Authentication
200x Tipe PDF Ukuran file 0.07 MB Source: library.binus.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Komunikasi Massa Pada zaman yang sudah sangat berkempang seperti sekarang ini sudah hampir semua orang telah menggunakan media, baik itu media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film, maupun media elektronik seperti televise dan radio. Media media seperti itu pada saat ini sudah bagaikan kebutuhan pokok untuk sebagian orang. Dengan media itulah komunikasi massa bisa tercapai, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Massa di sini menunjuk kepada audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Dan seiring tekhnologi yang semakin canggih dan maju kini internet juga sudah masuk dalam bentuk komunikasi massa, dengan demikian bentuk komunikasi massa bisa ditambahkan dengan internet. Jadi media massa itu antara lain: televisi, radio, internet, majalah, Koran, tabloid, buku, dan film (film bioskop dan bukan negatif film yang dihasilkan kamera. Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2007:8-9). Menurut mereka bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mengcakup hal-hal sebagai berikut: 8 9 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televise, film, atau gabungan antara media tersebut. 2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermagsud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik . artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karna itu, diartikan milik public. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga itupun juga biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya , pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau public dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi memperluas pesan 10 yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubric, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Unpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, unpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya dalam komunikasi antar pesona. Dalam komunikasi ini unpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dengan komunikasi lain adalah ia bisa megatasi hambatan ruang dan waktu. Alaxis S. Tan memberikan sifat khusus yang dimiliki media massa , ia membandingkan media massa dengan interpersonal communication. “jika kita bisa mebedakan komunikasi massa dengan interpersonal communication, kita akan mengetahui apa itu komunikasi massa,”. (Nurudin, 2007 : 9) Dan bagi Nabeel jurdi dalam bukunya Readings in mass communication ( disebutkan bahwa “in mass communication, there is no face to face contact (dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka antar penerima pesan). (2007:10) Tatap muka yang dimagsud diatas bukan lah tatap muka antar satu keluarga yang menonton televisi bersama-sama. Tetapi karna komunikasi massa 11 melalu media, jadi tidak adanya tatap muka secara langsung antara pemberi dan penerima pesan. Definisi lain yang dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni, “First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined, second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communications is perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes, “ Jika diterjemahkan secara bebas ini berarti, “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah atau lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi , radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). (Nurudin, 2007 : 11) Sementara itu menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney disebutkan, “Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas,anonym, dan heterogen)”. (2007 : 12)
no reviews yet
Please Login to review.