Authentication
236x Tipe PDF Ukuran file 0.06 MB Source: ejournal.stikesborromeus.ac.id
PENERAPAN TEORI ADAPTASI ROY PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KISTA OVARIUM 1 2 3 Yuanita Ani Susilowati Setyowati Yati Afiyanti 1. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Ners Spesialis Kekhususan Keperawatan Maternitas Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia 2. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia 3. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia : yuanitaani@yahoo.co.id ABSTRAK Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan masalah kesehatan reproduksi perempuan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistim pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Residen keperawatan maternitas dalam melaksanakan perannya dituntut mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan, residen mengelola tujuh pasien dengan kista ovarium di dua rumah sakit yang berbeda dengan menggunakan pendekatan teori Adaptasi Roy. Dari ketujuh kasus tersebut, lima kasus jenis kista coklat dengan karakteristik munculnya keluhan dipengaruhi oleh siklus menstruasi dan dua kasus lain berjenis kista denoma. Dengan adanya berbagai perubahan dalam diri penderita kista ovarium, maka teori keperawatan Adaptasi Roy dianggap tepat diterapkan pada pasien dengan kista ovarium. Laporan akhir residensi juga memaparkan capaian 100% untuk target kompetensi pada tiga lahan praktek dan berusaha memodifikasi setiap hambatan yang ada selama pelaksanaan praktik residensi Kata kunci, Residen keperawatan maternitas, Kista ovarium, Adaptasi Roy ABSTRACT Nursing service is an integral part of healthcare services and women's reproductive health problems become an integral part of the overall healthcare system. Maternity nursing resident in performing its role is demanded to provide nursing care in accordance with the needs of the community in a variety of healthcare structures. In providing nursing care, resident managed seven patients with ovarian cysts at two different hospitals using Roy Adaptation Theory approach. Of the seven cases, five cases were chocolate cyst type characterized by the emergence of complaints influenced by menstrual cycle and two other cases were denoma cyst. Since ovarian cysts patients experienced various changes, Roy Adaptation Nursing Theory was considered appropriate to be applied on patients with ovarian cysts. The final report also described the achievement of 100% of the target competencies in the three fields of practice and try to modify any existing obstacles during the residency practice. Keywords, Maternity Nursing Resident, ovarian cysts, Roy Adaptation Theory Pendahuluan dilakukan melalui pengembangan cabang-cabang Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral ilmu keperawatan. Keperawatan maternitas dari pelayanan kesehatan menuju kearah merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan perkembangan profesional yang berkualitas yang memiliki ranah garapan spesifik pada (Sharma et al, 2013). Pengembangan keperawatan perempuan dengan berbagai permasalahannya sejak menarche sampai premenopause. Salah satu 39 | P a g e permasalahan perempuan adalah adanya kista pada sementara obat-obat penyubur telah diidentifikasi ovarium. menjadi faktor risiko terjadinya neoplasma ovarium Kista ovarium merupakan keadaan dimana terdapat (Denschlag, 2010). Neoplasma ovarium termasuk benjolan yang berisi cairan, nanah atau jaringan dalam kelompok tumor epithelial, kebanyakan padat pada ovarium atau indung telur, sedangkan bersifat jinak dan hanya sebagian kecil yang ovarium sendiri merupakan dua buah kelenjar bersifat ganas, neoplasma ovarium ganas lebih berukuran kecil berada pada kedua sisi kanan dan mematikan dibandingkan dengan jenis kanker kiri uterus, memproduksi hormon untuk fungsi ginekologi lainnya (Sallinen et-al, 2014). tubuh dan berisi sel telur yang akan dikeluarkan Neoplasma ovarium selain mempengaruhi saat ovulasi (Ricci, 2009). kesuburan seorang perempuan, juga dapat Angka kejadian kista ovarium di Indonesia menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi, mencapai 37,2% kecenderungan terjadi pada tumbuh bulu-bulu halus pada wajah (hirsutism), perempuan usia 20-50 tahun (Winkjosastro, 2005). kulit menipis, terdapat echymosis, central Data dari rumah sakit swasta di Surabaya pada adiposity, buffalo hump, penumpukan lemak pada semester pertama 2011 sebanyak 43 kasus supraclavicula dan hipertensi berat. Untuk (Taufiqoh, 2012), sedangkan angka kejadian kista mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan ovarium di salah satu rumah sakit umum daerah di dengan oophorectomy atau pengangkatan ovarium jawa barat pada tahun 2014 ada 31 kasus dan di (Sallinen et-al, 2014, Yuan et-al, 2014). rumah sakit umum pusat didapatkan data pada Pengangkatan ovarium yang dilakukan dapat tahun 2014 sebanyak 143 kasus, kedua tempat berpengaruh terhadap pembentukan hormon tersebut merupakan lahan praktik residen. estrogen dan progesteron dan bila pengangkatan Penyakit kista ovarium sebagian merupakan kista dilakukan sebelum pubertas maka organ-organ fungsional, bersifat jinak dan dapat menghilang yang pematangannya dipengaruhi oleh estrogen dengan sendirinya, sebagian memerlukan tindakan dan progesteron akan mengalami gangguan. khusus antara lain pengangkatan dengan cara Estrogen juga berfungsi menjaga kekuatan tulang, operasi (BCCOG, 2011). Penyakit kista ovarium berkurangnya estrogen akan menyebabkan dapat menyebabkan komplikasi antara lain indung penarikan kalsium dari tulang yang berakibat pada telur membesar dan menjadi lebih berat dan osteoporosis (Ricci, 2009). Kista yang sudah memicu terjadinya robekan (rupture), terpelintir diangkat dapat tumbuh kembali ditempat yang (torsion) yang menyebabkan nyeri hebat, dysplasia sama dan menyebar ketempat lainnya. Seseorang dan sepsis (Salehpour et-al, 2013). yang mengalami hirsutism, gangguan menstruasi, Kista ovarium dapat mengganggu pembentukan sel hipertensi, peningkatan cortisol dan androgen telur karena peningkatan hormon androgen merupakan tanda awal terjadinya kekambuhan sehingga mengganggu pematangan folikel, dengan (recurrence) setelah dilakukan pengangkatan kista demikian saat terjadi ovulasi tidak berisi sel telur (Yuan et-al, 2014). (Ricci, 2009). Karena ovulasi tidak mengandung Permasalahan yang terjadi pada fisik seseorang sel telur, maka perempuan cenderung menjadi akan berpengaruh pada kondisi psikologi, demikian infertil (Ricci, 2009). Penanganan infertil pada keluhan yang dirasakan oleh penderita neoplasma perempuan salah satunya dengan menggunakan meliputi gejala fisik seperti nyeri dan pembesaran obat penyubur (fertility drugs) m a s s a tumor, psikologi seperti kecemasan, 40 | P a g e gangguan body . mempengaruhi satu dengan yang keperawatan teori adaptasi Roy pada asuhan lainnya (Dodd et-al, 2011, Kim et-al, 2005). keperawatan pasien dengan operasi kista ovarium. Mengingat permasalahan yang dialami penderita Pasien dengan kista ovarium yang akan menjalani tumor meliputi fisik dan psikologi maka dalam operasi mengeluhkan gejala yang beragam baik penangananpun harus merupakan satu kesatuan. sebelum operasi maupun sesudah operasi. Gejala Hakekat asuhan keperawatan adalah memberikan yang dirasakan oleh pasien dipengaruhi oleh asuhan kepada pasien secara holistik dan kondisi fisiologi, konsep diri, peran dan hubungan komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan interdependensi, hal tersebut akan menjadi stimulus spiritual (Perry & Potter, 2009). Perawat dalam bagi seseorang baik stimulus fokal, stimulus memberikan asuhan keperawatan agar sesuai kontekstual maupun stimulus residual. Dengan dengan permasalahan yang ada, maka perlu dipilih adanya stimulus maka individu akan melakukan suatu teori pendekatan asuhan keperawatan. mekanisme koping dengan mengaktifkan subsistem regulator dan subsistem kognator untuk menilai Teori adaptasi Roy menitikberatkan pendekatan efektor yang meliputi keadaan fisiologi, konsep pada tiga hal meliputi stimulus fokal yaitu stimulus diri, peran dan interdependensi yang pada akhirnya atau rangsangan yang berasal dari dalam individu menghasilkan output berupa koping adaptif atau maupun dari luar individu dan harus dihadapi koping tidak efektif.. secara kangsung pada saat itu juga. Stimulus Adaptasi menurut Roy merupakan kondisi yang kontekstual adalah semua stimulus yang tetap akan berubah-ubah dipengaruhi oleh stimulus berpengaruh terhadap stimulus fokal berasal dari fokal, kontekstual dan residual (ALLigood, 2014). lingkungan sekitar, sedangkan stimulus residual Teori tersebut menekankan pada kemampuan merupakan faktor yang berasal dari lingkungan penderita kista ovarium untuk beradaptasi dengan sekitar yang dapat berpengaruh secara tidak perubahan status kesehatan melalui pemberian langsung pada individu (Tomey & Alligood, 2010). asuhan keperawatan yang terstruktur (Frederickson, Tujuan penulisan Karya Ilmiah Akhir ini yaitu 2011). menggambarkan pelaksanaan praktik residensi Komponen asuhan keperawatan meliputi keperawatan maternitas yang difokuskan pada pengkajian tahap pertama dan pengkajian tahap penerapan teori keperawatan Adaptasi Roy dalam kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, pelaksanaan asuhan keperawatan maternitas. intervensi dan evaluasi. Pengkajian tahap pertama Adapun tujuan khusus dari karya ilmiah ini yaitu bertujuan mengumpulkan data yang mencakup memberi gambaran pelaksanaan praktik residensi kondisi fisiologi meliputi oksigenasi, status nutrisi, ners spesialis keperawatan maternitas. Memberi keseimbangan cairan dan elektrolit, kemampuan gambaran tentang pencapaian kompetensi spesialis eliminasi, kebutuhan aktifitas dan istirahat. Pada keperawatan maternitas, dukungan dan hambatan pasien dengan pre operasi kista ovarium, terdapat dalam menerapkan teori selama praktik residensi, kista pada ovarium, sedangkan kondisi post operasi memberi gambaran aplikasi teori keperawatan teori terdapat perlukaan, pengangkatan ovarium, tirah Adaptasi Roy pada asuhan keperawatan pasien baring, risiko perdarahan dan risiko infeksi. dengan operasi kista ovarium, disamping itu juga memberi gambaran tentang implementasi model Aspek psikologi terdiri dari konsep diri, penderita yang akan dilakukan operasi mengalami kecemasan 41 | P a g e karena organ reproduksi kewanitaannya akan Stimulus residual adalah stimulus yang berasal diangkat, sebagian pasien merasa malu dengan dari lingkungan, mempengaruhi individu secara kondisi infertilnya. Setelah dioperasi merasa tidak langsung (Alligood, 2014). Pengkajian tubuhnya tidak sempurna lagi karena salah satu stimulus residual diperlukan untuk menggali organ kewanitaannya diangkat, yang berisiko keyakinan, nilai-nilai yang dianut pasien, gangguan body image tidak dapat melaksanakan pengalaman masa lalu, stigma dimasyarakat. peran sebagai ibu, dan setelah dioperasi merasa Stimulus residual pada pasien preoperasi kista sangat tergantung dengan suami juga anggota ovarium adalah stigma dimasyarakat bahwa keluarga yang lain. perempuan yang tidak bisa hamil dianggap tidak Setelah dilakukan pengkajian tahap pertama maka sempurna. Stimulus residual post operasi yaitu, dilanjutkan dengan pengkajian tahap kedua yaitu, pengangkatan organ kewanitaan, menopause dini. pada pasien dengan kista ovarium dilakukan Diagnosa keperawatan menurut teori Adaptasi Roy, pengkajian terhadap stimulus fokal, stimulus pasien pre operasi kista ovarium adalah kecemasan kontekstual dan stimulus residual. Stimulus fokal berhubungan dengan akan dilakukan pengangkatan merupakan stimulus internal dan eksternal dan indung telur, kecemasan berhubungan dengan harus segera dihadapi oleh seseorang yang kurang informasi tentang prosedur operasi, melibatkan seluruh sistem tubuh (Alligood, 2014). kesiapan meningkatkan pengetahuan tentang Pengkajian stimulus fokal pada pasien dengan kista mobilisasi bertahap setelah operasi, sedangkan ovarium yang akan menjalani operasi diagnosa post operasi akan muncul nyeri pengangkatan ovarium yaitu, kecemasan, terdapat berhubungan dengan adanya perlukaan, gangguan kista pada ovarium, sedangkan pada saat post mobilisasi fisik, risiko perdarahan berhubungan operasai, yang menjadi stimulus fokal adalah dengan luka yang luas, gangguan konsep diri adanya rasa nyeri, ada luka operasi, pengangkatan berhubungan dengan pengangkatan organ ovarium, tirah baring. kewanitaan, risiko terjadi ketidak seimbangan hormonal berhubungan dengan diangkatnya Stimulus kontekstual adalah semua stimulus yang ovarium, menopause dini berhubungan dengan muncul dan mempengaruhi stimulus fokal, dapat dingkatnya ovarium. diobservasi dan diukur secara objektif (Alligood, Tujuan dalam asuhan keperawatan merupakan 2014). Pada pasien yang akan menjalani operasi gambaran perikalu yang akan dicapai dalam kista ovarium, didapatkan stimulus kontekstual pemberian asuhan keperawatan (Roy, 2009). berupa adanya kista coklat pada ovarium kanan Tujuan tindakan keperawatan yang ditetapkan pada dengan ukuran lima koma tiga senti meter, kiri tujuh kasus pasien dengan kista ovarium adalah tujuh koma sembilan senti meter, dan mioma uteri tercapainya adaptasi yang adaptif terhadap dengan ukuran tujuh koma tujuh senti meter. Pada perubahan status kesehatan. Intervensi yang pasien post operasi kista ovarium didapatkan dilakukan dalam asuhan keperawatan menurut teori stimulus kontekstual berupa tirah baring, perlukaan adaptasi Roy adalah mengoptimalkan kemampuan pada abdomen, pengangkatan ovarium dan uterus, adaptasi pasien dalam menghadapi peubahan status keinginan punya anak dan sebagian konsidi kesehatannya (ROY, 2009). Tindakan keperawatan infertilitas. yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan 42 | P a g e
no reviews yet
Please Login to review.