Authentication
209x Tipe PDF Ukuran file 0.34 MB Source: e-journal.uajy.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian tentang Delone McLean Tinjuan pustaka menurut Creswell (2005), adalah ringkasan yang tertulis mengenai suatu jurnal, buku dan juga dokumen yang mendeskripsikan teori serta suatu informasi yang telah dikelompokkan secara pustaka, yang sudah ada pada masa lalu maupun masa kini, ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan untuk proposal penelitian. Penulis merangkum beberapa tinjuan pustaka dalam penelitan yang dilakukan untuk mendukung teori penulisan dalam penelitian. Menurut Delone and McLean (2003), model Delone McLean sendiri terdiri dari beberapa dimensi yaitu: Kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), penggunaan (use), kepuasan pemakai (user satisfaction), dampak individu (individual impact) dan dampak organisasi (organization impact). Banyak peneliti merujuk pada teori Delone McLean, seperti yang dilakukan oleh Mastan dan Wing (2013) yang mengadakan penelitian tentang evaluasi tingkat pengguna Sistem Informasi Cyber Campus (SICYCA), dengan mengunakan studi kasus: STIKOM SURABAYA. Variabel yang dipakai adalah system quality, information quality, service quality, intention to use. Purwaningsih (2010) melakukan analisis kesuksesan penerapan sistem informasi pada Sistem Informasi 5 Pelayanan Terpadu (SIPT) Online, (Studi Pada PT Jamsostek (PERSERO)) dengan menggunakan variabel – variabel system quality, information quality, service quality, task - technology fit, user satisfaction dan individual impact. Penelitian ini bertujuan menguji dan mendapatkan bukti-bukti empiris mengenai faktor-faktor penentu keberhasilan penerapan SIPT. mereka menggunakan beberapa kontruk atau variabel sebagai pengukur penggunaan, yaitu ease of use, ease of learning, conveniece of access dan data and system accuracy untuk melihat dimensi kualitas sistem (system quality). Stacie Petter et al., (2008) mengunakan beberapa pengukur seperti ease of use, system flexibility, system reliability, and ease of learning, flexibility, and response times. Untuk mengukur dimensi selanjutnya, yaitu Kualitas Informasi dan penelitian, Mariana (2006) memakai pengukur-pengukur berikut untuk melihat kesuksesan sistem informasi eksklusif: keterbacaan (readability), kejelasan (clarity), bentuk (format), wujud (appearance), isi (content), Akurasi (Accuracy), Presisi (Precision), Ketepatan (conciseness), keandalan (reliability), kekinian (currency), ketepatwaktuan (timeliness), keunikan (uniqueness), Komparabilitas (comparability), kekuantitasan (quantitativeness), kebebasan dari bias (freedom from bias), kepentingan (importance), relevan (relevance), kegunaan (usefulness), keinformatifan (informativeness), Kegunaan (usableness), kepahaman (understandability). Zaied (2012) melakukan penelitian juga dengan menggunakan dimensi, yang hasilnya berdasar pada temuan empiris. Penelitian ini mencapai salah satu kesimpulan, 6 hasil analisis empiris menunjukkan bahwa kualitas informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suksesnya sistem informasi. Dalam Penggunaan (use) Para peneliti menemukan adanya keterkaitan yang positif antara kualitas sistem dan kualitas informasi dengan penggunaan suatu sistem (Wu and Wang (2006), Kulkarni et al. (2007), Halawi et al. (2008) dalam Fitriasmi (2010). Dalam penelitian tentang sebuah revisi usulan untuk DeLone dan McLean “IS Success Model”. Roldan dan Leal (2003) serta penelitian Livari (2005), yang menunjukkan kesimpulan bahwa kepuasan pemakai (user satisfaction) berpengaruh secara signifikan terhadap dampak individu (Individual impact). Jadi, setiap dimensi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Banyak sekali pengukur yang bisa dipakai untuk mengukur suatu keberhasilan dari suatu sistem, tetapi dalam pemilihannya harus melihat berbagai dari sisi seperti dimensi, pengukur dan juga tanggapan responden. 2.2 Penelitian Terdahulu Jogiyanto (2007) merangkum beberapa penelitian, antara lain mengenai kualitas sistem, Swanson (1974), mengunakan pengukuran untuk mengetahui apresiasi atau tanggapan terhadap SIM oleh para manajer, untuk mengukur seberapa besar kualitas sistem. Pada dimensi selanjutnya yaitu penelitian kualitas informasi, Lacker dan Lessing (1980) mengembangkan beberapa item pertanyaan untuk mengukur kualitas informasi. Penelitian untuk penggunaan informasi yang dilakukan oleh Chandrsekaran dan Kirs (1986), meneliti sistem- 7 sistem pelaporan mahasiswa MBA berdasarkan studi lapangan. Untuk Kepuasan pemakai, EinDor et al. (1978) serta Hamilton dan Chervany (1981), mengusulkan kepuasan pemakai sebagai keberhasilan penggunaan sistem informasi. Dimensi selanjutnya adalah dampak individu yang diteliti oleh beberapa peneliti seperti Mason (1978), memberikan beberapa urutan impak (impact) mulai dari menerima informasi, pemahaman informasi, aplikasi dari suatu permasalah tertentu, merubah perilaku keputusan, dan dengan hasil dikerja organisasi. Dalam tabel 1, disajikan pengukur kesuksesan sistem informasi dari penelitian lainnya. 2.3 Kerangka Berpikir Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antara satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan satu sama lain, sehingga diperlukan sebuah hipotesis untuk membentuk keterkaitan. Tjakrawala (2010), menunjukan keterkaitan antara semua dimensi, dengan menunjukan pengaruh positif dan signifikan antara pemakaian satu dimensi dan presepsi pada dimensi lainya. Hal ini didukung oleh jurnal lain dengan judul “pengujian model DeLone dan McLean dalam pengembangan sistem informasi manjemen” (Radityo dan Zulaikha, 2007). Selain itu, pernyataan sebelumnya dikuatkan oleh Urbach et al., (2008), yang mengatakan adanya hubungan yang asosiatif yang paling signifikan dalam model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean adalah antara kualitas sistem dengan kepuasan pengguna akhir. 8
no reviews yet
Please Login to review.