jagomart
digital resources
picture1_Metode Deskriptif 39696 | 290121 Karakteristik Iregularitas Infleksi Nomi 34ff8114


 197x       Tipe PDF       Ukuran file 0.25 MB       Source: media.neliti.com


File: Metode Deskriptif 39696 | 290121 Karakteristik Iregularitas Infleksi Nomi 34ff8114
jurnal al azhar indonesia seri humaniora vol 5 no 2 september 2019 70 karakteristik iregularitas infleksi nominal bahasa arab studi kasus pada jamak taksir zaqiatul mardiah1 afridesy puji pancarani1 1prodi ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 14 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
             Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 5, No. 2, September 2019                                           70 
              
                 Karakteristik Iregularitas Infleksi Nominal Bahasa Arab, 
                                          Studi Kasus pada Jamak Taksir 
                                                                         
                                            Zaqiatul Mardiah1, Afridesy Puji Pancarani1  
                                                                         
               1Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Al Azhar Indonesia,  
                             Jl. Sisingamangaraja, Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan 12110 
                                                                         
                                           Penulis untuk korespondensi/E-mail: zaqiah@uai.ac.id 
                                                                         
                                                                         
             Abstrak  –  Pada  hakikatnya,  di  dalam  ketidakteraturan  ada  pola  yang  teratur.  Kajian  ini  hendak 
             mencermati  dan  menemukan  keteraturan  pola  dalam  ketidakteraturan  proses  morfologis  infleksi 
             nominal bahasa Arab, jamak taksir. Bentuk-bentuk yang dinamis dan beragam pada perubahan bentuk 
             singular menjadi plural dalam jamak taksir memiliki kecenderungan yang dapat dipetakan menjadi pola 
             tertentu. Untuk memotret fenomena tersebut, kajian awal ini mengambil data dari kamus Arab-Inggris 
             Hans Wher dari entri alif hingga kha’, yang dibatasi pada ism tunggal yang berpola fa’lun, fi’lun, 
             fi’latun, fi’a:lun, fu’latun, fa’alun, dan fa’latun. Dengan metode deskriptif kualitatif, masing-masing 
             bentuk singular akan dicermati aspek fonologis dan semantisnya; yang menjadi bentuk plural dengan 
             karakteristik fonologis dan semantik yang juga menjadi fokus perhatian. Kajian ini membenarkan tesis 
             dari Pingker tentang pola-pola tidak teratur yang sebenarnya memuat keteraturan. Dalam riset ini, 
             sebagian besar bentuk plural dari jamak taksir dapat diramalkan dengan melihat consonant order dari 
             bentuk tunggalnya. 
              
             Abstract – Actually, there is a regular pattern in irregularities. This study was to examine and find the 
             regularity patterns in the irregularities of the nominal inflection of morphological process of Arabic, 
             jamak taksir. Dynamic and varied forms of morphological process from singular to plural in the jamak 
             taksir have a tendency that can be mapped into certain regular patterns. To capture the phenomenon, 
             this initial study took data from Hans Wher's Arabic-English dictionary from the Alif to Kha ' entry, 
             which was confined to the singular ISM patterned fa'lun, fi'lun, fi'latun, fi'a:lun, fu'latun, fa'alun, and 
             fa'latun. With qualitative descriptive methods, each singular form will be examined by the phonological 
             aspect and its semantics; which became a plural with the phonological and semantic characteristics that 
             also became the focus of attention. This study justifies the thesis of the Pingker on irregular patterns that 
             actually load regularity. In this research, most of the plural form of the jamak taksir can be predicted by 
             looking at the order consonant from the singular. 
              
             Keywords - Arabic broken plural, irregularity, inflection, phonological aspect. 
              
              
                               PENDAHULUAN                                 mudah diramalkan, yaitu –s akan diimbuhkan pada 
                                                                           nomina  yang  berakhiran  konsonan  selain  frikatif, 
                nfleksi nominal dalam banyak bahasa flektif dapat          sedangkan –es akan diimbuhkan pada nomina yang 
             Iber  sifat regular, dan dapat pula iregular. Beberapa        diakhiri    konsonan       frikatif.   Ada      kaidah 
             bukti linguistis menunjukkan bahwa infleksi regular           morfofonologis  pada  perubahan  bentuk  kata  itu. 
             dan iregular banyak dipengaruhi oleh karakteristik            Demikian  pula  dengan  pembentukan  plural 
             morfofonologis dari bahasa itu [1]. Dalam bahasa              maskulin insani dalam bahasa Arab. Sufiks –u:na 
             Inggris, sufiks –s atau –es pada books dan boxes,             hanya  akan  diimbuhkan  pada  nomina  tunggal 
             merupakan  kaidah  reguler.  Sufiks  –u:na  pada              maskulin insani saja, dan dengan syarat nomina itu 
             muslimu:na  juga  masuk  dalam  kategori  jamak               berfungsi  sebagai  subjek  dalam  kalimat.  Ketika 
             muzakkar  salim  (plural  regular  maskulin  insani)          nomina  tersebut  berfungsi  sebagai  objek,  maka 
             dalam bahasa Arab. Penambahan sufiks –s atau –es              sufiksnya pun akan berubah, yakni –i:na.  
             untuk menandai bentuk plural dalam bahasa Inggris              
             tersebut, tentu saja mengikuti aturan yang sifatnya 
               71                                      Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 5, No. 2, September 2019 
                
               Jika  pada  infleksi  regular,  kesetiaan  pada  stem               infleksi  iregular.  Hal  itu  disebabkan  potensi 
               dipertahankan;  sebaliknya  pada  infleksi  yang                    ketaksetiaan  bentuk  iregular  terhadap  stem-nya, 
               iregular,  stemnya  mengalami  perubahan  (mouse-                   khususnya pada perubahan vokal. Bukan saja bagi 
               mice; rajul-rija:l). Pada contoh book menjadi books,                pemelajar  bahasa,  tetapi  juga  bagi  penutur  jati 
               bentuk plural books masih mempertahankan bentuk                     bahasa  itu.  Umumnya  prediksi  bentuk-bentuk 
               singularnya, yaitu book. Begitu pula bentuk singular                iregular dilakukan dengan analogi terhadap bentuk 
               muslim, tetap setia muncul pada bentuk pluralnya.                   yang  relatif  sama  secara  fonologis  dan  semantis, 
               Sebaliknya, untuk perubahan yang iregular, bentuk                   yang  sudah diketahui dan disimpan dalam memori 
               singularnya  akan  mengalami  perubahan,  baik                      penutur  atau  pemelajar.  Dalam  contoh  infleksi 
               sebagian atau seluruhnya pada bentuk plural seperti                 verbal  iregular  dari  bahasa  Inggris  di  bawah  ini, 
               contoh mouse-mice; rajul-rija:l.                                    terdapat kemiripan fonologis. 
                                                                                    
               Umumnya,  para  penutur  jati  dari  masing-masing                       sing – sang                       find - found 
               bahasa akan menyimpan data kebahasaan bentuk-                            drink – drank                     wind - wound 
               bentuk  iregular  tersebut  dalam  mental  leksikon                      ring – rang                       bind – bound 
               mereka, khususnya yang berkait erat dengan bunyi                     
               (sound), makna (meaning), dan pelafalan (spelling).                 Ketika  dilakukan  eksperimen  terhadap  penutur 
               Mereka akan membuat semacam generalisasi, yakni                     bahasa  Inggris,  dengan  sebuah  verba  yang 
               membuat  analogi  dengan  bentuk-bentuk  iregular                   sebenarnya tidak ada dalam bahasa Inggris, semisal 
               semisal,  ketika  memprediksi  bentuk  iregular                     spling  (secara  fonologis  sama  dengan  contoh  di 
               tersebut [2] [3]. Bentuk iregular ini memang lebih                  atas), mereka langsung menyebutkan splang sebagai 
               sulit diperoleh dibandingkan bentuk reguler. Mereka                 bentuk past tense [8]. Ini menunjukkan bahwa data 
               akan lebih mudah mengingat bentuk-bentuk ireguler                   bahasa  yang  memiliki  kemiripan  fonologis  yang 
               yang  produktif    penggunaannya,  atau  frekuensi                  tersimpan dalam memori penutur mengambil peran 
               pemakaiannya  lebih sering [4] [5].                                 dalam  memprediksi  bentuk  iregular  itu.  Ini  yang 
                                                                                   disebut oleh Even-Shimkin & Elena dengan sistem 
               Sementara  itu,  infleksi  regular  biasanya  dengan                IVA  (Internal  Vowel  Alternation)  dalam  bahasa 
               mudah dilakukan penutur dengan mengikuti aturan                     Inggris [9]. Dengan kata lain, sebuah sistem sangat 
               gramatika dalam bahasa. Namun, dalam konsep para                    erat  kaitannya  dengan  sebuah  aturan,  sekalipun  
               penganut  connectionist,  keberadaan  “rule”  dalam                 bentuk itu masuk dalam kategori takberaturan. Hal 
               infleksi  regular  ditolak  dengan  tegas.  Menurut                 ini   juga  ditegaskan  oleh  Liliana  [10]  yang 
               mereka,  masalah  regular  dan  iregular  lebih                     menyebutkan  adanya  pola  perubahan  bunyi  pada 
               mengarah kepada kesetiaan dan ketaksetiaan kepada                   iregularitas  verba  yang  takberaturan  melihat  pada 
               base atau stem. Bentuk yang regular adalah bentuk                   karakteristik ablaut dalam bahasa Inggris. 
               yang  setia  pada  base,  sedangkan  bentuk  iregular                
               adalah bentuk yang tidak setia dengan base [6] [7].                 Bagaimana dengan infleksi iregular dalam bahasa 
               Istilah   setia   (faithful)   ini   berasal  dari  teori           Arab, khususnya pada nomina? Fenomena tersebut 
               optimalitas     yang  mengacu  pada  seperangkat                    menarik untuk dicermati lebih dalam, bukan hanya 
               konstraint,  yang  secara  fonologis  mensyaratkan                  karena  faktor  kemiripan  fonologis  semata,  tetapi 
               output  yang  identik  dengan  input.  Akan  tetapi,                juga     karena  ketakberaturan  (iregularitas)  itu 
               dalam tulisan ilmiah ini, bukan perkara perdebatan                  sebenarnya  menyimpan  keteraturan  di  dalamnya. 
               itu yang akan dicermati, melainkan pendapat para                    [6]. Itu berarti, di dalam iregularitas itu ada pola-pola 
               connectionist  tentang  faktor  faithfullness  output               yang  dapat  dipetakan.  Inilah  yang  hendak  dikaji 
               (plural) terhadap input (singular). Sejauh mana pola                dalam  riset  kali  ini,  yakni  mencoba  memetakan 
               plural  mampu  setia  dengan  pola  singular  sebagai               karakteristik      fonologis      dan     semantis       dari 
               stemnya, dan kalaupun banyak bentuk plural yang                     ketakberaturan infleksi nominal bahasa Arab. 
               tidak setia dengan stemnya karena termasuk dalam                     
               broken  plural,  sejauh  mana  “pengkhianatannya“                   Ada hal  yang  perlu  digarisbawahi  dalam  infleksi 
               terhadap  stem.  Dengan  kata lain,  bagaimana  pola                nominal bahasa Arab ini, yaitu broken plural atau 
               fonologis yang muncul dalam bentuk yang iregular                    yang  sering  disebut  dengan  jamak  taksir  (jamak 
               tersebut, sehingga bentuk itu dapat dikenali sesuai                 takberaturan).  Jamak  jenis  ini  menjadi  sering 
               karakteristiknya.                                                   dibahas  karena  pola-polanya  takberaturan  dan 
                                                                                   sangat beragam. Selain itu, infleksi nominal yang 
               Bagian yang memang  berpotensi membingungkan                        iregular  sudah  pasti  mengacu  pada  pembahasan 
               penutur  jati  bahasa  dan  pemelajar  bahasa  adalah               tentang  pembentukan  jamak  takberaturan,  karena 
             Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 5, No. 2, September 2019                                         72 
              
             infleksi nominal lainnya dalam bahasa Arab bersifat         C1-nya diisi oleh konsonan /k/, C2-nya diisi oleh 
             regular. Berikut adalah contoh jamak taksir.                konsonan /t/, dan C3-nya diisi oleh konsonan /b/. 
                                                                         Pola pada bentuk singular kata /kita:b/ adalah /fi’a:l/ 
                 Singular      plural                                    atau  /C1iC2a:C3/,  yang  berubah  menjadi  pola 
                 /bahs/   →   /buhu:s/ ‘riset-riset’                     /C1uC2uC3/ pada bentuk plural, yaitu /kutub/ 
                 /dars/    →  /duru:s/‘pelajaran-pelajaran’               
                 /qolam/ → /aqla:m/ ‘pulpen-pulpen’                      Korpus data penelitian ini adalah semua ism yang 
                 /yawm/ → /ayya:m/ ‘hari-hari                            ada dalam entri alif hingga kha’ dalam kamus Arab-
                                                                         Inggris  yang  disusun  oleh  Hans  Wehr  [11], 
             Penelitian   ini   dilakukan    untuk    mempelajari        khususnya  ism  dengan  jamak  taksir.  Kamus  itu 
             karakteristik  fonologis dan semantis pembentukan           menjadi pilihan sumber data dalam penelitian ini, 
             jamak taksir atau jamak takberaturan. Dari kajian ini       karena  merupakan  kamus  yang  biasa  digunakan 
             dapat   ditemukan  pola  dalam  ketakberaturan              untuk kepentingan perkuliahan di Prodi Sastra Arab 
             pembentukan  jamak  taksir.  Dengan  kata  lain,            FIB UAI.  
             penelitian  ini  menjadi  penting  dilakukan  untuk          
             memetakan       pola-pola     takberaturan     dalam        Jumlah data berupa ism dari entri alif hingga kha’ 
             pembentukan jamak taksir, yang akan difokuskan              adalah  728  ism.  Ism  yang  dimaksud  adalah  yang 
             pada  aspek  fonologis  dan  semantis.  Ada  dua  hal       memiliki  jamak  taksir  dan  bukan  yang  mendapat 
             yang harus dicermati dalam konteks ini, yaitu pola          prefiks /م/. Riset ini sengaja tidak memasukkan ism 
             pada bentuk singular dan pola pada bentuk plural.           berprefiks /م/ karena bentuk yang demikian memiliki 
             Artinya, yang menjadi fokus perhatian, adalah pola-         karakteristik tersendiri, yang berbeda dan unik dari 
             pola  fonologis  pada  bentuk  singular,  yang  akan        ism  tanpa  prefiks  itu.  Dari  korpus  data  yang 
             menjadi pola apa pada bentuk plural. Demikian pula          berjumlah 728, hanya 206 kata singular dan jamak 
             dengan aspek semantisnya. Unsur semantis apa yang           taksirnya yang akan dijadikan sampel, yaitu yang 
             ada  pada  bentuk  singular  sehingga  menghasilkan         berpola  fa’lun,  fi’lun,  fi’latun,  fi’a:lun,  fu’latun, 
             pola tertentu pada bentuk plural.                           fa’alun, dan fa’latun. Berikut rinciannya, 
                                                                          
                                                                                          Tabel 1 Sampel data. 
                                  METODE 
                                                                              No.    Pola pada bentuk      Jumlah kata 
             Kajian  ini  bersifat  sederhana,  tetapi  memerlukan                        singular 
                                                                              1.               َ                78 
                                                                                            لعف 
             kecermatan  yang  tinggi  untuk  dapat  menemukan                                ْ
                                                                              2             لعف                 45 
             ciri-ciri atau indikator bersama dari semua nomina                               ِْ
                                                                                               ُ
                                                                              3             ةلعف                32 
             yang  ada  dalam  sumber  data.  Kecermatan  itu                                 ْ
             diperlukan untuk menemukan pola fonologis yang                   4             ةلعف                28 
                                                                                              ِْ
             ajeg dari sejumlah perubahan itu. Oleh karena itu,               5             لاعف                23 
                                                                                               ِ
             metode  yang  tepat  untuk  kepentingan  kajian  ini                         jumlah               206 
             adalah memanfaatkan rancangan kualitatif dengan              
             metode penelitian observatif deskriptif. Observasi          Secara  keseluruhan,  ada  25  pola  pada  bentuk 
             yang  tajam  dan  cermat  terhadap  data  akan              singular yang diperoleh dari 5 entri yang disebutkan 
             menghasilkan  gambaran  tentang  korespondensi              di atas. 7 pola yang menjadi sampel dalam kajian ini 
             bentuk    singular-plural   yang--sebenarnya--dapat         adalah jumlah teratas yang kemunculannya ada pada 
             diramalkan seperti bentuk regular. Artinya, ketika          setiap entri. 
             misalnya  disebutkan  bentuk  singularnya  berpola           
             fa’lun  atau  CaCC,  maka  bentuk  pluralnya  sudah         Pada kajian ini, data berupa kata dengan pola yang 
             dapat diramalkan berpola CuCu:C, jika ia termasuk           telah  disebutkan  di  atas  akan  dianalisis  dengan 
             dalam  klaster  makna  nomina  kongkrit.  Demikian          beberapa tahapan, yaitu 
             seterusnya, pada pola singular lainnya.                     1.   Mencermati  setiap  pola  fonologis  bentuk 
                                                                              tunggal yang berubah menjadi pola fonologis 
             Di dalam morfologi Arab, yang harus menjadi fokus                tertentu  pada  bentuk  pluralnya,  kemudian 
             perhatian  adalah  akar  kata  yang  berupa  triliteral          melihat maknanya. 
             konsonan yang diberi simbol C. Sebagian besar kata          2.   Membuat klasifikasi kluster makna dari setiap 
             dalam  bahasa  Arab  berasal  dari  akar  triliteral             pola yang sudah dicermati pada poin 1. 
             konsonan itu, sehingga  disebut C1C2C3. Sebagai 
             contoh, kata /kita:b/, berasal dari akar /k t b/. Artinya 
               73                                      Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 5, No. 2, September 2019 
                
               3.    Klaster     makna       yang      dimaksud       akan           Contoh kata        C3     C2           C1            No. 
                                                                                       مورج ← مرج              Drill                       
                     diklasifikasi  berdasarkan  kelas  kata  atau                        ُُ      ْ َ
                                                                                               ْ               Plosif       Plosif 
                                                                                     رودب ← ردب                                           3 
                     kategori  gramatikal,  karena  istilah  ism  yang                  ُُ      َ
                                                                                        ُ       ْ              Frikatif 
                                                                                     روزب ← رزب                                            
                     menjadi  sampel,  jika  merujuk  pada  kategori                     ُ      َ
                     gramatikal  primer  dapat  berupa  nomina,                     
                     adjektiva, numeralia, pronomina, dan adverbia.                Tabel  2  menjelaskan  urutan  konsonan  yang 
               4.    Menganalisis setiap pola pada bentuk singular                 menyusun  kata  yang  terdiri  dari  C1C2C3.  Hasil 
                     dan menjadi pola tertentu pada bentuk plural,                 pengamatan        pada      korpus     data     yang     ada 
                     dengan  memperhatikan  klaster  makna.  Jika                  menunjukkan          bahwa       kecenderungan          yang 
                     kecenderungan  bentuk  plural  mengarah  pada                 ditemukan mengarah pada susunan yang demikian. 
                     pola tertentu secara dominan, dapat dijelaskan                Pada nomor 1, kata yang terdiri dari bunyi frikatif 
                     bahwa  pola  itu  yang  biasanya  berlaku.  Jika              atau bunyi geseran yang tak bersuara, diikuti oleh 
                     terdapat  perbedaan  pola  dari  sejumlah  pola               bunyi plosif takbersuara merupakan kata yang paling 
                     yang dominan, maka langkah yang dilakukan                     banyak  dijumpai  pada  perubahan  pola  fa’lun 
                     adalah melihat kecenderungan makna dari pola                  menjadi pola fu’u:lun. Artinya, apabila menemukan 
                     itu. Demikian seterusnya.                                     kata  dengan  urutan  konsonan  seperti  pada  tabel, 
                                                                                   dapat  diramalkan  bahwa  bentuk  pluralnya  akan 
                                                                                   berpola fu’u:lun.  
                          HASIL DAN PEMBAHASAN                                      
                                                                                   Adapun untuk pola fa’lun  yang  berubah  menjadi 
               Pola Fa’lun pada Singular                                           pola af’a:lun pada pluralnya, diperoleh temuan yang 
               Seperti  tertulis  pada  Tabel  1,  ada  78  ism  yang              memperlihatkan  konsistensi  secara  menyeluruh 
               berpola fa’lun dalam sampel data, yang diambil dari                 pada data dari entri alif hingga kha’ ini. Apabila C2 
               entri  alif  hingga  kha’  dalam  kamus  Arab-Inggris               pada bentuk singular diisi oleh konsonan /waw/ atau 
               Hans Wehr [11]. Pola fa’lun ini memiliki delapan                    /ya/,  semua kata dalam data menunjukkan bentuk 
               pola pada bentuk pluralnya, yaitu                                                                                               َ
                                                                                   pluralnya berpola af’a:lun, kecuali 1 kata, yaitu  بوث 
                                                                                                                                               ْ
                                                                                   /tsawb/ yang berubah menjadi /tsiya:b/. Dengan kata 
                          َ
               1.     لاعف        /fa’a:l/  : 4 kata                               lain,  satu  kata  itu  tidak  mengikuti  pola  af’a:lun, 
                         َ
                           ُ                                                       tetapi menjadi fi’a:lun. Akan tetapi, untuk C2 yang 
               2.     لوعف        /fu’u:l/  : 35 kata 
                         ُ
               3.     لاعف        /fi’a:l/  : 3 kata                               diisi oleh konsonan /ya/, ditemukan 1 bentuk plural 
                          ِ
                         َ
                           َ                                                       memiliki  pola  lain  yaitu  fu’u:lun.  Fenomena  ini 
                          ْ
               4.     لاعفأ       /af’a:l/  : 32 kata 
                         َ                                                         sejalan dengan apa yang telah dijelaskan oleh Pinker 
                         ُ
               5.     لعف         /fa’ul/  : 1 kata 
                        ُ                                                          pada  subbab  sebelumnya  tentang  keteraturan  di 
               6.     نلاعف       /fi’la:n/ : 1 kata 
                           ِ                                                       dalam ketakberaturan, walaupun tetap saja, selalu 
                          ُ
               7.     لاعف        /fa’a:l/  : 1 kata 
                         َ                                                         ada pengecualian. Enam pola lainnya pada bentuk 
                         َْ
               8.     لعفأ        /af’ul/  : 1 kata 
                        ُ                                                          plural,  tidak  memperlihatkan  jumlah  kata  yang 
                                                                                   memadai untuk digeneralisir.  
                                                           ُ
               Dari delapan pola tersebut, pola لوعف  /fu’u:l/ (35 
                                                          ُ                         
                               َْ
               kata) dan لاعفأ /af’a:l/ (32 kata) menempati angka 
                              َ                                                    Jika dilihat dari aspek semantis, secara umum belum 
               tertinggi  pada  bentuk  plural.  Selebihnya,  masing-              ditemukan kecenderungan yang mengarah pada satu 
               masing pola hanya ditemukan kurang dari lima kata.                  klaster  makna  yang  identik.  Semua  kata  yang 
               Jika    dicermati     aspek     fonologisnya,      didapati         berpola  fa’lun  pada  bentuk  singular,  baik  yang 
               kecenderungan  bahwa  pola  fa’lun  pada  bentuk                    berubah  menjadi  pola  fu’u:lun  maupun  yang 
               singular akan berubah menjadi fu’u:lun pada bentuk                  berubah  menjadi  af’a:lun  pada  bentuk  plural, 
               plural apabila memenuhi consonant order sebagai                     menunjukkan  makna  yang  beragam.  Ada  yang 
               berikut.                                                            menunjukkan  bilangan,  nomina  abstrak,  anggota 
                                                                                   badan,  perlengkapan,  nomina  verbal  dan  kualitas, 
                        Tabel 2. Consonant order pola fa’lun                       serta benda angkasa.   
                Contoh kata        C3      C2           C1           No.            
                                           Plosif       Frikatif      1 
                     ُ       ْ
                   موتح ←متح  
                       ُ      َ                                                    Pola Fi’lun pada Singular 
                                           voiceless    voiceless                  Kami menemukan 45 kata singular yang berpola 
                       ُُ      َْ          Lateral 
                    جولث ← جلث                                                     fi’lun  dari  korpus  data  alif  hingga  kha’.  Ada 
                   ورح ← فرح               Drill 
                    ُ ُ       َْ                                                   beberapa pola pada bentuk pluralnya, yaitu  
                    دودج ← دج              Plosif       Afrikat       2 
                       ُُ      َ                                                    
                دوهج ← دهج                 Frikatif                   
                   ُُ      َْ                                                                /af’a:lun/                   : 33 kata 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal al azhar indonesia seri humaniora vol no september karakteristik iregularitas infleksi nominal bahasa arab studi kasus pada jamak taksir zaqiatul mardiah afridesy puji pancarani prodi dan kebudayaan fakultas ilmu pengetahuan budaya universitas jl sisingamangaraja kompleks masjid agung jakarta selatan penulis untuk korespondensi e mail zaqiah uai ac id abstrak hakikatnya di dalam ketidakteraturan ada pola yang teratur kajian ini hendak mencermati menemukan keteraturan proses morfologis bentuk dinamis beragam perubahan singular menjadi plural memiliki kecenderungan dapat dipetakan tertentu memotret fenomena tersebut awal mengambil data dari kamus inggris hans wher entri alif hingga kha dibatasi ism tunggal berpola fa lun fi latun a fu alun dengan metode deskriptif kualitatif masing akan dicermati aspek fonologis semantisnya semantik juga fokus perhatian membenarkan tesis pingker tentang tidak sebenarnya memuat riset sebagian besar diramalkan melihat consonant order tunggalnya abst...

no reviews yet
Please Login to review.