Authentication
205x Tipe PDF Ukuran file 0.03 MB Source: ardhinoor.blogs.uny.ac.id
LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM Oleh : Ardhi Noor Iskhak/15105241017/TP B Landasan Kurikulum merupakan dasar untuk membuat suatu kurikulum. Landasan memiliki peranan yang sangat penting. di Ibaratkan kurikulum sebagai sebuah rumah yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin yang kencang atau terjadi gempa, rumah tersebut akan mudah roboh. Begitu pula dengan kurikulum, apabila tidak memiliki landasan yang kuat, maka kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang menjadi taruhannya adalah peserta didik yang dihasilkan oleh pendidik itu sendiri. agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU no. 20 tahun 2003.Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu: 1.Landasan Filosofis, asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsiasumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik. 2.Landasan psikologis, asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistic. 3.Landasan sosial budaya, asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan. 4.Landasan ilmiah dan teknologi, asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut: 1.Prinsip Relevansi Prinsip ini dipecah menjadi 2 yaitu eksternal dan internal : Eksternal : Kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan. komponen- komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). Internal : antar komponen kurikulum harus sesuai dan saling berkaitan. kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). 2.Prinsip Fleksibilitas Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan pelaksanaan,Diversitikasi kurikulum. Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. 3.Prinsip Kontinuitas yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. satu sub-kompetensi terpenuhi sebagai dasar menuju sub-kompetensi selanjutnya) 4.Prinsip Praktis dan Efisiensi Mudah diimplementasikan dan kompatibel Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. 5.Prinsip Efektifitas Pemenuhan kebutuhan siswa,sehingga mampu mengembangkan kapabilitas atau kapasitas intelektual siswa untuk menjadi warga negara yg bertanggung jawab dan mampu berkontribusi pada daya asaing bangsa.Keberhasilan pelaksanaan kurikulum harus diperhatikan, baik kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kuntitas ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan keberhasilan kualitasnya dilihat dari hasil pelaksanaan kurikulum yang ada. 6.Prinsip khusus Adapun prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan. Daftar Pustaka #Catatanpribadi:Landasanpengembangankurikulum https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembangan-kurikulum-2/ https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/ Kunjungi : https://ardhinoor.blogs.uny.ac.id
no reviews yet
Please Login to review.