Authentication
1249x Tipe PDF Ukuran file 0.17 MB Source: media.neliti.com
Penelitian KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Astra Puspita Kaprinaputri e-mail: astrapk@ymail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Jakarta Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa Kumon usia 7-8 tahun di bimbingan belajar Kumon, Jakarta Utara yang dilaksanakan pada bulan Desember 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survei dan dilaksanakan pada anak yang mengikuti bimbingan belajar Kumon. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menyebar soal kepada siswa Kumon sebagai respondennya. Analisis data dengan meng- gunakan tehnik prosentase. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa Kumon usia 7-8 tahun di bimbingan belajar Kumon sebanyak 86% berada pada kategori tinggi dan 14% berada pada kategori sedang. Tidak ditemukan siswa Kumon yang berada pada ket- gori rendah. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah agar siswa Kumon memiliki kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika perlu adanya latihan dalam menjabarkan proses penyelesaian soal cerita matematika yang bersifat kontinu. Selain itu, akan lebih baik apabila pihak bimbingan belajar Kumon menggunakan media dalam pengajaran soal cerita matematika. Kata Kunci: kemampuan menyelesaikan soal, soal cerita matematika, media ABILITY TO SOLVE MATHEMATICS WORD PROBLEMS Abstract: This study aims to describe the ability of Kumon’s students, 7-8 years old, in solving mathemat- ics word problems. This study done in December 2012 used cumulative approach with survey method. The respondents were the students of Kuman Course in North Jakarta. The data collected by distributing the questions to the respondents were analyzed applying simple statistic technique. Findings show that 86%of the respondents belong to high category while 14% belong to medium category. and no students belongs to low category. The implication of this study is Kumon students have the ability to solve mathematics word problem, but they still have to do more exercises in solving mathematics word problems continually. Besides, the Kumon Course should use media in the teaching of mathematics word problems. Key words: ability to solve problems, mathematics word problem, media. PENDAHULUAN Latar Belakang teaching) sehingga anak kurang paham atas apa yang Matematika merupakan salah satu mata pelaja- diajarkan. Disini guru mengajar dengan memberitahu ran utama di sekolah. Hal ini disebabkan karena dalam kepada siswa secara langsung apa materinya dan kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan kemam- konsep yang harus dikuasai. Tugas siswa hanyalah puan berhitung. Kemampuan berhitung didapatkan menerima, mengingat, dan menghafal. dari hasil pembelajaran matematika. Namun kemam- Hal tersebut diatas tidak dapat diterapkan puan berhitung yang biasa digunakan untuk kehidupan dalam pengajaran tentang soal cerita karena pada sehari-hari tidak serumit pembelajaran matematika di soal cerita anak dituntut untuk bisa menganalisis soal sekolah yang membutuhkan rumus-rumus. cerita tersebut sampai akhirnya menemukan cara atau Pembelajaran matematika sangatlah dibutuh- operasi yang tepat untuk mengerjakannya. Seperti kan oleh anak sebagai bekal hidupnya. Namun saat yang dijelaskan oleh Depatemen Pendidikan Nasi- ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit onal (2009:111) Untuk melatih agar para siswa dapat dikarenakan harus menggunakan banyak rumus dan menyelesaikan soal cerita dengan benar, maka perlu banyak juga guru yang masih menggunakan metode diperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) pengajaran konvensional, seperti didaktik (didactic mendata hal-hal yang diketahui berdasarkan keteran- Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 10 Kemampuan Menyelesaikan Soal... gan yang termuat dalam soal, (2) mencermati apa yang kan bahwa pemecahan masalah sering terdapat pada ditanyakan termasuk satuan-satuan yang ditanyakan, soal yang menggunakan kata ataupun soal cerita. dan (3) menyelesaikan permasalahan berdasarkan Dalam penyelesaian soal cerita terdapat taha- apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Dalam pan-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai hal ini, soal cerita menggali kemampuan anak dalam jawaban yang diinginkan. Terdapat beberapa tahapan mengidentifikasi bagian yang diketahui dari soal cerita dalam penyelesaian soal cerita, yaitu: (1) understand matematika, bagian yang ditanyakan oleh soal cerita the problem, (2) devise a plan, (3) carry out the plan, matematika, dan kemampuan menjawab soal cerita dan (4) look back (Polya, 2008:1.12). Anak diminta matematika menggunakan operasi yg tepat. untuk terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud Untuk membantu anak memahami tahapan- oleh soal. Seperti apa yang diketahui? Apa saja dat- tahapan tersebut, dewasa ini banyak sekali lembaga- anya? dan lain sebagainya. Lalu anak merencanakan lembaga penunjang yang menyediakan pembelajaran pengerjaan soal, misalnya dengan mencari rumus atau tambahan. Hal ini sering dijadikan sebagai peluang operasi yang tepat untuk mengerjakan soal tersebut. bisnis. Saat ini telah menjamur berbagai lembaga- Berikutnya anak menjalankan rencana yang telah iya lembaga penunjang pendidikan seperti kursus dan buat dan mengerjakan dengan seksama. Terakhir, les. Salah satu tempat les yang menjadi fenomena anak diminta untuk melihat kembali hasil pekerjaannya, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia adalah apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. bimbingan belajar Kumon. Bimbingan belajar Kumon Hal ini juga dapat membantu anak apa bila ada proses ada di 46 negara dan region, walaupun terdapat yang kurang tepat, sehingga anak mempunyai waktu perbedaan dalam gaya hidup, sistem pendidikan dan untuk memperbaikinya. kebudayaan. Saat ini bimbingan belajar Kumon me- Penyelesaian soal cerita juga menggukan ba- miliki program penunjang pembelajaran matematika hasa yang dikenal dalam dunia matematika. Untuk dan bahasa Inggris. Namun pembelajaran matematika menyelesaikan soal cerita diperlukan kemampuan yang diajarkan oleh bimbingan belajar Kumon telah sebagai berikut: (a) menentukan hal yang diketahui terlebih dahulu mendunia dan sebagian besar telah dalam soal, (b) menentukan hal yang ditanyakan terbukti keberhasilannya. dalam soal, (c) membuat model matematika (kali- Kemampuan menyelesaikan soal cerita meru- mat matematika), serta (d) melakukan komputasi pakan salah satu kemampuan yang dikembangkan (perhitungan, dan mengintepretasi jawaban model oleh bimbingan belajar Kumon, di sini siswa bimbingan ke permasalahan soal semula) (Sukarno (2001:5). belajar Kumon telah terbiasa mengerjakan soal den- Dalam menyelesaikan soal cerita sangat diperlukan gan cara memikirkan penyelesaian soal dan langsung kemampuan-kemampuan dalam menentukan hal yang merumuskan jawaban pada lembar kerja yang dise- diketahui, ditanyakan, membuat model matematika, diakan, sedangkan disekolah guru meminta anak untuk dan melakukan perhitungan. menuliskan penjabaran penyelesaian soal tersebut Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat pada lembar kerja, karena dalam mengerjakan soal dideskripsikan bahwa kemampuan menyelesaikan cerita dibutuhkan kemampuan dasar analisis anak agar soal cerita sangatlah penting untuk dikuasai oleh anak. sesuai dengan tahapan dalam menyelesaikan soal Terutama dalam menentukan apa yang diketahui dari cerita. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat sejauh soal, apa yang ditanyakan oleh soal, memilih operasi mana kemampuan siswa kelas 2 sekolah dasar dalam yang tepat, dan menjawabnya dengan jawaban yang menyelesaikan soal cerita matematika, khususnya tepat. siswa yang mengikuti bimbingan belajar Kumon. b. Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa Kelas Kajian Teori 2 SD a. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matema- Di Indonesia siswa kelas 2 sekolah dasar terma- tika suk kedalam periode kelas awal dengan rentang usia Kemampuan menyelesaikan soal cerita sangat 6-8 tahun (Sujiono,2005). Anak yang duduk dibangku dibutuhkan anak dalam pembelajaran matematika kelas 2 sekolah dasar berada pada rentang usia 7-8 disekolah karena hal ini penting untuk dikuaisai oleh tahun. Anak pada usia ini adalah anak yang berada anak. Penyelesaian masalah mewakilkan bagian yang pada periode perkembangan akhir masa kanak-kanak. sangat penting dari matematika dalam pemecahan Pada usia ini anak dikatakan berada pada masa pera- masalah ini sering menggunakan kata atau soal cerita lihan dari masa kanak-kanak ke masa kanak-kanak yang harus diselesaikan oleh murid (Heddens & Speer, akhir yaitu pada usia 8 tahun ke atas. 2001:40) . Dari pernyataan tersebut dapat dideskripsi- Ada beberapa kemampuan kognitif anak usia Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 11 Kemampuan Menyelesaikan Soal... 6-8 yang bisa dijabarkan. Kemampuan perseptual apa yang anak dapat dan memperoleh pengetahuan kognitif anak usia 6-8 tahun meliputi: (1) mampu mem- melalui berbagai percobaan. Berdasarkan pernyataan bedakan kata yang hampir sama; (2) mengenal angka tersebut, dapat dikatakan bahwa pada tahap ini anak 1 sampai 500; (3) mengenal nilai tempat; (4) mampu dapat memecahkan masalah dengan bantuan benda- memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, benda konkret. perkalian dan pembagian, bangun ruang, luas dan Sekitar usia 7 tahun anak-anak sudah dapat waktu; (5) bermain teka-teki atau membuat kata, me- menggunakan berbagai operasi mental, seperti pe- nyebut huruf atau bunyi awal kata (Sujiono, 2009:162) nalaran, dan memecahkan masalah-masalah konkret Kemampuan ini menunjukkan bahwa anak sudah bisa (nyata) (Piaget dan Feldman, 2005:16). Selain itu, berpikir konkrit dan logis. anak-anak pada usia ini dapat berpikir dengan logis Tahapan operasional konkrit merupakan karena anak-anak pada usia ini tidak terlalu egosen- tahapan yang akan anak miliki setelah tahapan pre- tris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangkan operasional. Saat anak memasuki tahapan operasional banyak aspek dari situasi. Dengan kata lain, anak- konkrit, mereka lebih mengerti tentang masalah-ma- anak pada tahap operasional konkret sudah memiliki salah yang dulu tidak bisa mereka pecahkan pada pemahaman yang lebih baik dari pada anak-anak tahap pra-operasional (Piaget, 2008:286). praoperasional mengenai konsep penalaran dan Berdasrkan karakteristik aspek perkembangan konsep sebab-akibat memiliki kemampuan untuk kognitif, pemikiran anak usia sekolah dasar kelas awal memahami konsep-konsep dalam berhitung misalnya disebut pemikiran operasional konkret (concrete op- konsep penjumlahan dan pengurangan. erational thought) (Piaget, 2005:16). Operasi konkret Berdasarkan definisi diatas dapat dideskripsikan adalah aktivitas mental yang difokuskan pada objek- bahwa anak usia 7-8 tahun berada pada tahap opera- objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkret dapat sional konkret. Operasi konkret adalah aktivitas mental diukur. Pada tahap ini anak-anak dapat berpikir logis yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa nyata dari pada sebelumnya, karena pada tahap ini anak dapat diukur, karena anak sudah bisa berpikir lebih dapat mengambil aspek yang banyak dari situasi logis debandingkan pada tahap praopersional. yang anak alami, sehingga anak dapat memanipulasi METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuannya untuk menggambarkan survey dilakukan dalam penelitian dengan metode keadaan apa adanya tentang kemampuan menyele- deskriptif. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat saikan soal cerita matematika siswa Kumon usia 7-8 menginformasikan dengan melihat keadaan sesung- tahun, penelitian ini menggunakan metode deskriptif guhnya yang terjadi dilapangan. dengan pendekatan survey. Penelitian ini tidak di- Penelitian ini dilaksanakan di bimbingan belajar arahkan untuk menguji hipotesis, tetapi diarahkan Kumon, Jakarta Utara dalam November 2012. Tempat untuk menggambarkan variable atau kondisi apa ad- ini dipilih karena daerahnya mudah dijangkau dan anya dalam suatu situasi. Penelitian deskriptif adalah memiliki kurang lebih 28 cabang bimbingan belajar penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan Kumon. Selain itu dilokasi tersebut terdapat anak usia informasi mengenai status suatu gejala yang ada, 7-8 tahun yang mengikuti bimbingan belajar Kumon. yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat Populasi pada penelitian ini adalah anak usia penelitian dilakukan (Arikunto, 2006:309). 7-8 tahun yang mengikuti bimbingan belajar Kumon di Ciri penelitian metode deskriptif, yaitu penelitian Jakarta Utara dengan jumlah 28 lembaga. Teknik yang berhubungan dengan keadaan yang sedang terjadi, digunakan dalam menentukan sempel adalah cluster peneliti menguraikan satu per satu variabel, varia- random sampling. Cluster merupakan kelompok- bel yang diteliti tidak diberikan perlakuan (Kountur, kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata 2007:108). Pendapat tersebut menyatakan bahwa (Arikunto, 2006:141). Menurut Margono, cara yang penelitian dengan metode deskriptif bertujuan untuk digunakan dalam random sampling adalah: (1) cara menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai undian, (2) cara ordinal, (3) randomisasi dari table informasi yang sesuai dengan variabel yang diteliti. bilangan random. Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Dalam penelitian ini digunakan cara undian, Survei mendeskripsikan keadaan sesungguhnya yang yaitu sampel diambil dari populasi yang terdiri dari 28 terjadi pada saat tertentu (Cohen dan Nomion dalam bimbingan belajar Kumon di 10 kecamatan di Jakarta Sukardi, 2011:193). Hal ini berarti bahwa pendekatan Utara. Setelah dilakukan cluster sampel random, di- Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 12 Kemampuan Menyelesaikan Soal... dapatkan yaitu bimbingan belajar Kumon di wilayah hun, untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya Koja dan Kelapa Gading. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 7-8 tahun kisi-kisi instrumen kemampuan menyelesaikan soal yang mengikuti bimbingan belajar Kumon di wilayah cerita siswa kelas 2 SD di bimbingan belajar Kumon Koja dan Kelapa Gading. Anak usia 7-8 tahun yang sebagai berikut: (1) melakukan penjumlahan bilan- dibutuhkan sebagai sampel pada bimbingan belajar gan 2 angka, (2) melakukan pengurangan bilangan 2 Kumon diwilayah Koja sebanyak 18 anak dan diwilayah angka, (3) melakukan penjumlahan bilangan 3 angka, Kelapa Gading sebanyak 32 anak, sehingga didapat- dan (4) melakukan pengurangan bilangan 3 angka. kan sampel dengan jumlah 50 anak usia 7-8 tahun. Sedangkan teknik analsiis data menggunakan uji va- Teknik pengumpulan data menggunakan tes liditas dari instrumen, dengan rumus product moment untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan untuk mendapatkan hasil yang valid. menyelesaikan soal cerita siswa Kumon usia 7-8 ta- HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian tabel 1, didapatkan kategori untuk responden. Jumlah Berdasarkan hasil survei kemampuan menyel- responden yang berada pada kategori “tinggi” seban- esaikan soal cerita matematika siswa Kumon usia yak 43 responden atau 86%, responden yang berada 7-8 tahun di bimbingan belajar Kumon, Jakarta Utara pada kategori “sedang” sebanyak 7 responden atau diperoleh skor tertinggi 16, skor terendah 10, dan skor 14%, dan tidak ditemukan siswa Kumon usia 7-8 tahun rata-rata 14. Nilai median 14 dan nilai modus 16. Nilai yang berada pada kategori “rendah”. Dengan demikian varians 35.81 serta standar deviasi 1.9. berikut ini data dapat dikatakan bahwa kemampuan menye-lesaikan tersebut dideskripsikan melalui table 1. soal cerita matematika siswa Kumon usia 7-8 tahun Tabel 1. Deskripsi Hasil berada pada kategori tinggi. Data tersebut dideskrip- sikan dalam tabel 3. Deskripsi Data Data Tabel 3. Kategori Kelas Interval Σ Responden 50 Mean 14 Kelas interval Frekuensi Frekuensi Kategori Median 14 relatif Modus 16 0-5 0 0% Rendah varians 35,81 6-11 7 14% Sedang Standar Deviasi 1.9 12-16 43 86% tinggi Skor Maksimum 16 Total 50 100% - Skor Minimum 10 Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang Dengan data tersebut diatas dapat dibuat tabel mendapatkan nilai sempurna pada soal cerita penjum- distribusi frekuensi kemampuan menyelesaikan soal lahan 2 bilangan sebanyak 92% siswa dan pada soal cerita matematika siswa Kumon usia 7-8 tahun di bim- cerita penjumlahan 3 bilangan sebanyak 56% siswa. bingan belajar Kumon, Jakarta Utara, yang digambar- Selanjutnya siswa yang mendapatkan nilai sempurna kan dalam tabel 2. pada soal cerita pengurangan 2 bilangan sebanyak 52% siswa dan pada soal cerita pengurangan 3 bilan- Tabel 2. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita gan sebanyak 64% siswa. Matematika Siswa Kumon Usia 7-8 Tahun Data tersebut menunjukkan bahwa penjumlahan 2 bilangan merupakan indikator yang paling dikuasai Kelas interval Frekuensi Frekuensi relatif oleh siswa dan indikator yang paling lemah pengua- 10-11 7 14% saannya adalah pengurangan 2 bilangan. Siswa dapat 12-13 11 22% menjawab dengan mudah pada soal cerita dengan 14-15 13 26% indikator penjumlahan 2 bilangan karena pada soal 16-17 19 38% tersebut teknik menyimpan yang digunakan tidak Total 50 100% banyak dan mempermudah pengerjaan soal. Hal ini dijelaskan dalam pedoman pembelajaran matema- Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada tika di sekolah dasar, penjumlahan tanpa teknik me- Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 13
no reviews yet
Please Login to review.