Authentication
259x Tipe PDF Ukuran file 0.69 MB Source: inggarfipiana.files.wordpress.com
1 MEKANIKA TEKNIK 1 Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan mengenal gaya pada keseimbangan suatu konstruksi . SILABI : 1) Pendahuluan : a. Peranan Mekanika Teknik di bidang Teknik. b. Arti gaya di mekanika teknik. c. Komposisi Gaya, komponen, resultante dan keseimbangan 2) Pengenalan konstruksi statis tertentu. 3) Gaya-gaya luar : a. Beban sebagai gaya luar b. Istilah dan tanda-tanda c. Perletakan/tumpuan d. Bentuk struktur sederhana e. Cara menghitung reaksi perletakan f. Mencari reaksi perletakan dengan cara grafis 4) Gaya-gaya dalam : a. Pengertian gaya dalam yang terdiri dari gaya normal(tarik dan tekan), geser/lintang dan momen(momen lentur dan momen puntir) b. Cara menghitung gaya dalam c. Hubungan gaya lintang dan momen 5) Metoda penyelesaian : a. cara analitis b. cara grafis 6) Kasus : a. Balok sederhana b. Balok gerber c. Portal sederhana PUSTAKA : 1) Soewarno : Konstruksi Statis Tertentu 1 2) Soemono : Statika 1 3) A. Darkov :Structural Mechanics 2 I. PENDAHULUAN Mata kuliah mekanika teknik yang bersifat ilmu dasar bagi sarjana teknik, secara ringkas dapat dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu STATIKA dan DEFORMASI. Masing-masing kelompok boleh dipecah-pecah lagi dalam beberapa bagian yang beraneka judul. Hitungan Statika menyangkut soal keseimbangan antara beberapa gaya atau kekuatan yang bekerja pada suatu bangunan atau konstruksi teknik sipil, dan oleh karena berbagai gaya itu berasal dari luar bangunan atau bekerja di luar bangunan (gaya gempa, angin, juga berat sendiri konstruksi karena pengaruh gravitasi bumi serta reaksi di tumpuan/perletakan), maka kita boleh memakai istilah “hitungan keseimbangan luar”, yaitu beban seimbang dengan reaksi perletakan. Selain itu ada istilah ”hitungan keseimbangan dalam”, dimana akibat gaya luar pada struktur/bangunan, maka di dalam elemen struktur (balok dan kolom) mengalami gaya dalam yaitu gaya normal, geser dan momen, yang mana gaya-gaya dalam ini harus seimbang dengan gaya luar dalam suatu potongan. Perlu diketahui bahwa gaya-gaya dalam ini muncul bila struktur tersebut dipotong. Akibat gaya dalam yang bekerja dalam elemen struktur, maka menimbulkan deformasi atau perubahan bentuk pada berbagai unsur didalam bangunan, sehingga terjadilah tegangan di dalam bahannya, untuk membatasi besarnya deformasi itu. Agar supaya bangunan cukup “kokoh” untuk menanggulangi deformasi akibat gaya dalam, maka tegangan maksimum yang timbul tidaklah boleh melampaui batas, yatu tegangan bahan yang diperbolehkan (tegangan ijin). Sehubungan dengan itu, hitungan mengenai deformasi boleh diartikan pula “hitungan kekokohan” (Dalam bahasa Inggris orang menyebutnya ‘Strength of materials’). 3 II. G A Y A II.1. Pengertian : Gaya adalah kekuatan yang mempunyai besar (kg, ton, Newton, dsb.), arah, garis kerja dan titik tangkap. GARIS KERJA ARAH BESAR A Y GA TITIK TANGKAP Untuk mempelajarinya kita lukiskan gaya itu sebagai sepotong garis lurus yang berujung tanda panah dan kita sebut vektor : panjangnya melukiskan besar gaya, tanda panah menunjukkan arah kerja gaya. Jika gaya bekerja pada suatu benda maka tempat bekerjanya gaya disebut titik tangkap. Garis yang ditarik melalui titik tangkap gaya dan arahnya sama dengan arah kerja gaya disebut garis kerja gaya. Perlu diketahui bahwa titik tangkap gaya bisa dipindahkan sepanjang garis kerja gaya. Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut gaya koplanar. Semua gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya kongruen (bertitik tangkap tunggal). Jika garis kerja berbagai gaya itu terletak pada satu garis lurus, gaya disebut gaya kolinear. II.2. MENYUSUN GAYA Sejumlah gaya dapat dijumlahkan/digabung menjadi satu gaya yang disebut resultan gaya. Kita dapat menghitungnya secara analisa atau lukisan (grafis). Secara analisa kita membuat susunan koordinat OXY, kemudian gaya diproyeksikan pada kedua sumbu X dan Y. 4 II.2.1. GAYA KONGRUEN (bertitik tangkap tunggal) Cara analisa : Y y R y R2 F2 F 1y F 1 a2 F x 2 F Rx a1 O F1x X F F x = F cos a 1 1 1 1 F y = F sin a 1 1 1 F F x = F cos a 2 2 2 2 F y = F sin a 2 2 2 Rx = F x + F x 1 2 Ry = F y + F y 1 2 2 2 R = (R + R ) x y a = arc tg R /R y x Cara grafis : Metoda jajaran genjang : R F2 1 F Untuk besar gaya dan arah gaya,tinggal diukur, tentunya gambar harus menggunakan skala, misalnya 1 cm = 2 ton
no reviews yet
Please Login to review.