jagomart
digital resources
picture1_Materi Kelas 11 Semester 2 - Sejarah


 258x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.04 MB    


File: Materi Kelas 11 Semester 2 - Sejarah
dari renghasdengklok hingga pegangsaan timur teks proklamasi dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di jalan pangesahan timur no 56 jakarta bagaimana proses terjadinya proklamasi kemerdekaan berikut ulasannya 1 jepang kalah ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 07 Feb 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                  DARI RENGHASDENGKLOK HINGGA PEGANGSAAN TIMUR
                  Teks proklamasi dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pangesahan Timur No. 56 Jakarta.
                  Bagaimana proses terjadinya proklamasi kemerdekaan? Berikut ulasannya.
                      1.   Jepang Kalah Perang dengan Sekutu
                  Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki di bom atom oleh sekutu. Ledakannya
                  seperti gunung api yang jatuh ke bumi. Setelah itu tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah pada
                  sekutu tanpa syarat karna faktor pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki. Sebelum Jepang menyerah
                  pada sekutu, komando tentara Jepang wilayah selatan memberikan dan menyepakati kemerdekaan
                  Indonesia tanggal 7 September 1945. Tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau
                  Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di setujui oleh Jendral Terauchi dan diketuai oleh
                  Ir. Soekarno dan wakil Drs. Moh Hatta dan tugasnya melanjutkan BPUPKI. Beranggotakan dengan 21
                  orang dan berasal dari berbagai daerah.
                  1.     Jawa                                                   12 Wakil
                  2.     Sumatra                                                3 Wakil
                  3.     Sulawesi                                               2 Wakil
                  4.     Kalimantan                                             1 Wakil
                  5.     Sunda Kecil                                            1 Wakil
                  6.     Maluku                                                 1 Wakil
                  7.     Golongan penduduk Cina                                 1 Wakil
                  Tanggal   9  Agustus   1945,   Jendral   Terauchi   memanggil   Sukarna,   Muh.   Hatta,   dan   Rajiman
                  Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigan (salah satu pusat tentara Jepang). 12 Agustus 1945
                  Jendral Terauchi mengucapkan selamat atas terpilihnya Sukarno dan Muh. Hatta sebagai ketua dan
                  wakil ketua PPKI. 14 Agustus 1945 Sukarno, Muh. Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat kembali ke
                  Jakarta.
                      2.   Perbedaan Pendapat dan Penculikan 
                  Tanggal 15 Agustus merupakan hari yang menegangkan bagi Jepang dan Indonesia, karena itu
                  merupakan titik akhir melajutkan PD II.  Para pejuang melancarjan gerakan “bawah tanah”. Sutan
                  Syahir merupakan tokoh muda yg mengetahui beriya penyerahan Jepang terhadap sekutu. Hari rabu
                  15 Agustus 1945 pada pukul 22.00 WIB, para pemuda dipimpin oleh Wikana, Sukarni, dan Darwis
                  datang ke rumah Sukarno di Jalan Pangesan 56, Jakarta, memaksa memproklamasikan kemerdekaan
                  paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan Golongan Tua.
                  Sekitar pukul 24.00 WIB, diadakan pertemuan di jalan Ciki, Jakarta. Para pemuda yang datang ialah
                  Sukarni, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih yang di tunjuk memimpin pertemuan
                  tersebut.
                  Setelah mendapat pinjaman perlengkapan dari Markas Peta, Singgih bersam penembak mahir
                  Sutrisno, Sukarni, dan Wikana, dan dr. Muwardi kemudian pergi menuju rumah Moh Hatta untuk ikut
                  keluar kota. Kemudian para pemuda ke rumah Sukarno dan ia setuju asal Fatmawati, Guntur, dan
                  Moh. Hatta ikut. Baru sekitar pukul 04.00 WIB tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda dan rombongan
                  menuju Rengasdengklok. Daerah ini dipilih karena terpencil yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang
                  dan adanya hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta dan Daidan Jakarta. Ketika sampai mereka
                  disambut oleh Shodanco Subeno dan Affan. Mereka di tempatkan di rumah Kie Song yaitu simpati
                  perjuangan bangsa Indonesia.
                  Gagal memaksa Sukarno menyatakan kemerdekaan lepas campur tangan Jepang. Tetapi Sukarno akan
                  memproklamasikan   kemerdekaan   jika   sudah   kembali   ke   Jakarta   Lalu   Sukarno   bersedia
                  memproklamasikannya sekitar pukul 10.00 WIB. Pertemuan PPKI tanggal 16 Agustus 1945
                  mengalami ketegangan, karena ketua dan wakilnya tidak ada di tempa. Ahmad Subarjo lalu
                  mencarinya. Akhirnya telah terjadi kesepakatan antara Wikan, Ahmad Subarjo ditunjukan dan
                  diantarkan Ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
                  Ahmad Subarjo tibadi Rengasdengklok pukul 17.30 untuk menjemput rombongan Sukarno.
                  Kecurigaan menyelimuti para pemuda. Akhirnya Ahmad Subarjo memberika Jaminan jika besok 17
                  Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 tidak ada kemerdekaan taruhannya nyawa Ahmad Subarjo.
                  Dizinkan oleh Shodanco Subeno untuk kembali ke Jakarta.
                      3.   Perumusan Teks Proklamasi hingga Pagi
                  Rombongan Sukarno dan Golongan Tua menuju kediaman Nishimura, untuk mengadakan rapat
                  persiapan kemerdekaan. Sukarno juga tidak mengharap bantuan Jepang. Sukarno kembali ke rumah
                  Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Rombongan untuk berkumpul dengan tokoh nasional
                  dan seluruh anggota PPKI, para pemimpin pemuda, pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota
                  Chou Sangi On yang ada di Jakarta. Mereka berjumalah 40-50 orang. Rumah laksamana Maeda
                  dianggap aman dari anggota Rikugun (angkatan Darat Jepang/Kampetai) yang ingin menggagalkan
                  proklamasi kemerdekaan. Maeda adalah kepala perwakilam extra-teritorial yang harus dihormati
                  Rikugun.
                  Setelah tiba di rumah laksamana Maeda, lalu Sukarno dan Muh. Hatta diantarkan menemui Gunseikan
                  Yamato (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Tetapi ia menolah menerima Sukarno-Hatta pada
                  waktu tengah malem. Dengan ditemani Maeda, Shigetada Nishijirma dan Tornego Yodshizumi serta
                  Miyoshi sebagai penterjemah, mereka menemui Somuboco (Mayor Jendral) Otoshi Nishimura
                  (Direktur/Kepala Departemen Umum Pemerintahan Jepang), dengan maksud menjajaki sikapnya
                  terhadap pelaksanaan proklamasi. Pertemuan tersebut tidak dicapai kata sepakat anta Sukarno Hatta
                  denganpihak Nishimura. Pihak Sukarno ingin menekankan kepada Nishimura untuk menyerahkan
                  masalah kemerdekaan kepada PPKI. Pihak Nishimura menegaskan garis pangkiam tentara ke-XVI di
                  jawa, bahwa tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo.
                  Nishimura melarang rapat PPKI untuk pelaksanaan kemerdekaan RI. Dapat disimpulkan oleh
                  Sukarno-Hatta bahwa tidak ada gunanya membicarakan kemerdekaan dengan pihak Jepang, tetapi
                  hanya ingin untuk tidak menghalangi kemerdekaan proklamasi Indonesia.
                  Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Moh. Hatta kembali kerumah Maeda. Diruang makan Maeda,
                  dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ketika peristiwa itu berlangsung Maeda
                  tidak hadir, tetapi Miyosi sebagai orang kepercayaan Nashimura bersama Sukarni, Sudiro, dan B. M.
                  Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo membahas perumusan naskah Proklamasi
                  Kemerdekaan Indonesia.
                  Soekarno pertama kali menuliskan kata pernyataan  “PROKLAMASI”. Soekarno kemudian bertanya
                  kepada Moh. Hatta dan Ahmad Soebarjo. “ Bagaimana bunyi rancangan pada draft pembuka UUD?”
                  kedua orang yang ditanya pun tidak ingat persis. Ahmad Soebarjo kemudian menyampaikan kalimat
                  “kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia”. Moh. Hatta menambahkan
                  kalimat : “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara
                  seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Soekarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-’45
                  wakil-wakil bangsa Indonesia”, sebagai penutup.
                  Pukul 04.00 WIB dini hari, Soekarno minta persetujuan dan minta tanda tangan kepada semua yang
                  hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Para pemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir
                   banyak yang menjadi kolabulator Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditanda tangani
                  oleh 2 orang tokoh, yakni Soekarno dan Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni
                  diterima. Dengan beberapa perubahan yang telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan
                  kepada Sayuti Melik untuk diketik.
                  Demikian pertemuan dini hari itu menghasilkan naskah Proklamasi. Agar seluruh rakyat Indonesia
                  mengetahuinya,   naskah   itu   harus   disebarluaskan.   Sukarni   mengusulkan   agar   naskah   tersebut
                  dibacakan di Lapangan Ikada, yang telah dipersiapkan bagi berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk
                  mendengar pembacaan naskah proklamasi. Tetap Soekarno tidak setuju, karena tempat itu adalah
                  tempat umum yang dapat memancing bentrokan antara rakyat dengan militer Jepang. Beliau sendiri
                  mengusulkan agar proklamasi dilakukan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Usul
                  tersebut disetujui dan naskah proklamasi dibacakan bersama Hatta di tempat itu pada hari Jum’at
                  tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di tengah-tengah bulan Ramadhan (bulan Puasa).
                      4.   Pembaca Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
                  Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda keluar dari rumah
                  Laksamana Maeda dengan di liputi kebanggaan. Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan
                  kemerdekaan di rumah Sukarno diJl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang,
                  Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan menyiarkannya ke
                  seluruh dunia. Semua alat komunikasi di gunakan untuk menyambut proklamasi. Pamflet, pengeras
                  suara, dan mobil-mobil di kerahkan ke segenap penjuru kota.
                  Tanpa diduga, pada hari itu barisan pemuda berbondong-bondong menuju Lapangan Ikada. Para
                  pemuda datang ke tempat itu, karena informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut bahwa
                  Proklamasi akan di selenggarakan di Lapangan Ikada. Rupanya Jepang telah mencium kegiatan para
                  pemuda malam itu, sehingga mereka berusaha untuk menghalang-halanginya. Lapangan Ikada telah
                  dijaga oleh pasukan Jepang yang bersenjata lengkap.
                  Pada pagi hari itu juga, rumah Sukarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk mejaga keamanan
                  upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta Latief Hendraningrat beserta beberapa anak
                  buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah sukarno. Sementara itu, Walikota Jakarta, Suwiryo
                  memerintahkan kepada Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon.
                  Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk menyiapkan tiang bendera. S.Suhud
                  mendapatkan bendera Merah Putih dari ibu Fatmawati. Bendra dijahit ibu Fatmawati sendiri dan
                  ukurannya sangat besar (tidak standar). Bendera Merah Putih yang di jahit Fatmawati dikenal dengan
                  bendera pusaka. Sejak tahun 1969 tidak lagi di kibarkan dan diganti dengan bendera duplikat. Tokoh-
                  tokoh yang hadir, antara lain Mr. A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Latuharhary,
                  Abikusno Cokrosuyoso, Ki Hajar Dewantara, Dll.
                  Acara yang di rencanakan pada upacara besejarah itu adalah; Pertama pembaccan teks proklamasi;
                  kedua, pengibaran bendera Merah Putih; dan Ketiga, sambutan walikota Suwiryo dan dr. Muwardi
                  dari keamanan.
                      5.   Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia
                  Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan penyerahan kepada Sekutu.
                  Baru pada bulan September 1945, Proklamasi diketahui wilayah-wilayah yang terpencil. Keempat
                  penguasa kerajaan yang ada di Jawa Tengah menatakan dukungan mereka kepada Republik, yaitu
                  Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman, dan Mangkunegaraan.Euforia revolusi segera melanda negara
                  ini, khususnya kaum muda yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan.
                  Laskar Masyumi dan Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam
                  kelempok-kelempok bersenjata islam lainnya yang umumnya disebut Barisan Sabilillah, yang
                  kebanyakan dipimpin oleh paea Kiai.
                  Proklamasi   kemerdekaan   akan   disebarluaskan   melalui   radio,   tetapi   Jepang   menentang   upaya
                  penyiaran tersebut, dan malah memerintahkan agar para pernyiar meralat berita proklamasi sebagai
                  sesuatu kekeliruan. Oleh karna itu, pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancarnya disegel dan
                  parapegawainya dilarang masuk. Mereka kemudian membuat pemancar baru di Menteng 31. Di
                  samping menggunakan radio, para wartawan juga menybar luaskan berita proklamasi melalui media
                  cetak.Tanggal 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di
                  Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat dikuasai. Tanggal 11 September
                  1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik. Oleh karena itu, tanggal 11 September
                  dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).
                  Tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII telah mengirim
                  kawat ucapan selamat kepada Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta atas berdirinya
                  Negara Republik Indonesia dan atas terpilihnya dua tokoh tersebut sebagai Presiden dan Wakil
                  Presiden. Kemudian untuk mempertegas sikapnya, Sri Sultam Hamengkubuwana IX dan Sri Paku
                  Alam VII pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat antara lain sebagai berikut :
                      1.   Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan daerah istimewa dari
                           Negara Indonesia.
                      2.   Sri Sultan sebagai kepala daerah dana memegang kekuasaan atas Negeri Ngayogyakarta
                           Hadiningrat.
                      3.   Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerihtah pusat Negara RI
                           bersifat langsung. Sultan selaku Kepala Daerah Istimewa betanggung jawab kepada Presiden.
                  Amanat Sri Paku Alam VIII sama dengan amanat Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Hanya saja kata
                  Sri Sultan Hamengkubuwana IX’ diganti dengan ‘Sri Paku Alam VIII’ dan ‘Negeri Ngayogyakarta
                  Hadininggrat’ Diganti dengan ‘Negeri Paku Alaman’.
                  Memasuki bulan september 1945 di surabaya terjadi perebutan senjata di gudan Don Bosco. Rakyat
                  surabaya juga merebut marks pertahanan jepang di jawa timur, serta pangkalan Angkatan Laut di
                  ujung sekaligus merebut pabrik pabrik yang tersebar di sana
                  Pada   tanggal   19   September   1945,   seorang   bernama   ploegman   di   bantu   kawan   kawannya
                  mengibarkan   bendera   merah   putih   biru   di   atas   Hotel   Yamato.   Residen   sudirman   segera
                  memperingatkan agar ploegman dan kawan kawannya menurunkan bendara tersebut. Peringatan itu
                  tidak mendapat tanggapan.hal ini telah mendorong kemarahan para pemuda surabaya. Para pemuda
                  surabaya kemudian menyerbu Hotel Yamato. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel dan
                  menurunkan bendara merah putih biru, kemudian merobek bagian birunya, setelah itu, bendera
                  tersebut di kibarkan kembali sebagai bendera merah putih.
                  Indonesia telah merdeka paada tanggal 17 agustus. Bangsa indonesia dimensin sosial, sebagai rakyat
                  yang merdeka tidak lagi merupakan kelompok 2 atau 3, tetapi sederajat dengan masyarakat dan
                  bangsa lain.
                  MENGANALISIS TERBENTUKNYA NKRI
                      1.   Pengesahan UUD 1945 Dan Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden
                  Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan siding yang menghasilkan persetujuan dan
                  pengesahan UUD ( Undang Undang Dasar ), yang kemudian  dikenal sebagai UUD 1945. Sebelum
                  konsep itu disahkan, atas prakarsa Moh.Hatta, berdasarkan pesan dari tokoh Kristen di Indonesia
                  Bagian Timur, sila pertama dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi
                  :Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya:, diubah
                  menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Dari renghasdengklok hingga pegangsaan timur teks proklamasi dibacakan pada tanggal agustus di jalan pangesahan no jakarta bagaimana proses terjadinya kemerdekaan berikut ulasannya jepang kalah perang dengan sekutu dan kota hirosima nagasaki bom atom oleh ledakannya seperti gunung api yang jatuh ke bumi setelah itu menyerah tanpa syarat karna faktor pengeboman sebelum komando tentara wilayah selatan memberikan menyepakati indonesia september dibentuk dokuritsu junbi inkai atau panitian persiapan ppki setujui jendral terauchi diketuai ir soekarno wakil drs moh hatta tugasnya melanjutkan bpupki beranggotakan orang berasal berbagai daerah jawa sumatra sulawesi kalimantan sunda kecil maluku golongan penduduk cina memanggil sukarna muh rajiman wedyodiningrat untuk pergi dalat saigan salah satu pusat mengucapkan selamat atas terpilihnya sukarno sebagai ketua kembali perbedaan pendapat penculikan merupakan hari menegangkan bagi karena titik akhir melajutkan pd ii para pejuang melancarjan gera...

no reviews yet
Please Login to review.