Authentication
152x Tipe PDF Ukuran file 0.49 MB Source: repository.uinjkt.ac.id
8 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Pengertian Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Perhatian Perhatian dalam kamus Bahasa Indonesia berarti minat, apa yang disukai atau disenangi.1 Definisi perhatian dalam buku Ensiklopedi Pendidikan adalah respons umum terhadap sesuatu yang merangsang dikarenakan adanya bahan-bahan apersepsi pada kita. Akibatnya maka kita menyempitkan kesadaran kita dan memusatkannya kepada hal-hal yang telah merangsang kita.2 Sedangkan Perhatian dalam Kamus lengkap psikologi adalah proses mereaksi secara istimewa terhadap suatu ransangan atau sederatan perangsang .3 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian berhubungan erat dengan keberadaan jiwa yang direalisasikan dalam suatu aktifitas terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu, objek yang menjadi sasaran yaitu hal-hal yang ada dalam dirinya. Sebagai contoh hal-hal yang dalam dirinya adalah tanggapan, pengertian dan perasaan, sedangkan hal- hal yang berada diluar dirinya adalah keadaan alam, keadaan masyarakat, ataupun keadaan sosial ekonomi. 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Cet.3. 2 Soegarda Poerbakawatja H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung 1981), Cet 3, h. 276. 3 J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. 9 2. Macam-macam Perhatian Sumadi Suryabrata mendefinisikan perhatian sebagai berikut : 1. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan. 2. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek.4 Dari perhatian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa perhatian adalah suatu proses reaksi seseorang yang dilakukan secara sadar terhadap suatu objek akibat adanya suatu rangsangan, sehingga mengakibatkan bertambah banyaknya aktifitas seseorang. Perhatian dapat di bagi menjadi tiga bagian : a. Atas dasar intensitasnya : 1) Perhatian Intensif 2) Perhatian tidak intensif Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalam hal ini telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan oleh para ahli yang hasilnya memberi kesimpulan: bahwa tidak mungkin melakukakn dua aktivitas yang kedua-duanya disertai oleh perhatian yang insentif. Selain itu ternyata makin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan makin sukseslah aktivitas itu. b. Atas dasar cara timbulnya : 1) Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja). 2) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif). Perhatian jenis yang pertama timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis yang kedua timbul karena 4 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Press,1998), h.15 10 usaha, dengan kehendak. Untuk menjelaskan hal tersebut dapatlah diberikan contoh berikut: Pada suatu hari Sabtu jam 12.00 para siswa sedang asyik mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru baru (dengan perhatian yang disengaja). Sekonyong-konyong terdengarlah ribut-ribut di samping kelas, sehingga para siswa menengok (dengan perhatian yang tak disengaja) untuk mengetahui apakah kiranya yang terjadi. c. Atas dasar luas objeknya : 1) Perhatian terpencar (distributif) 2) Perhatian terpusat (konsentratif). Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada bermacam- macam objek. Contoh perhatian yang demikian itu misalnya pada seorang sopir yang sedang mengemudikan mobil, yang pada suatu saat perhatiannya dapat tertuju kepada macam-macam objek, seperti misalnya keadaan lalu-lintas, tanda-tanda yang diberikan oleh polisi lalu-lintas yang sedang bertugas, alat yang ada dalam mobil yang sedang dikemudikannya, dan sebagainya. Sedangkan perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian yang demikian itu misalnya kita dapati pada seorang tukang jam yang sedang memperbaiki jam. 5 Berhubungan dengan perhatian terpencar dan terpusat Alisuf Subri mengatakan ada 2 tipe perhatian yang masih berhubungan yaitu : a) Perhatian Perseverasi : Perhatian yang tertuju pada obyek dimasa lalu dan tidak mudah untuk mengalihkan perhatiannya kepada sesuatu yang lain. Contoh : kenangan pahit di masa lalu yang sulit dilupakan. Perhatian adaptasi : Perhatian yang tertuju pada obyek di masa lalu tetapi dapat dengan mudah mengalihkan perhatiannya kepada sesuatu 5 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafiindo Persada, 2008), h. 14-16 11 yang lain.6 Contoh : Putus dengan seseorang yang disayangi, lalu dengan cepat mencari penggantinya dan melupakannya. Wasty Soemanto mendefinisikan perhatian menjadi dua bagian : a) Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju pada suatu obyek. b) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas. 7 3. Pengertian Orang Tua “Orangtua adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak”.8 Dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan : 1) ayah dan ibu kandung, 2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan 9 sebagainya), 4) orang yang disegani / dihormati di kampung atau tetua. Orang tua merupakan sebutan yang umum digunakan bagi bapak dan ibu oleh seorang anak. Sebutan bapak bagi orang tua yang berjenis kelamin laki-laki, sebutan ibu bagi orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut syariat Islam Bapak (Ayah) memiliki kedudukan yang penting dan mulia.”Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan pelayan”. Bapak bertanggung jawab terhadap mereka dan akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Sedangkan Ibu adalah orang yang tugasnya melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak, serta mengatur rumah tangga. Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa orang tua adalah ibu bapak yaitu, orang yang melahirkan (bagi ibu), merawat, mendidik, dan bertanggungjawab terhadap anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan yang dapat membentuk anak menjadi pribadi-pribadi 6 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2006), cet 4, h. 45 7 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1990), Cet.3, h. 32 8 http://makalahkumalahmu.wordpress.com/2008/09/13/makalah-psikologi-tentang bimbingan-orang-tua-dalam-membina-akhlah-anak-usia-pra-sekoalh-di-lingkungan-keluarga/ 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Cet.3.
no reviews yet
Please Login to review.