Authentication
244x Tipe PDF Ukuran file 0.12 MB Source: media.neliti.com
Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016 PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR EM 4 (Effective Microorganisms) Thoyib Nur, Ahmad Rizali Noor, Muthia Elma*) Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat *E-mail: melma@unlam.ac.id Abstrak- Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari sampah organik rumah tangga dengan penambahan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms) bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu pembuatan terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair, serta menentukan pengaruh bioaktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organik cair ini yaitu sampah organik rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, dan lainnya dipisahkan dari sampah anorganik. Kemudian bioaktivator EM disiapkan didalam sprayer. Sampah 4 organik dirajang dan dimasukkan ke dalam komposter, larutan bioaktivator EM4 kemudian disemprotkan ke dalam komposter secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi waktu 11 hari, 14 hari dan 17 hari serta variasi penambahan jumlah bioaktivator sebanyak 5 mL, 10 mL, dan 15 mL. Parameter yang diuji adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan karbon (C). Hasil peneltian menunjukkan bahwa proses pembuatan pupuk organik cair dengan variasi waktu dan variasi penambahan volume EM efektif dalam meningkatkan kadar N, P, dan C. Di mana nilai kandungan N, P 4 terbesar masing-masing pada hari ke 17 sebesar 0,205 %, dan 0,0074 %, sedangkan kadar C terbesar pada hari ke 14 sebesar 0,336 % . Sedangkan pada penambahan volume EM4 kandungan N, P, C terbesarnya terdapat pada penambahan volume EM sebesar 15 mL masing-masing senilai 0,191 %, 4 0,128 % dan 0,382 %. Semakin lama proses pengomposan dan semakin besar penambahan volume EM 4 cenderung menurunkan kadar K. Kata kunci: pupuk organik cair, effective microrganisms, komposter. Abstract- Manufacture of liquid organic fertilizer especially from organic garbage of household with addition of Bioactivator EM (Effective Microorganisms) aims to determine the influence of duration of 4 the process of making a liquid organic fertilizer to the content of N, P, K, and C in a liquid organic fertilizer, and determine the influence of the addition of bioactivator EM in the process of making a 4 liquid organic fertilizer to the content of N, P, K, and C in a liquid organic fertilizer. The organic garbage of household is separated from inorganic garbage. Then prepared bioaktivator EM4 in sprayer. Organic garbage is cutted entered into composter, then biocktivator sollution sprayed into composter. Intake of sample done pursuant to time variable 11, 14 and 17 days and also variation of addition of amount of bioactivator counted 5 mL, 10 mL, and 15 mL. Parameter which in test are nitrogen (N), phospor (P), kalium (K), and carbon (C). The results indicate that the process of making a liquid organic fertilizer with time variation and addition variation of EM effective in increasing the content of N, P, and 4 C. Where the largest value of the content of N, P on day 17th of 0.205% and 0.0074% respectively, while the largest content of C at day 14th of 0.336%. While the addition of volume EM , the largest content of N, 4 P, C is on addition of volume EM4 of 15 mL at 0.191%, 0.128% and 0.382% respectively. The longer process of composting and the greater addition of volume EM4 tends to reduce the content of K. Keywords: liquid organic fertilizer, effective microrganisms, composter. PENDAHULUAN mengklasifikasikan sampah menjadi beberapa Sampah adalah bahan yang tidak berguna, jenis, diantaranya : tidak digunakan atau bahan yang terbuang sebagai a. Sampah organik (bersifat degradable) sisa dari suatu proses (Moerdjoko, 2002). Sampah Sampah organik adalah jenis sampah yang biasanya berupa padatan atau setengah padatan sebagian besar tersusun oleh senyawa organik yang dikenal dengan istilah sampah basah atau (sisa tanaman, hewan, atau kotoran) sampah sampah kering. Moerdjoko (2002), ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya mikroorganisme 5 Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016 b. Sampah anorganik (non degradable) Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Sampah anorganik adalah jenis sampah yang proses pembuatan pupuk organik yaitu nilai C/N tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, bahan, ukuran bahan, campuran bahan, botol, logam) sampah ini sangat sulit untuk mikroorganisme yang bekerja, kelembaban dan diuraikan oleh jasad renik. aerasi, temperatur dan keasaman (pH). Hal-hal Menurut Hadiwiyono (1983), secara umum yang perlu diperhatikan agar proses pembuatan komponen yang paling banyak terdapat pada pupuk organik dapat berlangsung lebih cepat sampah di beberapa kota di Indonesia adalah sisa- antara lain sebagai berikut, (Indriani, 2002): sisa tumbuhan yang mencapai 80-90 % bahkan a. Nilai C/N Bahan kadang-kadang lebih. Bahan organik tidak dapat langsung Besarnya komponen sampah yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh tanaman karena didekomposisi merupakan sumber daya yang perbandingan C/N dalam bahan tersebut relatif cukup potensial sebagai sumber humus, unsur hara tinggi atau tidak sama dengan C/N tanah. Nilai makro dan mikro, dan sebagai soil conditioner. C/N merupakan hasil perbandingan antara karbon Sampah dapat juga sebagai faktor pembatas karena dan nitrogen. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. kandungan logam-logam berat, senyawa organik Apabila bahan organik mempunyai kandungan beracun dan patogen, pengomposan dapat C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah maka menurunkan pengaruh senyawa organik beracun bahan tersebut dapat digunakan atau dapat diserap dan patogen terhadap lingkungan (Yuwono, 2006). tanaman. Namun, umumnya bahan organik yang Salah satu penanganan sampah organik yang segar mempunyai C/N yang tinggi, seperti jerami efektif adalah mengolahnya sebagai pupuk padi 50-70; daun-daunan > 50 (tergantung organik. jenisnya); cabang tanaman 15-60 (tergantung jenisnya); kayu yang telah tua dapat mencapai 400. Pupuk Organik Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. diperlukan untuk pembuatan pupuk organik 2/Pert./HK.060/2/2006, yang dimaksud dengan semakin cepat. Mikroba memecah senyawa C pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang sintesis protein berasal dari sisa tanaman atau hewan yang telah b. Ukuran Bahan mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih yang digunakan untuk memasok bahan organik, cepat proses pengomposannya karena semakin luas memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi bahan yang tersentuh dengan bakteri. Untuk itu, tanah (Direktorat Sarana Produksi, 2006). bahan organik perlu dicacah sehingga berukuran Pengomposan atau pembuatan pupuk kecil. Bahan yang keras sebaiknya dicacah hingga organik merupakan suatu metode untuk berukuran 0,5-1 cm, sedangkan bahan yang tidak mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi keras dicacah dengan ukuran yang agak besar bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak keras aktivitas mikroba. Proses pembuatannya dapat sebaiknya tidak terlalu kecil karena bahan yang dilakukan pada kondisi aerobic dan anaerobik. terlalu hancur (banyak air) kurang baik Pengomposan aerobik adalah dekomposisi bahan (kelembabannya menjadi tinggi). organik dengan kehadiran oksigen (udara), produk c. Komposisi Bahan utama dari metabolis biologi aerobik adalah Komposisi bahan dari beberapa macam karbodioksida, air dan panas. Pengomposan bahan organik akan lebih baik dan cepat. Ada juga anaerobik adalah dekomposisi bahan organik tanpa yang menambahkan bahan makanan dan zat menggunakan oksigen bebas; produk akhir pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme metabolis anaerobik adalah metana, sehingga selain dari bahan organik, karbondioksida dan senyawa tertentu seperti asam mikroorganisme juga mendapatkan bahan tersebut organik. Pada dasarnya pembuatan pupuk organik dari luar. padat maupun cair adalah dekomposisi dengan d. Jumlah Mikroorganisme memanfaatkan aktivitas mikroba, oleh karena itu Biasanya dalam proses ini bekerja bakteri, kecepatan dekomposisi dan kualitas kompos fungi, Actinomycetes dan protozoa. Sering tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yang ditambahkan pula mikroorganisme ke dalam bahan aktif selama proses pengomposan. Kondisi organik yang akan dijadikan pupuk. Dengan optimum bagi aktivitas mikroba perlu diperhatikan bertambahnya jumlah mikroorganisme diharapkan selama proses pengomposan, mislanya aerasi, proses pembuatan pupuk organik akan lebih cepat. media tumbuh dan sumber makanan bagi mikroba Mutu pupuk organik dan pembenah tanah (Yuwono, 2006). menurut Peraturan Menteri Pertanian No.2/Pert./HK.060/2/2006 sebagai berikut: 6 Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016 Tabel 1. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik untuk membuat pupuk cair adalah komposter. No. Parameter Satu Persyaratan Ukuran komposter dapat disesuaikan dengan skala an Padat Cair limbah.untuk skala limbah keluarga kecil dapat 1. C-organik % >12 menggunakan komposter berukuran 20-60 liter. 2. C/N rasio % 10-25 Bahan Sementara itu, untuk skala besar seperti limbah ikutan rumah makan bisa menggunakan komposter yang 3. (kerikil, % Maks 2 berukuran 60 liter lebih. Komposter berfungsi beling dalam mengalirkan udara (aerasi), memelihara plastic, dll) Kadar air kelembaban, serta temperature,sehingga bakteri 4. - Granule % 4-12 dan jasad renik dapat mengurai bahan organik Curah 13-20 secara optimal. Di samping itu, komposter Kadar memungkinkan aliran lindi terpisah dari material Logam Berat ppm 10 padat dan membentuknya menjadi pupuk cair 5. -As ppm (Hadisuwito, 2007). -Hg ppm -Pb ppm Effective Microorganisms (EM ) -Cd 4 6. pH 4-8 4-8 Banyak ahli yang berpendapat bahwa Kadar total effective microorganisms bukan digolongkan 7. P O % < 5 < 5 2 5 dalam pupuk. EM merupakan bahan yang KO < 5 < 5 4 2 membantu mempercepat proses pembuatan pupuk Unsur mikro Maks 0,5 Maks 0,25 organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, Zn EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan Maks 0,5 Maks 0,25 4 Cu Maks 0,5 Maks 0,25 tekstur tanah menjadi lebih baik serta menyuplai 8. Mn % Maks 0,002 Maks 0,0005 unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan Co Maks 0,25 Maks 0,125 B Maks 0,001 Maks 0,001 demikian penggunaan EM4 akan membuat Mo Maks 0,4 Maks 0,04 tanaman menjadi lebih subur, sehat dan relatif Fe tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sumber: Direktorat Sarana Produksi, 2006. Berikut ini beberapa manfaat EM bagi tanaman 4 Pupuk Cair dari Sampah Organik dan tanah: Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil 1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit pembusukkan bahan-bahan organik yang berasal tanaman dalam tanah dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia 2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis yang kandungan unsur haranya lebih dari satu tanaman unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair ini 3. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi pupuk hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan 4. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif mampu menyediakan hara secara cepat. dan generatif tanaman. Dibandingkan dengan pupuk cair dari bahan Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak secara genetika bersifat asli bukan rekayasa. merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan Umumnya EM4 dapat dibuat sendiri dengan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk (Hadisuwito, 2007). Untuk mempercepat proses yang diberikan ke permukaan tanah bisa digunakan pengomposan umumnya diakukan dalam kondisi tanaman secara langsung. Diantara jenis pupuk aerob karena tidak menimbulkan bau. Namun, organik cair adalah pupuk kandang cair, sisa proses mempercepat proses pengomposan dengan bantuan effective microorganisms (EM ) padatan dan cairan pembuatan biogas, serta pupuk 4 cair dari sampah/limbah organik (Hadisuwito, berlangsung secara anaerob (sebenarnya semi 2007). anaerob karena masih ada sedikit udara dan Pada dasarnya, limbah cair dari bahan cahaya). Dengan metode ini, bau yang dihasilkan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk sama ternyata dapat hilang bila proses berlangsung seperti limbah padat organik banyak mengandung dengan baik. Jumlah mikroorganisme fermentasi unsur hara (N,P,K) dan bahan organik lainnya. di dalam EM4 sangat banyak sekitar 80 genus. Dari Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat sekian banyak mikroorganisme, ada 5 golongan membantu memperbaiki struktur dan kualitas yang pokok, yaitu Bakteri fotosentetik, tanah. sampah oraganik tidak hanya bisa dibuat Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi (yeast), menjadi kompos atau pupuk padat tetapi bisa juga dan Actinomycetes. Dalam proses fermentasi bahan dibuat sebagai pupuk cair, alat yang dibutuhkan organik, mikroorganisme akan bekerja dengan baik bila kondisinya sesuai. Proses fermentasi akan 7 Konversi, Volume 5 No. 2, Oktober 2016 berlangsung dalam kondisi semi anaerob, pH mL dengan waktu tetap yaitu 14 hari. Sebagai rendah (3-4), kadar garam dan kadar gula tinggi, perbandingan, tanpa penambahan bioaktivator EM 4 kandungan air sedang 30-40%, adanya dengan waktu tetap yaitu selama 14 hari. Sampel mikroorganisme fermentasi, dan suhu sekitar yang diperoleh, kandungan N, P, K, dan C -nya o 40-50 C (Indriani, 2002). Mikroorganisme yang dianalisa, masing-masing menggunakan metode terdapat dalam EM4 memberikan pengaruh yang mikro kjehdal (untuk N), spektrofotometer (P), baik terhadap kualitas pupuk organik, sedangkan flamephotometer (untuk K), dan metode walkey ketersediaan unsur hara dalam pupuk organik and black untuk analisa C. sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu yang diperlukan bakteri untuk mendegradasi sampah HASIL DAN PEMBAHASAN (Yuwono, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sekaligus mengetahui proses yang efektif dalam METODE PENELITIAN pembuatan pupuk organik organik cair dengan Alat memanfaatkan sampah organik dari rumah tangga Alat-alat yang digunakan adalah sprayer sebagai bahan bakunya dan dengan penambahan 1L, bak komposter, botol sampel, pengaduk EM. Adapun untuk mengetahui efektif atau 4 sampah,botol semprot, pisau, corong, saringan, tidaknya proses tersebut adalah dengan erlenmeyer, gelas ukur 10 mL dan 1000 mL, membandingkan kandungan N, P, K dan C dari timbangan, pipet, buret 50 mL, destilasi, masing-masing sampel yang dihasilkan pada spektrofotometer, labu kjehdal, pH meter dan variasi lamanya proses pengomposan yaitu 11, 14 flamephotometer. dan 17 hari dengan penambahan volume EM tetap 4 sebanyak 5 mL serta variasi penambahan volume Bahan bioaktivator EM sebanyak 0, 5, 10, dan 15 mL 4 Bahan-bahan yang digunakan dalam dengan waktu tetap selama 14 hari, kemudian penelitian ini adalah air sungai, bioaktivator EM , membandingkannya dengan standar baku dari 4 sampah organik rumah tangga, H SO 97% pemerintah berdasarkan peraturan menteri 2 4 , HBO 2%, KCl, NaOH, HCl 0,025 N, akuades, pertanian No. 2/pert/HK. 060/2/2006. N, P, K 3 3 diphenil amine, indikator Metil merah Brom merupakan beberapa unsur hara makro yang sangat Cresol Green(MMBCG), Potassium dikromat dibutuhkan oleh tanaman. (K Cr O ) 1 N, dan FeSO .7H O 0,25 N. Adapun hasil penelitian kandungan N, P, K 2 2 7 4 2 dan C dalam sampel lindi yang dihasilkan pada Prosedur Penelitian penelitian kali ini adalah sebagai berikut: Dalam penelitian ini digunakan bak komposter yang digunakan sebagai tempat untuk Nitrogen membuat pupuk organik cair dari sampah organik 0,210 rumah tangga, dimana bahan baku yang digunakan pada penelitian ini berasal dari sampah organik ) 0,200 % ( rumah tangga dengan bermacam-macam jenis n 0,190 sayuran. Untuk setiap bak komposter ge o menggunakan berat sayuran yang sama yaitu r it0,180 N sebanyak 3 kg. Sampah yang masih berukuran 0,170 besar seperti batang tanaman, daun, dan sayuran dirajang agar pembusukkannya berlangsung 0 5 10 15 20 sempurna. Kemudian disiapkan cairan bioaktivator Waktu (Hari) EM (effective microorganisms) yang berfungsi 4 membantu mempercepat proses pembusukkan. Gambar 1. Hubungan Antara Kandungan Nitrogen Untuk setiap variasi penambahan volume EM4 dalam Pupuk Organik Cair terhadap Waktu dicampur dengan 500 mL air sungai. Sampah yang Pengomposan telah terkumpul dan dirajang dimasukkan ke dalam komposter, lalu cairan bioaktvator disemprotkan Gambar 1 menunjukkan hubungan antara hingga merata ke seluruh sampah dan komposter kandungan nitrogen dalam pupuk organik cair ditutup rapat. Sebagai perbandingan pertama yaitu terhadap waktu pengomposan yaitu selama 11, 15 variasi waktu terhadap volum bioaktivator yang dan 17 hari. Dari gambar tersebut terlihat bahwa ditambahkan, yaitu 11, 14 dan 17 hari dengan kandungan nitrogen dalam sampel lindi semakin penambahan jumlah bioaktivator yang tetap meningkat seiring semakin lamanya proses sebanyak 5 mL. Untuk perbandingan kedua yaitu pengomposan, meskipun pada hari ke-14 terjadi dengan variasi penambahan jumlah bioaktivator penurunan kadar N dibandingkan pada hari ke-11, terhadap waktu pembuatan yakni 5, 10 , dan 15 hal ini disebabkan karena pengambilan sampel 8
no reviews yet
Please Login to review.