Authentication
164x Tipe PDF Ukuran file 0.09 MB Source: media.neliti.com
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (3): 79 - 87 ISSN: 0852-3581 ©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ THE PERFORMANCE OF BROILER REARING IN SYSTEM STAGE FLOOR AND DOUBLE FLOOR 1 2 2 Muhammad Khairul Umam , Heni Setyo Prayogi and V.M. Ani Nurgiartiningsih 1Student at Animal Production Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang. 2Lecturer at Animal Production Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang. Email :muhammadkhairulumam@gmail.com ABSTRACT This research was aimed to study the performance of broiler raising in this system.The data of performance was obtained from 100 houses which divided into two equal of house numbers (50 houses with stage floor system and 50 houses with double floor system). The obtained data was analyzed using T-test (Independent samples T-test) to see the difference in between. The result of this research showed that there were highly significant differences (P<0.01) on final weight, body weight gain, FCR, and depletion of broiler raising in different floor system. However, the different floor system did not contribute differences (P>0.05)on feed consumption. The conclusion of this research was that the performance of broiler raising at stage floor system has a better performance than those at double floor system. Keywords :Temperature, slaughter weight, depletion. PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING YANG DIPELIHARA PADA SISTEM LANTAI KANDANG PANGGUNG DAN KANDANG BERTINGKAT 1 2 2 Muhammad Khairul Umam , Heni Setyo Prayogi dan V.M. Ani Nurgiartiningsih 1 Mahasiswa Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang 2 Dosen Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang Email: muhammadkhairulumam@gmail.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pada penampilan produksi ayam pedaging strain Cobb yang dipelihara pada kandang panggung dan kandang bertingkat. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam pedaging strain Cobb yang dipelihara oleh 50 peternak kandang panggung dan 50 peternak kandang bertingkat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan, yaitu dengan membandingkan penampilan produksi ayam pedaging yang dipelihara pada kandang panggung dan kandang bertingkat yang dipanen pada umur 36 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji T (Independent samples T-test). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi konsumsi pakan, bobot panen, Pertambahan Bobot Badan (PBB), Feed Conversion Ratio (FCR) dan deplesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem lantai kandang panggung dan kandang bertingkat memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot panen, PBB, FCR, dan deplesi. Sistem lantai kandang panggung dan kandang bertingkat memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah penampilan produksi ayam pedaging yang dipelihara pada kandang panggung lebih bagus dibandingkan dengan kandang bertingkat. Kata Kunci : Temperatur, bobot panen, deplesi J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87 PENDAHULUAN kelebihan dan kekurangan dari masing- Secara ekonomi, Indonesia masing sistem tersebut sangat diperlukan. merupakan Negara berkembang. Seiring Hal ini disebabkan karena adanya sistem dengan naiknya pendapatan perkapita lantai yang berbeda dapat mempengaruhi penduduk, maka kebutuhan akan protein kenyamana ternak yang dipelihara. Sistem hewani bagi masyarakat juga meningkat. lantai kandang yang berbeda akan Ayam pedaging (broiler) merupakan salah menghadirkan perbedaan pula terhadap satu komoditi unggas yang memberikan suhu, kelambaban dan sirkulasi udara. kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani bagi MATERI DAN METODE masyarakat Indonesia.Kebutuhan daging PENELITIAN ayam setiap tahunnya mengalami Penelitian ini dilaksanakan di peningkatan, karena harganya yang Tulungagung dengan tipe lantai kandang terjangkau oleh semua kalangan yang berbeda (panggung dan bertingkat) masyarakat.. Broiler adalah jenis ternak yaitu di peternakan mitra PT. Surya Mitra unggas yang memiliki laju pertumbuhan Farm Tulungagung. Penelitian ini yang sangat cepat, karena dapat dipanen dilaksanakan mulai bulan April±Mei 2015. pada umur 5 minggu.Keunggulan broiler Materi yang digunakan dalam penelitian didukung oleh sifat genetik dan keadaan ini adalah ayam pedagingstrain Cobb yang lingkungan yang meliputi makanan, dipelihara oleh peternak binaan (plasma) temperatur lingkungan, dan pemeliharaan. dari PT. Surya Mitra Farm melalui Penampilan ayam pedaging yang kemitraan dengan menggunakan sistem bagus dapat dicapai dengan sistem kandang open house. Pemilihan kandang peternakan intensif modern yang didasarkan pada sistem lantai kandang bercirikan pemakaian bibit unggul, pakan yang di pergunakan oleh peternak. Adapun berkualitas, serta perkandangan yang jumlah kandang adalah 50 kandang memperhatikan aspek kenyamanan dan panggung dan 50 kandang bertingkat. kesehatan ternak (Nuriyasa, Metode yang digunakan dalam 2003).Kandang dalam pemeliharaan ayam penelitian ini adalah metode percobaan, pedaging memegang peranan yang yaitu dengan membandingkan penampilan penting.Tingkat keberhasilan dalam produksi ayam pedaging yang dipelihara pemeliharaan bergantung pada kandang pada kandang panggung dan kandang yang digunakan, oleh karena itu kondisi bertingkat yang dipanen pada umur 36 kandang harus diperhatikan dengan baik hari.Melakukan survei dan observasi untuk terutama mengenai temperatur lingkungan, pengambilan data yang berkaitan dengan kelembaban dan sirkulasi udara.Tipe penampilan produksi ayam pedaging. kandang yang sering digunakan oleh peternak di Indonesia dalam budidaya ayam pedaging adalah kandang panggung dan kandang bertingkat.Dengan memperhatikan adanya perbedaan sistem lantai kandang yang dipergunakan oleh peternak (kandang panggung dan kandang bertingkat), maka informasi mengenai 2 J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87 VARIABEL PENELITIAN ANALISA DATA Variabel yang diamati dalam Data yang diperoleh dianalisis penelitian ini meliputi : terlebih dahulu dengan menggunakan Uji 1. Konsumsi Pakan F (F-Test Two-Sample for Variances) Jumlah pakan yang di konsumsi untuk melihat varian pada data tersebut oleh ayam pedaging selama equal atau unequal. Selanjutnya data pemeliharaan hingga panen. dianalisis dengan menggunakan Uji T (Independent samples T-test) untuk 2. Bobot Panen melihat adanya pengaruh penggunaan tipe Bobot akhir atau bobot final kandang panggung dan kandang tingkat ayam pedaging yang didapatkan terhadap penampilan produksi ayam selama masa pemeliharaan hingga pedaging. panen. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Pertambahan Bobot Badan (PBB) Hasil penelitian mengenai PBB = BB ± BB penampilan produksi ayam pedaging yang panen awal dipelihara pada sistem lantai kandang 4. Feed Convertion Ratio (FCR) panggung dan bertingkat disajikan pada Perbandingan antara konsumsi Tabel 1. Rataan dan simpangan baku pakan dengan produksi bobot akhir. konsumsi pakan, bobot panen, Konsumsi Pakan Pertambahan Bobot Badan (PBB), Feed FCR = Conversion Ratio (FCR) dan deplesi. Hasil Bobot Akhir analisis dengan uji T menunjukkan bahwa 5. Deplesi sistem lantai kandang panggung dan Deplesi merupakan tingkat kandang bertingkat berbeda sangat nyata kematian dan culling dalam (P<0,01) terhadap bobot badan, PBB, pemeliharaan selama satu kali FCR, deplesi dan tidak berbeda nyata produksi yang biasanya dihitung (P>0,05) pada konsumsi pakan. dalam persentase. Jumlahayam mati + x 100% Deplesi = cullingJumlahkeseluruhan ayam 3 J. Ilmu-Ilmu Peternakan 24(3):79 ± 87 Tabel 1. Rataan dan simpangan baku konsumsi pakan, bobot panen, Pertambahan Bobot Badan (PBB), Feed Conversion Ratio (FCR) dan deplesi. Rataan dan SB Variabel K.Panggung K.Bertingkat Rata-rata komsumsi pakan (kg/ekor) 3,33 ± 0,13 3,40 ± 0,27 Bobot panen (kg/ekor) 1,93 ± 0,08** 1,80 ± 0,15 PBB (kg/ekor) 1,89 ± 0,08** 1,76 ± 0,15 FCR 1,73 ± 0,01** 1,87 ± 0,17 Deplesi (%) 4,54 ± 0,01** 7,76 ± 0,04 ** Keterangan : Menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Pengaruh Sistem Lantai dapat menampilkan produksinya secara KandangPanggung dan Kandang optimal bisa disebabkan karena tidak Bertingkat Terhadap Konsumsi Pakan terserapnya nutrisi pada pakan secara Rataan Konsumsi pakan pada optimal.Menurut Suarjaya dkk (2010) kandang panggung sebesar 3,33 kg/ekor, untuk mendapatkan produksi yang baik sedangkan pada kandang bertingkat adalah perlu diadakan kontrol dengan sebesar 3,40 kg/ekor. Konsumsi pakan penimbangan yang teratur setiap pada kandang bertingkat cenderung lebih minggunya.Apabila berat ayam belum tinggi 0,07 kg/ekor daripada konsumsi memenuhi standar, maka jumlah pakan pakan pada kandang panggung. Hal ini dapat ditambah dengan prosentase berarti bahwa terdapat selisih penggunaan kekurangan berat badan dari pakan sebanyak 700 kg untuk 10.000 ekor standar.Ditambahkan oleh Kusnadi dkk. setiap periode. Berdasarkan hasil uji T (2006) ayam mengkonsumsi ransum untuk menunjukkan bahwa sistem lantai yang memenuhi kebutuhan energinya, sebelum berbeda tidak pengaruh yang nyata kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Hal ini terus makan lebih banyak. disebabkan karna untuk alokasi jumlah Hasil analisis menunjukkan tidak ada pakan yang diperoleh setiap periode perbedaan yang nyata (P>0,005) pada pemeliharaan pada peternak binaan konsumsi pakan, tetapi rataan konsumsi (plasma) sudah ditentukan oleh peusahaan. pakan pada kandang bertingkat cenderung Menurut Insani (2010) bahwa lebih tinggi dibandingkan kandang kandang merupakan bangunan tempat panggung.Hal ini menunjukkan bahwa tinggal ayam pedaging mulai awal konsumsi pakan pada kandang panggung kehidupannya sampai dipanen, sehingga cenderung lebih bagus dari pada kandang jika kandang tidak diperhitungkan secara bertingkat. baik kenyamanannya, maka ayam pedaging tidak dapat menampilkan Pengaruh Sistem Lantai Kandang produksinya secara optimal.Rasa nyaman Panggung dan Kandang Bertingkat (comfortable) ternak dalam kandang Terhadap Bobot Panen dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Hasil uji Tmenunjukkan bahwa sistem suhu, kelembaban, tingkat kepadatan lantai kandang yang berbeda berpengaruh ternak dan jenis lantai kandang yang sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot dipergunakan.Ayam pedaging yang tidak panen. Rataan bobot panen pada kandang 4
no reviews yet
Please Login to review.