jagomart
digital resources
picture1_Komunikasi Pdf 36153 | 289779503


 183x       Tipe PDF       Ukuran file 0.73 MB       Source: core.ac.uk


File: Komunikasi Pdf 36153 | 289779503
view metadata citation and similar papers at core ac uk brought to you by core provided by jurnal kajian komunikasi 95 komunikasi antarbudaya dalam masyarakat multikultur studi tentang adaptasi masyarakat ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 11 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
     View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk                                                                                                                                brought to you by    CORE
                                                                                                                                                                                      provided by Jurnal Kajian Komunikasi
                                                                                                                                                                                                      95
                                                                     KOMUNIKASI ANTARBUDAYA  
                                                        DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR 
                            (Studi Tentang Adaptasi Masyarakat Migran Sunda di Desa Imigrasi Permu Keca-
                                                                        matan Kepahiang Provinsi Bengkulu)
                                                                                                              1                            2
                                                                                    Hedi Heryadi , Hana Silvana
                                                                                             1Universitas Terbuka 
                                                                                 2
                                                                                  Universitas Pendidikan Indonesia 
                       ABSTRAK
                       Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui “Bagaimana komunikasi antarbudaya etnis Sunda dalam mas-
                       yarakat multikultur?”. Untuk mengungkap fenomena tersebut penulis menggunakan metode penelitian kual-
                       itatif dengan menggunakan model interaksionisme simbolik untuk melihat perilaku dan interaksi manusia 
                       yang dapat diperbedakan karena ditampilkan melalui melalui simbol dan maknanya. Untuk mendapatkan 
                       data, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara mendalam dan telaah 
                       dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan telah terjadi adaptasi timbal balik antara etnis Sunda sebagai 
                       pendatang dengan etnis Rejang sebagai pribumi. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati antara 
                       etnis pendatang dan pribumi memungkinkan setiap kelompok etnis tersebut untuk menjalankan kebudayaan-
                       nya masing-masing. Masyarakat dari etnis Sunda dengan Rejang saat berdialog dapat menggunakan bahasa 
                       Sunda, bahasa Rejang atau bahasa melayu dialek Bengkulu. Hubungan antara kedua etnis tersebut sejauh 
                       ini telah berlangsung tanpa hambatan yang berarti karena masing-masing etnis telah saling menerima apa 
                       adanya.
                       Kata Kunci: Komunikasi Antarbudaya, etnis Sunda, etnis Rejang
                                           INTERCULTURAL COMMUNICATION IN MULTICULTURAL SOCIETY  
                                    (STUDY OF SUNDANESE MIGRANT COMMUNITY ADAPTATION IN PERMU  
                                     IMIGRATION VILLAGE, KEPAHIANG DISTRICT, BENGKULU PROVINCE)
                       ABSTRACT
                       This study tries to explore on “How the intercultural communication of Sundanesse ethnic in the multicul-
                       tural society?” This phenomenon is being uncovered by using qualitative research method with symbolic 
                       interaction model, by studying the behavior and human interaction which can be differentiated by symbol and 
                       its meaning. Three data collecting techniques undertaken are: observation, depth interview and literature re-
                       view. The result indicates that mutual adaption has occurred between Sundanesse ethnic as new comers and 
                       Rejang Ethnic as native people. The attitude of mutual respect between newcomer ethnic and native ethnic 
                       enables them to do their own cultural activity. The Sundanesse ethnic use Sundanesse, Rejangnesse or Malay 
                       language with Bengkulu dialect in order to talk with Rejang ethnic. The relation between these two ethnics 
                       has continued without obstacle as both ethnics have accepted each other as it is.
                       Keywords: Intercultural Communication, Sundanesse ethnic, Rejangnesse ethnic
                       Korespondensi: Hedi Heryadi, SP., M.Si., Universitas Terbuka Jl. Terbang Layang, Pondok Cabe Tangerang 
                       Selatan. Email: hedi@mail.ut.ac.id 
             96      Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 1, Juni 2013, hlm 95-108
             PENDAHULUAN                                        enjangan antara pelapisan atau kelas sosial. 
                                                                Namun setelah Perang Dunia ke-II, diantara 
               Komunikasi antarbudaya (intercultural com-       para ahli ilmu sosial terdapat perhatian yang 
             munication) adalah proses pertukaran pikiran       meningkat terhadap kajian tentang hubungan 
             dan makna antara orang-orang berbeda budaya        antar sukubangsa (Koentjaraningrat, 1993: 3).
             (Maletzke dalam Mulyana, 2005: xi). Komu-             Adaptasi yang dilakukan oleh imigran dalam 
             nikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji          masyarakat pribumi yang berbeda akan men-
             bagaimana budaya berpengaruh terhadap akti-        galami beberapa proses. Interaksi yang terjadi 
             vitas komunikasi: apa makna pesan verbal dan       berlangsung lama maka akan terjadi akulturasi 
             nonverbal menurut budaya-budaya bersangku-         dan resosialisasi. Seperti yang dikemukakan 
             tan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaima-      oleh Gudykunst dan Kim (1992): Adaptasi atau 
             na cara mengkomuni-kasikannya (verbal dan          penyesuaian diri suatu kelompok imigran ke 
             nonverbal) dan kapan mengkomunikasikannya          dalam masyarakat pribumi yang berbeda bu-
             (Mulyana, 2005: xi).                               dayanya terjadi melalui beberapa proses. Ke-
               Masalah kesukubangsaan merupakan kajian          tika imigran berinteraksi dengan lingkungan 
             yang sangat penting karena sebagian besar dari     baru yang berbeda budaya untuk jangka waktu 
             negara-negara di dunia ini bersifat multietnis.    yang lama maka akan terjadi proses resosialisai 
             Di antara sekitar 175 negara anggota Perserika-    atau akulturasi. Secara bertahap imigran akan 
             tan Bangsa-Bangsa, hanya 12 negara yang pen-       menemukan pola baru dalam pemikiran dan 
             duduknya kurang lebih homogen. Karena itu          perilaku. Interaksi yang terjadi setiap hari den-
             masalah kesukubangsaan merupakan masalah           gan pribumi menyebabkan imigran memahami 
             global (Koentjaraningrat, 1993: 3).                perbedaan dan persamaan dengan lingkungan 
               Komunikasi antar etnis terjadi apabila terjadi   barunya. Pendatang mulai memahami lingkun-
             perpindahan tempat atau migrasi dari etnis yang    gan barunya dan mengadopsi beberapa norma 
             berbeda ke wilayah  atau daerah yang mempu-        dan nilai masyarakat pribumi. 
             nyai etnis yang berbeda. Disitulah terjadi yang       Dalam sejarah kebudayaan manusia proses 
             dinamakan komunikasi antar etnis. Ketika pen-      akulturasi telah terjadi dalam masa-masa yang 
             datang tersebut bermaksud untuk menetap di         silam. Biasanya suatu masyarakat hidup yang 
             daerah tersebut mereka perlu melakukan adap-       bertetangga dengan masyarakat lainnya dan an-
             tasi di daerah tersebut baik dari segi adat, ba-   tara mereka terjadi hubungan-hubungan, mun-
             hasa budaya dan lain-lainnya. Dalam proses         gkin dalam perdagangan, pemerintahan dan 
             adaptasi tersebut akan muncul kesulitan-kes-       sebagainya. Saat menjalin hubungan tersebut 
             ulitan yang akan ditemui, baik secara kognitif     akan muncul beberapa masalah, antara lain: 
             maupun afektif.                                    (1) Unsur-unsur kebudayaan asing manakah 
               Dalam  konteks  identifikasi  kultural  ini,     yang mudah diterima; (2) Unsur-unsur kebu-
             Suparlan (2002) menilai bahwa isu tentang et-      dayaan asing manakah yang sulit diterima; (3) 
             nis merupakan realitas yang masih tampak da-       Individu-individu manakah yang dengan ce-
             lam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat         pat menerima unsur-unsur yang baru; dan (4) 
             Indonesia yang majemuk ini. Para anggota et-       Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul 
             nis dilahirkan, dididik, dan dibesarkan dalam      sebagai akulturasi tersebut (Soekanto, 1982: 
             suasana askriptif primordial etnistitas mereka.    192).
             Sebagai akibatnya perbedaan antara “siapa             Beberapa etnis yang berada di Indonesia 
             saya” dengan “siapa anda” atau “siapa kami”        mempunyai perbedaan yang mudah dikenali se-
             dengan “siapa mereka” terlihat dengan jelas        hingga relatif mudah dibedakan. Seperti Etnis 
             batas-batasnya. Dalam situasi itu, stereotip       Batak, Minang, Jawa, Sunda dan Bali. Contoh 
             dan prasangka tumbuh dan berkembang den-           Dialek Batak mempunyai intonasi yang tinggi, 
             gan subur (dalam Rahardjo, 2005: 2). Sebelum       keras dan lugas. Dialek Sunda dan Jawa relat-
             Perang Dunia ke-II terdapat suatu kecenderun-      if sama, dari sudut intonasinya yang halus dan 
             gan di kalangan banyak ahli ilmu sosial untuk      lemah lembut hanya saja dalam kosa kata yang 
             menerangkan konflik sosial dan masalah-ma-         relatif berbeda dan cara pelafalannya.
             salah sosial umumnya berpangkal pada kes-              Schram mengemukakan empat syarat yang 
                                            KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR            97
             diperlukan individu untuk berkomunikasi an-       tanya masing-masing memiliki latar belakang 
             tarbudaya secara efektif yaitu: pertama, meng-    budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kon-
             hormati anggota budaya lain sebagai manusia;      tak antara satu dengan lainnya, baik secara 
             kedua, menghormati budaya lain apa adanya,        langsung maupun tidak langsung (Kim dalam 
             bukan sebagaimana yang kita kehendaki; keti-      Sendjaja, 2004). Aspek kebudayaan terbagi ke 
             ga, menghormati hak anggota budaya yang lain      dalam tiga pembagian besar unsur-unsur sosial 
             untuk bertindak berbeda dari cara kita bertin-    budaya yang secara langsung sangat mempen-
             dak; keempat, komunikator lintas budaya yang      garuhi penciptaan makna untuk persepsi, dan 
             kompeten harus belajar menyenangi hidup  kemudian  pada gilirannya akan menentukan 
             bersama orang dari budaya yang lain (dalam        tingkah laku komunikasi. Pengaruh-pengaruh 
             Mulyana dan Rakhmat, 2000: 6).                    terhadap komunikasi ini sangat beragam dan 
               Penelitian ini dilakukan untuk melihat  mencakup semua segi kegiatan sosial manu-
             bagaimana komunikasi yang terjadi dalam pros-     sia. Dalam proses komunikasi antarbudaya 
             es adaptasi pada masyarakat etnis Sunda di desa   unsur-unsur yang sangat menetukan ini beker-
             Imigrasi Permu dalam suatu masyarakat yang        ja dan berfungsi secara terpadu bersama-sama 
             multikultur. Penelitian ini dianggap menarik      karena masing-masing saling berkaitan dan 
             oleh peneliti karena interaksi yang terbangun     membutuhkan, unsur-unsur tersebut adalah: 
             telah menunjukkan sifat integratif antar suku,    Sistem keyakinan, nilai dan sikap; pandan-
             namun bagaimana komponen-komponen per-            gan hidup tentang dunia serta organisasi sosial 
             ilaku dan kebudayaan dari etnis Sunda dapat       (Samovar dalam Sendjaja, 2004).
             beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya perlu      Istilah komunikasi antarbudaya digunakan 
             diselami lebih jauh.                              secara luas untuk semua bentuk komunikasi di 
               Adapun rumusan masalah dari penelitian ini      antara orang-orang yang berasal dari kelompok 
             adalah: “Bagaimana proses adaptasi masyarakat     yang berbeda, selain itu juga digunakan secara 
             etnis Sunda dengan masyarakat etnis Rejang di     lebih sempit yang mencakup komunikasi antara 
             Desa Permu Kecamatan Kepahiang Provinsi           kultur yang berbeda. 
             Bengkulu?”                                          Kondisi di sekitar kita yang menyebabkan 
               Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui       komunikasi antarbudaya dirasakan semakin 
             proses adaptasi masyarakat etnis Sunda dengan     penting pada saat ini, antara lain karena adan-
             masyarakat etnis Rejang di Desa Permu Keca-       ya mobilitas manusia, saling kebergantungan 
             matan Kepahiang Provinsi Bengkulu.                ekonomi, teknologi komunikasi, pola imigrasi 
               Komunikasi antarbudaya (intercultural com-      ataupun kesejahteraan politik (DeVito, 1997: 
             munication) adalah proses pertukaran pikiran      475-477). 
             dan makna antara orang-orang berbeda budaya.        Teori Interaksi Simbolik merujuk pada suatu 
             Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang      pendekatan yang telah dipaparkan oleh bebera-
             berbeda bangsa, kelompok ras, atau komunitas      pa pemikir, misalnya; William James, Charles 
             bahasa, komunikasi tersebut disebut komunika-     H. Cooley, Jhon Dewey, dan lainnya. Tetapi 
             si antarbudaya.                                   George H. Mead (1934) merupakan tokoh yang 
               Komunikasi antaretnis juga merupakan ba-        memadukan konsep ini kepada suatu perspek-
             gian dari komunikasi antarbudaya, sebagaima-      tif yang dikaitkan dengan pikiran manusia, diri 
             na komunikasi antarras, komunikasi antarag-       sosial dan struktur masyarakat terhadap pros-
             ama dan komunikasi antargender (antara pria       es interaksi sosial (dalam Turner, 1991: 373). 
             dan wanita). Dengan kata lain komunikasi an-      Sebagai suatu teori, interaksionisme simbolik 
             tarbudaya lebih luas daripada bidang-bidang       mencoba melihat realitas sosial yang diciptakan 
             komunikasi yang disebut belakangan. Komuni-       manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk 
             kasi antaretnis merupakan komunikasi antarbu-     berinteraksi secara simbolik. Manusia dalam 
             daya, tetapi komunikasi antarbudaya belum ten-    dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling ber-
             tu merupakan komunikasi antaretnik (Mulyana,      hubungan, masyarakat dan buah pikiran. Tiap 
             2005: xi-xii).                                    bentuk  interaksi sosial dimulai dan berakhir 
               Komunikasi antarbudaya menunjuk pada  dengan mempertimbangkan diri manusia (Fish-
             suatu fenomena komunikasi dimana para peser-      er, 1986: 231).
             98      Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 1, No. 1, Juni 2013, hlm 95-108
                Secara umum interaksionisme simbolik  berhubungan dengan kegiatan manusia itu. 
             dapat dicirikan lewat ide-ide tertentu tentang       Ketiga,  objek-objek tidak mempunyai makna 
             masyarakat. Dalam hal ini. Ballis (1995), sep-       yang intrinsik; makna lebih merupakan produk 
             erti dikutip oleh Littlejohn, menguraikan be-        interaksi simbolik. Keempat, manusia tidak ha-
             berapa ide berikut ini: (1) Orang membuat            nya mengenal objek eksternal, mereka dapat 
             keputusan  dan  tindakan menurut pemahaman           melihat dirinya sebagai objek. Kelima, tindakan 
             subjektif mereka tentang situasi dimana mereka       manusia adalah tindakan interpretatif yang dib-
             menemukan dirinya; (2) Kehidupan sosial ter-         uat oleh manusia itu sendiri, Keenam, tindakan 
             diri dari proses interaksi daripada struktur dan     tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh 
             kehidupan sosial ini berubah secara konstan; (3)     anggota-anggota kelompok; hal ini disebut tin-
             Orang memahami pengalaman mereka melalui             dakan bersama yang dibatasi sebagai; “organi-
             makna-makna yang ditemukan di dalam sim-             sasi sosial dari perilaku tindakan-tindakan berb-
             bol-simbol kelompok utama mereka dan bahasa          agai manusia” (dalam Poloma, 2003: 267).
             adalah bagian kehidupan sosial yang penting;           Dalam hal ini, Ritzer (2004: 289) menyim-
             (4) Dunia dibangun oleh objek sosial yang di-        pulkan bahwa ada tujuh prinsip dasar dari te-
             namai dan secara sosial ditentukan oleh mak-         ori Interaksionisme Simbolik, yakni: (1) Tidak 
             na-makna; (5) Tindakan orang didasarkan pada         seperti binatang, manusia dibekali kemampuan 
             interpretasi mereka, dimana obyek dan tindakan       untuk berpikir; (2) Kemampuan berpikir diben-
             yang relevan dalam situasi yang dimengerti dan       tuk oleh interaksi sosial; (3) Dalam inteiaksi 
             didefinisikan; dan (6) Diri seseorang merupa-        sosial, manusia mempelajari makna dan sim-
             kan suatu objek yang penting dan seperti semua       bol yang memungkinkan mereka menggunakan 
             objek sosial didefinisikan melalui interaksi den-    kemampuan berpikir mereka yang khusus itu; 
             gan yang lainnya. (Littlejohn, 1996: 155).           (4) Makna dan simbol memungkinkan orang 
                Interaksi simbolik, tambah Blumer, merujuk        melakukan tindakan khusus dan berinteraksi; 
             pada karakter interaksi khusus yang berlangsung      (5) Manusia mampu mengubah makna dan sim-
             antarmanusia. Blumer membela argumen bah-            bol yang mereka gunakan dalam tindakan dan 
             wa metodologi yang khas untuk meneliti per-          interaksi berdasarkan penafsiran mereka atas 
             ilaku manusia, merupakan metode yang tak bisa        situasi (6) Manusia mampu memodifikasi dan 
             digeneralisasi (dalam Soeprapto, 2002). Aktor        mengubah. sebagian karena kemampuan mer-
             tidak bereaksi terhadap tindakan yang lain tapi      eka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, 
             dia menafsirkan dan mendefinisikan setiap tin-       yang memungkinkan mereka menguji serang-
             dakan orang lain.                                    kaian peluang tindakan, menilai keuntungan 
                Dengan demikian, bagi Blumer, studi mas-          dan kerugian relatifnya dan kemudian memilih 
             yarakat harus merupakan studi dan tindakan           satu di antara serangkaian peluang tindakan itu; 
             bersama. Masyarakat merupakan hasil interaksi        dan (7) Pola tindakan dan interaksi yang saling 
             simbolik dan aspek inilah yang harus merupa-         berkaitan akan membentuk kelompok dan mas-
             kan masalah bagi para sosiolog. Keistimewaan         yarakat (Ritzer, 2004: 289)
             pendekatan interaksionis-simbolis ialah manu-          Dari pemahaman yang dijelaskan di atas, 
             sia dilihat saling menafsirkan atau membatasi        bisa diringkaskan bahwa interaksi simbolik 
             masing-masing tindakan mereka dan bukan ha-          sangat menentukan beberapa konsep penting 
             nya  saling bereaksi  kepada   setiap  tindakan      dalam kehidupan manusia yaitu konsep diri, 
             menurut   stimulus  respons (dalam Poloma,           konsep kegiatan, konsep objek, konsep in-
             2003: 266). Seseorang tidak langsung memberi         teraksi sosial dan konsep aksi bersama. Kon-
             respons pada tindakan orang lain, tetapi didasa-     sep-konsep ini, dalam kehidupan keseharian 
             ri oleh pengertian yang diberikan kepada tinda-      masyarakat, merupakan basil konstruksi antara 
             kan itu. Dalam hal ini, Blumer menambahkan           pikiran (mind), diri (self) dan masyarakat (soci-
             bahwa interaksionisme simbolik mengandung            ety), yang keberadaannya saling mempengaruhi 
             sejumlah root images atau ide-ide dasar, yang        dan melengkapi. Masyarakat dibentuk dari in-
             dapat diringkas. Pertama,  masyarakat terdiri        dividu-individu yang memiliki diri sendiri. 
             dari manusia yang berinteraksi. Kedua, interak-      Tindakan manusia merupakan konstruksi yang 
             si terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang       dibentuk oleh individu melalui dokumentasi 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...View metadata citation and similar papers at core ac uk brought to you by provided jurnal kajian komunikasi antarbudaya dalam masyarakat multikultur studi tentang adaptasi migran sunda di desa imigrasi permu keca matan kepahiang provinsi bengkulu hedi heryadi hana silvana universitas terbuka pendidikan indonesia abstrak tulisan ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana etnis mas yarakat mengungkap fenomena tersebut penulis menggunakan metode penelitian kual itatif dengan model interaksionisme simbolik melihat perilaku dan interaksi manusia yang dapat diperbedakan karena ditampilkan melalui simbol maknanya mendapatkan data tiga teknik pengumpulan yaitu observasi wawancara mendalam telaah dokumentasi hasil menemukan telah terjadi timbal balik antara sebagai pendatang rejang pribumi adanya sikap saling menghargai menghormati memungkinkan setiap kelompok menjalankan kebudayaan nya masing dari saat berdialog bahasa atau melayu dialek hubungan kedua sejauh berlangsung tanpa hambatan berarti m...

no reviews yet
Please Login to review.