jagomart
digital resources
picture1_Bab21410140021


 201x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.03 MB       Source: sc.syekhnurjati.ac.id


File: Bab21410140021
bab ii kajian teori a pendidikan multikultural 1 pengertian pendidikan multikultural definisi pendidikan multikultural sangat beragam beberapa definisi menyadarkan pendidikan multikultural pada karakteristik keragaman kelompok kelompok sementara yang lainnya menekankan ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 11 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                        BAB II
                      KAJIAN TEORI
       A. Pendidikan Multikultural.
        1. Pengertian Pendidikan Multikultural
          Definisi   pendidikan   multikultural   sangat   beragam,   beberapa   definisi   menyadarkan
       pendidikan multikultural pada karakteristik keragaman kelompok-kelompok, sementara yang
       lainnya menekankan pendidikan multikultural pada masalah-masalah sosial (khususnya mereka
       yang tertindas), kekuatan politik dan pengalokasian kembali sumber-sumber ekonomi, sebagian
       lagi membatasi pendidikan multikultural pada warna kulit manusia, sementara yang lainnya
       memasukan semua kelompok-kelompok utama yang berbeda dari mainstream orang-orang
       amerika.   
          Definisi yang lain membatasi pendidikan multikultural pada karakteristik sekolah-sekolah
       lokal dan sedangkan lainnya menyatakan bahwa pendidikan multikultural memberikan arahan-
       arahan sekolah untuk melaksanakan refomasi disegala aspek, tak terkecuali karakteristik sekolah
       tersebut. Tujuan dan jenis atau tipe pendidikan multikultural yang beragam ini berjajar mulai dari
       membawa informasi secara lebih tentang kelompok-kelompok yang beragam ke dalam buku-
       buku tesk, untuk meniadakan rasisme menstrukturkan kembali seluruh asset-aset sekolah dan
       membentuk kembali masyarakat untuk menjadikan sekolah-sekolah yang lebih baik secara
       budaya bisa diterima dan seimbang, atas alasan ini, wilayah pendidikan multikultural, secara
       bergantian berkenaan dengan pendidikan multikultural, pendidikan yang multikultural dan
       pendidikan yang anti rasisme.
          Pendidikan multikultural sesungguhnya hingga saat ini belum begitu jelas dan masih
       banyak pakar pendidikan yang memperdebatkannya. namun demikian, bukan berarti bahwa
       definisi pendidikan multikultural tidak ada atau tidak jelas. Sebetulnya, sama dengan definisi
       pendidikan yang penuh penafsiaran antara satu pakar dengan pakar lainya didalam menguraikan
       makna pendidikan itu sendiri. Hal ini juga terjadi pada penafsiran tentang arti pendidikan
       multikultural, namun peneliti mencoba menelusururi makna atau arti pendidikan multikultural
       dari berbagai prespektif para ahli seperti dibawah ini:
                       Banks dalam Mahfud (2011:177-178)   menjelaskan, bahwa pendidikan multikultural
                memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu: pertama
                content   integration   yaitu   mengintegrasikan   seluruh   budaya   dan   kelompok   untuk
                mengilustrasikan   konsep   mendasar,   generalisasi   teori   dalam   mata   pelajaran,  Kedua,  the
                knowledge construction proces  yaitu membawa siswa untuk memahami implikasi budaya
                kedalam sebuah mata pelajaran. Ketiga, an equity paedagogy,  yaitu menyesuaikan metode
                pengajaran dengan cara belajar dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang
                beragam baik dari segi ras, budaya ataupun sosial. Keempat  prejudice reduction  yaitu
                mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Kemudian
                melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi dengan seluruh
                setaf dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik yang
                toleran dan inklusif.
                       Dari   pendapat   James   Banks   tentang   pendidikan   multikultural,   peneliti   mencoba
                menyoroti ada beberapa komponen pendidikan yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat
                pemahaman siswa, yang melibatkan langsung siswa melalui proses belajar dengan menggunakan
                metode belajar yang telah dikombinasikan dengan dimensi multikultural kedalam mata pelajaran,
                agar siswa tebiasa terlatih untuk menghargai sebuah perbedaan, atau kemajemukan masyarakat
                yang bersifat multidimensional yang dapat menimbulkan persoalan tentang bagaimana cara
                masyarakat Indonesia berintegrasi secara horizontal sementara srtatifikasi sosial akan memberi
                bentuk pada integrasi nasional secara vertikal, oleh karena itu, pendidikan sebagai penyemai
                nilai-nilai menjadi sangat penting perananya dalam membangun tata kehidupan yang lebih baik.
                       Menurut Bunnet sebagaimana yang ditulis oleh (Azyumardi Azra, 2003:2) pendidikan
                multikultural itu memiliki tiga macam program yang dapat diterapkan oleh sekolah dan
                masyarakat secara keseluruhan.  Pertama,  program yang berorientasi pada materi (content
                oriented programs) yang merupakan bentuk pendidikan multikultural yang paling umum dapat
                cepat dipahami. 
                       Tujuan utamanya adalah memasukan materi tentang kelompok budaya yang berbeda
                dalam kurikulum dan materi pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswa
                mengenai kelompok-kelompok ini.Dalam bentuknya yang paling sederhana bentuk program ini
       menambahkan aspek multikultural kedalam kurikulum yang standar. Versi yang lebih cangih dari
       bentuk ini yaitu 
       1. mengembangakan muatan multikultural melalui berbagai disiplin.
       2. memasukan sejenis sudut pandang dan prespektif yang berbeda dalam kurikulum.
       3. mengubah aturan yang pada akhirnya mengembangkan paradigma baru bagi   kurikulum.
          Kedua, progam yang berorientasi siswa (student oriented programs), yang dimaksudkan
       untuk meningkatkan prestasi akademik kelompok siswa yang berbeda, meskipun ketika itu
       mereka tidak memberikan perubahan besar dalam muatan kurikulum. Beberapa program ini tidak
       dapat   dirancang   untuk   mengubah   kurikulum   atau   konteks   sosial   pendidikan,   melainkan
       membantu siswa dengan budaya dan bahasa yang berbeda untuk menciptakan perubahan dalam
       mainstream pendidikan, terdapat beberapa kategori progam yang khas yaitu:
       1. Progam yang menggunakan riset dalam model belajar yang berbasiskan budaya
       2. Program dua bahasa atau dua budaya
       3. Program bahasa yang mengandalkan bahasa dan budaya sekelompok siswa minoritas.
          Ketiga,  program yang berorintasi sosial  (socially oriented programs).Yang berupaya
       mereformasi pendidikan maupun konteks politik dan budaya pendidikan, yang bertujuan bukan
       untuk meningkatkan prestasi akademik atau menambah sekumpulan pengetahuan multikultural,
       melainkan memiliki pengaruh yang sangat meningkatkan toleransi budaya ras serta mengurangi
       bias.
          Disamping itu, kategori progam ini tidak hanya meliputi progam yang dirancang untuk
       menstuktur  kembali   dan   menyatukan   sekolah,   tetapi   juga   program   ini   dirancang   untuk
       meningkatkan semua bentuk hubungan dikalangan kelompok etnik dan ras dalam program
       belajar bersama tanpa membedakan perbedaan yang ada pada setiap individu.
          Pendapatnya Ricklefs dalam Suyatno Kartodirdjo (1998:1),   menyebutkan bahwa
       pendidikan dan media umum telah memperkokoh ikatan rakyat dan Negara Indonesia secara
       umum. Namun pernyataan ini perlu dikaji lebih lanjut berkaitan dengan posisi pendidikan dalam
       memantapkan kemampuan bangsa Indonesia dalam mengelolah keragaman dan beradaptasi
       dengan pengaruh budaya-budaya besar dewasa ini.
          H.A.R. Tilaar, (1999: 3-11) menyebutkan bahwa reformasi pendidikan nasional menjadi
       penting dilakukan untuk mewujudkan visi baru masyarakat Indonesia. Pengembangan model
       pendidikan   berbasis   multikultural   merupakan   salah   satu   metode   efektif   meredam
       konflik.Pendidikan multikultural bisa menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik
       untuk benar-benar tulus menghargai keberagaman etnis, agama, ras, dan antar golongan.
          Dari pendapatnya Ricklefs tentang pendidikan memiliki kesamaan dengan pendapatnya
       H.A.R. Tilaar, peneliti mencoba menjelaskan kesamaan tersebut bahwa, pendidikan serta media
       adalah sebuah hal yang harus direformasi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
       terhindar dari konflik SARA ataupun konflik kepentingan, yang menimpa masyarakat Indonesia
       dewasa ini, maka dari itu reformasi pendidikan menjadi pengikat nilai-nilai perbedaan yang
       harus ditanamkan.
          Menurut Hamid S. Hasan (2001:16), pengertian pendidikan multikultural tersebut
       terbatas dan hanya berguna bagi para pengembang kurikulum dalam satu aspek saja yaitu dalam
       proses mengembangkan isi kurikulum. Pengertian tersebut tidak membantu para pengembang
       kurikulum dalam menggunakan kebudayaan, dan dalam konteks ini menggunakan kenyataan
       budaya yang multikultural sebagai landasan dalam mengembangkan visi, misi, tujuan dan
       berbagai komponen kurikulum.Pengertian mengenai pendidikan multikultural harus dirumuskan
       agar dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Atas dasar posisi multikultural sebagai
       pendekatan dalam pengembangan kurikulum, maka pendekatan multikultural untuk kurikulum
       diartikan sebagai suatu prinsip yang menggunakan keragaman kebudayaan peserta didik dalam
       mengembangkan filosofi, misi, tujuan dan komponen kurikulum, serta lingkungan belajar
       sehinngga   siswa   dapat   menggunakan   kebudayaan   pribadinnya   untuk   memahami   dan
       mengembangkan berbagai wawasan, konsep, keterampilan, nilai, sikap, dan moral yang
       diharapkan.
          Lebih lanjut Hamid S. Hasan (2001;19) mengemukakan bahwa definisi pendekatan
       multikultural harus dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mengembangkan
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab ii kajian teori a pendidikan multikultural pengertian definisi sangat beragam beberapa menyadarkan pada karakteristik keragaman kelompok sementara yang lainnya menekankan masalah sosial khususnya mereka tertindas kekuatan politik dan pengalokasian kembali sumber ekonomi sebagian lagi membatasi warna kulit manusia memasukan semua utama berbeda dari mainstream orang amerika lain sekolah lokal sedangkan menyatakan bahwa memberikan arahan untuk melaksanakan refomasi disegala aspek tak terkecuali tersebut tujuan jenis atau tipe ini berjajar mulai membawa informasi secara lebih tentang ke dalam buku tesk meniadakan rasisme menstrukturkan seluruh asset aset membentuk masyarakat menjadikan baik budaya bisa diterima seimbang atas alasan wilayah bergantian berkenaan dengan anti sesungguhnya hingga saat belum begitu jelas masih banyak pakar memperdebatkannya namun demikian bukan berarti tidak ada sebetulnya sama penuh penafsiaran antara satu lainya didalam menguraikan makna itu sendiri hal ju...

no reviews yet
Please Login to review.