Authentication
199x Tipe PDF Ukuran file 0.26 MB Source: repository.poltekkes-smg.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN Menurut soepardan (2007; h. 96), manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Sedangkan menurut Hellen Varney (1997) dalam buku Konsep Kebidanan (Yulianti dan Rukiyah, 2011) manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan terfokus pada klien (Yulianti dan rukiyah, 2011; h. 82). 1. Asuhan kebidanan kehamilan Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi( implantasi), pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba. 2010). Menurut Soepardan (2007;h.97-102) Manajemen asuhan kebidanan kehamilan meliputi: 10 11 a. Tahap pengumpulan data dasar (langkah I) Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memeroleh data dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan. Anamnesis dilakukan dengan untuk mendapatkan data subjektif yang meliputi biodata klien, keluhan klien, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan riwayat nifas, psiko-sosio-spritual, serta pengetahuan klien. Keluhan ibu hamil pada setiap trimester berbeda-beda. Pada trimester satu dijumpai keluhan antara lain rasa nyeri, lembek dan geli pada payudara, sering kencing dan tidak bisa ditunda, rasa letih, lesu, mual dan muntah, hipersalivasi, keputihan.. (Salmah, dkk. 2006; h. 70-71). Menurut Sulistyawati (2009; h. 124-124) rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester kedua antara lain hemoroid, keputihan, sembelit, napas sesak, nyeri pada ligamentum rotundum, panas pada perut, perut kembung, pusing, sakit punggung dan varises pada kaki. Sedangkan keluhan ibu hamil pada trimester ketiga antara lain sesak napas, rasa khawatir dan cemas, rasa tidak nyaman dan tertekan pada 12 perineum, sering kontraksi, kram betis, mudah lelah dan edema kaki sampai tungkai. (Salmah, dkk. 2006;h. 73-74). Menurut Sulistyawati (2009; h. 149-162) tanda- tanda bahaya trimester satu yaitu abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik dan hiperemesis gravidarum. Sedangkan untuk kehamilan lanjut atau tanda –tanda bahaya pada trimester kedua dan ketiga yaitu perdarahan karena solusio plasenta dan plasenta previa, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan, keluar cairan per vagina, gerakan janin tidak terasa dan nyeri perut yang hebat. Riwayat obstetri yang lalu meliputi jumlah kehamilan, jumlah persalinan, jumlah anak hidup, cara persalinan, jumlah keguguran, perdarahan pada kehamilan, adanya hipertensi pada kehamilan dan riwayat penyakit dan kematian perinatal, neonatal dan janin. Sedangkan riwayat kesehatan meliputi adakah penyakit jantung, DM, penyakit menular dan penyakit menurun. (kemenkes. 2013). Anamnesis ini bertujuan untuk mengetahui hal- hal yang akan terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi pada masa kehamilan. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan khusus untuk mendapatkan data objektif yang meliputi dari inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi serta 13 pemeriksaan penunjang yang terdiri dari laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya. Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama meliputi tanda- tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, muka apakah ada edema atau terlihat pucat dan status generalis sedangkan pemeriksaan fisik umum pada kunjungan antenatal berikutnya meliputi tanda- tanda vital, berat badan, edema dan pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan sebelumnya. Melengkapi pemeriksaan fisik obstetrik yang meliputi pengukuran TFU menggunakan pita ukur bila usia lebih dari 20 minggu , pemeriksaan vulva, pemeriksaan dalam, palpasi abdomen menggunakan manuver leopold I-IV. Pemeriksaan terakhir yaitu melakukan pemeriksaan penunjang, pada ibu hamil melakukan pemeriksaan laboratorium rutin, kadar hemoglobin, golongan darah, tes HIV, tes urine dan pemeriksaan USG. (Kemenkes RI, 2013 dalam buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas dasar dan rujukan; h. 24- 28). Pada tahap ini merupakan tahap awal yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap selanjutnya.
no reviews yet
Please Login to review.