Authentication
189x Tipe PDF Ukuran file 0.10 MB Source: library.binus.ac.id
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Persahabatan Secara Umum Ada pepatah dalam bahasa Inggris berbunyi, “A friend in need is a friend indeed”, yang mengandung makna bahwa seorang sahabat akan hadir di saat-saat yang dibutuhkan untuk saling membantu dan berbagi satu sama lain. Seorang sahabat juga akan memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan sahabatnya dan saling menguatkan serta saling menyemangati di setiap kegagalan yang dihadapi sahabatnya. Seorang sahabat senantiasa mencurahkan isi hati dan pemikirannya serta akan selalu setia berdiri di pihak sahabatnya (Berndt, 2002, hal.7). Sudo (2011, hal.88) mengutip definisi sahabat dari tiga kamus besar bahasa Jepang berikut ini. Secara umum, sahabat menunjuk pada teman akrab yang dapat dipercaya; teman yang berhubungan baik dengan diri kita (menurut kamus Jepang Kojien), teman yang saling memaafkan; teman yang paling akrab (menurut kamus Jepang Daijisen), teman yang saling mempercayai; teman yang berhubungan paling baik dengan diri kita (menurut kamus Jepang Daijirin). Menurut Sudo (2011, hal.88), berdasarkan ketiga definisi di atas, sahabat menunjuk pada teman yang secara khusus bergaul secara akrab dengan diri kita di antara teman-teman lain yang kita miliki dan dipahami sebagai suatu sosok yang hadir untuk dapat dipercayai secara mendalam dan menyeluruh serta saling memaafkan satu sama lain. Dengan adanya kehadiran seorang sahabat, manusia dapat mengetahui kegembiraan dari sikap saling pengertian dengan orang lain dan dapat melepaskan diri dari perasaan kesepian. 11 Menurut Desmita (2009, hal.227), salah satu karakteristik dari pola hubungan anak usia sekolah dengan teman sebayanya adalah munculnya keinginan untuk menjalin hubungan pertemanan yang lebih akrab atau yang dalam kajian psikologi pertemanan disebut dengan istilah friendship (persahabatan). Jadi, persahabatan lebih dari sekedar pertemanan biasa. Menurut Santrock (2008), “di awal masa remaja, para remaja umumnya lebih memilih untuk memiliki persahabatan dalam jumlah lebih sedikit yang lebih mendalam dan lebih akrab daripada anak-anak di usia yang lebih muda” (hal.434). Menurut Dariyo (2004, hal.127-128), persahabatan merupakan hubungan emosional antara dua individu atau lebih, baik antara sejenis maupun berbeda jenis kelamin, yang didasari saling pengertian, menghargai, mempercayai antara satu dan yang lainnya. Hal yang membuat mereka mengadakan hubungan yang akrab adalah unsur komitmen, yaitu tekad untuk mempertahankan ikatan emosional itu. Menurut Craighead & Nemeroff (2004, hal.381), persahabatan adalah hubungan yang penting dalam semua kebudayaan dan sepanjang rentang kehidupan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) hubungan dyadic; (2) adanya unsur perhatian dan kepedulian (afeksi) yang saling berbalasan (hubungan timbal-balik); (3) bersifat sukarela; (4) bersifat egalitarian; (5) sebagai kawan dalam melakukan kegiatan bersama-sama. Persahabatan memiliki fungsi antara lain: menyediakan sumber dukungan dan kesempatan bagi individu untuk penyingkapan diri dan keakraban. Menurut Gea, dkk (2005, hal.194), hubungan kedekatan satu sama lain tentu jauh lebih terasa lagi dalam hubungan yang disebut persahabatan. Seorang sahabat adalah mitra untuk mengerjakan sesuatu dan menghabiskan waktu bersama-sama, juga 12 tempat berpaling di saat kita membutuhkan bantuan dan kepada siapa kita ingin berbagi beban dan kesuksesan. Seorang sahabat adalah seseorang yang tertawa dan menangis bersama kita, kadang juga menjadi tempat minta nasehat dan dukungan fisik, serta sebagai curahan isi hati. Semuanya itu terjadi karena kepercayaan satu sama lain sudah tumbuh dan berkembang sedemikian rupa. Perasaan menyatu atau senasib sepenanggungan dengan sahabat karib, hubungan keakraban yang sedemikian mengental antara mereka, tidak jarang melebihi kedekatan hubungan antara saudara kandung sendiri. Tidak jarang seorang sahabat rela mengorbankan apa saja, bahkan dirinya sendiri, demi sahabatnya. Persahabatan memang memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan manusia. “Dalam persahabatan, seorang sahabat akan memperlakukan sahabatnya sama pentingnya dengan dirinya sendiri” (Sudo, 2012, hal.144). Kita membutuhkan kehadiran teman-teman yang cukup dekat dengan kita, yang mau membantu dan mendukung kemajuan kita. Persahabatan merupakan tempat yang aman bagi kita, tempat bernaungnya segala rahasia terdalam dan kelemahan terparah kita, yang tidak akan pernah digunakan untuk menyerang kita. Kehadiran sahabat kita rasakan, baik dalam suka maupun duka, maupun kehadiran yang jauh lebih berarti adalah ketika kita sedang mengalami kesulitan. Sahabat menjadi orang pertama tempat kita berbagi beban, orang kepada siapa kita dapat berharap sesuatu yang kita perlukan. Sahabat tidak akan mengecewakan kita sebagaimana kita juga tak akan mengecewakan sahabat. Persahabatan di masa remaja jauh lebih berarti daripada yang terjalin pada tahapan usia lainnya. Para sahabat akan mendampingi kita melewati begitu banyak peristiwa penting dalam hidup kita. Sahabat adalah bagian dari hidup kita (Gea, dkk., 2005, hal.197). 13 Apabila persahabatan yang dibangun sejak masa remaja dapat dipertahankan sampai mereka mencapai dewasa, persahabatan akan membuat kedekatan emosional antar individu menganggap temannya bukan lagi sebagai sahabat, melainkan saudara sendiri. Hubungan ini berarti makin mendalam, lebih dari sekedar teman (Dariyo, 2004, hal.130). Lebih lanjut, Damon (dalam Dariyo, 2004, hal.128-130), membagi tiga tahap perkembangan persahabatan sebagai berikut. a. Persahabatan sebagai Teman dalam Kegiatan Bermain (Friendship as Handy Playmate) Anak-anak awal (early childhood) usia 4-7 tahun, biasanya memerlukan teman untuk melakukan kegiatan bermain. Di sini persahabatan terjadi karena adanya persamaan kepentingan (kebutuhan) bahwa masing-masing individu memerlukan teman bermain. Masing-masing individu dapat bertemu dan saling bertukar atau meminjamkan alat permainan, lalu mereka bermain bersama atau bermain sendiri-sendiri dalam waktu yang sama. Jenis persahabatan ini tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama (temporer) apabila masing-masing anak tidak dapat memenuhi kebutuhan temannya atau terjadi konflik karena adanya kecurangan yang dilakukan seorang anak, misalnya mengambil dan memiliki barang mainan dari temannya. b. Persahabatan sebagai Upaya untuk Saling Membantu dan Saling Mempercayai antara Satu dan yang Lain (Friendship as Mutual Trust and Assistance) Anak-anak tengah (middle childhood) usia 8-10 tahun mempunyai konsep persahabatan yang lebih mendalam dibandingkan dengan anak-anak awal 14
no reviews yet
Please Login to review.