Authentication
182x Tipe PDF Ukuran file 1.27 MB Source: www.dpm-ptsp.muaraenimkab.go.id
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MUARA ENIM Jalan Kemayoran No. 09 Muara Enim (31311) PO.Box 555 Sumatera Selatan Telepon / Fax 0734-423982 Website : http://bpmpt.muaraenimkab.go.id Email : dpm.ptspmuaraenim@gmail.com Custumer Service : cs.dpm.ptspmuaraenim@gmail.com ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN IKAN LELE DAN IKAN PATIN DI KOLAM TERPAL DAN DI KERAMBA) Budidaya Ikan Air Tawar Kabupaten Muara Enim memiliki potensi besar dalam dalam upaya pengembangan usaha budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan. Usaha budidaya perikanan yang selama ini telah dilaksanakan meliputi usaha perikanan di kolam tanah (tradisional), kolam terpal, keramba jaring apung, jaring apung, mina padi serta metode terbaru yaitu bioflok. Beragamnya jenis kegiatan budidaya ikan di wilayah kabupaten muara enim disebabkan letak geografis dan topografi lahan yang berbeda-beda, yang pada akhirnya menentukan spesies ikan yang memungkinkan untuk di budidayakan secara optimal di wilayah tersebut. Berdasarkan kajian di lapangan dan ketersediaan lahan, komoditi unggulan perikanan di Kabupaten Muara Enim diarahkan pada usaha budidaya ikan air tawar (nila, patin, dan lele), pengolahan ikan asin dan ikan asap. Dalam pembahasan ini budidaya ikan lebih spesifik untuk budidaya ikan lele, patin dan ikan nila, sedangkan untuk pengolahan dapat berupa pengolahan ikan asin dan ikan asap. Dalam pembahasan ini budidaya ikan lebih spesifik untuk budidaya ikan lele dan ikan patin. Aspek Teknis Produksi 1. Lokasi Usaha Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya pembesaran ikan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan yang menguntungkan, meskipun sebenarnya tidak ada persyaratan yang rumit dalam pemilihan lokasi budidaya pembesaran ikan ini. Hal ini karena secara umum ikan air tawar (nila, patin, dan lele) termasuk ikan yang adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan perairan, meski demikian dalam budidayanya pemilihan lokasi yang tepat harus diperhatikan agar budidaya ikan dapat optimal. Syarat-syarat lokasi yang tepat harus dipenuhi agar proses budidaya pembesaran ikan nila, patin, dan lele dapat berlangsung dan berproduksi adalah sebagai berikut: 1. Lokasi yang cocok untuk ikan nila, patin, dan lele cepat tumbuh adalah lokasi yang memiliki ketinggian 10-400 m di atas permukaan laut (dpl). Ikan lele akan lambat tumbuh jika dibudidayakan di lokasi yang memiliki ketinggian di atas 800 m dpl. 1 2. Tekstur dan struktur tanah menjadi faktor penting untuk kegiatan budidaya ikan berbasis land base water. Tanah merupakan faktor mutlak dalam pembuatan kolam budidaya. Tanah yang baik akan menghasilkan kolam kokoh, terutama bagian pematang atau tanggul. Pematang yang kokoh dapat menahan tekanan air. Dengan kata lain kolam tidak mudah jebol dan dapat menahan air sehingga ketersediaan air kolam tetap terjaga walau pada musim kering. Salah satu jenis tanah yang baik untuk kolam adalah tanah liat atau lempung berpasir dengan perbandingan 2 : 3. Tanah dengan struktur seperti ini mudah dibentuk dan tidak pecah. Namun, jika kolam pemeliharaan ikan lele ditembok atau dibeton, maka tanah tidak lagi menjadi faktor utama. 3. Ketersediaan air dalam kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Walaupun ikan nila, patin, dan lele merupakan ikan yang cukup adaptif, namun kualitas air yang baik sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan optimal ikan. Oleh karena itu, air yang digunakan untuk kolam budidaya harus banyak mengandung mineral, zat hara, serta tidak tercemar oleh racun atau limbah-limbah rumah tangga dan industri. Air yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah air bersih yang berasal dari sungai, air hujan dan air sumur. Kualitas air yang baik untuk budidaya pembesaran ikan haruslah memenuhi syarat variabel-variabel fisika, kimia dan biologi yang baik, meliputi kejernihan air serta berbagai kandungan mineral di dalamnya. Berikut ini kondisi optimal air untuk budidaya 0 0 pembesaran ikan: i) Suhu minimum 20 C, suhu maksimum 30 C dan suhu optimum 24– 0 27 C; ii) Kandungan oksigen minimum 3 ppm; iii) Kandungan karbondioksida (CO2 )di bawah 15 ppm, NH3 di bawah 0,005 ppm, NO2 sekitar 0,25 ppm dan NO3 sekitar 250 ppm; iv) Tingkat derajat keasaman (pH) 6,5 – 8. Produksi perikanan budidaya di Muara Enim tahun 2016 sebesar 6.476,27 ton yang berasal dari kegiatan budidaya berbasis water base aquaculture yaitu berupa keramba dan land base aquaculture yaitu kolam tanah, kolam beton dan sawah. Produksi Perikanan Budidaya terdapat di dua kecamatan yang memiliki potensi untuk pengembangan kegiatan budidaya perikanan dan dapat dijadikan wilayah usaha bagi investor yaitu Lawang Kidul dan Gelumbang. Sementara itu kecamatan Sungai Rotan dan Lembak memiliki potensi yang besar untuk industri hilir pemanfaatan hasil perikanan. Hasil kajian dilapangan dan dari data sekunder yang diperoleh, potensi usaha kegiatan budidaya ikan di wilayah Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Gelumbang yang dapat dikembangkan oleh investor adalah ektensifikasi dan intensifikasi kegiatan budidaya ikan baik sistem kolam ataupun keramba. Saat ini produksi ikan dari kegiatan budidaya ikan di wilayah Kabupaten Muara Enim masih belum mencukupi kebutuhan konsumen ikan di wilayah Kabupaten Muara Enim. Sehingga prospek usaha budidaya ikan masih sangat terbuka lebar bagi investor. 2 Hal ini didasarkan atas jumlah kegiatan budidaya ikan dengan teknologi karamba yang telah berjalan di Kecamatan Lawang Kidul sebanyak 327 unit karamba dengan produksi ikan sekitar 180 ton/tahun. Sedangkan jumlah kolam budidaya sebanyak 97,5 Ha dengan produksi sekitar 424 ton/tahun, sementara konsumsi ikan di Kecamatan Lawang Kidul mecapai 1491 ton/tahun. Untuk Kecamatan Gelumbang kegiatan budidaya ikan dengan teknologi karamba yang telah berjalan sebanyak 238 unit karamba dengan produksi ikan sekitar 166 ton/tahun. Sedangkan jumlah kolam budidaya sebanyak 1,58 Ha dengan produksi sekitar 110 ton/tahun, sementara jumlah konsumsi ikan di Kecamatan Gelumbang mencapai 1278 ton/tahun. Jika dilihat dari data sekunder dan sampel kunjungan di lapangan, wilayah Kecamatan Gelumbang memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Lawang Kidul. Hal ini didasarkan bahwa dengan unit keramba dan lahan yang lebih sedikit namum produksi persatuan keramba dan lahan lebih tinggi. Selain itu kelebihan lainnya yang dimiliki Kecamatan Gelumbang dijadikan sebagai area potensi pengembangan usaha perikanan, dikarenakan potensi usaha di kecamatan ini dapat berbasis kawasan, karena Kecamatan Gelumbang dikelilingi oleh beberapa kecamatan yang memiliki produktivitas tinggi dibidang perikanan. Akses dari Kecamatan Gelumbang menuju kecamatan lain disekitarnya juga relatif dekat dan infrastruktur yang mendukung. Kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Muara Belida, Kecamatan Belida Darat, Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Kelekar dan Kecamatan Lembak. Keuntungan investor yang menanamkan modal atau mendirikan usaha kegiatan perikanan di wilayah Gelumbang yaitu dapat juga memanfaatkan potensi pasar ke beberapa kecamatan yang ada dikawasan Kecamatan Gelumbang. Sebagai contoh jika mendirikan usaha pembuatan pabrik pakan, maka pemasaran bukan hanya diserap oleh petani pembudidaya Kecamatan Gelumbang namun juga petani pembudidaya ikan di Kecamatan Muara Belida, Kecamatan Belida Darat, Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Kelekar dan Kecamatan Lembak. Berdasarkan kajian terhadap letak geografis dan pasar, ikan yang optimal untuk di budidayakan dan memiliki prospek di wilayah Kabupaten Muara Enim yaitu ikan lele dan patin. Lokasi wilayah yang direkomendasikan untuk investasi perikanan budidaya ikan air tawar disajikan pada Gambar 5.10 yang ditandai dengan warna hijau pada peta lokasi. Lokasi usaha budidaya ikan yang disarankan adalah Kecamatan Lawang Kidul dan Gelumbang. 3
no reviews yet
Please Login to review.