Authentication
191x Tipe PDF Ukuran file 0.41 MB Source: eprints.uniska-bjm.ac.id
PERAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM FUNGSI SOSIAL (Studi Kasus Alumni Mahasiswa Pertukaran Pelajar Uniska Banjarmasin Tahun 2019) 1 2 3 Normadaniyah ,Sanusi , Shen Shadiqien 1Ilmu Komunikasi, 70201, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Albanjari, NPM16110037 2Ilmu komunikasi, 70201, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Albanjari, NIDN 0019056202 3Ilmu Komunikasi, 70201, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Albanjari, NIDN 1127057602 *Corresponding Author : Normadaniyah (normadaniyah@gmail.com) Abstrak Masyarakat di lingkungan baru khususnya di Negara berkembang cenderung merupakan masyarakat yang heterogen dalam berbagai aspek seperti keberagaman suku, agama, bahasa, adat istiadat, kebiasaan sehari- hari dan sebagainya. Untuk itu seorang mahasiswa pertukaran pelajar diharuskan memiliki peranan dan fungsi sosial yang sesuai dengan tugas mereka masing-masing dan mampu berkomunikasi dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana peran Komunikasi Lintas Budaya di Lingkungan Masyarakat Baru serta Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Terjalinnya Keberfungsian Sosial dalam Komunikasi Lintas Budaya. Metode penelitian ini termasuk dalam field research atau penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan kecenderungan yang terjadi kepada para mahasiswa pertukaran pelajar yang mengalami banyak perbedaan budaya, bahasa dan kebiasaan sehari-hari menjadi kendala dalam hal berinteraksi dengan orang-orang baru sehingga sulit terjalinnya fungsi sosial yang ada. Adanya sarana teknis yang memadai, bahasa yang dikuasai serta rasa kepercayaan diri bisa menjadikan terjaliannya komunikasi pada suatu fungsi sosial di masyarakat. Seorang mahasiswa yang menjalankan tugas ke luar negeri hendaknya menguasai bahasa asing yang baik dan benar untuk menunjang terjalinnya komunikasi. Kata kunci : Komunikasi Lintas Budaya, Mahasiswa Pertukaran Pelajar, Fungsi Sosial. Abstract Communities in new environments, especially in developing countries, tend to be heterogeneous societies in various aspects such as diversity of ethnicity, religion, language, customs, daily habits and etc. For that a exchange student is required to have a social role and function in accordance with their respective duties and be able to communicate well. The purpose of this study was to determine the role of Cross-Cultural Communication in a New Society Environment and What are the Supporting and Inhibiting Factors for the Establishment of Social Function in Cross-Cultural Communication. This research method is included in field research. The results of this study indicate a tendency that occurs to exchange students who experience many differences in culture, language and daily habits which become obstacles in terms of interacting with new people so that it is difficult to establish existing social functions. The existence of adequate technical facilities, mastered language and self-confidence can make communication in a social function in society. A student who is carrying out assignments abroad should master a foreign language that is good and correct to support their communication. Keywords: Cross Cultural Communication, Student Exchange Students, Social Functions. Pendahuluan mahasiswa pertukaran pelajar dan masyarakat di lingkungan baru harapkan. Masyarakat di lingkungan baru khususnya pada negara berkembang seperti Filipina dan Sehingga seorang mahasiswa yang terpilih Vietnam cenderung merupakan masyarakat yang untuk mewakili universitas dalam program heterogen dalam berbagai aspek seperti pertukaran pelajar diharuskan untuk memiliki dasar keberagaman suku, agama, bahasa, adat istiadat, ilmu budaya yang baik dalam konteks komunikasi kebiasaan sehari-hari dan sebagainya. Sementara lintas budaya agar keberfungsian sosial yang sesuai itu, perkembangan dunia yang semakin pesat dapat tercipta sebagaimana mestinya seorang menuntut manusia harus berinteraksi dengan pihak mahasiswa pertukaran pelajar dan masyarakat di lain yang menuju kearah global, sehingga tidak lingkungan baru harapkan. Jika diperinci lebih memiliki lagi batas-batas, sebagai akibat dari detail, tujuan pengajaran ilmu komunikasi lintas perkembangan teknologi. budaya dasar kepada mahasiswa adalah : Menurut pendapat Miftachul Huda (2009:26) keberfungsian sosial berarti seorang 1. Menimbulkan minat mahasiswa untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mendalaminya; secara normal dapat memenuhi kebutuhannya 2. Agar para mahasiswa Lebih peka dan terbuka dalam berinteraksi dengan lingkungannya. terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, Tentunya hal ini sangat penting untuk dipahami serta lebih bertanggung jawab terhadap beberapa mahasiswa yang memiliki peran aktif di masalah-masalah tersebut; lingkungan baru agar tidak terjadi berbagai macam 3. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai hambatan dalam hal berinteraksi dengan masyarakat lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri; sekitar. 4. Menyadarkan seorang mahasiswa pertukaran Ada tiga indikator keberfungsian sosial pelajar terhadap nilai-nilai yang hidup dalam menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia masyarakat, hormat menghormati, serta simpati yaitu : 1) Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat; 2) Kemampuan memecahkan masalah, dan Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa 3) Kemampuan menjalankan peran-peran sosial. tujuan kajian khususnya pada teori-teori komunikasi Agar dapat beradaptasi di lingkungan lintas budaya adalah perlunya melakukan masyarakat baru, seorang mahasiswa khususnya pembentukan pemikiran yang khususnya berkenaan yang terpilih untuk mewakili Universitas dalam dengan kebudayaan dan kemanusiaan agar daya program pertukaran pelajar harus siap untuk tanggap, persepsi, dan penalaran berkenaan dengan menghadapi situasi-situasi baru dengan lingkungan budaya dapat diperluas serta fungsi dari keberagaman kebudayaan atau lainnya, siap dalam pembelajaran komunikasi lintas budaya kepada memenuhi kebutuhan dasarnya dan mampu mahasiswa pertukaran pelajar juga dapat terealisasi memecahkan segala permasalahan yang terjadi, dalam keseharian baik dalam lingkungan Antara komunikasi dan interaksi harus berjalan masyarakat baru maupun lingkungan tempat tinggal dengan baik guna menjalankan peran-peran sosial asal para mahasiswa itu sendiri. dan sesuai fungsinya antara satu dengan yang Berdasarkan observasi yang penulis lainnya. lakukan sebagai bagian dari salah satu perwakilan Dalam berkomunikasi dengan konteks mahasiswa pertukaran pelajar di Filipina, kehadiran komunikasi lintas budaya banyak sekali menemui mahasiswa pertukaran pelajar memberikan manfaat masalah atau hambatan-hambatan bahkan dapat keberfungsian sosial yang nyata bagi peningkatan memicu munculnya konflik, misalnya saja dalam pengetahuan baru di masyarakat maupun peserta penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau lainnya, sebaliknya bagi mahasiswa pertukaran norma-norma masyarakat dan lain sebagainya. pelajar itu sendiri adanya lingkungan masyarakat Padahal syarat untuk terjalinnya hubungan itu tentu baru juga dapat memberikan pengetahuan dan saja harus ada saling pengertian dan pertukaran pemahaman baru. informasi atau makna antara satu dengan lainnya. Namun di sisi lain, budaya asing yang Ketika orang-orang dari budaya yang dibawa mahasiswa pertukaran pelajar yang berasal berlainan berkomunikasi, penafsiran keliru atas dari negara asal terkadang menimbulkan masalah sandi merupakan pengalaman yang lazim. dalam kehidupan masyarakat. Para mahasiswa Komunikasi lintas budaya dapat terjadi dalam pertukaran pelajar yang menetap di tempat yang konteks komunikasi manapun, mulai dari baru juga cenderung akan mengalami gegar budaya komunikasi dua orang yang intim hingga ke atau culture shock. komunikasi organisasional dan komunikasi massa. Gegar budaya atau culture shock adalah Menurut Tubbs dan Mosss 1996 dalam Sihabudin suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (2011:4), setiap kali komunikasi antar budaya atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara terjadi, perbedaan kerangka rujukan (frame of tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke luar negeri reference) peserta komunikasi membuat atau tempat lain. Gegar budaya timbul karena komunikasi lebih rumit dan sulit dilakukan, adanya kecemasan yang disebabkan oleh terutama karena peserta tidak menyadari semua kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang aspek budaya peserta lainnya. dalam pergaulan sosial. Oberg (2005:174). Sehingga seorang mahasiswa yang terpilih untuk mewakili universitas dalam program Metode Penelitian pertukaran pelajar diharuskan untuk memiliki dasar ilmu budaya yang baik dalam konteks komunikasi Metode penelitian yang digunakan dalam lintas budaya agar keberfungsian sosial yang sesuai penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dapat tercipta sebagaimana mestinya seorang berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian lebih mengutamakan menggambarkan dan mengungkapkan sebuah peristiwa, aktifitas Karena alumni mahasiswa pertukaran pelajar pada sosial, sikap, kepercayaan. persepsi, pemikiran tahun 2019 di Uniska Banjarmasin tidak terlalu orang secara individual maupun kelompok. Metode banyak dan bersifat menyebar sehingga menurut penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang peneliti 5-7 orang informan saja sudah cukup digunakan untuk meneliti pada kondisi objek untuk mewakili dan memberikan informasi yang alamiah Sugiyono (2012:15). diperlukan Penelitian ini termasuk dalam field research Dalam sebuah penelitian pastinya para atau penelitian lapangan. Jenis penelitian ini adalah informan akan memiliki kriteria masing-masing deskriptif kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan sesuai dengan keinginan peneliti. Dalam penelitian suatu masalah yang terjadi kemudian menganalisa ini peneliti memberikan kriteria orang yang akan informasi data yang didapat. Penelitian deskriptif diperlukan dalam menjawab beberapa pertanyaan adalah metode yang digunakan untuk dalam metode wawancara ini yaitu seorang menggambarkan atau menganalisis suatu hasil informan haruslah lulus dan pernah mengikuti penelitian tetapi tidak digunakan untuk menarik pertukaran pelajar ke luar negeri pada tahun 2019 kesimpulan Sugiyono (2012:29), Dimana data yang yang lalu, selain itu seorang informan yang dipilih didapat berupa gejala-gejala yang dituangkan dalam juga bisa seseorang yang sering bentuk foto, dokumen, dan catatan lapangan pada menemani/mendampingi (Buddy) para mahasiswa saat penelitian yang selanjutnya dideskripsikan pertujaran pelajar lainnya yang pernah ada di secara narasi. kampus Uniska Banjarmasin. Berumur 20 s/d 25 Penelitian kualitatif dapat menunjukkan tahun, dan mampu memberikan dokumentasi kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, sebagai bukti informan pernah melakukan tugas fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial, dan kegiatan sosial sebagai mahasiswa pertukaran hubungan kekerabatan. Penelitian kualitatif pelajar. dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial Bentuk penyebaran dari pertanyaan yang yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat, dan akan diajukan kepada para informan ini akan waktu. menggunakan bantuan media sosial Whatsapp, media sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya Teknik Pengumpulan Data atau internet. Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, Teknik pengumpulan data yang dan saling berbagi (sharing), dan membangun digunakan dalam penelitian ini supaya dapat jaringan (networking). memperoleh data yang relevan dengan Dikarenakan adanya pandemi Virus permasalahan penelitian, peneliti menggunakan Corona atau Covid-19 yang mengharuskan untuk metode observasi, wawancara (interview), dan tidak bepergian keluar rumah serta dirumah saja dokumentasi. dan tidak boleh berkumpul ataupun bepergian Dalam penelitian ini peneliti melakukan keluar wilayah masing-masing maka peneliti lebih tahapan-tahapan observasi yaitu yang pertama, memilih menyebar link ataupun tautan pertanyaan menentukan tujuan dari observasi untuk penelitian melalui media sosial Whatsapp berupa dokumen ini, kedua peneliti memilah atau membatasi apa (word) yang nantinya pertanyaan disana akan saja yang perlu diobservasi apakah seluruh dijawab oleh para informan, melihat dari para kegiatan atau hanya beberapa saja, ketiga informan dari alumni mahasiswa pertukaran pelajar menentukan objek dan subjek apa saja yang akan Uniska Banjarmasin tahun 2019 yang menyebar, diamati serta mengenal lebih dekat informan berbeda-beda jurusan dan memiliki tempat tinggal dalam suatu kegiatan,kemudian menentukan yang berbeda-beda wilayah maka media sosial situasi yang tepat untuk melakukan observasi khususnya Whatsapp akan sangat membantu dalam dilapangan. hal penyebaran pertanyaan. Metode wawancara adalah bentuk Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis komunikasi antara dua orang, melibatkan ataupun film. Dokumentasi digunakan sebagai seseorang yang ingin memperoleh informasi dari bukti untuk suatu pengujian, karena sifatnya seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan- alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Teknik pada konteks. wawancara yang digunakan oleh penulis yaitu pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga informan bebas menjawab. Peran Komunikasi Lintas Budaya di Lingkungan Masyarakat Baru Banyaknya jumlah informan yang akan diambil oleh peneliti ialah sebanyak 5-8 orang dari Peran Komunikasi jumlah populasi yaitu 18 orang, Menurut Komunikasi lintas budaya dapat terjadi dalam Suharsimi Arikunto (2013:106) populasi adalah konteks komunikasi manapun, mulai dari dalam peran keseluruhan subjek penelitian atau jumlah komunikasi dua orang yang intim hingga ke peran keseluruhan dari suatu sampel yang merupakan komunikasi organisasi atau massa, budaya yang sumber data yang sangat penting. Banyaknya membaur dan berbeda-beda berkesinambungan dan hadir populasi alumni mahasiswa pertukaran pelajar dimana-mana, budaya juga berkenaan dengan bentuk tahun 2019 yang tergabung dalam komunitas baik fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi. dalam jejaring sosial maupun diluar itu sebanyak Budaya yang dipelajari dalam kehidupan dan lingkungan baru tidak diwariskan secara genetis, budaya juga 18 orang. Terdiri dari 15 orang mahasiswa yang berubah ketika orang-orang berhubungan atau pernah mengikuti pertukaran pelajar ke luar berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. negeri, dan 3 para Buddy atau pendamping Artinya budaya dan peran komunikasi itu mahasiswa yang tiba dari luar negeri ke Uniska sendiri tidak dapat dipisahkan. Budaya tidak hanya Banjarmasin, para Buddy biasanya juga membantu menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan proses pembelajaran dalam hal berbahasa inggris. bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisi untuk mengirim, memiliki pandangan sendiri tentang peran memperhatikan dan menafsirkan pesan itu sendiri. komunikasi, Yosi mengatakan bahwa : Peneliti melihat sejauh mana dan apa saja peran “Saya sebagai calon pengajar dan diberikan tugas komunikasi khususnya dilingkungan masyarakat baru mengajar di depan kelas saat di Filipina , saya dengan memberikan pertanyaan kepada informan Bagus pastinya harus bertatapan langsung dengan banyak Putra seorang alumni mahasiswa pertukaran pelajar yang orang dan berkomunikasi dengan baik, tentunya pernah ke Filipina tahun 2019 yang lalu ia berpendapat peran komunkasi sangat penting bagi saya sebagai dan mengatakan bahwa : sarana menyampaikan ilmu pengetahuan agar “Menurut saya peran komunikasi itu penting orang lain menjadi paham”. dilingkungan masyarakat baru yaitu diluar negeri Pendapat dari informan Yosi mengarah pada karena apa, karena saat kita hidup di lingkungan dengan landasan teori pada tipe komunikasi verbal, baru kita harus beradaptasi dan juga menyesuaikan menurut pendapat Marhaeni (2009:109-110) komunikasi lingkungan sehingga kita perlu bantuan orang, ras verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata- atau suku disana untuk meminta bantuan ataupun kata secara lisan dengan secara sadar dilakukan oleh mencari penjelasan tentang lingkungan tersebut guna manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Dasar mencari pengetahuan baru atau informasi seperti komunikasi verbal adalah interkasi antara manusia. Dan tentang cara berpakaian, cara makan, cara menawar menjadi salah satu cara bagi manusia berkomunikasi suatu barang ataupun untuk izin pergi keluar secara lisan atau bertatapan dengan manusia lain, sebagai rumah.” sarana utama menyatukan pikiran, perasaan dan maksud. Bagus Putra juga menambahkan tentang peran Dalam hal mengajar didepan kelas peneliti komunikasi yang sangat terasa dan ia dapatkan, disini melihat tentunya interaksi dapat terjadi dengan Bagus Putra mengatakan bahwa : bertatapan dengan manusia lainnya atau dalam hal yang “Peran komunikasi yang terlihat, terasa dialami Yosi bertatapan dengan murid yang ada dikelas. atau saya dapatkan yaitu ketika saya disana dapat Untuk dapat menyampaikan pesan-pesan dan berkomunikasi antar pribadi dengan orang yang menjelaskan suatu pembelajaran tipe komunikasi verbal disana dan juga dapat berkomunikasi dengan massa sangat efektif dilakukan oleh seorang tenaga pengajar karena pentingnya komunikasi saat berada di seperti Yosi agar para murid juga dapat memahami lingkungan baru”. penjelasan yang dimaksud oleh gurunya. Hal ini tentunya Pendapat Bagus Putra mengacu para pendapat berbeda dengan apabila murid yang sedang diajarkan Stuart, 1983 (dalam Vardiansyah, 2004 : 3) yang memiliki kebutuhan khusus, seperti yang ditambahkan mengatakan bahwa komunikasi dalam prosesnya oleh Yosi ia berkata bahwa : melibatkan komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam “Dikelas saya tidak terdapat murid dengan bahasa Inggris, “communicate”, berarti : keterbatasan atau yang berkebutuhan khusus, namun (1) Untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan biasanya ada tenaga pengajar khusus dan mereka dan informasi; menggunakan bahasa tubuh dan sentuhan untuk (2) Untuk membuat tahu; mengajarnya” (3) Untuk membuat sama; Dalam hal seperti ini peneliti melihat adanya (4) Untuk mempunyai sebuah hubungan yang tipe komunikasi nonverbal yang juga masuk dalam teknik simpatik. pengajaran yangmana termasuk dalam bentuk Disini dapat peneliti lihat banyak poin-poin komunikasi nonverbal kinesics atau nama teknis bagi yang termasuk kedalam pendapat dari Stuart, 1983 studi mengenai gerakan tubuh digunakan dalam (dalam Vardiansyah, 2004 : 3), mengenai poin (1) komunikasi. Gerakan tubuh meliputi kontak mata, untuk bertukar-tukar pikiran dapat terjadi saat ekspresi wajah, gerak-isyarat, postur atau perawakan, dan informan Bagus Putra bertanya dan ingin mengetahui sentuhan. Seperti yang dikatakan oleh Larry A. Samovar hal-hal baru dilingkungannya, poin (2) yaitu untuk dan Richard E. Porter (2010:343), komunikasi nonverbal membuat tahu juga terjadi saat informan bertanya mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan kemudian mendapatkan jawaban dan mengetahui verbal) dalam suatu setting komunikasi oleh individu dan segala tentang tata cara berpakaian, cara makan, cara penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai menawar suatu barang dilingkungannya, dan poin (4) nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Dan untuk membuat sama juga terjadi saat semuanya yang salah satu bentuknya adalah kinesics. informan ingin ketahui sudah didapatkan dan Informan lain diambil dari alumni mahasiswa kemudian informan melakukan adat istiadat atau pertukaran pelajar tahun 2019 dengan jurusan ilmu kebiasaan yang dilakukan masyarakat disana agar komunikasi, sebagai mahasiswa komunikasi tentunya tidak terlihat jauh berbeda dan menjadi sama serta peran komunikasi menurutnya sangat penting membaur dengan sekitarnya, terakhir mengenai dilingkungan masyarakat baru informan yang bernama hubungan yang simpatik yang dimaksud bisa mengacu Yola sependapat dengan pendapat Sihabudin Ahmad kepada beradaptasi dengan baik dengan orang sekitar (2011:28) yang menyatakan bahwa bentuk paling nyata agar memperoleh apa yang ingin dicapai atau mencari dalam komunikasi adalah bahasa. Secara sederhana informasi. bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem lambang Adapun pendapat dari Tubbs dan Moss (1996: yang teroganisasi, disepakati secara umum, dan 236). Komunikasi antar budaya terjadi bila pengirim merupakan hasil belajar, yang digunakan untuk pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima menyajikan pengalaman-pengalaman dalam suatu pesan adalah anggota dari suatu budaya lain. komunitas geografis atau budaya. Bahasa merupakan alat Komunikasi antar budaya, komunikasi antar orang- utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan orang yang berbeda budaya (baik arti ras, etnik kepercayaan diri, nilai dan norma. Bahasa merupakan ataupun perbedaan sosioekonomi). alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang Disini peneliti melihat bagaimana peran lain dan juga sebagai alat untuk berpikir. komunikasi lintas budaya itu terjadi dalam lingkungan Yola berpendapat selama ia menjalani program masyarakat baru yang didapatkan oleh informan pertukaran pelajar bahwa : Bagus Putra ketika ia berkomunikasi dengan ras, suku “Saya mengikuti program pertukaran atau etnik dari budaya lainnya, ketika budaya yang pelajar di Filipina, saya ditempatkan diperusahaan dibawa oleh informan Bagus Putra yang berbeda dari penyiaran radio, tentunya saya pernah melakukan daerah asalnya kemudian membaur dengan budaya siaran dan memberikan informasi mengenai diri saya lainnya atau penerima pesan itu memiliki budaya yang dalam bahasa inggris, orang filipina sangat pandai berbeda. berbahasa inggris, saya memberitahu mereka Informan lainnya yang diberikan pertanyaan mengenai kebudayaan di Indonesia dan juga info oleh peneliti adalah seorang mahasiswa pertukaran menarik lainnya kepada pendengar disana, peran pelajar di jurusan bahasa inggris bernama Yosi dan ia komunikasi sangat berguna sekali bagi saya untuk berperan sebagai tenaga pengajar saat mengikuti menyalurkan dan memberitahu orang lain mengenai kegiatan pertukaran pelajar ke Filipina tahun 2019 segala hal dan itu membuat saya lebih percaya diri yang lalu, sebagai tenaga pengajar Yosi tentunya dengan adanya komunikasi yang baik”.
no reviews yet
Please Login to review.