Authentication
269x Tipe DOCX Ukuran file 0.29 MB Source: eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id
97 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab tujuan penelitian ini, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja kader Posyandu di Puskesmas Padang Batung dan Puskesmas Wasah Kabupaten Hulu Sungai Selatan secara umum termasuk kategori yang tinggi, melaksanakan Posyandu 8 – 12 kali setahun dan membuat hasil laporan, tetapi masih terdapat Posyandu yang kader aktifnya kurang dari 5 orang. 2. Secara parsial pelatihan kader, pengetahuan, sikap, insentif, pembinaan petugas dan dukungan masyarakat mempengaruhi kinerja kader Posyandu di Puskesmas Padang Batung dan Puskesmas Wasah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 3. Secara simultan pelatihan kader, pengetahuan, sikap, pembinaan petugas dan dukungan masyarakat mempengaruhi kinerja kader Posyandu, kecuali insentif yang tidak terbukti mempengaruhi kinerja kader Posyandu di Puskesmas Padang Batung dan Puskesmas Wasah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 4. Faktor yang memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja kader Posyandu di Puskesmas Padang Batung dan Puskesmas Wasah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Sikap Kader Posyandu 97 98 6.2 Saran-Saran 1. Untuk Penerapan di Lapangan a. Pada kelompok kerja (Pokja) Posyandu bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat dapat mengupayakan penambahan kader Posyandu minimal 5 orang hingga idealnya 10 orang setiap Posyandu b. Dalam pemilihan kader Posyandu, selain faktor pengetahuan hendaknya memperhatikan kader yang memiliki jiwa sosial tinggi memiliki sikap yang positif sebagai kader yang sifatnya pekerjaan sosial c. Pokjanal Posyandu tingkat Kecamatan dan Kabupaten, Petugas kesehatan dan Lintas sektoral hendaknya memberikan pendampingan dan pembinaan secara rutin untuk meningkatkan kinerja kader Posyandu d. Tetap mempertahankan adanya insentif secara merata pada semua kader Posyandu, karena dalam hal ini meskipun tidak menghendaki jumlah yang besar namun bukti sebagai penghargaan kader tetap diharapkan. e. Dinas Kesehatan dan Puskesmas hendaknya dapat melakukan pelatihan atau refresshing kader secara berkala setiap tahun untuk menjaga kinerja kader Posyandu f. Perlu dukungan dari tokoh masyarakat dan masyarakat secara umum agar kinerja kader tetap terjaga. 2. Peneliti atau Akademi Perlu penelitian lanjutan untuk mendalami faktor-faktor di luar dari yang telah diteliti yaitu Pelatihan Kader, Pengetahuan, Sikap kader, Pembinaan Petugas dan Dukungan Masyarakat karena 24,7% dari variasi kinerja kader Posyandu yang harus dijelaskan oleh variabel lain. 99 6.4. Implikasi Hasil Implikasi dari hasil penelitian ini yang dapat memberikan masukan positif untuk pelaksanaan program Posyandu, baik bagi bagi dinas kesehatan dan jajarannya, Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lembaga / organisasi terkait yang terjalin dalam Kelompok Kerja Posyandu, tentang bagaimana intervensi untuk meningkatkan kinerja Posyandu. Berdasarkan hasil penelitian ini, hendaknya dinas kesehatan dan jajarannya dalam mengelola kegiatan hendaknya terdapat sinergi dan kesesuaian antar program/bidang dan lintas sektoral. Sehingga upaya kegiatan yang diprogramkan masing-masing organisasi terdapat kesesuaian. Selanjutnya dalam merancang dan melaksanakan kegiatan yang sifatnya meningkatkan kinerja Posyandu, hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja kader Posyandu sebagai motor pelaksana kegiatan Posyandu. 100 DAFTAR PUSTAKAAN Adhani R. 2012. Kebijakan Revitalisasi Posyandu di Propinsi Kalimantan Selatan. Disertasi. Program Doktor Ilmu Administrasi Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya Andira RA, Abdullah Z, dan Sidik. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba 2012. Artikel Jurnal. Dari : http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4300 Diunduh pada; 02 Desember 2013 Anonim . 2013. Seminar Kontroversi SDKI 2012 Dan Strategi Penurunan Kematian Ibu Dan Bayi. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-UGM bekerjasama dengan IAKMI Pengurus Daerah Istimewa Yogyakarta, 25 November 2013. Dari : http://kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article/2231. html Diunduh pada : 10 Desember 2013 Balitbangkes. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Djuhaeni H, Gondodiputro S, Suparman R. 2010. Motivasi Kader Meningkatkan Keberhasilan Kegiatan Posyandu. Jurnal MKB, Volume 42 No. 4, Tahun 2010. Dari : www.e-bookspdf.org ; Diunduh; 10 Desember 2013 Depkes RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005. ________. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta. Dinkes Kabupaten HSS. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2012. Handoko TH. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Hastono, SP. 2007. Analisis data Kesehatan. Basic Data Analysis for Health Research Training. FKMUI, Depok Hernawati N. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan di Desa Dalam Pelayanan Antenatal dan Pertolongan Persalinan di Kabupaten Bekasi Tahun 2006. Tesis. Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. FKM-UI. Depok. Ilyas Y. 2002. Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian, Pusat kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI, Jakarta. Insyoniah, F. 2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Kader Posyandu Pada Berbagai Strata Posyandu di Puskesmas Rubaru Kabupaten Sumenep. Abstrak Tesis. Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari :http://pasca.uns.ac.id/? p=3856. Diunduh pada 15 Nopember 2013 100
no reviews yet
Please Login to review.