Authentication
107x Tipe PDF Ukuran file 0.67 MB Source: repository.lppm.unila.ac.id
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume V No 1 Oktober 2016 ISSN: 2302-3600 EVALUASI KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KAWASAN PESISIR DESAKANDANG BESI KECAMATAN KOTA AGUNG BARAT KABUPATEN TANGGAMUS * ** *** Muthia Yuli Astuti Abdullah Aman Damai Supono ABSTRAK Desa Kandang Besi merupakan salah satu desa yang potensial untuk budidaya perairan yang dilintasi oleh aliran Sungai Way Belu yang beradadi kawasan Pesisir Kecamatan Kota Agung Barat Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian perairan untuk budidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus)serta infrastrukur yang mendukung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan cara survey. Analisis kesesuaian perairan dilakukan dengan metode matching dan scoring. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan pengisian angket oleh 15 pembudidaya yang dipilih dengan cara accidental sampling sedangkan penentuan lokasi ditentukan dengan purposiv. Hasil penelitian menunjukkan perairan memiliki tingkat kesesuaian disebut Cukup Sesuai (S2) dan Sesuai Marginal (S3). Cukup Sesuai menunjukan perairan tersebut Cukup sesuai untuk lokasi budidaya sedangkan Sesuai marginal menunjukkan perlu penanganan lebih lanjut jika ingin dijadikan lokasi budidaya. Variabel primer berupa kuesioner menunjukan bahwa sebagian masyarakat sudah cukup mengenal budidaya ikan nila dengan kepemilikan kolam secara pribadi sebanyak 53,28%. Kata Kunci : Kesesuaian perairan, Desa Kandang Besi, ikan nila. Pendahuluan Kawasan Pesisir di Indonesia laut, budidaya perikanan darat tersedia memiliki potensi perikanan yang dapat di Kabupaten Tanggamus, dengan luas digunakan untuk kegiatan budidaya, lahan mencapai 2.407 ha(Dinas baik di daerah pantai maupun di daerah Kelautan dan Perikanan Kab. yang cukup jauh dari bibir pantai. Salah Tanggamus, 2015). satu kabupaten di Lampung yang Menurut letaknya Kecamatan mempunyai potensi perikanan adalah Kota Agung Barat merupakan daerah Kabupaten Tanggamus. Kabupaten yang memiliki tingkat kesuburan yang Tanggamus mempunyai wilayah cukup baik. Desa Kandang Besi daratan 2.855,46 km² berbatasan merupakan salah satu desa yang langsung dengan laut, dan panjang dilintasi oleh aliran Sungai Way Belu, pesisir 210 km. Selain sektor perikanan sehingga penyediaan air pada lahan © e-JRTBP Volume 5 No 2 Februari 2017 622 Evaluasi Kesesuaian Lahan Budidaya Nila di Kota Agung berasal dari sungai tersebut. Hasil Bahan yang digunakan adalah produksi budidaya ikan air tawar yang aquades, dan larutan formalin 4%. dihasilkan cukup tinggi Penelitian dilaksanakan di lapangan dibandingkandengan wilayah lain yang meliputi, penentuan titik koordinat, memiliki karakteristik yang sama terdiri dari 4 stasiun pengamatan dengan seperti kecamatan dan desa lain yang menggunakan GPS (global positioning ada di Kabupaten Tanggamus (DKP, system). Stasiun I berada di kordinat o o 2012). Jenis ikan air tawar yang cocok (05 29’7” LS 104 34’7,5” BT), Stasiun o dibudidayakan untuk wilayah yang II berada di kordinat (05 29’19.56” LS o masih dipengaruhi pasang surut adalah 104 34’12.12” BT), Stasiun III berada o o ikan Nila (Oreochromis niloticus). dikordinat (05 29’25” LS 104 34’14.1” Dengan padat tebar yang tepat sangat BT), Stasiun IV berada di kordinat o o potensial untuk dikembangkan sebagai (05 29’21.3” LS 104 34’5.” BT), komoditas alternatif budidaya ikan dilakukan satu kali selama penelitian. selain budidaya udang windu. Pengukuran kualitas air meliputi faktor Evaluasi kesesuaian Perairan fisika (Kedalaman, kecerahan, suhu,) berperan sangat penting dalam dan faktor kimia (pH, NO -N, dan PO . 3 4 menunjang keberhasilan budidaya ikan Faktor biologi (kelimpahan dan yang dasarnya setiap daerah memiliki Identifikasi plankton). Pengisian karakteristik yang berbeda-beda. kuesioner dilaksanakan langsung oleh Pengembangan budidaya Ikan Nila di pemilik kolam budidaya dengan Kecamatan Kota Agung Barat mencocokan hasil pengukuran yang Kabupaten Tanggamus akan lebih didapat. berhasil jika didukung dengan data Jenis penelitian yang dilakukan kesesuaian perairan. Oleh karena itu adalah deskriptif kuantitatif dengan cara perlu dilakukan penelitian mengenai survey pengamatan parameter fisika, evaluasi kesesuaian perairan dalam kimia dan biologi serta metode rangka menciptakan peluang usaha dan wawancara terhadap pemilik kolam kesejahteraan masyarakat di kawasan menggunakan kuesioner terhadap 15 Pesisir Desa Kandang Besi Kecamatan pembudidaya. Analisis kesesuaian Kota Agung Barat Kabupaten perairan dilakukan dengan menitik Tanggamus untuk budidaya ikan Nila beratkan berdasarkan kualitas air sesuai (O.niloticus). dengan yang dibudidayakan dengan analisis metode matching dan scoring. METODE Beberapa parameter fisika yang diukur adalah sebagai berikut: Penelitian ini dilaksanakan pada a. Kedalaman perairan dapat diukur bulan November-Desember 2016. Alat dengan menggunakan tali yang akan digunakan dalam penelitian berskala dan pemberat. adalah plankton net, pH meter, GPS b. Kecerahan atau transparasi air (global positioning system), Alat tulis, yang dapat diukur dengan Seicchi disk, DO meter, botol menggunakan secchi disk. sampel/plastik sampel, Ember 10 liter, c. Pengukuran suhu perairan air Kertas Label , Pipet tetes, Mikroskop, yang dapat diukur dengan Peta Perencanaan Pola Ruang Desa menggunakan termometer. Kandang Besi dan Kuesioner. © e-JRTBP Volume 5 No 2 Februari 2017 Muthia Yuli Astuti, Abdullah Aman damai dan Supono 623 Semua parameter fisika tersebut diukur 3) Kelas S3: Sesuai Marginal secara langsung (in situ) pada tiap titik (Marginally Suitable) Nilai 65-74% sampling di Desa Kandang Besi, 4) Kelas N: Tidak Sesuai (Not kemudian dicatat hasil yang didapatkan Suitable) Nilai < 65% dari hasil pengukuran yang ada. Beberapa parameter kimia yang Berdasarkan karakteristik kualitas diukur adalah sebagai berikut: perairan dan dapat dihitung dengan a. Oksigen terlarut (DO) yang dapat perhitungan sebagai berikut: diukur dengan water quality = 100% …..……(2) checker (WQC). b. Derajat keasaman (pH) yang dapat diukur dengan menggunakan pH Hasil dan Pembahasan meter. c. Nitrat (NO -N) Pengukuran nitrat 3 Nilai kedalaman (Gambar 1) pada dilakukan dilaboratorium kualitas Lahan Budidaya Di Desa Kandang Besi air BBPBL Lampung. berkisar antara 58–85cm dengan rata- d. Fosfat (PO ) Pengukuran fosfat 4 rata 67cm. Nilai kedalaman tertinggi dilakukan dilaboratorium kualitas berada pada lokasi pengambilan sampel air BBPBL Lampung. ketiga, sedangkan kedalaman terendah Parameter biologi air yang telah berada pada lokasi pengambilan sampel diambil sampel dan diamati dalam pertama. Perbedaan kedalaman pada penelitian ini adalah komposisi dan kolam budidaya di Desa Kandang Besi kelimpahan dan Identifikasi plankton. pada lokasi sampling diduga disebabkan Rumus perhitungan kelimpahan oleh perbedaan kontur tanah dan proses plankton adalah sebagai berikut: penggalian pada saat pembuatan, Beberapa faktor lain yang 1 = ……………..…….(1) mempengaruhi kedalaman suatu perairan adalah perubahan kondisi Keterangan: hidrografi di wilayah perairan N : Kelimpahan kemiringan dan tekstur tanah selain itu n : Jumlah fitoplankton dan terbawanya berbagai material partikel zooplankton yang teridentifikasi dan kandungan oleh aliran sungai Vt : Volume air tersaring dalam semakin mempercepat proses botol contoh 100 ml. pendangkalan di dasar lahan (Apriliza, Vo : Volume air pada Sedgwick- 2012). Rafter Counting Cell (1ml) Vd : Volume air yang disaring (m3) Tingkat dari kesesuaian perairan menurut Trisakti (2003), dapat dibagi menjadi empat kelas, yaitu: 1) Kelas S1: Sangat Sesuai (Highly Suitable) Nilai 85-100% 2) Kelas S2: Cukup Sesuai (Moderately Suitable) Nilai 75- 84% Gambar 1. Kedalaman lokasi © e-JRTBP Volume 5 No 2 Februari 2017 624 Evaluasi Kesesuaian Lahan Budidaya Nila di Kota Agung Nilai kecerahan perairan di Desa Perbedaan suhu tersebut (Gambar Kandang Besi berkisar antara 35-40cm 3) diduga karena adanya selisih waktu dengan rata-rata 37,875cm. Nilai pengukuran in situ terhadap variabel ini. kecerahan tertinggi berada pada lokasi Suhu perairan sangat berhubungan pengambilan sampel ketiga, sedangkan dengan kemampuan pemanasan oleh kecerahan terendah berada pada lokasi sinar matahari, waktu dan lokasi pengambilan sampel pertama (Gambar (Yuliati P et al. (2005). Hal ini diperkuat 2). Kecerahan di perairan dapat juga oleh Harsono (2008) yang mengatakan dipengaruhi oleh bahan-bahan halus bahwa, air lebih lambat menyerap panas yang melayang-layang dalam air seperti tetapi akan menyimpan panas lebih plankton, detritus, jasad renik, lumpur lama dibandingkan dengan daratan. dan pasir (Lesmana, 2004). Kadar oksigen terlarut kolam Budidaya Di Desa Kandang Besi (Gambar 4) cenderung stabil berkisar antara 6,33-7,02 mg/l dengan nilai rata- rata 6,66 mg/l. Nilai oksigen terarut tertinggi berada pada lokasi pengambilan sampel pertama, sedangkan nilai oksigen terendah berada pada lokasi pengambilan sampel keempat. Faktor yang mempengaruhi Gambar 2. Kecerahan Pada Kolam perbedaan oksigen terlarut adalah Budidaya di Desa pengaruh dari aktivitas masyarakat pada Kandang Besi kolam Budidaya Di Desa Kandang Besi Nilai suhu pada kolam budidaya sehingga mudah terjadi difusi oksigen di Desa Kandang Besi berkisar antara dari udara ke air. Selain itu oksigen o 28-30 C. Perbedaan suhu pada kolam terlarut juga di pengaruhi oleh budidaya di Desa Kandang Besi kelimpahan fitoplankton. Menurut cenderung stabil dengan nilai rata-rata Effendi (2003), fitoplankton o 29 C pada masing-masing titik menggunakan CO2 untuk proses pengambilan sampel. Nilai suhu fotosintesis dan menghasilkan oksigen. tertinggi berada pada lokasi pengambilan sampel ketiga, sedangkan suhu terendah berada pada lokasi pengambilan sampel pertama. Gambar 4. Oksigen Terlarut Pada Kolam Budidaya di Desa Kandang Besi Gambar 3. Suhu Pada Kolam Budidaya Nilai pH pada lahan budidaya di di Desa Kandang Besi Desa Kandang Besi berkisar antara 7-8 © e-JRTBP Volume 5 No 2 Februari 2017
no reviews yet
Please Login to review.