, serta Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, dalam Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer terdapat sebuah teknologi media pembelajaran bernama Augmented Reality. Augmented Reality merupakan teknologi komputer yang digunakan untuk menggabungkan gambar atau elemen grafis dalam dunia komputer yang 4 diintegrasikan ke dalam dunia nyata, atau penggabungan antara dunia nyata yang ditambahkan dengan dunia virtual(Sahertian and Helilintar, 2017). Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Nurlifa et al., 2016) menyimpulkan bahwa media pembelajaran Augmented Reality tentang organ mata cukup efektif dalam menarik minat siswa untuk lebih banyak belajar dan menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi mengenai hasil dan tampilannya. Bakteri merupakan salah satu materi yang cocok untuk menerapkan media pembelajaran Augmented Reality. Begitu juga menurut (Indra Borman and Ansori, 2017), penerapan teknology Augmented Reality mampu memberikan pengalaman baru yang lebih menarik dan lebih interaktif bagi penggunanya karena objek yang ditampilkan berupa objek 3D dan bukan lagi hanya objek 2D-nya saja. Karena untuk menyampaikan materi tentang bakteri di sekolah masih menggunakan gambar yang kurang menggambarkan bentuk nyata dari bakteri itu sendiri. Selain itu bakteri juga merupakan organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, diperlukan alat tambahan seperti mikroskop untuk dapat melihat bakteri, maka seperti yang disampaikan oleh (Rahmanto et al., 2020) di era dimana teknologi berkembang dengan pesat, kita harus bisa untuk mengubah semua aspek dalam kehidupan sehari-hari termasuk juga dalam dunia Pendidikan. Maka dari itu bakteri dapat dibuatkan model 3 dimensinya sehingga dapat terlihat lebih nyata menggunakan teknologi Augmented Reality. Dalam sebuah sistem selain terdapat kelebihan pasti ada kekurangannya, seperti sistem lainnya Augmented Reality juga memiliki kekurangan yang bahkan berasal dari kelebihannya itu sendiri yaitu dari sisi desain atau penampilannya, seperti yang tertuang dalam penelitian (Bakri et al., 2018)dalam penelitiannya
no reviews yet
Please Login to review.