Authentication
158x Tipe PDF Ukuran file 0.19 MB Source: repository.stkippacitan.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Ravianto (dalam Masruri, 2014:11), efektivitas merupakan sebuah tolak ukur seberapa baik suatu pekerjaan dilakukan. Artinya suatu pekerjaan dianggap efektif jika diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik waktu, biaya, maupun mutunya. Pengertian efektivitas sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 adalah merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Sedangkan secara efektivitas menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, atau dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan bahwa: efektifitas dari pemerintah daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Mardiasmo (2004:134) sebagaimana dikutip Alisman (2014:50), menyatakan bahwa efektivitas yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Dimana ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi adalah bila telah mencapai tujuan, maka dapat dikatan organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif. Dari pendapat di atas, maka efektivitas dapat diartikan sebagai sebuah pencapaian yang ingin dicapai oleh organisasi. Efektivitas berorientasi pada aspek tujuan suatu organisasi, jika tujuan tersebut tercapai, maka dapat dikatakan efektif. Efektivitas pembelajaran menurut Rohmawati (2015:17) adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara siswa dan 5 6 guru untuk mencapai suatu tujuan secara bersama, selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta media pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu. tercapainya seluruh aspek perkembangan siswa. Jadi, efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran antara siswa dengan siswa, atau siswa dengan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Kurniasari, Pribowo dan Putro(2020) bahwa Indikator Efektifitas pembelajaran adalah : (a) Akses (b) Pendampingan (c) Reaksi Tugas (d) Kesulitan Mata Pelajaran (e) Materi (f) media (g) Evaluasi (h) kejelasan Interuksi Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pada penelitian ini, tingkat keberhasilan yang digunakan adalah persepsi orang tua/wali murid yang mendampingi peserta didik melakukan pembelajaran daring melalui grup WhatsApp. 2. Pembelajaran Daring (dalam jaringan) Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan. Menurut Isman (2016:587) pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet saat pelaksanaannya. Pembelajaran Daring Learning sendiri dapat di pahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interkatif sebagai media penghubung keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya (Sobron dkk, 2019:1). 7 Pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan nama online learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan internet ataupun jaringan. Di bawah ini ada beberapa pengertian pembelajaran daring menurut para ahli, antara lain: a. Harjanto T. dan Sumunar (2018) (dalam Jamaludin dkk, 2020:3) menyatakan bahwa pembelajaran daring merupakan proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri. b. Menurut Mulayasa (2013:100) (dalam Syarifudin, 2020:32) memberikan argumen pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual yang tersedia. Meskipun demikian, pembelajaran daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan. c. Syarifudin (2020:33) juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran yang mampu menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada orang lain. d. Isman (2016:587) menjelaskan bahwa pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. e. Bilfaqih (2015:1) berpendapat bahwa pembelajaran daring merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan agar mencakup target yang luas. Berdasarkan beberapa paparan pengertian pembelajaran daring di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka dan melalui jaringan atau internet yang telah tersedia. Menurut Syarifudin (2020:31) pembelajaran daring untuk saat ini dapat menjadi sebuah solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam atau keadaan seperti social distancing. Kegiatan diaplikasikannya pembelajaran daring menjadikan kegiatan belajar mengajar dalam konteks tatap muka dihentikan sementara, dan diganti dengan sistem pembelajaran daring melalui 8 apliaksi yang sudah tersedia. Pembelajaran daring mengedepankan akan interaksi dan pemberian informasi yang mempermudah peserta didik meningkatkan kualitas belajar. Selain itu, pembelajaran berbasis daring mempermudah satu sama lain meningkatkan kehiduoan nyata dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu sangat bermanfaat pembelajaran daring untuk kalangan pendidik dan peserta didik. Menurut Bilfaqih (2015:4) pada umumnya pembelajaran daring memiliki tujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu secara dalam jaringan yang bersifat massif dan terbuka untuk menjangkau target yang lebih banyak dan lebih luas. Pembelajaran daring untuk saat ini telah menjadi populer karena itu potensi yang dirasakan untuk menyediakan layanan akses konten lebih fleksibel, sehingga memunculkan beberapa keuntungan dalam penerapannya. Berikut beberapa keuntungan dalam penerapan pembelajaran daring, antara lain: Menurut Bilfaqih (2015:4) manfaat dari pembelajaran daring adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan b. memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran. c. Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan. d. Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.
no reviews yet
Please Login to review.