Authentication
FILOSOFI PARADIMA METODOLOGI RISET Paradigma Fungsionalis Paradigma ini merupakan paradigma umum dan sangat dominan dalam risetakuntansi. Secara ontologi pardigma ini sangat dipengaruhi oleh realitas fisik yang mengaanggap bahwa relaitas objektif berada secara bebas dan terpisah diluar diri manusia.Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang mempunyai seuatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan rasio dan dunia empiris. Penliti akuntansi meyakini bahwa metode yang dapat membangunilmu akuntansi adalah metode ilmiah. Penjelasan dikatakan ilmiah jika: 1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum 2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan hasilobservasi 3. Memiliki satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan. Pengujian empiris dalam filsafat dinyatakan dengan dua cara: 1. Dalam aliran positivis ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasiindependen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaranteori. (Pendekatan hypotethic deductive) 2. Karena hasil observasu merupakan teori yang dependen dan dapat dipalsukan,maka teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi memunginkan untukditolak. Popperian Paradigma Interpretif Pendekatan ini menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi, dan pemahamandalam ilmu sosial. Menurut Burrel dan Morgan, paradigma ini menggunakan cara pandangnomalis yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan label, nama,atau konsep yang digunakan untuk membangun realitas. Dengan demikian realitas sosialmerupakan sesuatu yang berada dalam diri manusia itu sendiri sehingga bersifat subjektif,bukan objektif sebagaiman yang dipahami oleh paradigma fungsionalis. Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi dan interaksionismeseimbolis fenomologis yang didasarkan pada aliran sosiologis, hermentis, danfenomenologis. Tujuan pendekatan ini adalah menganalisis realitas sosial dan cara realitassosial terseut terbentuk. Dua aliran pendekatan interpretif: 1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara lapangan,dan analisis historis. 2. Metode Foucauldian, yang menganut teori sosial dari Foucalt sebagai penggantikonsep tradisional historis yang disebut “’ahistorical” atau “antiquarian” Paradigma Strukturalisme Radikal Aliran ini mengasumsikan bahwa sitem sosial mempunyai keberadaan ontologisyang konkret dan nyata. Pendekatn ini berfokus pada konflik mendasar sebagai dasar dariproduk hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta memperlakukan dunia sosialsebagai objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari manusia tertentu. Riset yangdiklasifikasikan dalam paradigma struturalisme radikal adlah riset yang didasarkan padateori Marxisme tradisional. Paradigma Humanis Radikal Paradigma ini didsarkan pada teori kritis Frankfurt Schools dan Habermas. Habermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut “dunia kehidupan”yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami. Interaksi sosial dalam dunia kehidupan dapat dibagi menjadi dua kelompok: 1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami 2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem. Paradigma Posmodernisme Paradigma ini merupakan oposisi dari paradima modern yang menyajikan suatuwacana sosial yang sedang muncul yang meletakkan dirinya di luar paradigma modern. Paradigma Akuntansi Kritis Teori paradigma ini tidak berkaitan dengan penyelasian masalah ketersaingan,melainkan dengan proses penilaian, dimana penilaian didefinisikan sebgai nilai objektif yangdidasarkan pada konsep ekonomi marginalis. (Mattesich, 1994). Mattesich menginginkanakuntansi untuk dipadukan ke dalam ilmu manajemen yang meliputi metode ekonomi dananalitis administrasi dan manajemen entitas. Teori mattesich mencerminkan seestemsosioeonomi yang ada sehingga menjadi saran untuk mengulangi kesadaran yang salahdalam menyatakan bahwa tidak ada perspektif lain selain yang didominasi oleh kapitalis. PELUANG RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA LINGKUNGAN AKUNTANSI Audit Riset akuntansi keperilakuan pada tahun 1990-1991 menunjukkan penekanan padakekuatan pembuatan keputusan. Penjelasan daru bagian ini berorientasi pada pembuatan keputusan dalam audit, dan telah memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan keputusan auditor, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatnyaperkembangan berorientasi kognitif. Pencerminan dari riset terakhir dan riset mendatang merupakan fokus terhadap: 1. Karakteristik pengethuan yang dihubungkan dengan pengalaman 2. Pengujian atas bagaimana pengetahuan berinteraksi dengan variabel organisasionalatau lingkungan 3. Pengujian pengaruh kinerja terhadap pengetahuan yang berbeda. Pengalamn berperan dalam orientasi kognitif riset akuntansi keperilakuan. Ada duaalasan: 1. Pengalaman merupakan ekspektasi yang berhubungan dengan keahlian kinerja 2. Manipulasi sebgai suatu variabel independen telah menjadi efektif dalam mengidentifikasikan domain karakteristik dari pengetahuan spesifik. Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peuang yang berhubungan denganpemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit. Salah satu kesulitannya adalah kurangnyakriteria variabel yang dapat diamati terhadapa penilaian kinerja auditor sehingga penelitisering melakukan studi atau konsensu penilaian dan konsistensi.
no reviews yet
Please Login to review.