Authentication
222x Tipe PDF Ukuran file 0.12 MB Source: repository.upnyk.ac.id
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 Pupuk Organik, Peluang dan Kendalanya Suharwaji Sentana UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI Desa Gading, Kec. Playen, Kab Gunung Kidul, D. I. Yogyakarta 55861 Abstract It is well known that using chemical fertilizers increases agricultural productions that could be proven by obtaining the rice self sufficiency. It, however, improper using chemical fertilizers resulted in land degradation and environment pollution. Therefore, chemical fertilizers utilization must be reduced or controlled into the right number. To reach this situation it could be applied organic fertilizers or compost that can be processed quickly and easily as the technique are simply and raw materials, such as agricultural wastes are available everywhere in abundantly. Organic fertilizers or composts are bulky materials, those, however, have various advantages, for examples: increase agricultural production and could reduce chemical fertilizer usage significantly. Increasing demands of agricultural and food organic in the world, specially Indonesia and supporting the Indonesia Government to realize a Go Organic 2010 program will increase using organic fertilizers and reduce using chemical fertilizers. Various constraint, advantages, processing and how to improve the quality of organic fertilizers will be deeply discussed in this paper. Keywords: Composts, Constrains, Engineering, Prospect, Organic fertilizers Pendahuluan pupuk kimia semakin tinggi dan adanya tren Dengan adanya revolusi hijau maka pembangunan pertanian organik yang semakin tinggi (Musnamar, bidang pertanian mengalami kemajuan yang sangat 2003). pesat, termasuk Indonesia. Untuk menindaklanjuti Tidak dapat dipungkiri bahwa pupuk organik revolusi hijau tersebut Indonesia menggalakkan mampu meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga program intensifikasi pertanian dengan BIMAS / dapat menimbulkan dampak negatif bila diterapkan INMAS-nya menggunakan benih unggul, pupuk dan secara berlebihan dan terus menerus, apalagi bila pestisida kimia. Akhirnya pada tahun 1984 tercapai bahan bakunya mengandung bahan-bahan berbahaya Swa Sembada Pangan di negara kita, khususnya beras. seperti logam berat dan asam-asam organik (Setyorini, Akibat program-program tersebut hingga lima 2005). Pada makalah ini akan diuraikan berbagai tahun terakhir ini produksi dan penjualan pupuk manfaat pupuk organik, prinsip-prinsip pengomposan, kimia, terutama urea cenderung naik (Anonim, 2008). faktor pendukung, bagaimana baiknya pengunaan Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat pupuk organik dan diakhiri dengan kesimpulan. berdampak negatif pada tanah dan lingkungan. Dengan demikian dapat ditentukan sikap kita dalam Dampak negatif tersebut sudah sepantasnya penggunaan pupuk secara bijak. dihentikan atau setidaknya dikurangi. Salah satu cara Manfaat PupukOrganik untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia adalah pemakaian kompos atau pupuk organik lainnya. Di Menurut Musnamar (2003) dan Suriawiria (2002) dalam tanah pupuk organik dirombak mikroba pupuk organik mempunyai berbagai manfaat, antara menjadi humus atau bahan organik tanah yang lain adalah sebagai berikut. berguna sebagai pengikat butiran-butiran primer 1. Meningkatkan kesuburan tanah tanah menjadi butiran sekunder (Setyorini, 2005). Pupuk organik mengandung unsur hara makro Kondisi ini pegang peranan penting di dalam (N, P, K) dan mikro (Ca, Mg, Fe, Mn, Bo, S, Zn menjaga porositas, penyimpanan dan penyediaan air dan Co) yang dapat memperbaiki struktur dan serta aerasi dan suhu dalam tanah (Setyorini, 2005). porositas tanah. Pemakaian pupuk organik pada Peluang penggunaan pupuk organik pada masa tanah liat akan mengurangi kelengketan sehingga mendatang cukup besar. Hal ini dikarenakan oleh mudah diolah, sedang pada tanah berpasir dapat berbagai hal, antara lain: harga pupuk kimia semakin meningkatkan daya ikat tanah terhadap air dan mahal akibat pengurangan subsisi pupuk oleh udara. Bahan organik dapat bereaksi dengan ion pemerintah, tingkat kesuburan tanah semakin logam membentuk senyawa kompleks sehingga menurun, kesadaran petani terhadap bahaya residu ion-ion logam yamg bersifat racun terhadap tanaman atau menghambat penyediaan unsur hara misalnya Al, Fe dan Mn dapat berkurang ___________________________________________ (Setyorini, 2005). Alamat korespondensi: no. telp. 0274 392570, faksimile 0274- 391168, e-mail suha020@lipi.go.id D05 - 1 2. Memperbaiki kondisi kimia, fisika dan biologi 2. Protein menjadi amonia, CO2 dan air. tanah 3. Senyawa organik terurai menjadi senyawa yang Kehadiran pupuk organik akan menyebabkan siap diserap oleh akar tanaman. terjadinya sistem pengikatan dan pelepasan ion Proses pengomposan dapat berlangsung secara dalam tanah sehingga dapat mendukung aerobik dan anaerobik. Pada proses aerobik akan pertumbuhan tanaman. Kemampuan pupuk dihasilkan CO2, air dan panas, sedang pada proses organik untuk mengikat air dapat meningkatkan anaerobik dihasilkan metana, CO2 dan senyawa porositas tanah sehingga memperbaiki respirasi antara misalnya asam organik. Berbagai faktor yang dan pertumbuhan akar tanaman. Pupuk organik mempengaruhi proses pengomposan yaitu: C/N ratio, merangsang mikroorganisme tanah yang ukuran dan komposisi bahan, jumlah mikroba, menguntungkan, misal rhizobium, mikoriza dan kelembaban, aerasi, suhu dan keasaman. bakteri. Semakin kecil rasio C/N bahan baku semakin 3. Aman bagi manusia dan lingkungan cepat proses pengomposan. Demikian pula semakin Pemakaian pupuk organik tidak menimbulkan kecil ukuran bahan semakin cepat proses residu pada hasil panen sehingga tidak pengomposan karena semakin luas permukaan bahan membahayakan manusia dan lingkungan yang bersinggungan dengan mikroba. Bahan yang 4. Meningkatkan produksi pertanian keras dipotong 0,5 -1,0 cm, sedang bahan yang lunak Berbagai penelitian menunjukkan pengaruh dipotong 5 cm agar tidak mengandung banyak air positif kompos terhadap pertumbuhan dan atau meningkatkan kelembaban. Pengomposan dari produksi pertanian. Kompos dapat meningkatkan berbagai macam bahan baku akan lebih baik dan produksi jagung, mentimun, kobis, wortel, cabe lebih cepat daripada dari bahan tunggal dan dan semangka (Roe, 1998). Kompos tandan penambahan kotoran hewan biasanya dapat kosong kelapa sawit meningkatkan produksi mempercepat pengomposan (Indriani, 2005). jeruk dan tomat (Anonim, 2003). Basri (2008) Pada proses pengomposan bekerja berbagai melaporkan bahwa pupuk organik solid mikroba, semakin banyak mikroba semakin cepat meningkatkan produksi padi dari 3-3,6 ton pengomposan berlangsung. Umumnya mikroba dapat GKG/ha menjadi 9,6 ton GKG/ha. Pemberian bekerja secara optimal pada kelembaban 60%. sludge cair limbah biogas dari kotoran sapi juga Kelembaban yang tidak sesuai menyebabkan tidak dapat meningkatkan berat kering jagung pipilan berkembangnya atau bahkan matinya mikroba. Aerasi lebih dari 50% dibandingkan pemakaian pupuk dapat dilakukan dengan pembalikan, misalnya sekali kimia (Febrisiantosa dkk., 2009). Pupuk organik dalam seminggu tergantung kondisi pengomposan, juga meningkatkan produksi kacang tanah dan aerobik atau anaerobik. sawi masing-masing 25 dan 21% (Nurhikmat Suhu pengomposan optimal 30-500C dan selama dkk., 2009). proses dekomposisi suhu dijaga agar tetap 600C 5. Mengendalikan penyakit-penyakit tertentu selama 3 minggu. Pada suhu tersebut bakteri akan Penyakit busuk akar pada tanaman bunga yang bekerja secara optimal, bakteri patogen dan biji disebabkan oleh Phytophthora sp dapat gulma akan mati, dan terjadi penurunan rasio C/N. diberantas dengan kompos yang mempunyai C/N Bila suhu terlalu tinggi, mikroba akan mati, rasio tinggi seefektif dengan penggunaan sebaliknya bila terlalu rendah mikroba tidak dapat fungisida (Hoitink dkk., 1991). Kompos juga bekerja atau dorman. Keasaman yang baik dalam menghambat penyakit Fusarium sp. (Hoitink pengomposan adalah 6,5-7,5. Bila keasaman rendah dkk., 1997). Ekstrak kompos pada konsentrasi 5- dapat ditambahkan kapur atau abu. 15% dapat menghambat pertumbuhan jamur Saat ini di pasaran beredar berbagai macam patogenik (R. lignosus, S. rolfsii, C. aktivator / inokulum, antara lain: Agrisimba, Bioplus, gloeosporioides dan F. oxysporum). Bakteri B. Biostar, Biotriba, BioX, Decomic, EM Lestari, EM 4, subtilis yang ditambahkan pada proses Enzym UT, Fix-up plus, Harmony, M-Bio, Orgadec, pengomposan juga dapat mengendalikan Orlitan, Solid, Starbio, Stardec dan Super Degra dan penyakit akar gada pada kubis (Tombe, 2003). lain-lain yang mengandung berbagai macam bakteri, jamur dan ragi sehingga dapat mempercepat proses Prinsip Pengomposan pengomposansecara signifikan. Pada prinsipnya pengomposan adalah Yulianto (2009) melaporkan bahwa pengomposan memperkecil rasio C/N bahan baku hingga sama tandan kosong kelapa sawit dapat dilakukan dengan atau mendekati rasio C/N tanah, yaitu di bawah 20. penambahan bahan aktif ActiComp yang Akan tetapi, bahan baku pada umumnya mempunyai mengandung jamur pelapuk putih isolat Polyota sp. rasio C/N tinggi, misalnya jerami padi: 50-70; dan Trichoderma harzianum. Bahan aktif tersebut dedaunan: > 50; kayu yang tua: 400 (Indriani, 2005). membantu proses delignifikasi sehingga tidak perlu Pada proses pengomposan terjadi berbagai perubahan, dilakukan pembalikan dalam pengomposannya. yaitu (Indriani, 2005): Dengan demikian akan mempercepat dan mengurangi 1. Karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan biaya pengomposan. lilin menjadi CO2 dan air. D05 - 2 Sudah diketaui bahwa pupuk organik mempunyai FaktorPendukung berbagai kekurangan, antara lain, ruah (bulky) dan Dengan berkembangnya pertanian dan pangan mengandung unsur hara dalam jumlah kecil (Tabel 2). organik beberapa dekade terakhir ini maka Kekurangan pupuk organik lainnya adalah: pemanfaatan pupuk organik dalam budidaya terakumulasinya mineral tembaga dan seng yang pertanian organik terbuka lebar. Hingga tahun 2007 berasal dari suplemen mineral pada pakan di dalam peningkatan permintaan pasar berbagai produk kompos yang dibuat dari pupuk kandang dan dapat pertanian organik lokal di Indonesia mencapai 60% mengontaminasi rantai makanan (Anonim, 2002). (Hermawan dan Astuti, 2007). Penjualan makanan Selain itu, kualitas kompos tidak konsisten, dan minuman organik dunia pada tahun 2002 adalah tergantung kepada bahan bakunya dan dalam jumlah sebesar US $ 23 milyar, meningkat 10,1% berlebihan juga dapat menimbulkan pencemaran dibandingkan tahun 2001 (Khan, 2004). Pada tahun lingkungan. Penggunaan bahan organik yang berasal 2006 pasar produk pertanian organik dunia mencapai dari sampah kota dapat meningkatkan kandungan US $ 30.000.000 (Susila, 2007). Penjualan makanan logam berat yang dapat diasimilasi dan dan minuman organik dunia naik lebih dari US $ 5 dimetabolisme oleh tanaman; meningkatkan salinitas billion pertahun, dan mencapai US $ 46 billion pada tanah, kontaminasi dengan senyawa organik antara tahun 2007 (Sahota, 2009). Diperkirakan pada tahun lain: poli khlorat bifenil, fenol, hidrokarburate 2010 pangsa pasar dunia akan produk pertanian dan polisiklik aromatik dan asam-asam organik, seperti pangan organik mencapai US $ 100 milyar, namun propionat dan butirat (de Haan, 1981 dalam Aguilar pangsa pasar yang dipenuhi baru 0,5-2% dari dkk., 1977). keseluruhan produk pertanian (Anonim, 2004). Suatu Tabel 2. Kandungan UnsurHara Kompos pasar yang sangat menjanjikan dan sekaligus meningkatkan kebutuhan pupuk organik. Komponen Kandungan (%) Pada tahun 2002 pengembangan pertanian dan Kadar air 41,00-43,00 pangan organik pernah dicanangkan pemerintah C-organik 4,83-8,00 melalui program Go Organic 2010. Untuk Nitrogen 0,10-0,51 P O 0,35-1,12 mewujudkan program tersebut pada tahun 2007 2 5 KO0,32-0,80 pemerintah mengalokasikan dana Rp 30 milyar bagi 2 pengembangan pertanian dan lingkungan hidup Kalsium 1,00-2,09 (Hermawan dan Astuti, 2007). Bantuan Presiden Magnesium 0,10-0,19 telah pula diserahkan berupa Alat Pengolahan Pupuk Fe 0,50-0,64 Organik (APPO) senilai Rp 12,25 milyar untuk 25 Alumunium 0,05-0,92 provinsi di seluruh Indonesia pada bulan Juli 2007 di Mangan 0,02-0,04 Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada saat Sumber: Musnamar (2003) panen padi System of Rice Intensification atau SRI Kandungan unsur hara pupuk organik dapat (Anonim, 2007). ditingkatkan dengan berbagai cara. Nitrogen dapat BagaimanaBaiknya? diperkaya dengan urine/kotoran dan darah ternak Lima tahun terakhir ini penggunaan pupuk serta mikroba penambat nitrogen. Fosfor dapat anorganik cenderung meningkat (Tabel 1). diperkaya dengan pupuk guano atau batuan fosfat (Goenadi, 2004). Sedang Kalium dapat diperkaya Tabel 1. Penjualan PupukAnorganik(000 ton) dengan arang / abu tempurung kelapa sawit / kelapa dan abu sisa pembakaran pada umumnya. Tahun Urea Ammonia Lainnya Penambahan batuan fosfat dan abu limbah industri 2003 4,691 211 1.562 kelapa sawit menghasilkan pupuk organik dengan 2004 5.007 176 1.658 kualitas bagus, C/N rasio 12-17, kandungan hara 2005 5.416 171 1.737 fosfor > 6% dan K yang lebih tinggi daripada pupuk 2006 5.482 158 1.598 organik biasa (Rahayu dkk., 2004). 2007 5.672 155 1.414 Kualitas pupuk organik juga dapat ditingkatkan Lainnya: NPK, Petroganik, Phonska, SP36, TSP, dengan penambahan berbagai mikroba. Mikroba Za dan ZK (Anonim, 2008). pelarut fosfat, antara lain Bacillus sp., Pseudomonas Mengingat berbagai dampak negatif yang sp. dan Streptomyces sp. (Rahayu dkk., 2004). ditimbulkan oleh pupuk anorganik antara lain adalah Mikroba pelarut fosfat yang lainnya adalah terjadinya kerusakan tanah dan pencemaran Aeromonas sp., Aspergillus sp., Penicillium sp. dan lingkungan maka sebaiknya pemakaian pupuk Mikoriza, mikroba penambat N dari udara: anorganik harus dihindari, paling tidak dikurangi dan Azospirillum sp., Azotobacter sp. dan Rhizobium sp. jangan sampai melewati ambang batas. Untuk atau mikroba pemantap agregat tanah: Aeromonas sp. mengatasi hal ini maka perlu digalakkan program dan Aspergillus sp. (Goenadi, 2004). Penggunaan penggunaan pupuk organik, misalnya kompos. pupuk hayati ternyata dapat menghemat penggunaan pupuk kimia dan biaya pemupukan berturut-turut 50%dan15-46% (Goenadi, 2004). D05 - 3 Supaya penampilannya lebih menarik bagi Anonim, 2003, Pemanfaatan Tandan Kosong konsumen dan mempermudah penggunaannya oleh Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. para petani, kompos dapat dikemas dalam berbagai Anonim, 2004, Kembali ke Alam dengan bentuk, misalnya kubus, bubuk atau granular Pertanian Organik, Agromedia, Maret, 33-34. (butiran) berukuran 2-3 mm atau bentuk-bentuk Anonim, 2007, Mengapa Padi SRI Lebih lainnya. Menurut Goenadi (2004) pupuk organik Menguntungkan, Agri Focus, 3, 42-43. berbahan aktif mikorisa dan atau penambat Nitrogen Anonim, 2008, Sinergi Industri Pupuk Menunjang dari udara pada umumnya dikemas dalam bentuk Pembangunan Nasional, Asosiasi Produsen Pupuk bubuk. Indonesia, Jakarta.. Basri, A., 2008, Bukti Keunggulan Pupuk Organik Kendala danPeluang Solid, Tani, Mei-Juni, 30. Berbagai kendala yang dimiliki pupuk organik Febrisiantosa, A., Rosyida, V. T. dan Suharwadji, antara lain kualitas kompos tidak konsisten 2009, Pengaruh Pemberian Sludge Cair terhadap tergantung kepada bahan bakunya. Apalagi kalau Hasil Tanaman Jagung (Zea mays), Proceedings of kompos dibuat dari pupuk kandang malah dapat 6th Basic Science National Seminar, Jurusan Fisika, bersifat racun bagi tanaman karena terdapat mineral FMIPA, Universitas Brawijaya, Malang, 21 Februari tembaga dan seng (Anonim, 2002). Kompos bersifat 2009, 75-77. ruah (bulky) sehingga diperlukan dalam jumlah besar, Goenadi, D. H., 2004, Teknologi Konsumsi Pupuk kandungan unsur hara baik makro maupun mikro yang Minimal, Kompas, 15 Mei 2004. rendah, dan untuk mengetahui efek pupuk organik Hermawan, E. dan Astuti, F. D., 2007, Di Balik terhadap tanaman biasanya diperlukan waktu yang Label Organik. Agro Observer, November, 18-20. lama. Hoitink, H. A. J., Y. Inbar, M. J. Boehm, 1991, Sebaliknya, pupuk organik mempunyai peluang Status of Composed-amended Potting Mixes cukup besar karena berbagai kendala yang dimiliki Naturally Suppressive to Soil Borne Diseases of pupuk organik dapat diatasi, misalnya dengan Floricultural Crops, Plant Dis., 75, 869-873. pengayaan unsur hara dan penambahan berbagai Hoitink, H. A. J., A. G. Stone, D. Y. Han, 1997, mikroba. Selain itu bahan baku tersedia sepanjang Suppression of Plant Diseases by Composts, waktu, harganya murah, adanya kemudahan proses HortScience, 32, 184-187. pengomposan dan banyak manfaatnya. Indriani, Y. H., 2005, Membuat Kompos Secara Meningkatnya budidaya pertanian organik, Kilat, Jakarta, Penebar Swadaya. ditemukannya berbagai aktivator pengomposan, Khan, M., 2004, The Organic Food Industry, Asia dicanangkannya program Go Organic 2010 oleh Pacific Food Industry, August, 30-32. pemerintah, dan semakin meningkatnya kesadaran Musnamar, E. I., 2003, Pupuk Organik Padat: petani akan bahaya residu pemakaian pupuk Pembuatan dan Aplikasinya, Jakarta, Penebar anorganik membuat peluang pemakaian pupuk Swadaya. organik semakin besar. Nurhikmat, A., Rosyida, V. T., Suharwadji dan Febrisiantosa, A., 2009, Aplikasi Terpadu Kesimpulan Pemupukan Organik dan Irigasi Tetes pada Produksi Pupuk organik mempunyai kelebihan, kekurangan Tanaman Kacang Tanah dan Sawi, Seminar Nasional dan kendala. Kandungan unsur hara pupuk organik 2009 Pengembangan Teknologi Berbasis Bahan yang rendah dapat ditingkatkan dengan pengayaan Baku Lokal, Fak. Tek. Pertanian UGM, LIPI, BKPP, unsur hara dan atau penambahan mikroba tertentu. BI dan PATPI. Agar penampilannya lebih menarik kompos bisa Rahayu, S. P., Noer, S. T. H., Rahmi, D., Agustina, dikemas dalam bentuk kubus atau butiran. S. Dan Widianto, T., 2004, Peningkatan Mutu Pupuk Pupuk organik atau kompos dapat dibuat dengan Organik dengan Penambahan Unsur Kalium dari berbagai macam cara dari sederhana hingga Limbah Industri Kelapa Sawit dan Unsur Fosfor dari kompleks bahkan dengan penggunaan aktivator / Batuan Fosfat, Bul. Penel., 26, 28-35. mikroba tertentu untuk mempercepat pengomposan. Roe, N. E., 1998, Compost Utilization for dan meningkatkan kualitas kompos. Vegetable and Fruit Crops. Horts, 33, 934-937. Dengan berkembangnya pertanian organik, Sahota, A., 2009, Slow and Steady Growth for semakin mahalnya harga pupuk kimia dan semakin Organics. Asia Pacific Food Industry, June, 40. meningkatnya kesadaran petani akan bahaya bahan- Setyorini, D., 2005, Pupuk Organik Tingkatkan bahan kimia serta dicanangkannya program Go Produksi Tanaman. Warta Penelitian dan Organic 2010 oleh pemerintah maka peluang Pengembanagn Pertanian, 27, 13-15. pemakaian pupuk organik semakin besar. Suriawiria, U., 2002, Pupuk Organik Kompos dari Sampah. Bandung: Humaniora, 53. DaftarPustaka Susila, W. R., 2007, Pertanian Organik: Peluang Anonim, 2002, Compost Production and Use: Ada, Tantangan Berat. Agro Observer, November, Some New Developments. www.ffte.agnet.org, 2 28-29. November 2009. D05 - 4
no reviews yet
Please Login to review.