jagomart
digital resources
picture1_Hidroponik Pdf 58146 | 142467 Id The Growth Of Mustard Using Hydroponics


 140x       Tipe PDF       Ukuran file 0.29 MB       Source: media.neliti.com


File: Hidroponik Pdf 58146 | 142467 Id The Growth Of Mustard Using Hydroponics
jurnal teknik pertanian lampung vol 4 no 4 245 254 pertumbuhan tanaman sawi menggunakan sistem hidroponik dan akuaponik the growth of mustard using hydroponics and aquaponics systems 1 2 2 ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 22 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                                                                 Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.4, No.4 : 245-254
                              PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI MENGGUNAKAN SISTEM
                                                 HIDROPONIK DAN AKUAPONIK
                       THE GROWTH OF MUSTARD USING HYDROPONICS AND AQUAPONICS
                                                                  SYSTEMS
                                                 1                    2                         2                 2
                               Aulia Rakhman ,Budianto Lanya , R.A. Bustomi Rosadi , M. Zen Kadir
                                       1
                                       Mahasiswa Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
                                      2
                                       Staf Pengajar Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
                                           
                                             Komunikasi penulis, e-mail: auliarakhman1990@gmail.com
                                      Naskah ini diterima pada 22 September 2015; revisi pada 13 Oktober 2015;
                                                disetujui untuk dipublikasikan pada 22 Oktober 2015
                                                                   ABSTRACT
                    Hydroponics is an alternative way of farming in a limited area of urban.  It is Easy, controlled, and can be done on
                    media without soil, even in a house.  In hydroponic watering system done  automatic and the environment can be
                    controlled to prevent the plant from pests, it is suitable for people who spent more routine work in the office than
                    at home. However, hydroponics nutrients is very difficult to obtain, even in Lampung no body has sold. Aquaponics
                    is another alternative that could be used to grow crops in a limited area and the nutrients are easier to find
                    because it uses fish waste. This study was conducted to evaluate whether the fish waste could replace hydroponic
                    nutrients to support the growth of mustard plants.This research compared yield of mustard plants grown in three
                    treatments, namely L1 (hydroponics), L2 (Aquaponics using comet fish), and L3 (Aquaponics using tilapia).  The
                    study was conducted at the residence of Amin Khairi, St. Said Sabri, No. 58B, Kedaton, Bandar Lampung and
                    Laboratory of Agricultural Engineering Department, University of Lampung.  The variables tested were plant
                    height, leaf number, root length, and the total weight of harvest. The research showed that the growth of mustard
                    plants at hydroponic was better than at aquaponics systems.  The average plant height at week four were 24,6 cm;
                    9,1 cm; 14,0 cm of L1, L2, and L3, respectively.  The average number of leaves at week four were 10,2; 7,2; 7,7 of
                    L1, L2, and L3, respectively.  The average root lenght at week four were 27,3 cm; 10,6 cm; 15,0 cm of L1, L2, and
                    L3, respectively. The total weight of mustard plants of L1, L2, and L3 were 77,08; 9,7; 28,6 grams; respectively.
                    Keywords: hydroponics, Aquaponics, nutrients, mustard
                                                                   ABSTRAK
                    Hidroponik adalah cara bercocok tanam alternatif di perkotaan.  Mudah,  terkendali, dan bisa dilakukan di media
                    tanpa tanah, bahkan di dalam rumah.  Pada sistem hidroponik penyiraman tanaman dilakukan secara otomatis
                    dan lingkungan bisa dikendalikan dari hama tanaman, sangat cocok untuk masyarakat yang rutinitasnya lebih
                    banyak dihabiskan untuk bekerja di kantor dibanding di rumah.  Bagaimanapun, nutrisi hidroponik sangat
                    susah untuk didapatkan, bahkan di Lampung belum ada yang menjualnya.  Akuaponik adalah alternatif lain yang
                    bisa digunakan untuk bercocok tanam di lahan terbatas dan nutrisi lebih mudah ditemukan karena memanfaatkan
                    kotoran ikan.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kotoran ikan mampu menggantikan nutrisi
                    hidroponik dalam menunjang pertumbuhan tanaman sawi. Penelitian ini membandingkan hasil pertumbuhan
                    tanaman sawi pada tiga perlakuan, yaitu L1 (hidroponik), L2 (akuaponik menggunakan ikan komet), dan L3
                    (akuaponik menggunakan ikan nila).  Penelitian dilakukan di kediaman Amin Khairi, Jalan Said Sabri, Nomor
                    58B, Kedaton, Bandar Lampung dan Laboratorium Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.  Variabel-
                    variabel yang diuji adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan berat total tanaman sawi. Hasil penelitian
                    menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman sawi pada sistem hidroponik lebih baik dari pada akuaponik.  Tinggi
                    tanaman rata-rata pada minggu ke empat untuk L1, L2, dan L3 adalah 24,6 cm; 9,1 cm; 14,0 cm; secara berturutan.
                    Jumlah daun rata-rata pada minggu ke empat untuk L1, L2, dan L3 adalah 10,2; 7,2; 7,7; secara berturutan.  Panjang
                    akar rata-rata pada minggu ke empat untuk L1, L2, dan L3 adalah 27,3 cm; 10,6 cm; 15,0 cm; secara berturutan.
                    Berat total tanaman sawi untuk L1, L2, dan L3 adalah 77,08 gr; 9,7 gr; 28,6 gr; secara berturutan.
                    Kata Kunci: hidroponik, akuaponik, nutrisi, sawi.
                                                                                                                                                                                                         245
             Pertumbuhan tanaman sawi.... (Aulia R, Budianto L, RA Bustomi R  dan  M.Zen K)
              I. PENDAHULUAN                                        Indonesia masih dibawah standar Food and
                                                                    Agriculture Organization of the United Nations
              Hidroponik merupakan salah satu cara bercocok         (FAO) yaitu sebesar 73 kg/kapita/tahun,
              tanam yang memanfaatkan air sebagai media             sementara standar kecukupan untuk sehat
              nutrisi yang akan langsung diserap oleh tanaman       sebesar 91,25 kg/kapita/tahun (Anonim, 2014).
              sebagai penunjang tumbuh tanaman.  Hidroponik         Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
              Bisa dilakukan di lahan terbatas perkotaan.           sistem  hidroponik  dan  akuaponik  pada
              Nurtris pada Hidroponik diperoleh dengan              pertumbuhan tanaman sawi.  Hasil penelitian ini
              mencampurkan formula cair A dan B, biasa              diharapkan dapat menumbuhkan keinginan
              disebut  dengan  pupuk  AB  Mix.    Dalam             masyarakat untuk bercocok tanam sayuran
              ketersediaanya pupuk ini sedikit bisa ditemukan       meskipun  lahan  yang  dimiliki  terbatas,
              di toko-toko pertanian, khusus di Bandar              khususnya sawi.
              Lampung  belum  ada,  karena  kurangnya
              sosialisasi bercocok tanam jenis ini.                 Tujuan      dari    penelitian      ini   adalah
                                                                    membandingkan  hasil  penanaman  sawi
              Akuaponik memberikan alternatif bercocok              menggunakan sistem hidroponik dan akuaponik.
              tanam di lahan terbatas dengan menggabungkan
              akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan            II. METODOLOGI PENELITIAN
              yang simbiotik.  Nutrisi akuaponik bisa didapat       Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari
              dengan mudah, yaitu kotoran ikan.  Umumnya,           sampai Februari 2015 di kediaman Amin Khairi,
              pada akuakultur ekskresi dari ikan yang               Jalan Said Sabri, Nomor 58B, Kedaton, Bandar
              dipelihara  akan  terakumulasi  di  air  dan          Lampung.  Setelah panen tanaman dilakukan
              meningkatkan toksisitas jika tidak dibuang.           pengamatan lanjutan di Laboratorium Teknik
              Dalam akuaponik, kotoran ikan ini akan dipecah        Pertanian Universitas Lampung.  Alat dan bahan
              menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami dan    yang digunakan yaitu sayuran sawi hijau, pupuk
              dimanfaatkan oleh tanaman sebagai sumber              kompos, kit hidroponik dan akuaponik (Gambar
              nutrisi.  Dalam kegiatan ini sistem hidroponik        1), pupuk AB Mix, Ikan Komet dan Ikan Nila, EC
              berperan sebagai filter bagi lingkungan ikan          meter, pH tester,lux meter, dan Timbangan merk
              (Hasbullah, dkk., 2011).                              Ohauss.
                                                                    Data hasil penelitian akan ditampilkan dalam
              Sawi merupakan sayuran yang bermanfaat bagi           bentuk kurva dan tabel, lalu membandingkan
              tubuh manusia karena kandungan gizinya.               nilai rata-rata setiap perlakuan.  Perlakuan terdiri
              Direktur Budidaya Tanaman Sayuran dan                 dari L1 (Hidroponik), L2 (Akuaponik Ikan Hias),
              Biofarmaka Ditjen Hortikultura Deptan, Yul H          L3 (Akuaponik Ikan Konsumsi).  Variabel-
              Bahar, mengatakan bahwa konsumsi sayuran di           variabel yang diuji adalah tinggi tanaman, jumlah
                                                                    daun, berat berangkasan dan panjang akar.
                                                  Gambar 1.  Akuaponik Kit.
              246
                                                          Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.4, No.4 : 245-254
                                                      perlakuan dilakukan dengan pengamatan pada
               2.1.  Pelaksanaan Penelitian
                                                      hari pertama tanaman ditanam dan saat panen.
               a.  Penyiapan Media Tanam
               Membuataan kit  hidroponik  sistem  NFT
                                                      e. Konduktivitas Elektrik (EC) dan Derajat
               dilakukan sebagai media tumbuh tanaman sawi
                                                      Keasaman (pH)
               hijau (caisin) menggunakan gelas plastik
                                                      Pengamatan  nutrisi pada talang dilakukan dengan
               kemasan air mineral yang diisi arang sekam
                                                      mengukur EC dan  pH menggunakan EC meter
               kemudian diletakkan  pada talang PVC yang diisi
                                                      dan pH Tester.  Pengambilan dan pengukuran
               bioball, dan kapas filter akuarium diletakkan di
                                                      data  dilakukan  seminggu  sekali  untuk
               lubang masuk dan keluar air pada talang.
                                                      mengetahui keadaan nutrisi pada sistem
               b.  Penyemaian  Benih dan Penanaman
                                                      akuaponik.
               Benih sawi disemai pada media campuran pasir,
               sekam dan kompos dengan perbandingan
                                                      2.3.  Pengamatan Tanaman Sawi
               (1:1:1).  Setelah ± 2 minggu benih diseleksi dan
                                                      a. Tinggi Tanaman
               dipindahkan kestyrofoampada sistem NFT.
                                                      Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang
               c.  Pembersihan
                                                      sampai daun terpanjang dan dilakukan seminggu
               Filter penyaring akan dibersihkan untuk
                                                      sekali sampai panen.
               menjaga media dari kotoran ikan yang bersifat
                                                      b. Jumlah Daun
               menggumpal.  Khusus untuk media kapas dan
                                                      Jumlah daun dihitung seminggu sekali sampai
               air yang ditampung sistem NFT tidak dilakukan
                                                      panen.
               pembersihan, dibiarkan saja hingga panen.
                                                      c. Berat Berangkasan
               d. Panen
                                                      Pengukuran dilakukan untuk  mengetahui berat
               Pemanenan dilakukan setelah tanaman sawi siap
                                                      hasil  produksi  tanaman  menggunakan
               untuk di panen.  Pengamatan yang dilakukan
                                                      timbangan O’hauss (gr).  Berat berangkasan
               antara lain menghitung berat berangkasan
                                                      dihitung pada berangkasan atas (tangkai tanaman
               (berangkasan atas dan bawah) dan panjang akar
                                                      hingga ujung leher) dan berangkasan bawah
               di masing-masing perlakuan
                                                      (Akar).  Penimbangan berat berangkasan
               2.2.  Pengamatan Lingkungan            dilakukan setelah panen.
               a. Intensitas Cahaya
                                                      d. Panjang Akar
               Pengukuran dilakukan untuk mengetahui berapa
                                                      Panjang akar diukur menggunakan mistar (cm)
               besar intensitas cahaya yang diterima oleh
                                                      dan dilakukan setelah panen.
               tanaman tiap minggu.  Pengukuran dilakukan
               pada minggu ke 3.
                                                      III. HASIL DAN PEMBAHASAN
               b. Suhu Udara
               Suhu udara diukur pada siang hari.  Posisi
                                                      Tanaman Sawi tumbuh dilingkungan skala
               pengukuran dilakukan di sekitar sistem.
                                                      rumah tangga.  Selama penelitian lingkungan
               c. Suhu Air
                                                      memiliki nilai pengamatan yang berbeda-beda
               Suhu air diukur  di masing-masing perlakuan.
                                                      setiap minggu. Pengukuran dilakukan pada pukul
               d. Konsumsi air
                                                      12.30 WIB.  Hasil akhir pertumbuhan tanaman
               Mengetahui konsumsi air oleh masing-masing
                                                      sawi setelah empat minggu dapat dilihat pada
                                                      Gambar 2.
                                 Gambar 2.  Hasil akhir pertumbuhan tanaman sawi
                                                                                                                                                                                              247
             Pertumbuhan tanaman sawi.... (Aulia R, Budianto L, RA Bustomi R  dan  M.Zen K)
                                                                  Pada minggu pertama suhu udara di lingkungan
             3.1.  Pengamatan Lingkungan
                                                                  memiliki  nilai  paling  tinggi.    Hal  ini
             a. Intensistas Cahaya
                                                                  mengasumsikan bahwa nilai intensitas cahaya
             Pengamatan dilakukan pada minggu ke 3, dimulai
                                                                  rata-rata pada minggu pertama lebih tinggi
             pada tanggal 8 Februari hingga 15 Februari 2015
                                                                  dibanding minggu ke tiga sekaligus intensitas
             pada pukul 12.30 WIB.  Intensitas cahaya di atas
                                                                  cahaya pada minggu ke tiga lebih rendah
             tanaman berbeda-beda.  Data intensitas cahaya
                                                                  dibanding  minggu  lainnya  dimana  suhu
             ditunjukkan pada Tabel 1.  Intensitas cahaya
                                                                  udaranya menunjukkan nilai paling rendah yaitu
             tertinggi terjadi pada tanggal 13 Februari yaitu
                                                                       0
                                                                  31,7 C.  Suhu udara optimum yang dibutuhkan
             94500 lux.  Secara keseluruhan nilai intensitas
                                                                                                        0        0
             cahaya yang diamati berbeda. Untuk suhu udara,       oleh tanaman sawi berkisar 20 C – 26 C
             nilai tertinggi terjadi pada minggu pertama yaitu    (Wirosoedarmo, dkk, 2001), sehingga pada
             32,8 °C.  Grafik suhu udara tiap minggu dapat        tengah hari tanaman diduga mengalami stress
             dilihat pada Gambar 3.                               panas.  Suhu nutrisi masing-masing perlakuan
                                                                  menunjukkan nilai yang berbeda-beda seperti
                                                                  pada Gambar 4.
             Tabel 1.  Intensitas cahaya.
                                                                  Salah satu penyebab perbedaan suhu nutrisi
               Tanggal         Intensitas Cahaya (Lux)
                                                                  adalah pertumbuhan jumlah dan besar daun yang
               08/02/2015                 58400
                                                                  berbeda tiap perlakuan (Gambar 2).  Daun dapat
               11/02/2015                 62000
                                                                  menaungi air nutrisi pada talang.  Pada perlakuan
                                                                  L1 yang memiliki jumlah daun paling banyak
               13/02/2015                 94500
                                                                  serta terlihat lebar memiliki suhu air rata-rata
               15/02/2015                 82600
                                                                                           0
                                                                  paling rendah yaitu 29,5 C, selanjutnya L3 dengan
               Rata-rata                  71875
                                                                                          0
1                                                                 suhu air rata-rata 29,6 C, dan suhu air tertinggi
                                            Gambar 3.  Grafik suhu udara mingguan
                                               Gambar 4.  Suhu nutrisi mingguan
              248
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal teknik pertanian lampung vol no pertumbuhan tanaman sawi menggunakan sistem hidroponik dan akuaponik the growth of mustard using hydroponics and aquaponics systems aulia rakhman budianto lanya r a bustomi rosadi m zen kadir mahasiswa fakultas universitas staf pengajar komunikasi penulis e mail auliarakhman gmail com naskah ini diterima pada september revisi oktober disetujui untuk dipublikasikan abstract is an alternative way farming in limited area urban it easy controlled can be done on media without soil even house hydroponic watering system automatic environment to prevent plant from pests suitable for people who spent more routine work office than at home however nutrients very difficult obtain body has sold another that could used grow crops are easier find because uses fish waste this study was conducted evaluate whether replace support plants research compared yield grown three treatments namely l comet tilapia residence amin khairi st said sabri b kedaton bandar laborat...

no reviews yet
Please Login to review.