Authentication
267x Tipe PDF Ukuran file 0.68 MB Source: core.ac.uk
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by E-Jurnal UIN (Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar Al-Sihah : Public Health Science Journal 437-449 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT Semen Bosowa Maros Tahun 2014 1 2 Sitti Raodhah , Delfani Gemely 1 Bagian Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar 2 Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Masyarakat UIN Alauddin Makassar ABSTRAK Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap akhir dari metode pengenda- lian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Meskipun demikian, penggunaan APD akan menjadi sangat penting apabila pengendalian secara tekhnis dan administratif telah dilakukan secara maksimal namun potensi risiko masih tergolong tinggi. Besarnya manfaat dari peng- gunaan APD ini pada saat bekerja, tidak menjamin semua pekerja akan memakainya. Keefek- tifan penggunaan APD terbentur dari para tenaga kerja sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada karyawan bagian Packer PT. Semen Bosowa Maros tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sec- tional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian packer yang terdiri dari karyawan organik dan nonorganik yang berjumlah 96 orang. Sampel berjumlah 77 orang responden dengan teknik penarikan sampel quota sampling. Data diperoleh dengan melalui observasi dan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat berupa uji chi square. Hasil penelitian di PT. Semen Bosowa Maros menunjukkan bahwa pengetahuan, pelati- han K3 dan kebijakan mempengaruhi penggunaan APD dimana dari masing-masing variabel didapatkan nilai p = 0.000, p = 0.000 dan p = 0.000 (p≤0.05), sementara ketersediaan APD dan pengawasan tidak mempengaruhi penggunaan APD dimana masing-masing variabel dida- patkan nilai p = 0.241 dan 1.523 (p>0.05). Disarankan agar pihak perusahaan lebih memperhatikan kelengkapan dalam penggunaan APD karyawan yang telah disiapkan. Dengan pelaksanaan pengawasan berkelanjutan melalui pembinaan terhadap kepatuhan penggunaan APD secara lengkap. Kata kunci: Ketersediaan APD, packer PENDAHULUAN penyakit akibat kerja. Meskipun demikian, enggunaan Alat Pelindung Diri penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) P (APD) merupakan tahap akhir dari akan menjadi sangat penting apabila pen- metode pengendalian kecelakaan maupun gendalian secara tekhnis dan administratif Alamat Korespondensi: ISSN : 2086-2040 Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar Vol. VI, No. 2, Juli-Desember 2014 Email: odhauin@gmail.com 438 AL-SIHAH VOLUME VI, NO. 2, JULI—DESEMBER 2014 telah dilakukan secara maksimal namun po- peralatan keselamatan. Selain itu, ada juga tensi risiko masih tergolong tinggi. Be- sebagian pekerja yang tidak mau meng- sarnya manfaat dari penggunaan Alat Pe- gunakan peralatan keselamatan karena lindung Diri (APD) ini pada saat bekerja berkeyakinan bahwa budaya kerja mereka tidak menjamin semua pekerja akan me- senantiasa seperti sebelumnya (Wang, 1994 makainya, karena ternyata masih banyak dalam Misnan dkk, 2004: 1). juga pekerja yang tidak menggunakannya. Pada dasarnya kecelakaan disebab- Keefektifan penggunaan APD terbentur dari kan oleh dua hal, yaitu tindakan yang tidak para tenaga kerja sendiri. Banyak faktor aman (unsafe act), kondisi tidak aman yang mempengaruhi perilaku pekerja se- (unsafe condition) dan faktor alam. Dari hingga tidak menggunakan alat pelindung hasil data kecelakaan didapatkan bahwa 88 diri yang telah disediakan oleh perusahaan % sebab kecelakaan adalah faktor manusia, (Wibowo, 2010: 7). 10 % faktor lingkungan dan 2 % faktor Telah menjadi budaya kerja, pekerja alam. Maka dari itu sumber daya manusia menganggap pemakaian peralatan kese- dalam hal ini memegang peranan sangat lamatan akan mengurangi produktivitas penting dalam penciptaan kesehatan dan malah akan menyulitkan bagi mereka dalam keselamatan kerja. Tenaga kerja yang mau bekerja. Arahan pemakaian peralatan kese- membiasakan dirinya dalam posisi aman lamatan seperti yang telah disediakan oleh dan menggunakan peralatan yang telah pihak manajemen sering tidak dipatuhi oleh dicek keamanannya serta melakukan peker- pekerja dan beranggapan bahwa budaya jaannya dengan aman maka akan sangat kerja yang biasa adalah selamat tanpa men- membantu dalam memperkecil angka kece- imbulkan bahaya kepada mereka. Peralatan lakaan kerja (Suma’mur, 1996 dalam Ret- keselamatan yang biasa disediakan oleh pi- nowati, 2009: 10). hak manajemen seperti sepatu, helm, sering Cara yang terbaik untuk mencegah tidak dipakai. Pemakaian peralatan kese- kecelakaan kerja adalah dengan menghi- lamatan selain sering dikaitkan dengan ke- langkan risikonya atau mengendalikan sum- sulitan dalam bekerja, mengurangi produk- ber bahayanya secara teknis dan apabila tivitas, dan juga dikaitkan dengan peralatan mungkin, perusahaan perlu menyediakan tidak nyaman untuk dipakai dan pe- alat pelindung diri yang sesuai bagi pekerja makaiannya menyebabkan penyakit dan se- yang berisiko dan mewajibkan peng- bagainya merupakan alasan yang biasa gunaannya, sesuai dengan UU No. 1 Tahun diberikan oleh pekerja untuk tidak memakai 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab IX VOLUME VI, NO. 2, JULI—DESEMBER 2014 AL-SIHAH 439 pasal 13 yang menyatakan ―barangsiapa 2011: 3). akan memasuki suatu tempat kerja diwajib- Oleh karena itu, untuk mencegah kan mentaati semua petunjuk Keselamatan dan menanggulanginya dibutuhkan adanya Kerja dan memakai alat pelindung diri motivasi kesehatan dan keselamatan kerja yang diwajibkan‖ (Suma’mur,1996 dalam pada pekerja di PT. Semen Bosowa Maros, Wibowo, 2010: 6). dengan tujuan untuk menghindari atau International Labour Organitation memperkecil kecelakaan kerja. Bentuk (ILO) mengungkapkan bahwa setiap tahun pencegahan dan penanggulangan kece- terjadi 2,2 juta kematian yang disebabkan lakaan kerja dapat berupa alat pelindung karena penyakit atau kecelakaan akibat diri, melaksanakan pelatihan K3, pen- hubungan tenaga kerjaan. Sekitar 270 juta yediaan APD oleh perusahaan, penetapan kasus kecelakaan kerja dimana diperkira- kebijakan dan pengawasan terhadap kan terjadi 160 juta penyakit akibat hubun- pekerja yang kurang memahami tentang gan tenaga kerja baru setiap tahunnya. La- bahaya di tempat kerja, yang tampak dari poran International Labour Organization ketidakdisiplinan mereka dalam mengguna- (ILO) memasukkan Indonesia sebagai ne- kan APD saat bekerja. gara negara terendah kedua dalam program Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Lapo- Metode Penelitian ran itu didasarkan pada survei terhadap 53 Lokasi dan Jenis Penelitian negara tahun lalu. (Dwi 2008 dalam Wi- Jenis penelitian ini adalah peneli- bowo, 2010: 3). tian analitik yang digunakan untuk menge- Sementara menurut Direktur Opera- tahui hubungan sebab akibat anatara dua sional dan Pelayanan PT. jaminan Sosial variabel secara observasional. Penelitian Kerja (Jamsostek) Persero, untuk kejadian dilakukan di Pabrik Semen PT Semen kecelakaan kerja dari tahun 2007-2009 di Bosowa Maros yang berlokasi di wilayah Indonesia masih tinggi. Data Kementrian Kabupaten Maros tepatnya di Desa Baruga Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ke- Kecamatan Bantimurung yang berjarak menakertrans) menyebutkan sepanjang ta- kurang lebih 50 km dari kota Makassar hun 2009 terjadi 54.398 kasus kecelakaan (Suparyono, 2010). kerja di Indonesia. Angka ini menurun se- Penelitian ini dilakukan dengan jak 2007 yang sempat mencapai 83.714 pendekatan cross sectional study. Pada kasus dan pada tahun 2008 sebanyak penelitian ini variabel dependen dan 58.600 kasus (Wahyuni wulan fitriyah, independen diobservasi secara bersamaan 440 AL-SIHAH VOLUME VI, NO. 2, JULI—DESEMBER 2014 dan dilakukan satu kali pengukuran tanpa Metode Pengumpulan Data dilakukan tindak lanjut atau pengukuran Data primer diperoleh dengan cara ulang pada saat penelitian dilakukan melakukan wawancara langsung dengan (Saryono, 2013: 156). responden yaitu karyawan bagian produksi Populasi dan Sampel PT Semen Bosowa Maros sesuai dengan Populasi dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah seluruh tenaga kerja yang bekerja pada disusun. Sedangkan data sekunder diperoleh bagian pengantongan (packer) pada PT dari bagian personalia PT Semen Bosowa Semen Bosowa Maros yang terdiri dari Maros. karyawan organik dan nonorganik, dengan Teknik Pengolahan dan Analisis Data jumlah 96 orang pekerja. Karyawan organik Data yang diperoleh dari jawaban yaitu karyawan tetap yang direkrut oleh PT. kuesioner yang telah diisi oleh responden Semen Bosowa Maros sedangkan karyawan akan diolah dengan menggunakan system nonorganik yaitu karyawan outsourching komputerisasi (SPSS). Namun sebelum itu yang direkrut oleh koperasi PT. Semen dilakukan proses coding yaitu proses pem- Bosowa Maros. berian kode jawaban kuesioner untuk me- Sampel adalah bagian yang mudahkan data ketika dimasukkan kedalam mewakili populasi. Dalam penelitian ini komputer, yang merupakan kegiatan me- adalah sampel ditarik secara quota rubah data bentuk berbentuk huruf menjadi sampling pada pekerja bagian packer PT data berbentuk angka/bilangan. Semen Bosowa Maros yaitu sampel Penelitian ini menggunakan analisis sebanyak 77 orang. Dalam hal pengambilan univariat dan analisis bivariat. Analisis uni- sampel dalam penelitian ini, karena depart- variat merupakan suatu analisis untuk men- men produksi packer di PT. Semen deskripsikan masing-masing variable yang Bosowa Maros dibagi dalam 4 regu yang diteliti. Analisis ini bertujuan untuk menge- terdiri dari 3 shift. Maka untuk menghindari tahui gambaran distribusi frekuensi variabel penyebaran sampel yang tidak merata maka dependen dan independen, yaitu pengeta- setiap regu ditetapkan anggota sampel se- huan, pelatihan K3, ketersediaan APD, pen- cara quota atau jatah dari setiap regu, maka gawasan perusahaan dan kebijakan. Analisis diperoleh jumlah quota disetiap regu shift bivariat dilakukan untuk melihat hubungan 1,shift 2 dan shift 3 yaitu 19 orang dan shift antara faktor independen dengan faktor de- 4 sebanyak 20 orang. penden. Variable independen terdiri dari: pengetahuan, pelatihan K3, ketersediaan
no reviews yet
Please Login to review.