jagomart
digital resources
picture1_Kelas 7 - Materi Kelas Vii Id 22886 | Pengembangan Modul Pembelajaran Ipa Berbasis Karakter Materi Kalor Smp Kelas Vii Di Bandar Lampung


 284x       Tipe PDF       Ukuran file 0.42 MB       Source: pasca.unila.ac.id


Kelas 7 - Materi Kelas Vii Id 22886 | Pengembangan Modul Pembelajaran Ipa Berbasis Karakter Materi Kalor Smp Kelas Vii Di Bandar Lampung

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 30 Jul 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                         Jurnal Sains dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2014) 1-8 
                   
                      PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS 
                        KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR 
                                                           LAMPUNG 
                   
                                                       1             2                  2 
                                             Budimah , Herpratiwi , Undang Rosidin
                                                                    
                        1
                         Mahasiswa Program Magister Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Lampung 
                               2
                                Dosen Program Magister Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Lampung 
                                                      email: budimah70@gmail.com 
                   
                    Abstract: The Development Of Character-Based Science Instructional Module About Calory Topics at 
                    Junior High School Class VII in Bandar Lampung. This research aimed to (1) describe the potential 
                    and the conditions of instructional materials of Science that had been already used, (2) describe the 
                    process of the development of character-based  Science  module  instructional  materials  in accordance  
                    with  the students” characteristics and needs, (3) produce  the instructional materials of character- based 
                    Science module  in accordance with the students’ characteristics and needs, (4) describe the effectiveness 
                    the  use  of      character-based  Science  module  instructional  materials  in  learning,  (5)  describe  the 
                    efficiency  of  the  use  of  character-based  Science  module  instructional  materials  in  learning,  and  (6) 
                    describe the attractiveness of the use of character-based instructional module in learning. The research 
                    used research and development approach of Borg and Gall. The research was conducted at Junior High 
                    School 26 Bandar Lampung, Junior High School 28 Bandar Lampung, and Junior High School 2 Bandar 
                    Lampung. The data were collected by busing questionnaire and test, and were analyzed quantitatively 
                    and  qualitatively.  The  research  conclusions  are  :  (1)  Junior  High  School  in  Bandar  Lampung  have 
                    potential to  develop  module which is characterized  by the  absence of module and handbook used to 
                    support the goal of Science, (2) the development process of character-based Science module is validated 
                    by material,  design  and  multimedia  experts, (3)  the  product  produced  in  the  form  of character-
                    based  Science  module  as  the  learning  complement,  (4)  character-based Science module is effective 
                    as instructional materials, because there is more than 60% of students achieved the goals (completed), 
                    (5)   character-based Science module is efficient as instructional materials, because there is less time used 
                    if it is compared with the time needed, with efficiency score 1,37, and (6) character-based Science module 
                    is interesting with the average attractiveness test 85,86%. 
                   
                    Keywords : calory topics, character, instructinal module. 
                                                                              
                                                                              
                                                                              
                  PENDAHULUAN                                                 
                                                                       mampu  berkontribusi       pada    kehidupan 
                        Tujuan  pendidikan  nasional  yang             bermasyarakat,  berbangsa,  bernegara,  dan     
                  dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20              peradaban     dunia. 
                  tahun  2003  adalah  untuk  berkembangnya                  Kurikulum  adalah  insrumen  pendi-
                  potensi  siswa  agar  menjadi  manusia  yang         dikan untuk dapat membawa insan Indonesia 
                  beriman dan bertaqwa  kepada  Tuhan  Yang            memiliki  kompetensi  sikap,  pengetahuan,   
                  Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,           dan   keterampilan,   sehingga dapat menjadi 
                  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga      pribadi  dan  warga  negara  yang  produktif, 
                  negara  yang  demokratis  serta  bertanggung         kreatif,  inovatif  dan  afektif  (Kemendiknas, 
                  jawab.  Kurikulum  2013  dirancang  dengan           2011 : 82). 
                  tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia                 Pendidikan  karakter  adalah  suatu 
                  supaya memiliki kemampuan   hidup sebagai            sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada 
                  pribadi  dan  warga  negara  yang  beriman,          warga  sekolah  yang  meliputi  komponen 
                  produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta      pengetahuan,  kesadaran  atau  kemauan,  dan 
                                                                       tindakan  untuk  melaksanakan  nilai-nilai   
                                                                                                                   1 
                   
                                           Jurnal Sains dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2014) 1-8 
                    
                   tersebut,  baik  terhadap  Tuhan  Yang  Maha           bawah KKM sebanyak 32,00%, kompetensi 
                   Esa     (YME),      diri   sendiri,    sesama,         dasar massa jenis 38,00%, kompetensi dasar 
                   lingkungan,  maupun  kebangsaan  sehingga              pemuaian  47,20%  dan  kompetensi  kalor 
                   menjadi manusia insan kamil.                           72,40%.     Rata-rata    persentase    keempat 
                         Pendidikan karakter secara terintegrasi          kompetensi  dasar  siswa  mendapatkan  nilai 
                   di   dalam  proses  pembelajaran  adalah               dibawah  KKM  sebanyak  47,40%  (119 
                   pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya        siswa).    sebagian    besar    siswa    belum 
                   kesadaran  akan pentingnya nilai-nilai, dan            menguasai      materi   pada    KD  tersebut 
                   penginternalisasian  nilai-nilai   ke    dalam         dikarenakan  pembelajaran  yang  dilakukan 
                   tingkah    laku  siswa  sehari-hari    melalui         masih  secara  klasikal,  kurang  efektif  dan 
                   proses pembelajaran baik yang berlangsung              siswa  belum  maksimal  dalam  memahami 
                   di dalam maupun di luar kelas pada semua               materi    pembelajaran.     Selain    dari   itu 
                   mata  pelajaran.  Setiap  mata  pelajaran              kurikulum  yang  digunakan  sudah  berbasis 
                   mempunyai nilai-nilai  tersendiri  yang  akan          karakter  tetapi  belum  dilaksanakan  oleh 
                   ditanamkan dalam  diri  anak  didik.  Hal  ini         sebagian  besar  siswa.  Bahan    ajar  yang 
                   disebabkan   oleh   adanya   keutamaan fokus           digunakan oleh  guru belum berbasis karakter 
                   dari  tiap  mata  pelajaran  yang  tentunya            dan masih menggunakan buku cetak sebagai 
                   mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.             satu-satunya sumber pembelajaran. 
                   Distribusi  penanaman  nilai-nilai  karakter                  Berdasarkan     hasil   observasi    dan 
                   pada  mata  pelajaran  IPA  yaitu  rasa  ingin         wawancara    yang  dilakukan    kepada  siswa 
                   tahu,  berpikir  logis,  kritis,    kreatif,    dan    kelas  VII  dan  guru  IPA  di  SMP  Negeri  26 
                   inovatif,  jujur, bergaya hidup sehat, percaya         Bandar  Lampung,  diketahui  bahwa  siswa 
                   diri,  menghargai  keberaga-man,  disiplin,            masih  merasa  kesulitan  dalam  mengerjakan 
                   mandiri,     bertanggung      jawab,    peduli         tugas-tugas yang diberikan guru karena tidak 
                   lingkungan dan cinta ilmu.                             adanya sumber belajar lain selain hanya buku 
                         Bahan  ajar  merupakan  salah  satu              paket  yang  ada  di  perpustakaan.  Selain  itu, 
                   sumber  belajar,  yakni  segala  sesuatu  yang         sikap     karakter    siswa     masih     perlu 
                   memudahkan  siswa  memperoleh  sejumlah                dioptimalkan.  Hal  ini  dapat  terjadi  karena 
                   informasi  pengetahuan,  pengalaman  dan               selama  ini  media  yang  digunakan  belum 
                   keterampilan  dalam  proses  pembelajaran.             dapat  memaksimalkan  hasil  belajar  dan 
                   Bahan ajar yang ada saat ini belum didesain            pembentukan karakter siswa. Siswa dan guru 
                   sesuai  dengan  kebutuhan  siswa  dan  belum           merasa  kesulitan  dalam  memahami  uraian 
                   bermuatan  nilai  karakter,  yaitu  pada  materi       materi  dan  konsep  yang  dijabarkan  pada 
                   kalor di buku cetak IPA terbitan BSE.                  buku  paket.  Soal-soal  yang  terdapat  pada 
                         Bahan  ajar  berbasis  karakter  diharap-        buku  tersebut  juga  sulit  untuk  dipahami 
                   kan memberikan sumbangan tidak langsung                sehingga        siswa       kurang        dapat 
                   pada  pembentukan  Sumber  Daya  Manusia               mengoptimalkan potensinya. 
                   (SDM)  yang  berkualitas.         SDM  yang                   Hasil  angket  yang  disebarkan  kepada 
                   demikian  adalah  SDM  yang  beretika,                 guru  IPA  mengenai  kebutuhan  bahan ajar 
                   bermoral,  dan  sopan  santun.  Mereka  akan           bagi    guru   IPA,    menyatakan  perlunya 
                   menjadi  generasi  penerus  bangsa  yang               dikembangkan  media  yang  sesuai  dengan 
                   berkarakter    dan    berkualitas    akhlaknya         kurikulum  mata  pelajaran  IPA  sehingga 
                   sekaligus   cerdas  intelektualnya.  Banyak            membantu siswa dan guru dalam memahami 
                   contoh anak didik yang cerdas, tetapi kualitas         pelajaran,  membantu  guru  dalam  proses 
                   akhlaknya  kurang  baik,  maka  mereka  tidak          belajar  di  kelas  dan  memungkinkan  siswa 
                   dapat  diharapkan  untuk  menjadi  generasi            belajar mandiri di luar jam belajar sekolah. 
                   penerus  yang  dapat membangun bangsa kita                    Guru  yang  membutuhkan  modul  IPA 
                   (Kemendiknas, 2011 : 2-7).                             berbasis  karakter  untuk  membantu  guru 
                         Hasil  observasi  menunjukkan  bahwa             dalam memberikan pemahaman konsep IPA 
                   hasil belajar siswa rendah. Pada kompetensi            dan pembentukan nilai karakter kepada siswa 
                   dasar sifat-sifat zat persentase nilai siswa di        sebanyak  100%.    Hasil  ini  menunjukkan 
                                                                                                                        2 
                    
                                           Jurnal Sains dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2014) 1-8 
                    
                   bahwa  masih  tingginya  keinginan  guru               sesuai  dengan  karakteristik  dan  kebutuhan 
                   terhadap  adanya  penyediaan    modul    IPA           siswa;  3)  Menghasilkan  produk  bahan  ajar 
                   berbasis   karakter   yang  berguna  untuk             modul IPA berbasis karakter sesuai dengan 
                   membantu  guru  dan  siswa  dalam  proses              karakteristik  dan    kebutuhan  siswa;  4) 
                   pembelajaran.       Guru      masih       perlu        Mendeskripsikan  keefektifan  penggunaan 
                   mengembangkan  bahan  ajar  modul  IPA                 bahan  ajar  modul  IPA  berbasis  karakter 
                   berbasis  karakter  yang  mudah digunakan,             dalam  pembelajaran;  5)  Mendeskripsikan 
                   mudah dibaca dan dipahami, sesuai dengan               efisiensi  penggunaan bahan ajar modul IPA 
                   kebutuhan  siswa  dan  dapat  dipergunakan             berbasis    karakter    dalam  pembelajaran;  6) 
                   untuk belajar secara mandiri.                          Mendeskripsikan  kemenarikan  penggunaan 
                         Salah satu upaya yang dapat digunakan            bahan ajar modul berbasis  karakter  dalam 
                   untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta           pembelajaran. 
                   pengembangan      karakter      siswa  yaitu                 Menurut  Skinner  (Herpratiwi,  2009  : 
                   dengan  mengembangkan  bahan ajar   modul              10)  belajar  akan  menghasilkan  perubahan 
                   IPA   berbasis   karakter. Modul merupakan             perilaku  yang  dapat  diamati,  sedangkan 
                   paket  program  yang  berisi  seperangkat              perilaku  dan  belajar  diubah  oleh  kondisi 
                   kompetensi untuk membantu siswa mencapai               lingkungan.    Teori   ini   disebut   operant 
                   tujuan belajarnya. Modul ini didesain dengan           conditioning  karena  memiliki  komponen 
                   menekankan       pada      ketertarikan    dan         rangsangan     atau   stimuli,   respon    dan  
                   pemahaman        siswa     terhadap     materi         konsekuensi.    Stimuli   bertindak    sebagai 
                   pembelajaran.  Modul  ini  juga  mengedepan-           pemancing  respon,  sedangkan  konsekuensi 
                   kan  nilai  karakter  siswa  (Sukiman,  2012  :        dapat  bersifat  positif  atau  negatif,  namun 
                   131-134).                                              keduanya     memperkuat       (reinforcement). 
                         Akhlak atau karakter diajarkan melalui           Unsur  terpenting  dalam    belajar  adalah 
                   metode  internalisasi.  Teknik  pendidikanya           adanya  penguatan  (reinforcement).  Prinsip 
                   ialah  peneladanan,  pembiasaan,  penegakan            belajar menurut Skinner (Herpratiwi, 2009 : 
                   peraturan,  dan  pemotivasian  (Majid  dan             10)  yaitu:  1)  hasil  belajar  harus  segera 
                   Andayani,     2012).     Pendidikan     akhlak         diberitahu pada siswa, jika salah dibetulkan, 
                   dilakukan dengan treatment atau perlakuan-             jika  benar  diberi  penguat;  2)  proses  belajar 
                   perlakuan.  Pada  satuan  pendidikan  atau  di         harus mengikuti irama dari yang belajar; 3) 
                   sekolah, harus diciptakan lingkungan sekolah           materi pelajaran digunakan sistem modul; 4) 
                   yang  nyaman,  aman,  dan  tertib,  sehingga           pembelajaran lebih mementingkan   aktivitas   
                   memungkinkan siswa dengan warga sekolah                mandiri;  5)  pembelajaran  menggunakan 
                   yang     lain    terbiasa   dan     dibiasakan         shapping. 
                   membangun  dan  mengembangkan  kegiatan                      Bahan ajar adalah format materi yang 
                   keseharian  yang  mencerminkan  perwujudan             diberikan kepada pebelajar. Format tersebut 
                   karakter.  Contohnya,  pada  saat  ulangan  di         dapat  dikaitkan  dengan  media  tertentu, 
                   sekolah   diatur   agar   siswa   tidak melihat        handouts  atau  buku  teks,  permainan,  dan 
                   catatan,  tidak  dapat  bertanya  dengan  teman        sebagainya  (Prawiradilaga,  2008  :  38). 
                   didekatnya, dan tidak mungkin dapat melihat            Dengan demikian, bahan ajar adalah segala 
                   jawaban temannya. Ini diatur sangat dengan             bentuk  bahan  yang  dapat  digunakan  untuk 
                   ketat  dan  dengan  pengawasan  yang  sangat           membantu      guru    dalam     melaksanakan  
                   ketat  juga,  dengan  cara  ini  akan  dihasilkan      kegiatan    belajar  mengajar.  Menurut  Majid 
                   siswa yang jujur, mandiri, percaya diri, dan           (2007:  174)  sebuah  bahan  ajar  paling  tidak 
                   selalu  melakukan  persiapan  yaitu  selalu            mencakup komponen-komponen antara lain:   
                   tekun, rajin, dan disiplin dalam belajar.              1) Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru); 2) 
                         Tujuan penelitian ini adalah sebagai: 1)         Kompetensi yang akan dicapai; 3) Informasi 
                   Mendeskripsikan potensi dan kondisi bahan              pendukung; 4) Latihan- latihan; 5) Petunjuk  
                   ajar   IPA  yang  sudah  digunakan;  2)                kerja,  dapat  berupa  lembar  kerja  (LK);  6) 
                   Mendeskripsikan      proses    pengembangan            Evaluasi.  Sedangkan    tujuan    penyusunan  
                   bahan ajar modul IPA berbasis karakter yang            bahan ajar menurut Majid (2007 : 16) adalah: 
                                                                                                                       3 
                    
                                           Jurnal Sains dan Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2014) 1-8 
                    
                   1)  Membantu  siswa  dalam  mempelajari                        Uji  statistik  dilakukan  pada  taraf 
                     
                   sesuatu;    2)   Memudahkan  guru  dalam                signifikansi   5%.  Dalam  penelitian  ini,  
                   melaksanakan       pembelajaran;     3)    Agar         persyaratan  yang  harus  dipenuhi  terlebih 
                   kegiatan     pembelajaran      menjadi     lebih        dahulu,  sebelum  dilakukan  uji  persyarat 
                   menarik;  4)  Menyediakan  berbagai  jenis              analisis   yaitu   uji  normalitas    dan    uji 
                   pilihan bahan ajar.                                     homogenitas  varians.  Menurut    Arikunto 
                          Pengembangan   bahan   ajar   menurut            (2010) menyatakan bahwa, apabila data yang 
                   Dick  dan  Carey  (Hamzah,  2007  :  4), hal-           dianalisis  terdistribusi  normal  maka  boleh 
                   hal  yang perlu untuk diperhatikan, yakni: 1)           diggunakan     teknik    statistik  parametrik, 
                   memperhatikan       motivasi    belajar    yang         sedangkan  apabila  data  yang  diolah  tidak 
                   diinginkan;  2)  kesesuaian  materi    yang             terdistribusi  normal,  maka  harus  digunakan 
                   diberikan;  3)  mengikuti  suatu  urutan  yang          statistik non-parametrik. 
                   benar; 4) berisikan informasi  yag  dibutukan;                 Prosedur uji coba draft bahan ajar dapat 
                   5)   adanya     latihan   praktek;   6)   dapat         dilihat sebagai: 
                   memberikan  umpan  balik;  7)  tersedia  tes            1)  Uji Coba Terbatas Satu-Satu 
                   yang sesuai dengan materi yang diberikan; 8)                      Produk  awal  yang  telah  melalui 
                   tersedia petunjuk untuk tindak lanjut ataupun               tahap telaah pakar atau ahli selanjutnya 
                   kemajuan  umum  pembelajaran;  9)  tersedia                 diuji lagi kepada siswa melalui uji coba 
                   petunjuk  bagi  peserta    didik  untuk  tahap-             terbatas  satu-satu.  Populasi  uji  coba 
                   tahap  aktivitas  yang  dilakukan;  10)  dapat              terbatas    satu-satu    adalah    satu 
                   diingat    dan    ditranfer.   Pendapat    lain,            rombongan  belajar  (satu  kelas)  siswa 
                   Romiszowski (Hamzah, 2007: 4) menyatakan                    kelas VII di SMPN 28 Bandar Lampung, 
                   bahwa  pengembangan  suatu  bahan  ajar                     SMPN 2 Bandar Lampung dan SMPN 
                   hendaknya mempertimbangkan empat aspek,                     26  Bandar  Lampung.  Sampel  uji  coba 
                   yaitu, 1)  aspek  akademik;  2)  aspek  social;             terbatas  satu-satu  adalah  3  siswa  untuk 
                   3)    aspek     rekreasi;    dan    4)    aspek             masing-masing  kelas    yang    memiliki  
                   pengembangan pribadi.                                       kemampuan rendah, sedang dan tinggi. 
                                                                               Siswa  diberi  perlakuan  pembelajaran 
                                     METODE                                    dengan  modul  kemudian  siswa  juga 
                                                                               diberikan    angket  untuk  mengetahui 
                           Desain    penelitian   pengembangan                 kemenarikan        modul,      kemudahan 
                   berdasarkan     langkah-langkah     penelitian              penggunaan,  dan  peran  modul  dalam 
                   pengembangan Borg dan Gall. Penelitian ini                  pembelajaran.    Hasil  data  dari  angket 
                   akan  dilaksanakan  di  SMPN  26  Bandar                    merupakan bahan pada langkah revisi. 
                   Lampung, SMPN 28 Bandar Lampung dan                     2)  Uji  Coba  Terbatas  Kelompok  Kecil 
                   SMPN 2 Bandar Lampung kelas VII tahun                       Produk  awal  yang  telah  diuji  coba 
                   pelajaran        2013/2014.         Instrumen               terbatas  satu-satu,  diujikan  lagi  melalui 
                   pengumpulan  data  dilakukan  dengan  cara                  uji   coba    terbatas  kelompok  kecil. 
                   menyebarkan    angket    dan  memberikan                    Populasi,  teknik  pengambilan    sampel 
                   instrumen  tes.  Angket  diberikan  kepada                  dan  prosedur  uji  coba  yang  dilakukan 
                   siswa  dan  guru  untuk  memperoleh  data                   pada  uji  coba  terbatas  kelompok  kecil 
                   analisis  kebutuhan  siswa  terhadap  modul                 sama dengan uji coba terbatas satu-satu. 
                   yang  akan  dikembangkan  oleh  peneliti.                   Sampel  pada  uji  ini  adalah  9  siswa 
                   Angket  berikutnya  diberikan  kepada  tim                  untuk masing-masing sekolah. 
                   ahli (expert judgement) untuk mengevaluasi              3)  Uji  Coba  Terbatas  Kelas.  Produk  awal 
                   modul  yang  dikembangkan  dan  angket                      yang telah diuji coba terbatas kelompok 
                   terakhir  adalah  angket  yang  digunakan                   kecil,  diujikan  lagi  melalui  uji    coba  
                   untuk     mendapatkan       data     mengenai               terbatas  kelas. Populasi uji coba terbatas 
                   kemenarikan          modul,        kemudahan                kelas adalah seluruh  siswa  kelas VII dan  
                   penggunaan  modul  dan  peran  modul  bagi                  sampel  pada  uji  ini  adalah  masing-
                   siswa dalam pembelajaran.                                   masing  satu  kelas  siswa  kelas  VII    di  
                                                                                                                         4 
                    
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal sains dan pendidikan vol no pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis karakter materi kalor smp kelas vii di bandar lampung budimah herpratiwi undang rosidin mahasiswa program magister teknologi pascasarjana universitas dosen email gmail com abstract the development of character based science instructional module about calory topics at junior high school class in this research aimed to describe potential and conditions materials that had been already used process accordance with students characteristics needs produce effectiveness use learning efficiency attractiveness approach borg gall was conducted data were collected by busing questionnaire test analyzed quantitatively qualitatively conclusions are have develop which is characterized absence handbook support goal validated material design multimedia experts product produced form as complement effective because there more than achieved goals completed efficient less time if it compared needed score interesting average keyw...

no reviews yet
Please Login to review.