Authentication
219x Tipe PDF Ukuran file 0.73 MB Source: media.neliti.com
JUURNAL SAINSS DAN SENI PPOMITS Vol. 22, No.1, (2013)) 2337-3520 (22301-928X Prinnt) F-11 Peerancanngan BBuku PPepak Visuall Dwibbahasaa Jawa – Indoonesia untukk Sekolah Daasar DDinar W. Herlambang, dan Sayatman Jurusann Desain Prodduk Industri, BBidang Studii Desain Kommunikasi Visuaal, Fakultas TTeknik Sipil ddan Perencanaann, Institut Tekknologi Sepuuluh Nopembeer (ITS) Jl. Arief Rahman Hakkim, Surabayaa 60111 Indonnesia e-mail: sayattasik@prodess.its.ac.id AAbstrak—Bahaasa Jawa meruupakan salah satu kebudayaaan Grafik Nilai Bahaasa Jawa SDN Favorit di Surabaya TTimur waarisan nenek mmoyang yang hharus terus dileestarikan. Nammun yanng terjadi adalaah justru semaakin banyak gennerasi muda Jaawa 80 76.49 77.84 yanng kurang meemahami Bahasa Jawa sehinngga minat unttuk 75 73.54 meenggunakan dan mempelajariinya semakin bberkurang. Di llain 70 67.1 SDN Kertajaaya I Surabaya pihhak Bahasa Jaawa adalah maata pelajaran wwajib bagi muurid 65 Sekkolah Dasar. KKarena merekka mengalami kesulitan belaajar 60 SDN Gadingg I Surabaya Baahasa Jawa, sehhingga merekaa membutuhkann Pepak. Nammun, 2010/2011 2011/2012 Peppak yang selamma ini ada tidaak dibuat khussus untuk anakk – anaak, sehingga mmereka sulit meemahami materrinya dan kuraang Gambar 11. Grafik Perubahaan Nilai mata pelajjaran Bahasa Jawaa di beberapa terrtarik menggunnakannya. Darii problematikaa tersebut, penuulis sekolah saampel. Sumber : BBuku Rekap Nilai UUlangan Semesterr SDN meencoba merancang buku Pepaak Bahasa Jawwa dengan formmat Kertajayaa I dan Gading I SSurabaya yanng lebih atrakttif dan komuniikatif melalui pproses identifikkasi maasalah, studi literatur, studdi eksisting, kompetitor, ddan kommparator, studdi karakteristikk anak SD, hinngga muncul suuatu konnsep solusi berrupa Buku Peppak Bahasa Jawwa dengan formmat Cerita Bergambaar. Dengan ddibuatnya bukuu Pepak denggan forrmat yang baruu, diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif bukku referensi pembelajaran Bahasa Jawwa yang muddah diggunakan, mateerinya mudah dipahami, dann membuat annak meenjadi lebih terttarik dalam bellajar Bahasa Jaawa. KKata Kunci—BBahasa Jawa, BBuku Pepak, Buuku Visual, Buuku Gambar 2. Hasil kuesionerr kepada murid SDDN sampel tentangg Permasalahan Peppak Visual Dwiibahasa. dalam Belajarr Bahasa Jawa dann Penggunaan Pepaak I. PENDAAHULUAN rung mmalas dan bosaan untuk belajjar Bahasa Jaawa [3]. Hal tersebutt dapat dilihat dari grafik niilai mata pelajaran Bahasa AHASA meerupakan salahh satu unsur buudaya yang haarus Jawa beerikut (Gambarr 1). BB terus dijagaa dan dilestariikan agar dappat terus dikennali Selain data nilai ddi atas, dari wwawancara yanng dilakukan hinngga ke generasi yang akaan datang. Baahasa Jawa juuga wa di kedua penulis kepada masinng – masing guuru Bahasa Ja meerupakan unsur budaya, kareenanya juga hharus dilestarikkan. SDN tersebut, permassalahan yang diialami murid ddalam belajar Naamun yang teerjadi adalah generasi mudda Jawa semaakin Bahasa Jawa, antaraa lain; 1) Muurid merasa BBahasa Jawa kurrang mengenaal dan mulaii meninggalkaan Bahasa Jaawa sangat sulit. 2) Padda saat belajjar Bahasa JJawa, murid senndiri. Dewasaa ini lebih bbanyak generrasi muda yaang membuutuhkan penjelaasan dulu dalamm Bahasa Indoonesia untuk meenggunakan Bahasa Indonessia sebagai baahasa percakappan memahaami arti kata & istilah bahhasa Jawa; 3) Murid sulit sehhari – hari, dann semakin jaraang menggunakan Bahasa Jaawa menguaasai materi aksara Jawa dann materi khusuus mengenai [1]]. Karenanya BBahasa Jawa ssangat perlu uuntuk dilestarikkan etika bberbahasa yaknni Unggah –– ungguh Bassa, sehingga denngan berbagaii cara dan saarana. Salah ssatu yang paling mereka berbicara keppada guru denngan menggunaakan Bahasa utaama adalah dittetapkannya BBahasa Jawa seebagai salah ssatu Jawa NNgoko; 4) Muurid sangat mmembutuhkan buku Pepak maata pelajaran wwajib di jenjanng pendidikan SD – SMA ddi 3 sebagai buku referennsi utama saatt belajar Bahaasa Jawa. 5) proovinsi, yakni JJawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakaarta Pepak juga kemungkinan akan memmbuat anak semmakin tertarik sessuai dengan keputusan KKongres Bahassa Jawa IV di dan sennang belajar BBahasa Jawa kkalau ditambahhkan banyak Semmarang tahun 22006 [2]. gambarr – gambar berwarna. Peenulis juga mmenyebarkan Tetapi pembellajaran Bahasa Jawa di Sekollah Dasar di Jaawa kuesionner kepada muurid untuk menngetahui permmasalah yang Timmur, khususnyya Surabaya meenunjukkan bahhwa Bahasa Jaawa dihadappi murid secaara langsung berkaitan denngan belajar maasih menjadi mmata pelajarann yang sangat sulit dan sanngat Bahasa Jawa dan pengggunaan Pepakk (Gambar 2). kurrang diminati ooleh murid, bahhkan tidak jaraang murid cendde- JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) F-12 Dari hasil wawancara dan kuesioner, juga berdasarkan hasil dapat dipanggil kembali atau diingat – ingat. Berikut ini observasi penulis terhadap buku Pepak yang ada di pasaran, adalah beberapa strategi untuk mendapatkan memori dengan didapatkan beberapa identifikasi masalah yang berkaitan cepat menurut Dyah Retno Permatasari dalam bukunya Cara dengan pembelajaran Bahasa Jawa dan penggunaan Pepak, Instan Melatih Daya Ingat [7]: yakni anak – anak SD sangat membutuhkan Pepak untuk 1. Sistem analogi membantu mereka memahami materi Bahasa Jawa, namun 2. Sistem cerita Pepak yang selama ini ada dianggap kurang komunikatif dan 3. Sistem lokasi atraktif bagi mereka. Alasannya adalah pertama karena dalam D. Jenis Buku Bacaan Bergambar Pepak belum ada penjelasan dalam B. Indonesia, sementara hampir selama anak SD belajar Bahasa Jawa mereka Berkaitan dengan jenis buku bergambar, serta target membutuhkan penerjemahan dahulu kata dan istilah Jawa ke pengguna dari perancangan ini, maka studi dibatasi pada jenis Bahasa Indonesia, dan yang kedua, dalam Pepak yang selama buku Chapter Books, yakni untuk usia 7 - 10 tahun. Berikut ini ini ada gambar/ visualisasi yang ada masih sangat kurang jika adalah beberapa ciri chapter books menurut Tracey E. Dils diperuntukkan khusus untuk anak SD, sehingga mereka dalam bukunya You Can Write Children’s Book [8]. merasa malas dan kurang tertarik. - Kisahnya cukup padat, walaupun tetap memakai banyak Dari runtutan identifikasi masalah yang dilakukan penulis di humor dan cerita tentang petualangan/pengalaman. atas, diharapkan nantinya dapat ditemukan sebuah konsep - Menyediakan whitespace (area kosong pada halaman) solusi untuk menyelesaikan permasalahan utama yakni - Penggunaan alur cerita harus fokus pada satu hal tertentu. “Bagaimana merancang sebuah Buku Pepak Visual yang - Penggunaan humor bisa digunakan di sepanjang cerita, dan komunikatif dan atraktif agar dapat mudah dipelajari dan penggunaan dialog digunakan untuk menggambarkan sifat disenangi oleh anak SD?” Sehingga dapat tercipta sebuah tokoh cerita. buku Pepak dengan format yang baru sebagai alternatif buku - Penggunaan karakter tokoh yang sama dalam berbagai referensi belajar bahasa Jawa bagi anak SD. kejadian/ seri cerita akan menambah nilai jual buku dan II. STUDI PUSTAKA dapat meningktakan minat baca anak. A. Media Pembelajaran Bahasa Jawa (PEPAK) III. METODE PERANCANGAN Buku Pepak Basa Jawa merupakan buku yang terdiri dari Perancangan ini diawali dengan adanya fenomena semakin kumpulan kata – kata dan istilah dalam bahasa Jawa dan berkurangnya penggunaan Bahasa Jawa oleh generasi muda disertai dengan makna – makna. Pepak Basa Jawa ini disusun Jawa. sistematis memuat banyak pengertian mengenai istilah – istilah dalam Bahasa Jawa. Identifikasi lebih lanjut mengenai kesulitan anak SD dalam Keuntungan penggunaan media pembelajaran Bahasa Jawa mempelajari Bahasa Jawa adalah materi Bahasa Jawa sulit dengan format yang baru dan lebih inovatif menurut Suwana dimengerti karena mereka sudah terbiasa menggunakan dalam jurnalnya Alat Peraga dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari – hari. adalah sebagai berikut [4]; Permasalahan lebih khusus diperoleh oleh penulis dalam Bahasa Jawa Secara Komunikatif 1) Pelajaran Bahasa Jawa menjadi semakin menarik; 2) kaitannya menggunakan Pepak. Anak SD masih mengalami Menambah minat belajar murid, minat belajar yang baik akan kesulitan karena bahasa yang digunakan dalam Pepak kurang menghasilkan mutu yang baik pula (prestasi belajar); 3) sederhana, tidak ada penjelasan dalam Bahasa Indonesia, Mempermudah dan memperjelas materi pelajaran; 4) kurangnya visualisasi/gambar – gambar di dalam Pepak yang Meringankan tugas guru; 5) Merangsang daya kreasi murid; 6) membuatnya menjadi menarik bagi anak, serta format Pepak Pembelajaran tidak monoton sehingga tidak membosankan. yang kaku tidak seperti buku referensi pelajaran lain yang kian B. Psikologi Perkembangan Anak Madya Usia 7-13 Tahun hari semakin beragam dan inovatif membuat anak semakin malas dan bosan. Anak Madya usia 7 – 13 tahun merupakan anak yang mulai Setelah rumusan masalah diperoleh, selanjutnya adalah menggunakan logika rasional dalam setiap pola pikirnya, melakukan studi – studi berkaitan dengan Pepak yang sudah seperti yang disebutkan Dr. Ernawulan Syaodih,M.Pd dalam ada dan buku – buku sejenis, juga buku visual yang dijadikan jurnalnya tentang Psikologi Perkembangan [5]. rujukan atau komparator. Dari hasil studi – studi tersebut, Ciri – ciri anak madya tersebut antara lain [6]: 1) Menyukai digabungkan dengan hasil pengamatan mengenai karakteristik gambar – gambar dan suka mengoleksinya; 2) Daya anak SD, selanjutnya adalah ditentukan konsep desain. kreativitas sangat tinggi; 3) Memiliki daya ingat yang tajam Setelah konsep desain sudah ditentukan, selanjutnya adalah dan baik; 4) Dapat membaca dengan baik dan cukup lancar; 5) penentuan aspek – aspek yang akan dimasukkan ke dalam Menyukai humor ringan. buku, yakni aspek konten dan aspek visualisasi(desain). C. Teori Memori (Daya serap dan daya ingat) Setelah kedua aspek tersbut didapat, digabungkan dengan hasil studi dan observasi, maka selanjutnya adalah Hasil dari pembelajaran, pendidikan, pengajaran yang pengaplikasian strategi desain yang dibagi menjadi strategi dialami oleh manusia adalah sebuah bentuk memori yang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) F-13 penjelasan dwibahasa yakni menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. C. Diferensiasi Unsur pembeda dari produk yang dirancang ini adalah sebagai berikut; 1) Unsur bacaan yang diusung dalam menyampaikan materi buku pepak. Unsur bacaan ini nantinya akan diaplikasikan dalam bentuk cerita bergambar. 2) Adanya penjelasan dalam Bahasa Indonesia untuk menunjang keefektifan penyampaian materi Bahasa Jawa kepada anak – anak yang sebagian besar kini kurang mengerti Bahasa Jawa. 3) Cerita didukung dengan ilustrasi yang memvisualkan kejadian, materi Bahasa Jawa, maupun tentang budaya masyarakat Jawa di pedesaan. D. User Needs Kebutuhan konsumen yang dipenuhi adalah kebutuhan akan buku media pembelajaran Bahasa Jawa yang memiliki penjelasan sederhana dan dilengkapi dengan penjelasan bahasa Indonesia sehingga anak – anak lebih mudah Gambar 3. Diagram alur berfikir mulai dari penentuan identifikasi masalah memahami materi yang disampaikan. Selain itu, anak SD juga hingga pembuatan desain final membutuhkan media pembelajaran yang menarik secara visual media, komiunikasi, dan visual, hingga tersusun beberapa agar pembelajaran bisa lebih menyenangkan, dan tidak aspek penting yang mendasari perancangan buku ini dalam membosankan. suatu kriteria desain. E. Unique Selling Point (USP) Setelah kriteria desain ditentukan, selanjutnya adalah Daya tarik buku ini adalah terletak pada penjelasan penentuan dan pemenuhan aspek – aspek dalam kriteria desain dwibahasa. Konten tersebut merupakan daya tarik utama yang tersebut hingga tercipta desain final. Berikut adalah diagram didukung dengan penyampaian materi melalui cerita alur berfikir hingga desain final (Gambar 3). bergambar sebagai formatnya agar menjadi semakin menarik. F. What to Say IV. KONSEP DESAIN Materi utama yang ada di dalam Pepak yang ingin A. Konsep BukuPepak disampaikan adalah materi tentang istilah – istilah Bahasa Jawa dan budaya Jawa (Aksara Jawa, Gamelan, Wayang, Konsep utama dari buku ini adalah menggabungkan antara Tembang, dsb). Ditambah dengan hasil identifikasi yang buku pepak dengan buku bacaan yang disuaki anak. Lebih dilakukan penulis bahwa anak SD membutuhkan jelasnya adalah membuat buku media pembelajaran (buku pembelajaran khusus tentang materi Unggah – ungguh Basa referensi) namun dibuat agar lebih mudah dipahami dan (Etika berbahasa kepada orang yang lebih tua). Kesemua menyenangkan untuk anak – anak yakni dengan menggunakan materi tersebut sudah mencakup pula kompetensi membaca, media buku cerita bergambar. Sehingga konsep yang menulis, berbicara, mendengarkan, dan apresiasi sastra disuguhkan adalah mengarahkan proses pembelajaran anak [9] sesuai dengan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Jawa. dalam menggunakan Pepak yang sebelumnya seperti kamus, G. Konsep Perancangan (How to Say) menjadi buku bacaan yang dilengkapi dengan materi – materi Bahasa Jawa serta tambahan tentang penggunaan kata – kata Setelah melakukan proses identifikasi terhadap berbagai Bahasa Jawa Krama (Halus) yang digunakan ketika berbicara literatur, maka ditentukan satu konsep yang mendasari kepada orang yang lebih tua. perancangan buku visual ini, yakni “Storybook of Java Penggunaan konsep bacaan ini ditujukan untuk membuat Educational Journey”. anak – anak menjadi lebih fun & enjoy, namun tetap mudah Tujuan yang ingin dicapai dari Buku Pepak Visual yang ini dalam mempelajari dan memahami materi dengan baik. adalah dapat menjadi sebuah referensi alternatif bagi anak SD B. Positioning dalam mempelajari Bahasa Jawa, sehingga anak – anak bisa dengan mudah dan senang mempelajari materi – materi Buku Pepak Visual yang akan dirancang ini nantinya Bahasa Jawa yang disampaikan melalui cerita bergambar. diposisikan sebagai alternatif referensi untuk belajar Bahasa Jawa dengan konsep buku cerita bergambar serta adanya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) F-14 H. Kriteria Desain - Chapter 1: Cerita pengenalan tokoh Ian dan rencana liburan Berikut ini adalah beberapa aspek kriteria desain yang di desa Kakeknya (tokoh kedua) ditemani sang Mama (tokoh diperoleh dari studi literatur dan kuesioner kepada anak SD; pelengkap). Materi : kata – kata sederhana Bahasa Jawa dan 1) Cerita Unggah – ungguh Basa. Pilihan tema cerita yang terpilih adalah tentang “Seorang - Chapter 2: Cerita saat Ian pertama di desa Kakek dan anak dari kota yang diajak berkeliling desa oleh kakeknya, pertama kali bertemu Ranti. Kakek mulai mengajarkan sekaligus diperkenalkan mengenai budaya Jawa”. Tema cerita berbagai materi Bahasa Jawa kepada Ian. Materi : Angka & ini adalah perjalanan dan penjelajahan yang dianggap sesuai Wilangan, Silsilah keluarga, Istilah waktu, Araning dengan karakteristik anak yang menyukai petualangan, Panggonan, dan Unggah – ungguh Basa. perjalanan, dan penjelajahan. - Chapter 3: Ian diajak Kakek salat berjamaah di 2) Ilustrasi masjid,selama di perjalanan dikenalkan dengan keadaan Corak ilustrasi yang dianggap sesuai bagi anak – anak saat ini adalah corak kartunal yang mendekati realistik (semi- tradisional masyarakat desa dan diajarkan materi yang realistik), yakni objek – objek digambarkan dengan gaya yang berkaitan dengan itu. Materi : Araning Bocah, Wong, sederhana namun dapat dikenali dan dibedakan dengan jelas Candrane Manungsa, Araning Rasa, Ateges Mbangetake. oleh anak. - Chapter 4: Setelah pulang, makan malam, Ian menemani 3) Warna Kakek membaca Koran sambil bersantai di ruang tamu, Kakek Warna yang digunakan di dalam perancangan buku pepak melanjutkan pembelajaran Bahasa Jawa. Materi : Araning visual ini nantinya adalah warna – warna yang colorful (tegas who, wit, taneman, godong, isi. dan cerah), tujuannya untuk merangsang aktif pikiran dan - Chapter 5: Esok pagi Ian bangun lalu menemani Kakek kenyamanan anak dalam membaca dan melihat ilustrasi. merawat binatang peliharaannya sambil melanjutkan 4) Tata letak Halaman Layout halaman buku pepak visual ini adalah yang seperti pembelajaran Bahasa Jawa. Materi: Unggah – ungguh Basa buku cerita bergambar namun komposisi antara gambar dan dan materi araning kewan. teks sama – sama banyak, yakni perbandingan antara teks - Chapter 6: Sesuai janji Kakek, Ian diajak jalan – jalan sambil cerita dan gambar adalah 50:50 dalam setiap halaman. menikmati pemandangan desa dan belajar Bahasa Jawa. Di 5) Tipografi jalan Ian menemui banyak jenis tanaman, dan hewan beserta Jenis tipografi yang digunakan sebagai judul/ header adalah sifatnya dan kemudian mereka bertemu Ranti. Materi : jenis huruf yang ‘berwajah’ lucu dan jenaka namun tetap Araning kewan, Pepindhan, sanepan, materi Basa. memiliki keterbacaan sangat tinggi dan menyenangkan bagi - Chapter 7: Setelah berjalan sangat jauh, mereka beristirahat anak – anak SD. Sedangkan untuk bodytext adalah jenis huruf di warung kecil, mereka bertemu warga desa, dan berinteraksi yang lucu, sans serif, dan masih dapat terbaca dengan jelas dengannya. Materi: Paribasan, Bebasan, Unggah – ungguh meskipun digunakan dalam teks yang panjang. 6) Desain Karakter Basa. Karakter yang digunakan sebagai tokoh – tokoh dalam buku - Chapter 8: Ian dan Ranti mulai berlatih untuk pementasan cerita bergambar ini ada 3 tokoh utama, yakni Ian, Kakek, dan nanti malam karena sebelumnya mereka disarankan Kakek Ranti. Sedangkan sebagai tokoh sampingan adalah Mama Ian. untuk mengikuti acara tahunan desa yakni peragaan pakaian Ian memiliki sifat: suka bertanya, periang, semangat, tradisional Jawa yang juga diikuti anak – anak lain di desa. cerdas, banyak akal, dan berpendirian kuat; karakter fisiknya: Materi : Cangkriman, Wangsalan, Mainan tradisional. Penampilan urban, rambut lurus sedikit ikal, ekspresif. - Chapter 9: Ian dan Ranti akhirnya memeragakan busana Kakek memiliki sifat: Ramah, Baik kati, Rendah hati, tradisional yang mereka pilih, setelah itu mereka melanjutkan fanatik Jawanisme; karakter fisiknya: penampilan sangat khas acara dengan menonton wayang bersama kakek, mama, dan Jawa, rambut ikal, sedikit ekspresi dalm bergerak. warga desa yang lain. Materi : Pewayangan, gamelan, Ranti memiliki sifat: Pemalu, Ramah, Murah senyum, tembang, Unggah – Ungguh Basa. Sederhana, Baik hati; karakter fisiknya: Penampilan sederhana - Chapter 10: Keesokan harinya Ian dan Mama kembali ke dan ndeso, rambut lurus mengenakan ikat kepala dan kota, dan Ian juga berpamitan kepada Ranti. Sebelum kembali, berkepang 2, bahasa tubuh tidak terlalu ekspresif. Mama Ian memiliki sifat: Ramah, Murah senyum, Tegas, Ian diberikan rangkuman materi aksara Jawa oleh Kakek. Penyayang, Disiplin. Karakter fisiknya: bertubuh tinggi tegap, Materi: Aksara Jawa. sangat urban, cukup modis, dan berambut keriting. V. IMPLEMENTASI DESAIN A. Cerita Berikut ini adalah pembabakan cerita dan materi berdasarkan pembagian chapter dalam buku;
no reviews yet
Please Login to review.